Anda di halaman 1dari 21

Dari anak - dewasa

 Pemahaman mengenai
benar dan salah, dan
pemahaman itu
menimbulkan
perubahan perilaku.
 Kadang-kadang
disebut dengan
NURANI
 Tokohnya: Kohlberg
 Si A sedih karena nilai ujiannya kali ini
jelek, padahal sebelumnya dia tidak pernah
mendapatkan nilai yang jelek.
 Dia sangat bingung dan takut karena
orangtuanya pasti akan marah jika
mengetahui.
 Sebaliknya juga jika dia tidak
memberitahukan hasil ujiannya, dia tidak
akan mendapat tanda tangan dari
orangtuanya dan dia pasti akan mendapat
hukuman dari gurunya.
 Apa yang sebaiknya dilakukan A?
 Aborsi, apakah itu masalah hak atau masalah
moral?
 Euthanasia, apakah diijinkan atau tidak?
 Seorang wanita sedang sekarat karena suatu
kanker khusus. Hanya ada satu obat yg dapat
menyembuhkannya.
 Obat itu terbuat dari radium yang baru saja
ditemukan. Harganya tentu saja mahal.
 Penemunya minta bayaran mahal, untuk dosis
kecil yg dapat menyelamatkan nyawa.
 Heinz, suaminya, meminjam uang kesana
kemari dan hanya mendapat separuh dari
harga obat
 Dia mengatakan pada tukang obat bahwa
istrinya sekarat dan meminta agar obat
dijual lebih murah atau dia boleh
berhutang.
 Jawab tukang obat: “aku menemukan obat
ini, dan aku juga perlu uang untuk
meneruskan pembuatan obat.”
 Heinz putus asa, dan mencuri obat bagi
istrinya.
 Should Heinz have done that?
 Sebuah pulau terpencil
kena tsunami sehingga
puskesmas beserta
dokter dan paramedis
mati semua.

 Lantas terjadi epidemi.


Untuk mengatasi
dikirim dokter yang
membawa obat-
obatan. Jalan satu-
satunya ke pulau
adalah dengan perahu
motor.
 Di tengah jalan perahu bocor
dan akan tenggelam kecuali
salah satu penumpang yaitu
dokter atau tukang perahu
dibuang ke laut. Banyak hiu
berkeliaran dilaut.

 Jika tidak epidemi akan


membunuh banyak orang. Jika
dokter yang dibuang, tak ada
seorangpun di pulau itu yang
tahu bagaimana mengobati.
Haruskah si tukang perahu
dibuang kelaut?
 Aturan berasal dari luar diri orang.
 Patuh karena dipaksa oleh figur otoritatif
 Patuh karena untuk menghindari hukuman
dan memperoleh penghargaan pribadi.

 Moralitas: yg benar adalah apa yang dapat


dihindari atau yg memuaskan secara personal
 Tahap 1: orientasi pada
hukuman dan kepatuhan
 Baik dan jelek tergantung
akibat.
 Patuh pada figur otoritas agar
tidak dihukum tapi tidak akan
mengatakan salah bila tidak
diketahui atau tidak dihukum
 Makin berat hukuman, makin
‘jelek’ suatu tindakan
 Tahap2: naïve hedonisme.
 Patuh aturan utk dapat
reward atau pemuasan
tujuan pribadi
 Dapat melihat dari sudut
pandang orang lain tapi
perilakunya berorientasi
pada harapan untuk dapat
keuntungan kembali
 Filosofi: “aku garukkan
punggungmu nanti kau
garukkan punggungku.”
 Orang berusaha patuh pada aturan dan
norma sosial utk dapat persetujuan atau
mempertahankan tatanan sosial.
 Motivasi tindakan etis: dapat penghargaan
sosial dan menghindari disalahkan
 Tidak lagi berorientasi pada hukuman dan
hadiah yg tampak (tangible)
 Tahap3: orientasi “anak manis.” Perilaku
bermoral adalah yg menyenangkan,
membantu, disetujui orang lain
 Tindakan dievaluasi berdasarkan niatan
 Tujuan utama berperilaku moral adalah
dianggap sbg “orang baik”
 Tahap 4: moralitas untuk
mempertahankan tatanan
sosial.
 Orang mempertimbangkan
sudut pandang orang lain
dan hukum yg sudah
dibuat.
 Yg benar = sesuai aturan
dari otoritas yg sah atau
berkuasa.
 Alasan patuh: keyakinan
bahwa aturan dan hukum
menjaga tatanan sosial
 Rumusan benar dan salah dalam kerangka
prinsip-prinsip keadilan yg dapat saja
bertentangan dengan hukum tertulis atau
dgn aturan penguasa

 Kebenaran moral tidak hanya satu dan sama


dimana-mana
 Tahap5: kontrak moralitas, hak individu,
hukum yg diterima secara demokratis.
 Mulai paham/sadar tujuan hukum , yaitu
menyatakan kehendak banyak orang dan
menjaga nilai kemanusiaan
 Hukum adalah kontrak sosial
yg harus dipatuhi
 Tahap 6: moralitas individual, dgn prinsip
nurani.
 Benar/salah berdasarkan prinsip etis
pilihannya sendiri dari sisi nurani
 Prinsip2 nurani ini abstrak, atau merupakan
prinsip keadilan universal (atau HAM) yg lebih
tinggi dari kontrak sosial atau hukum, yg
mungkin saja bertentangan.
 End of slides…..
1. Pra-Konvensional
a. fokus diri pada konsekuensi hukuman
b. Apa untungnya buat saya
2. Konvensional
a. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari
orang-orang lain
b. penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi
sosial
3. Pasca-Konvensional
a. Berdasarkan prinsip-prinsip kehidupan masyarakat
b. Hati Nurani
 Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi (Apa untungnya buat
saya?)
 Tingkat 2 (Konvensional)
1. Orientasi keserasian interpersonal dan
konformitas (Sikap anak baik)
2. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan
sosial (Moralitas hukum dan aturan)
 Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
1. Orientasi kontrak sosial
2. Prinsip etika universal (Principled conscience)
 Mencari perbedaan tahapan perkembangan
moral menurut piaget dan kohlberg
 Dikumpulkan tanggal 24 april 2018
 Pukul 16.00
 Dikumpulkan kolektif ke ketua kelas
 Ditulis Tangan Menggunakan folio bergaris

Anda mungkin juga menyukai