Anda di halaman 1dari 39

KOMPONEN-KOMPONEN

ELEKTRONIKA

OLEH:
SAFIANI (2018-70-002)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SISTEM PERKPALAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
A. Komponen Elektronika

Rangkaian elektronika adalah suatu rangkaian yang dibentuk dari berbagai macam
komponen elektronika yang disusun sedemikian sehingga membentuk suatu system
rangkaian elektronika terpadu.

1. Pengenalan Komponen Elektronika

Pada Pengenalan komponen elektronika ini akan dibahas jenis-jenis komponen


elektronika, fungsi komponen elektronika, beserta simbol yang digunakan pada komponen
elektronika. 

Komponen elektronika adalah alat berupa benda yang menjadi pendukung suatu
rangkaian pada peralatan elektronika yang bekerja sesuai dengan fungsinya. Baik yang
menempel langsung ke CCB, PCB, Veroboard dan Protoboard ataupun jenis papan rangkaian
lainnya, ataupun yang tidak menempel langsung pada papan rangkaian seperti kabel.

Berdasarkan klasifikasinya, komponen elektronika dapat dibagi atas 2 macam


berdasarkan fungsi kerjanya yaitu komponen elektronika pasif dan komponen elektronika
aktif.

II.1. Komponen Pasif

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang apabila dialiri aliran lisrik tidak
menghasilkan tenaga seperti, perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain,
yang termasuk komponen pasif meliputi:
 Resistor atau tahanan
 Kapasitor atau kondensator
 Trafo atau transformator
 Komponen lainnya seperti, saklar/switch, plot lamp, lampu neon, lampu led,
lampu pijar, fuse(Pengaman Tegangan Listrik), jack ana plug, PCB(Printed
Circuit Board), Bread board(papan rangkaian percobaan), Matrix strip
Board(Rangkaian berjalur)

1.1.1. Resistor atau Tahanan

Resistor adalah komponen dasar  elektronika  pasif yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang  mengalir  dalam  satu  rangkaian.  Sesuai  dengan  namanya  resistor  bersifat 
resistif  dan umumnya   terbuat  dari  bahan  karbon.

Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai resistor biasanya diwakili
dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor
sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance. Secara umum resistor diklasifikasikan
atas 4 jenis yaitu resistor tetap dan resistor variabel.

Hampir seluruh rangkaian elektronika umumnya menggunakan komponen resistor.


Resistor disebut tahanan atau hambatan listrik, bahakan ada juga yang menyebutnya
Resistance atau werstand (Belanda). Resistor dalam rangkaian ektronika dinotasikan dengan
R. Fungsi dari resistor ini adalah sebagai penghambat arus listrik/memperkecil arus listrik
atau membagi arus listrik dalam suatu rangkaian. Bentuk fisik resistor dari segi kemampuan
dayanya ssebagai berikut:

Gambar 1

Satuan yang dipakai untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor adalah OHM atau
disingkat dengan huruf yunani OMEGA (). Nama Ohm diberikan kepada penemu resistor,
ini yakni seorang kebangsaan jerman yang bernama GEORGE SIMON OHM (1787-1854).
Nilai satuan terbesar untuk Resistor, 1 mwga Ohm (MO)= 1.000.000 Ohm. Dari segi
fungsinya Resistor dibagi menjadi dua bagian lagi yakni:
 Resistor tetap
 Resistor tidak tetap atau resistor variabel

2.1.1. Resistor Tetap

Resistor tetap adalah resistor yang nilai resistesi/tahanannya sudah ditetapkan pabrik
pembuatnya dan tidak dapat diubah-ubah. Umumnya bentuk fisiknya kecil, dan ad yang
berbentuk segi empat, bulat panjang dll. Nilai resistensinya dapat tertulis pada bodinya atau
ada yang dinyatakan dalam bentuk kode warna yang melingkari bodi resistor itu sendiri.

Gambar 2
2.1.1.2. Macam-Macam Resistor

Dalam bidang elektronika kita mengenal bermaca-macam jenis resistor. Nama dan
jenis resistor tersebut disesuaikan dengan bahan dasar yang dipakai resistor tersebut membuat
resistor tersebut seperti.
 Resistor Kswat
 Resistor Carbon
 Resistor Keramik/Porselin
 Resistor Film carbon
 Resisor Film Metal
 Resistor Type film Tebal

2.1.1.2. a. Resistor Kawat

Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada
waktu rangkaian elektronika masi menggunakan Tabung Hampa (Vacum Tube). Bentuknya
bervariasi dan pada ummumnya memiliki ukuran dan bentuk fisik agak besar. Resistor kawat
ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahana yang
tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi. Jeni lainnya yang masih dipakai sampai
sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik
kemudian dilapisi dengan bahan semen. Kemampuan dayanya tersedia dalam ukuran 1 Watt,
2 Watt, 5 Watt dan 10 Watt.

Gambar 3

2.1.1.2. b. Resistor Carbon (Batang Arang)

Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan carbon kassar yang duberi lilitan kawat
yang kemudian diberi tandan dengan kode warna berbentuk gelang dang untuk
pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.

Gambar 4
2.1.1.2. c. Resistor Keramik atau Porselin

Jenis resistor ini diuat dari bahan keramik atau porselin, kemudian dengan
perkembangan teknologi dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan lapisan kaca tipis.
Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang
ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Dipasaran kita
menjumpai resistor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 watt, 1/3 watt, ½ watt, 1
watt dan 2 watt

Gmbar 5

2.1.1.2. d. Resistor Film Carbon

Resistor ini dibuat dari bahan carbon dan dilapisi dengan bahan film yng berfungsi
sebagai bahan pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam
bentuk kode warna reperti pada rsistor Carbon

Gambar 6

2.1.1.2. e. Resistor Film Metal

Reristor film metal dibuat dengan bentu hampir menyerupai resistor film carbon dan
memiliki keadaan dan stabilitas yang tinggi serta tahan tehadap perubahan temperatur. Selain
sifat-sifat seperti di atas resistor film metal memiliki toleransi yang rendah. Dengan adanya
kemampuan dan sifat di atas, maka resistor film metal banyak dipergunakan dalam
rangkaian-rangkaian yang menuntut ketelitian tinggi sseperti peralatan ukur atau peralatan
yang menggunakan teknologi tinggi.
Gambar 7

2.1.1.2. f. Resistor Type Film Tebal

Resistor jenis ini bentuknya mirip dengan resistor film metal, namun resistor ini
dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film
tebal dengan rating daya 2 Watt.

Gambar 8

2.1.2. Resisitor Tidak Tetap (Resistor Variabel)

Gambar 9

Selain resistor tetap kita mengenal pula jenis resistor tidak tetap, yakni resistor yang
dapat mengubah nilai atau resistensinya dan sering dikenal dengan nama resistor variabel.
Yang dimakasud dengan resistor tidak tetap adalah resistor tidak tetap adalah resistor
yang nilai resistensinya/tahanannya dapat dirubah-rubah sesuai dengan keperluannya dan
perubahannya dapat dilakukan dengan jalan menggeser atau memutar pengaturnya bahkan
pada beberapa jenis lainnya lainnya dapat berubah sesuai dengan sifat dari jenis bahan
pembuatnya.
Maksud dari pemasangan resistor pemasangan resistor rtidak tetap dalam suatu
rangkaian elektronik adalah:
 Untuk mengatur besar kecil arus dan tegangan dalam suatu rangkaian
 Sebagai pembagi tegangan
 Sebagai pembagi arus

Dalam prakteknya kita mengenal bermacam-macam resistor tidak tetap diantaranya


 Potensiometer
 Potensiometer geser
 Potensiometer geser
 Trimpot
 NTC (Negative Temperature Coeficient)
 PTC (Positive Temperature Coevicient)
 LDR (Light Dependent Resistor)
 VDR (Voltage Dependent Resistor)

2.1.2. a. Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai


dengan keinginan bentuk fisik dari potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan
kawat atau arang (carbon).
Potensiometer yang dibuat dari kawat adalah jenis potensiometer lama yang lahir
pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa
(Vacum tube). Potensiometer jenis ini pada umumnya memiliki keandalan yang tinggi.
Namun demikian potensiometer seperti ini sudah jarang dipergunakan lagi karena fisiknya
yang besar akan memakan tempat yang luas.potensiometer yang terbuat dari kawat ini,
memiliki perubahan nilai tahanan yang sifatnya linear dan biasanya diberi tanda huruf B,
sedngkan untuk potensiometer yang terbuat dari bahan carbon perubahan nilai tahanannya
bersifat loaritmes dan diberi tanda A yang dimaksud dengan potensiometer linear adalah
potensiometer yang perubahan nilai tahanannya sebanding dengan putaran pengaturnya.
Berdasarkan prinsip penggunaannya potensiometer terbagi menjadi.
o Potensiometer yang tidak dilengkapi dengan sakelar, potensimeter jenis ini pada
umumnya memiliki nilai tahanan 50 kilo Ohm, 100 kilo Ohm dan banyak
dipergunakan sebagai pengatur volume, pengatur nada tinggi(treble) dan nada
rendah(bass).
o Potensiometer yang dilengkapi sakelar, potensiometer jenis ini penggunaannya selain
dipakai sebagai pengatur volume juga berfungsi ssebagai sakelar (sakelar ON-OFF)
pada pesawat radio transistor.
o Potensiometer Ganda (bertingkat), potensiometer i ni terdiri dari dua buah
potensiometer yang dihubungkan menjadi satu dalam satu poros dan biasanya
dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian stereo.

Bentuknya seperti pada gambar dibawah ini:


Gambar 10

2.1.2. b. Potensiometer Geser

Potensiometer geser juga termasuk sebagai potensiometer pengatur tegangan dalam


operasinya, untuk mendapatkan nilai tahanan tertentu dapa dilakukan dengan cara menggeser
tangkai pemegangnya seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 11

2.1.2. c. Potensiometer Preset

Potensiometer preset bentuknya sangat kecil dan pengaturannya sama dengan trimpot
yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada pada bagian lubang coakan.
Potensiometer preset biasanya dipergunakan untuk penyetelan-penyetelan yang bersifat
sementara dalam suatu rangkaian.

Gambar 12

2.1.2. d. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer, bentuknya kecil dan nilai
tahanannya dapat dirubah-rubah dengan dara memutar lubang coakan dengan menggunakan
obeng kecil. Seperti halnya dengan potensiometer, trimpot juga diberi tanda huruf A atau
huruf B pada bagian badannya untuk mengetahui jenis linier atau logaritme. Pada jenis
resistor ini, (Trimpot) sebagai bahan resistifnya digunkan bahan carbon atau arang.

Gambar 13

2.1.2. e. NTC dan PTC

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient sedangkan PTC adalah
singkatan dari Positive Temperature Coeficient. Sifat dari komponen NTC adalah resistor
yang nilai tahanannya akan menurun apabila temperatur sekelilingnya naik dan sebaliknya
komponen PTC adalah resistor yang nilai tahanannya akan bertambah besar apabila
temperaturnya turun komponen NTC dan PTC biasanya diprtgunakan sebagai sensor dalam
peralatan pengukur panas atau juga disebut termistor. Bentuk fisiknya seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 14

2.1.2. f. LDR (Ligh Dependent Resistor)

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor yaitu resistor yang tergantung
cahaya, artinya nilai tahanannya akan berubah-rubah apabila terkena cahaya dan
perubahannya tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. LDR di buat dari bahan
sejenis semi konduktor, komponen ini biasanya banyak dipergunakan sebagai sensor dalam
rangkaian-rangkaian tertentu seperti rangkaian lampu taman atau alarm dan lain-lain. Bentuk
fisiknya adalah seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 15

2.1.2. g. VDR (Voltage Dependent Resistor)

VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor yaitu resistor yangnilai
tahanannya akan berubah tergantung dari tegangan yang di terimanya. Sifat dri VDR semakin
besar yang diterimanya maka tahannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui
VDR akan bertambah besar. Dengan adanya sifat tersebut, maka VDR sangat baik
dipergunakan sebagai alat stabilizer bagi komponen transistor. Bentuk seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 16

Untuk membedakan bentuk nilai resistor dengan kode warna dapat digunakan jembatan
keledai berikut:
HI-CO-ME-O-KU-HI-BI-VI-A-PU

Kode Warna Singkatan Nilai


Hitam HI 0
Coklat CO 1
Merah ME 2
Orange O 3
Kuning KU 4
Hijau HI 5
Biru BI 6
Violet VI 7
Abu-abu A 8
Putih PU 8
2.2. Kapasitor Atau Kondensor

Kapasitor  atau kondensator ialah komponen elektronika yang  mempunyai 


kemampuan  menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor
berbeda dengan akumulator dalam menyimpan  muatan  listrik  terutama  tidak  terjadi 
perubahan kimia  pada  bahan  kapasitor, besarnya  kapasitansi  dari  sebuah  kapasitor 
dinyatakan  dalam   Farad (F). 
Secara umum kapasitor diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu kapasitor tetap dan
kapasitor variabel.
Kapasitor atau Kondensor adalah komponen elektroika yang berfungsi menyimpan
arus dengan tegangan listrik dengan bentuk muatan listrik untuk sementara waktu. Sering
komponen kapasitor disebut sebagai kondensator. Kapasitor sendiri berasal dari kata
kapasitance atau kapasitas yang artinya kemampuan menyimpan kemampuan arus listrik
dalam bentuk “muatan listrik” dengan kapasitas tertentu. Jadi kapasitor adalah suatu
komponen yang dapat diisi dengan muatan listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu
dan selanjutnya muatan tersebut dapat dikosongkan/dibuang melalui suatu system atau
dihubungkan ke bumi. Bentuk fisik dari kapasitor adalah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 17

Dalam prakteknya kita mengenal berbagai macam jenis kapasitor baik dalam bentuk
maupun ukuran termasuk jenis kapasitor yang dapat dirubah nilai kapasitasnya (kapasitor
variabel).
Seperti juga halnya dengan resistor, komponen kapasitor meiliki nilai satuan yang
denyatakan dengan satuan FARAD. Nama Farad diberikan sebagai penghargaan kepada
penciptanya. Kapasitor dberfungsi sebagai penyekat itu disebut dielektrikum (dielektrik)
seperti pada gambar di bawah ini.

Gbr

Bentuk fisik sebuah kapasitor dengan dielektrik terdiri dari 2 buahlapisan tipis. Setiap
lapisan dilapisi lagi dengan bahan metal foil tipis di mana setiap lapisan meta foil
dihubungkan dengan salah satu terminal hubungan listrik. Antara kedua lapisan tadi diberi
bahan penyekat yang diberi dielektrikum, bahan dielektrikum pada umumnya dibuat dengan
bahan kertas, mika, film, minyak, bakelit, dan lain-lain.
Dengan prakteknya dikenal berbagai jenis kapasitor yang namanya disesuaikan
dengan nama bahan dialektrikum dan dipergunakan dalam membuat komponen kapasitor.
Sebagai contoh misalnya; Bila kapasitor bahan dielektrumnya dibuat dari kertas, maka
kapasitor tersebut dinamakan kapasitor Kertas dan kalau bahan dielektrumnya dubuat dari
bahan elektrolit, maka kapasitor tersebut dinamakan kapasitor Elektrolit.
Besarnya kapasitas dari sebuah kapasitor dapat ditentukan dengan rumus:
D
C=0,0885 × ϵ × μF
d
Ket:
ϵ =konstanta dielektrum
D= luas bahan metal foil dalam cm2
d =jarak antara kedua metal foil dalam cm2

Dari rumus di atas kita dapat melihat besar kecilnya kapasitas suatu komponen
kapasitor tergantuk pada konstantan dielektrum atau bahan dielektrikum serta luas bidang
dielektrum atau bahan dielektrum serta luas bidang dielektrum yang dipergunakan. Misalnya
dielektrum udara( ϵ udara=1) atau untuk bahan dasar lain dapat diperlihatkan melalui tabel
berikut:

Daftar Konstanta Bahan Dielektrum


Nama Bahan Konstanta Dielektrum (ϵ)
Udara 1,0
Kaca 3,0 - 7,0
Mika 5,0 - 7,0
Fiber 4,0 - 5,0
Mikalek 6,0 - 8,0
Kertas kering 2,5
Kertas minyak 5,0
Kertas parafin 3,0
Porselin 4,5 - 5,5
Ebonit 3,0
Bakelit 2,5
Keramik 10,0 - 100,0
Marmer 7,0 - 9,0
Lak 3,2
Polyester 2,6

Untuk kapasitor plat sejajar kapasitansinya ditentukan berdasatkan rumusan berikut.


A
∁=ϵ .. μF
d

Ket: ϵ = konstanta dielektrik


A = luas permukaan plat cm2
D = jarak antara plat sejajar cm
Kapasitansi ssebuah kapasitor selain tertulis secara jelas misalnya 100 μF 25 V,
namun ada juga dalam bentuk kode angka tertentu seperti;
0,1- 0,002 – 102 – 103 dst.
Arti dari kode angka tersebut adalah:
0,1 berarti nilainya 0,1 μF
0,001 berarti nilainya 0,001 μF
gbr 102 berarti nilinya 10× 102= 1000 pF
203 berarti nilainya 20×103 = 20000 pF

Perhatikan komponen elektronika kapasitor resistor berikut yang dilengkapi simbol dan
dengan fungsi

Perhatikan komponen elektronika jenis kapasitor berikut yang dilengkapi dengan gambar 

2.2.2. Fungsi Kapasitor


Adapun fungsi dari sebuah komponen kapasitor dalam rangka elektronika antara lain
sebagai berikut:
o Sebagai penghubung atau coupling yang menghubungkan masing-masing bagian
dalam suatu rangkaian.
o Memisahkan arus bolak balik dari arus searah.
o Sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya.
o Sebagai pembngkit frekuensi dalam rangkaian pemancar.
o Menghilangkan bouncing (loncatan api) dalam rangkaian saklar.
o Menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL

2.2.3. Jenis Kapasitor

Berdasarkan fungsinya dala, bidang elektronika, kapasitor terbagi atas 2 bagian utama
yaitu:
 Kapasitor tetap
 Kapasitor tidak tetap (Variabel)

Kapasitor tetapadalah kapasitor yang nilai kapasitasnya tidak dapat dirubah dan
nilainya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. Bentuk dan ukuran kapasitor bermacam-
macam dan berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantungdari bahan pembuatnya
Bebrapa macam kapasitor tetap di antaranya:
a) Kapasitor keramik e) Kapasitor film
b) Kapasitor kertas f) Kapasitor polyester
c) Kapasitor elektrolit g) Kapasitor tantalum
d) Kapasitor mika

2.2.3.1. a. Kapasitor Keramik

Dinamakan kapasitor keramik karena bahan dielektrikumnya terbuat dari bahan


keramik. Pada umumnya kapasitor keramik memiliki bentuk bermacam-macam seperti
bentuk tabung, pelat, segi empat dan lain-lainnya

Gambar 18
Dalam pemakaiannya kapasitor keramik ini cukup stabil dan cocok dipakai untuk
rangkaian HF dan RF. Tipe kapasitor keramik dibuat mulai dari nilai beberapa Piko Farad
sampai kurang lebih 470 Nano Farad, dalam operasinya kapasitor jenis ini mampu bekerja
pada rating tegangan mulai yang paling kecil sampai dengan batas 100 Volt.
Nilai kapasitas dari kapasitor jeni keramik ini biasanya dituliskan dalam bentuk
warna, namun demikian ada juga yang dituliskan langsung pada badannya seperti pada
gambar di atas. Arti dari angka yang tertulis pada kapasitor keramik seperti di atas yaitu 103,
artinya nilai kapasitas dan kapasitor teersebut adalah
10× 103 = 10.000

2.2.3.1. b. Kapasitor Kertas

Dinamakan kapasitor kertas karena foilnya dilapisi dengan bahan dialektrum yang
terbuat dari kerta. Kapasitor jenis ini merupakan kapasitor yang lahir pada generasi pertama
dimana pada waktu itu rangkaian masih menggunakan tabung hampa (Vacum tube), kapasitor
jenis ini sudah tidak dipakai lagi dan jarang di produksi. Kapasitor kertas umumnya dibuat
dengan kapasitas antara 100 pF dan biasanya dipergunakan pada rangkian oscilator

Gambar 19

2.2.3.1. c. Kapasitor Elektrolit

Kapasitor elektrolit pada umumnya dibuat dengan nilai kapasitas yang besar dan
memiliki kehandalan yang tinggi dan awet dalam pemakaiannya.kapasitor jenis ini banyak
dipergunakan dalam rangkaian.

Power supply atau catu daya kelebihan kapasitor elektron dibanding dengan kapasitor
lainnya terletak pada kemampuan menerima pengisian muatan listrik dan juga memiliki 2
buah polaritas berupa kutub posistif (+) dan kutub negatif (-). Kapasitor jenis ini dalam
pemakaiannya selalu dihubungkan dengan arus search (DC). Bentuk fisiknya berikut:

Gambar 20
Karena polaritasi positif dan negatif yang dimilikinya menyebabkan dalam
penggunaan/pemasangannya di rangkaian DC tidak boleh terbalik, karena akan berakibat
fatal terhadap kapasitor tersebut maupun rangkaian tempat pemasangannya
Pada umumnya kapasitor elektrolit memiliki kapasita yang besar dan bervariasi mulai
dari mikro farad (μF ¿, hinggaFarad (F). Penulisan kapasitansinya biasanya disertai dengan
nilai Working Voltagenya (WV)., misalnya 10.000 μF 50 V dst

2.2.3.1. d. Kapasitot Mika

Kapasitor Mika adaalah jenis kapasitor yang lahir sejak generasi pertama dan masih
dipakai sampai sekarang karena keandalannya yang tinggi sisamping memiliki sifat yang
stabil dan toleransinya rendah, dinamainya kapasitor mika karena bahan elektrikumnya
terbuat dai bahan Mika, seperti terlihat dalam tabel dielektrum sebelumnya, bahan mika
memiliki faktor konstanta dialektrik yang tinggi, sehingga bahan ini tahan terhadap tegangan
listrik yang tinggi, misalnya pesawat penerima radio dan pemancar. Besarnya kapasitas pada
umumnya dibuat berkisar antara 50 sampai 10.000 pF. Bentuk fisiknya sebagai berikut.

Gambar 21

2.2.3.1. e. Kapasitor Film

Kapasitor film yakni jenis kapasitor yang memiliki bahan dasar penyusunya atau
bahan dielektrikumnha dibuat dari bahan film atau selulosa.

Gambar 22
2.2.3.1. f. Kapasotor Polyester

Kapasitor plastik sangat popular dalam penggunaannya dan dalam bidang elektronika
dikenal dengan nama kapasitor polyester. Kapasitor polyester pada umumnya dibuat dengan
bentuk yang kecil dan pipih seperti pada gambar ini.

Gambar 23

Kapasitor polyester biasanya tidak memiliki polaritas sehingga dalam pemasangannya tidak
akan sulit. Pencantuman nilai kapasitasnya biasanya dituliskan dalam bentuk kode warna
seperti pada kapasitor film dan besarnya berkisar di bawah 1 μF .

2.2.3.1. g. Kapasitor Tantalum

Sesuai dengan perkembangan teknologi dibidang elektronik, maka para produsen


komponen elektronika selalu menciptakan penemuan-penemuan baru berupa komponen
kapasitor yang memiliki keandalan yang tinggi yang disebut kapasitor Tantalum

Pada umumnnya kapasitor tantalum dibuat dengan bentuk fisik yang kecil dan diberi
warna merah atau hijau, hampir sama dengan kapasitor elektrolit, kapasitor tantalum juga
dilengkapi dengan polaritas. Polaritas positif ditandai dengan tanda bintik kecil warna merah
atau tanda lainnya pada bagian kawat, karena keandalan yang tinggi maka harga kapasitor
tantalum cukup mahal.

Gambar 24

2.2.3.2. Kapasitor Tidak Tetap (Variabel)

Sselain jenis kapasitor yang sudah dibahas di atas yaitu kapasitor tetap, kita
mengenaal pula kapasitor tidak tetap atau kapasitor variabel. Yang dimaksud dengan
kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya dapat di atur sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan kebutuhannya maka kapasitor variabel dpa dobagi menjadi:
o Kapasitor variabel atau variabel Condensator (varco
o Kapasitor Trimer
o Kapasitor aktif atau CDS (CondensatorDischarge Switch)

2.2.3.2. a. Kapasitor Variable atau Variable Condensator (Varco)

Kapasitor variable merupakan jenis kapasitor yang telah besar dibandingkan dengan
kapasitor tetap. Sesuai dengan bentuk fisiknya maka kapasitor variable memiliki kapasitansi
yang besar.

Gambar 25

Kondensator seperti ini pada umumnya di buat pada generasi pertama dimana rangkaian
elektronika pada waktu masih menggunakan komponen tabung vakum (Vakum Tube), seperti
terlihat pada gambar. Kondensator variabel memiliki bentuk fisik yang besar dan terdiri dari
2 bagian plat daun yang saling mengisi dimana yang satu diam dan yang lainnya dapat
digerakkan.
Bagian yang diam tersebut Stator dan bagian yang bergerak disebut Rotor. Perlu
diketahui bahwa sebagian bahan dielektrikum dari kapasitor variabel ini adalah menggunakan
udara
Kapasitor variabel banyak dipergunakan pada rangkaian-rangkaian yang besar, seperti
pesawat menerima radio. Fungsinya sendiri adalah penala atau pemilih gelombang, kpasitas
dari kondensor jenis inibiasanya dibuat mulai dari 1 μF sampai 500 μF

2.2.3.2. b. Kapasitor Trimmer

Perlu diketahuai bahwa kapasitor variabel yang telah dibahas pada umumnya
bentuknya besar sehingga pada waktu dipasang pada rangkaian akan memakan tempat. Oleh
karena itu sekarang telah dikembangkan jenis kapasitor variabel yang bentuk fisiknya kecil
yang dinamakan kapasitor Trimmer, dengan bentuknya yang kecil kapasitor jenis ini cocok
dipergunakan pada rangkaian-rangkaian modern sampai sekarang ini
Gambar 26

Seperti terlihat pada gambar seluruh bagian dari rotor dan stator dibunfkus dalam noktah
yang terbuat dari bahan plastik, tujuannya adalah untuk mencega kerusakan kapastor akibat
pergerakan dari rotor dan juga mencega akibat kotoran atau debu yang melekat.
Kapasitor trimmer biasanya dilengkapi dengan presset yaitu alat yang dipergunakan
untuk mengatur besaran kapasitas. Pengaturannya sendiri dapat dilakukan dengan cara
memutar poros dengan menggunakan obeng sebagai bahan dielektrikumnya. Kapasitor
trimmer tidak dama dengan kapasitor variable yang menggunakan udara tetapi menggunakan
bahan mika atau plastik,besaran kapasitas dari kapasitor Trimmer dibuat dengan ukuran
antara 5 sampai 30 Seperti pesawat menerima radio. Fungsinya sendiri adalah penala atau
pemilih gelombang, kpasitas dari kondensor jenis inibiasanya dibuat mulai dari 1 μF sampai
500 μF.

2.2.3.2. c. Kapasitor Aktif atau CDS (Condensator Dischage Switch)

Perkembangan teknologi elektronika saat ini berkmbang dengan pesatnya, sehingga


produsen komponen elektronika bersama dengan komponen kapasitor, saat ini telah
dikembangkan jenis kapasitor yang bersifat aktif, artinya komponen kapasitor tersebut akan
aktif mengalirkan muatan apabila terkena cahaya, baik cahaya matahari maupun sumber
cahaya lainnya. Kapasito aktif ini dalam prakteknya dikenal dengan nama Condensator
Dischage Switch, bentuk fisiknya sbb:
Gambar 27

Prinsip kerja dari komponen kapasitor aktif ini adalah akan aktif mengalirkan muatan apabila
terkena cahaya dan sebaliknya tidak mendapat cahaya tidak akan bekerja
Komponen peka cahaya ini (CDS) biasanya banyak deipergunakan sebagai sensor
pada rangkaian lampu rangkaian lampu taman atau rangkaian alarm atau berfungsi sebagai
sakelar otomatis.

2.3. Trafo Atau Transformator


Trafo atau transformator adalah salah satu koomponen elektronika yang dibuat dari
gulungan kawat dan fungsinya menginduksikan tenaga dari bagian input (gulunfgan primer)
ke bagian outputnya (gulungan sekunder). Bentuk pemindahan ini biasanya dapat berupa
perubahan tegangan maupun frekuensi atau induktasi, perubahannya bisa berupa kenaikan
suatu harga dan juga berupa penurunan harga.

Gambar 28

Secara harfiah transformator dapat juga disingkat trafo merupakan komponen


elektronika aktif yang memilki 2 fungsi utama yaitu untuk menaikkan tegangan
(transformator step-up) dan menurunkan tegangan (step-down). Trasformator atau trafo
bekerja berdasarkan perubahan gaya medan listrik.

Perhatikan komponen elektronika jenis transformator berikut yang dilengkapi dengan


gambar dan simbol 
Note : Sebagai tambahan pengunaan simbol pada sebagian besar komponen  elektronik
mengacu pada simbol amerika dan eropa.

Silahkan memilih simbol yang akan anda gunakan. Perhatikan contoh gambar
dibawah untuk menjelaskan perbedaan tersebut.

2.3.1. Prinsip Kerja Trafo

Pada umumnya trafo atau transfoemator terdiri dari 2 buah gulungan primer sebagai
input dan gulungan sekunder sebagai output. Gulungan primer dan sekundeer dibuat dalam
bentuk susunan tertutup yang menyelubungi inti besi yang dibuat dari bahan besi lunak, pada
trafo yang dipergunakan pada rangkaian frekuensi rendah misalnya, trafo daya. Sebagai
intinya dipergunakan besi tuang atau stalloy, sedangkan yang dipakai untuk rangkaian
frekuensi tinggi misalnya trafo coke atau rangkaian RFC dipergunakan inti yang terbuat dari
carbon atau arang atau bahkan sama sekali tidak menggunakan inti seperti pada colt.

2.3.2. Macam-Macam Trafo

Berdasarkan kegunaannya trafo dapat dibagi menjadi:


 Trafo Penaik Tegangan (Step-Up trafo)
 Tafo Penurun Tegangan (Step-Down-Tegangan)
 Trafo Catu Daya atau Adaptor
 Trafo Penyesuai Frekuensi atau Trafo MF (Middle Frekkuensi)
 Trafo Oscilator Frekuensi Pembangkit frekuensi Radio
 Trafo Penyesuai Impedansi atau Trafo IT/OT (Input/Output)
Bentuk fisik masing-masing trafo sbb:

Gambar 29

2.4. Komponen Pasif lainnya

Selain komponen-komponen yang telah dibahas di atas, dalam prakteknya kita


mengenal komponen pasif lainnya yang tidk kalah pentingnya dari komponen-komponen
tersebut di atas seperti sakela/switch, pllot lamp, lampu neon, lampu led, lampu pijar, fuse
(pengaman tegangan listrik), jack dan plug, PCB, bread board, matrix strip seperti pada
gambar berikut:

Gambar 30

II.2 Komponen Aktif


Komponen aktif adalah komponen yang apabila dialiri aliran listrik yang akan
menghasilkan sesuatu tenaga, baik berbentuk penguatan maupun aliran listrik yang
melaluinya., yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:
a. Dioda
b. Thyristor atau SCR (Silicon Controller Recifier)
c. Triac
d. Integrated Circuit

Perhatikan komponen elektronika jenis resistor berikut yang dilengkapi dengan simbol dan
fungsi

Perhatikan komponen elektronika jenis resistor berikut yang dilengkapi dengan gambar

2.1. Dioda
 
Dioda adalah salah satu komponen elektonike yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan terdiri dari 2 buah elektroda yaitu Anoda (bahan P) dan Katoda (bahan N).
Gambar 31

Semikonduktor adalah bahan yang dibuat dari bahan PN junction, yaitu bahan
campuran yang terdiri dari bahan positif (P type) yang bermuatan positif dan bahan Negatif
(N type) yang bermuatan negatf. Bahan positif (P type) adalah bahan campuran yang terdiri
dari bahan Germanium atau Silicon dengan Aluminium dan merupakan bahan yang
kekurangan elektron yang bersifat positif. Bahan negatif (N type) adalah bahan campuran
yang terdiri dari Germanium atau Silicon dengan Fosfor dan merupakan bahan yang
kelebihan electron dan bersifat negatif. Apabila kedua bahan tersebut dipertemukan, maka
akan terbentuklah sebuah koomponen aktif yang bernama Dioda, bentuk fisik sesrta symbol
dari sebuah dioda semikonduktor sebagai berikut.

Gambar 32

Dalam operasinya, dioda akan bekerja hanya bila diberikan arus bolak-balik (AC) dan
berfungsi sebagai penyearah. Selain dari itu dioda hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam
satu arah saja, yaitu apabila kutub anoda diberi sumber arus positif (+) dan kutub katodanya
diberi arus negatif (-) sedangkan bila kutub anoda diberi arus negatif (-) dan kutub katodanya
diberi arus positif (+) maka dioda akan bersifat menyumbat/menahan arus listri.

2.1.1. Macam-Macam Dioda


Dioda umumnya hampir selalu dipergunakan dalam seluruh rangkaian elektronika,
terutama dalam rangkaian power supply. Secara umum fungsi dioda dalam suatu rangkaian
adalah:
 Penyearah Tegangan listri
 Pengaman Tenaga Listrik
 Memblokir Tenaga Listrik
Dalam prakteknya kita mengenal bermaca-macam dioda yang penamaannya disesuaikan
dengan bahan dasar yang dipergunakan untuk membuat dioda tersebut. Berdasarkan
kegunaannya dioda dapat dibagi menjadi:
 Dioda umum
 Dioda Khusus

2.1.1.1. Dioda Umum

Yang dimaksud diaoda umum adalah dioda yang dipergunakan dalam rangkaian-
rangkaian sederhana dan biasanya berfungsi sebagai perata atau pembatas arus listri. Dioda
umum ini dalam operasinya dapat bekerja bila diberi arus bolak-balik atau arus searah arus
yang melewati dioda sebagian akan dilewatkan baik tegangan positifnya maupun tegangan
negatifnya, tergantung cara pemasangannya. Yang termasuk dioda umum diantaranya adalah:
a) Dioda Silikon
b) Dioda Germanium
c) Dioda Selenium
d) Dioda Kuprok
e) Dioda Rectifier

2.1.1.1. a. Dioda Silikon

Dioda silikon pada umumnya banyak dipergunakan dalam rangkaian Catu


daya/Adaptor/Power supply. Fungsinya adalah sebagai penyearah dioda silikon bentuknya
kecil dapat dipasang langsung pada papan rangkaian (PCB) seperti terlihat di bawah ini:

Gambar 33
2.1.1.1. b. Dioda Selenium

Disebut dioda seleniun karena bahan dasarnya dibuat dari bahan selenium. Dioda
jenis ini memiliki keandalan yang tinggi dan mampu
dioda selenium dirancang sedemikian rupa dan memiliki 4 buah kaki. 2 buah kaki merupakan
bagian inputnya yang diberikan arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki lainnya diberi tanda
positif(+) dan negatif (-) adalah bagian outputnya yang menghasilkan arus searah (DC)

Gambar 34

2.1.1.1. c. Dioda Germanium

Seperti halnya dioda selenium, dioda germanium bentuknya juga kecil dan sesuai
dengan namanya, dioda ini dibuat dari bahan germanium, bentuknya mirip engan resistor
sehingga kadangkala kita sering keliru. Untuk membedakan dengan kompone resistor yang
perlu diperhatikan adalah tanda yang melingkar tanda positif (+) adalah kutub katodany.
Dioda germanium dalam operasinya banyak dipakai sebagai rangkaian detektor dalam
pesawat peneriama radio atau sebagai pembatas tegangan listrik (stabilizer).

Gambar 35

2.1.1.2. d. Dioda kuprok

Hampir sama dengan dioda selenium, dioda kuprok dirancang untuk keperluan
tegangan tinggi. Bentuk fisiknya agak unik dan besar seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 36

Dioda kuprok dilengkapi dengan keeping-keeping pendingin yang dibuat menjadi satu
dengan dioda. Fungsi dari keeping pendingin tersebut adalah untuk menyerap panas yang
dihasilakan oleh dioda tersebut yang selanjutnya panas tersebut akan dialiri menuju chasis,
sama halnya dengan dioda selenium. Dioda kuprok memiliki 4 kaki yang terdiri dari 2 kaki
untuk bagian output dan 2 kaki untuk bagian lainnya intput. Fungsi kaki-kaki tersebut hampir
sama dengan Dioda selenium, hanya untuk menentukan mana kaki untuk bagian positif (+)
dan mana bagian negatif (-) dapat dilihat tanda-tanda yang terdapat pada bagian kakinya,
yang bertanda merah adalah kaki bagian positif dan bertanda hitan adalah
Kaki bagian negatif sedangkan kaki-kaki lainnya adalah bagian input yang harus
dihubungkan dengan arus bolak-balik (AC).

2.1.1.2. DIODA KHUSUS

Dalam rangkaian-rangkaian modern sekarang ini kita bayak menjumpai pemakaian


komponen dioda yang dipergunakan secara khusus. Kalau dioda yang pernah kita bahas
sebelumnya kebanyakan dipakai sebagai perata yang dibatasi arus. Maka dioda khusus ini
pemakaiannya sangat luas dan bervariasi. Beberapa aplikasinya adalah misalnya sebagai
sensor, stabilizer. Penyearah terkendali da lain sebagainya. Bermacam-macam dioda khusus
antara lain adalah:
a) Dioda zener
b) Dioda LED
c) Dioda Diac
d) Dioda thyristor/SCR
e) Dioda Triac
f) Dioda photosel (photo dioda)
g) Dioda kapasitansi (varactor
2.1.1.2. a. Dioda zener atau zener dioda

Dioda zener sekilas nampaknya seperti dioda biasa, karena bentuk dan ukurannya
kecil untuk mengenalnya biasanya dioda zener ditandai dengan nomor type dan batas
pemakaian tegangan listrik yang di kehendaki. Apanila nomor type terhapus sebaiknya jagan
sekali-sekali karena nomor type tersebut adalah menentukan nilai tegangan yang keluar oleh
dioda. Dalam operasinya dioda jenis ini dipergunakan sebagai stabilizer dalam rangkaian catu
daya

Gambar 37

2.1.1.2. b. Dioda LED atau Dioda Pemancar Cahaya

Dioda LED ini sangat populer sekali penggunaanya karena menghasilkan cahaya yang
berwarna-warni. Prinsip kerjanya hampir sma dengan dioda biasanya hanya mempunyai
keistimewan yaitu dapat memancarkan cahay bila dialiri arus listrik. Intensitas cahaya yang
dihasilkan sangat tergatung dari besarnya arus yang diberikan. Bentuk fisiknya sbb:

Gambar 38

LED adalah singkatan dari ligh Emmiting Dioda atau dioda yang memancarkan cahaya,
cahaya yang dihasilkan bermacam-macam ada kuning, merah, hijau. Dioda LED pada
umumnya dipergunakan sebagai pengganti pilot lampu atau rangkaian-rangkaian lampu
diskotik atau lampu-lampu reklame yang banyak kita temukan dalam rangkaian hoby. Bahan
dasar dari dioda LED dibuat dari bahan silikon atau germanium.

2.1.1.2. c. Dioda Diac

Diac adalah singkatan dari dioda alternating current dan termasuk kesalam dioada
khusus,dalam operasinya fungsi dioda ini adalah ssebagai pemicu atau pengendali tegangan
yang diperuntungkan mensupplay komponen SCR (Silico Control Dioda) atau sebagai
pengatur daya. Tegangan yang dikendalikan adalah tegangan arus bolak balik (AC)
Gambar 39

2.1.1.2. d. Dioda Thyristor atau SCR

Thyristor adalah semacam dioda yang lebih dikenal dengan nama SCR (Silicon
Contolled Rectifier) yang berfungsi sebagai penyearah terkendali silikon. SCR berfungsi
sebagai penyearah yang tegangannya dikontrol oleh tegangan pemicu yang diberikan pada
terminal SCR. Tegangan yang diberikan harus sesuai dengan parameter tegangan yang telah
ditentukan untuk kebutuhan SCR. Bentuk fisiknya sebagai berikut:

Gambar 40

Dalam rangkaian SCR pada umumnya dipakai sebagai sistem saklar catu jala-jala AC dengan
tujuan agar dapat membatasi arus dan tegangan yang dipakai suatu tegangan. Karena fungsi
SCR i8ni mirip dengan saklar, maka seringkali sistem ini mengganggu frekuensi dari semua
pesawat menerim baik radio maupun televisi, sehingga dalam penggunaannya harus
dilengkapi dengan filter

2.1.1.2. e. Dioda Triac

Triac ssebenarnya merupakan perkembangan dari thyristor, fungsinya hampir sama


dengan dioda thyristor, hanya memiliki kelebihan yaitu tidak mengakibatkan gangguan
frekuensi terhadap pesawat penerima. Komponen triac dalam pemakaian biasanya
menghasilkan panas yang berlebihan sehingga diperlukan keeping pendinginn yang terbuat
dari logam yang fungsinya adalah untuk meeredam panas
Gambar 41

2.1.1.2. f . Dioda photosel dioda (Photo Dioda)

Salah satu dioda khusus lainnya adalah dioda photosel atau dalam operasinya dikenal secara
populer dengan nama photo dioda. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan prinsip cahaya dan
besarnya perubahan kapasitor sangat tergantung intensitas cahaya yang mengenai permukaan
photosel tersebu. Dalam keadaan gelap photosel dengan jenis dioda lainnya yaitu memblokir
arus listrik, namun demikian bila cahaya makin banyak,maka arus listrikpun akan mengalir

Gambar 42

Umumnya dioda photosel dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang


ini dan biasanya digunakan sebagai sensor seperti rangkain alarm dan lampu taman, dengan
demikian prinsip kerjanya hampir sama dengan CDR hanya kelebihan photosel memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap cahaya.

2.1.1.2. g. Dioda Kapasitas atau Dioda Varactor

Dioda varactor termasuk dioda khusus yang banyak dipergunakan dalam aplikasi frekuensi
tinggi seperti radio dan pesawat televisi dan pengendalian motor listrik. Prinsip dari dioda
varactor adalah jenis dioda yang dilengkapi dengan omponen kapasitor, sehingga kapasitor
akan memuati arus apabila ada arus yang melalui Dioda tersebut.
Gambar 43

2.3. TRANSISTOR

Transistor berasal dari kata transpot dan resistor yang artinya meerupakan bahan dari
bahan yang tidak dapat menghantar aliran listrik benjadi bahan penghantar atau setengah
penghantar, perlu diketahui komponen transistor adalah termaduk komponen aktif. Tansistor
sendiri diciptakan oleh tiga orang dasi bangsa amerika yang bernama J. Barden, . WN
Brattain dan W. Shockley pada tahun 1945, sama halnya dengan komponen semi konduktor
lainnya. Transistor dibuat dari bahan indium germanium dan silikon (FET).

Dalam bidang elektronika komponen transistor banyak sekali macam ragamnya di


antaranya jenis transistor Bipolar dan jenis transistor Efek Medan

Bipolar adalah jenis transistor yang paling umum dan banyak dipergunakan dalam
rangkaian hoby yang bersifat hiburan

Pada umumnya transistor bipolar memiliki 3 buah terminal yang memiliki 3 buah
kaku yaitu:

a. Kaki emitor disingkat e


b. Kaki bassis disingkat b
c. Kaki kolektor disingkat c atau k

Bentuk fisik berbagai jenis transistor yang ada dipasaran antara lain:

Gambar

2.2.1. Jenis Transistor


Dalaam komponen elektronika dikenal 2 jenis elektronika yaitu

 Transistor PNP (Positif Negatif Positif)


 Transistor NPN (Negatif Positif Negatif)

Dalam segi teknis sebuah transistor dibuat dari dua buah dioda jenis PN atau NP yang
dipertemukan menjadi satu, sehingga akan menghasilkan satu elaktroda ketiga yang berfungsi
sebagai pengontrolparameter antara bahan PN dan NP. Prinsip terjadinya pertemuan kedua
dioda jenis PN dan NP adalah seperti gambar di bawah ini

Gbr

Apabila yang dipertemuka bahan jenis N-nya maka akan diperolej transistor jenis PNP

P N + N P =PNP

Sedangkan bila dipertemukan jenis P-nya maka akan diperoleh transistor jenis NPN

N P + P N = NPN
Untuk membedakan jenis transistor PNP dan NPN dalam rangkaian elektronika dapat
dilihat melalui simbol dasarnya yakni.
Dalam skema, transistor PNP digambarkan dengan tanda anak panah yang terletak
pada kaki Emiter menuju ke luas lingkaran, sedangkan pada transistor NPN tanda anak
panahnya menuju kedalam lingkaran

Dengan macam jenis dan macam transistor yang beredar dipasaran dengan berbagai macam
bentuk dan ukuran tertentunya akan menimbulkan masalah bagi penggemar elektronika yang
baru taraf pemula untuk mengetahui kaki-kaki transistor. Pada umumnya transistor-transistor
diberi tanda pada badannya dengan tujuan agar memudahkan dalam menentukan fungsi-
fungsi dari masing-masing kakinya.

Tanda-tanda yang biasa dicantumkan berupa:


 Tanda segi empat putih dan biru
 Tanda titik putih, biru, dan merah
 Tanda lingkaran merah, hitam, dan putih
 Tanda tonjolan pada badan transistor
Untuk memudahkan pengetahuan nama kaki-kaki transistor caranya adalah dengan
memperhatikan tanda titik, lingkaran atau segi empat, kemudian kita memperhatikan kaki
transistor. Kaki yang paling dekat dengan tanda-tanda tersebut adalah kaki kolektor (c) dan
kaki yang terletak di sebelah kolektor C berlawanan arah dengan jarum jam adalah kaki
bassis (b) dan kaki lainnya adalah kaki emiter (e)
Beberap jenis transistor yang dikenal dipasaran antara lain:
 Transistor DUS (Dioda Universal Silikon)
 Transistor DUG (Dioda Universal Germanium)
 Transistor TUN (Transistor Univeersal NPN)
 Transistor FET (Field Effect Transistor)
 JUG FET (Junction Gate Field Transistor)

Rangkaian Terpadu atau Integrated Circuit

Bentuk terpadu dari komponen IC secara umum terjadi pada gambar berikut:

Seperti terlihat pada gambar di atas komponen IC memiliki jumlah kaki mulai dari 4, 8, 16,
32, 40, bahkan sampai ratusan kaki. Kaki-kaki komponen IC tersebut pada umumnya disusun
dalam bentuk dua baris atau dual-in-line (DIL). Namun demikian selain bentuk seperti di atas
ada juga bentuk lain yang menyerupai transistor atau menyerupai lingkaran
Macam-Macam IC

Dalam bidang bidang elektronika dijumpai berbagai macam jenis IC yang dipasang baik
dalam rangkaian-rangkaian populat maupun dalam rangkaian logika computer, yang
termasuk rangkaian logika antara lain:

3. Induktor

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berguna untuk Mengatur Frekuensi, memfilter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian
Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. 

Pada rangkaian DC, induktor digunakan memperoleh tegangan DC yang konstan


terhadap fluktuasi arus, sedangkan pada rangkaian AC induktor dapat meredam fluktuasi arus
yang tidak diinginkan. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).

Secara umum komponen elektronika induktor dibagi atas induktor tetap dan induktor
tidak tetap (coil variable)

Perhatikan komponen elektronika jenis induktor berikut yang dilengkapi dengan gambar dan
simbol
Perhatikan komponen elektronika jenis dioda berikut yang dilengkapi dengan simbol dan
fungsinya

Perhatikan komponen elektronika jenis dioda berikut yang dilengkapi dengan gambar

5. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika aktif multitermal, biasanya memiliki 3


terminal. Secara harfiah,  kata  ‘Transistor’  berarti  ‘Transfer  resistor’,  yaitu  suatu 
komponen  yang  nilai  resistansi antara terminalnya dapat diatur.

Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch
(Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K).

Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN.
UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET).
Perhatikan komponen elektronika jenis transistor berikut yang dilengkapi dengan simbol dan
fungsinya

Perhatikan komponen elektronika jenis transistor berikut yang dilengkapi dengan gambar

6. IC (Integrated Circuit)

IC adalah komponen elektronika aktif yang merupakan kumpulan dari berbagai


komponen hingga ribuan komponen elektronika yang terdiri dari transistor, resistor, dan
komponen elektronika lainnya yang membentuk suatu rangkaian elektronika yang memiliki
fungsi elektronika tertentu. 
IC dikemas dalam sebuah kemasan yang komplek dan kecil dengan pin atau kaki
untuk menjalankan fungsinya, bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai
dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).

Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam


sebuah Peralatan Elektronika misalnya micropoccesor. Fungsi IC bermacam-macam yakni
dpat berfungsi sebagai penguat, pengontrol, swiching, dan memori atau media penyimpanan.

Perhatikan komponen elektronika jenis IC berikut yang dilengkapi dengan gambar dan
simbol

7. Saklar (Relay)

Saklar atau relay adalah komponen elektronika aktif yang dipergunakan untuk
memutuskan serta menghubungkan aliran listrik. Saklar berdasarkan fungsinya dibedakan
atas dua kondisi yaitu kondsi ON dan kondisi OFF. 

Perhatikan komponen elektronika jenis saklar berikut yang dilengkapi dengan gambar dan
simbol
8. Transformator

Secara harfiah transformator dapat juga disingkat trafo merupakan komponen


elektronika aktif yang memilki 2 fungsi utama yaitu untuk menaikkan tegangan
(transformator step-up) dan menurunkan tegangan (step-down). Trasformator atau trafo
bekerja berdasarkan perubahan gaya medan listrik.

Perhatikan komponen elektronika jenis transformator berikut yang dilengkapi dengan


gambar dan simbol 
Note : Sebagai tambahan pengunaan simbol pada sebagian besar komponen  elektronik
mengacu pada simbol amerika dan eropa.

Silahkan memilih simbol yang akan anda gunakan. Perhatikan contoh gambar
dibawah untuk menjelaskan perbedaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai