1. Identitas
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan analisis, peserta didik
mampu menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari-hari serta dapat merencanakan dan melakukan percobaan
tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas
dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil dan makna fisisnya dan
juga mampu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli,
bertanggungjawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan
rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan internasional.
.
Materi Pembelajaran
Agar konsep dan teori yang akan Anda pelajari pada UKBM ini dapat Anda kuasai
dengan baik, maka terlebih dahulu pahami fakta berikut ini:
Rel kereta api di buat bercelah agar tidak membengkok saat suhu lingkungan
panas. Hal tersebut dikarenakan batang besi pada rel kereta api akan memuai saat
terkena panas secara terus-menerus.
Es akan mencair jika dipanaskan atau dibiarkan di ruang terbuka. Hal tersebut
dikarenakan partikel-partikel pada es akan menyerap kalor (energi panas).
2. Peta Konsep
120
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
3. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Mencobamenggalikonsep-
konsepdanberharapsiswadapat
menghubungkanantarakonsepse
bagaisalahsatuprodukfisika
b. Kegiatan Inti
1) PetunjukUmum UKB
a) Baca danpahamimateripadaBukuTeksPelajaranFisika
b) Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berfikir
tinggi melalui tugas-tugas yang terdapat pada UKB ini baik bekerja sendiri
maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya.
c) Kerjakan UKB ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang
telah disediakan.
d) Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo
berlatih, apabila kalian yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar hakikat fisika dan
metode ilmiah, kalian bolehsendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap
untuk mengikuti tesformatif agar kalian dapat belajar ke UKB
berikutnya.
2) KegiatanBelajar
Ayo……ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh
Kesabaran dan konsentrasi!!!
Kegiatan Belajar 1
Pendahuluan
Sebelum belajar materi ini silahkan kalian membaca dan memahami uraian berikut ini !
Q = m c ∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (J atau kalori)
m = massa zat (kg atau g)
c = kalor jenis (J/kg K atau kal/g °C)
∆T = kenaikan suhu (K atau 0C)
Anda dapat memberikan kalor pada suatu zat, yaitu dengan cara
memanaskannya. Jika sebuah benda dipanaskan , suhu benda akan naik.
Sebaliknya, Anda dapat mengurangi kalor suatu benda dengan cara
mendinginkannya. Dengan demikian, sal;ah satu akibat pemberian atau
pengambilankalor adalah perubahan suhu
122
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
ANALISA
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan
suhunya sebesar 10C. Untuk zat yang sejenis, belum tentu memiliki kapasitas kalor yang
sama. Secara matematis, kapasitas kalor dirumuskan sebagai berikut:
Q = m c ∆T
C=mc
Satuan kapasitas kalor adalah J/K atau kal/C°
Contoh :
1. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20⁰C menjadi
100⁰C jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kg⁰C ?
Diketahui : Ditanya : Q . . . ?
m = 1 kg
c = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100⁰C - 20⁰C = 80⁰C
Jawab :
Q = m. c ΔT
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Diketahui : Ditanya : Q . . . ?
m = 500 gram
c = 0.5 kal/gr⁰C
ΔT = -2 ⁰C – (-12⁰C) = 10⁰C
Jawab :
Q = m.c.ΔT
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule
3. Diketahui massa sebuah aluminum 500 gram bersuhu 10⁰C. Aluminium kemudian
menyerap kalor sebesar 1.5kilojoule sehingga suhunya naik menjadi 20⁰C. Berapa
kalor jenis aluminium tersebut ?
Diketahui : Ditanya : c . . . ?
m = 500 gram = 0.5 kg
Q = 1.5 kj = 1500 J
ΔT = 20⁰C - 10⁰C = 10⁰C
jawab :
c = Q / m.ΔT
c = 1500 J / (0.5 kg.10⁰C)
c = 300 J/kg⁰C
Jadi kalor jenis aluminium tersebut bernilai 300J/kg⁰C
AYO BERLATIH !
1. Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan minyak dari 24°C ke 80°C ? c
minyak =0.43 kal/g°C. (m = 100 g)
Q=mc ∆ TQ=100 x 0,43 x (80−24)Q=2408 kalori
Q=2408 x 4 ,2
Q=10113,6 Joule
2. Berapakah kalor yang dilepaskan jika 50 g besi (kalor jenis 0.11 kal/g°C) turun
suhunya 100°C menjadi 20°C?
Q=mc ∆ T
3. Hitunglah kalor jenis platina jika untuk memanaskan 100 g platina sebanyak 50°C
dibutuhkan kalor sebanyak 150 kalori!
Q=mc ∆ T
Q
c=
m∆T
150
c=
100 x 50
c=0,03 kal/g ° C
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa melanjutkan pada
materi pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat berikut ini.
124
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Pendahuluan
Sebelum belajar materi ini silahkan kalian membaca dan memahami uraian berikut ini !
KESIMPULAN :
1. Pemberian kalor atau pengambilan kalor pada sebuah benda akan menyebabkan
perubahan suhu benda tersebut,
Q = m c ∆T
2. Pemberian kalor atau pengurangan kalor bisa menyebabkan benda mengalami
perubahan wujud benda,
Es melebur menjadi air
Air menguap menjadi uap air
Uap air mengembun menjadi air
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG 125
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Kapur barus menyublim menjadi gas
Gas sulfur menyublim menjadi bongkahan belerang
3. Pada saat benda mengalami perubahan wujud suhu benda tidak berubah atau tetap.
Contoh :
Kalor (J)
Sepotong es massanya 500 gram dan suhunya -10o C dipanaskan sampai menguap.
Jika kalor jenis es = 2.100 J/kgoC , kalor jenis air = 4200 J/kgoC, kalor lebur es =
336.000 J/kg, maka jumlah kalor total yang dibutuhkan untuk mengubah wujud zat
dari proses A ke D adalah…
Diketahui:
mes = 500 gram = 0.5 kg
126
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
tA = -10o C
tB = 0o C
Ces = 2.100 J/kgoC
Cair = 4200 J/kgoC
Les = 336.000 J/kg
2. Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram
pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC ?
Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air sebesar 80 kal/g.
Jawaban:
Diketahui: L = 80 kal/g, dan
m = 500 gram.
Dengan menggunakan Persamaan (7–14), diperoleh
Q = m L
Q = 500 gram × 80 kal/g
Q = 40.000 kal
Q = 40 kkal
Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan es menjadi cair seluruhnya
adalah sebesar 40 kkal.
3. Kegiatan di bawah ini yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda cair
menjadi padat yaitu peristiwa...
Membeku merupakan peristiwa perubahan wujud benda dari cair menjadi padat.
Kegiatan yang memanfaatkan proses perubahan wujud benda dari cair menjadi padat
adalah proses pembuatan es krim.
AYO BERLATIH !
1. Sebuah bejana terbuat dari gelas bermassa 500 g berisi 100 g minyak (c = 0.37
kal/g°C) bersuhu 25°C. Kemudian kedalamnya dimasukkan 100 g es dari 0°C. Jika
diketahui Llebur es = 80 kal/g, kalor jenis gelas = 0.20 kal/g°C. Tentukan :
a. Kalor yang digunakan untuk meleburkan es !
b. Suhu akhir dari sistem !
2. Sebongkah es bersuhu -10°C bermassa 20 g disiram dengan 100 g air mendidih, jika
diketahui Llebur es = 80 kal/g, kalor jenis es = 0.50 kal/g°C. Hitunglah suhu akhir
sistem !
3. Berapa kalori untuk menaikkan 100 g es bersuhu -5°C hingga menjadi uap air bersuhu
100°C, jika diketahui Llebur es = 80 kal/g, kalor jenis es = 0.50 kal/g°C, Luap = 540 kal/g !
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa melanjutkan pada
kegiatan belajar 2 berikut ini.
Kegiatan Belajar 2
Asas Black
TUJUAN : Menentukan nilai Kapasitas Calor (C) suatu kalorimeter dan nilai kalor jenis (c)
suatu bahan
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM :
PERTANYAAN
1. Hitung kapasitas kalor kalorimeter dari setiap percobaan dan hitung pula rata-ratanya !
2. Hitung nilai kalor jenis benda (almunium) dan bandingkan dengan nilai kalor jenis
alumunium dalam tabel !
3. Apakah kapasitas kalor semua kalorimeter yang terbuat dari alumunium sama besarnya?
4. Sebutkan kesalahan apa saja yang kamu temui saat percobaan !
5. Diskusikan dalam kelompok dan buatlah kesimpulan kemudian tampilkan di depan
kelas dengan menggunakan media yang sesuai !
ANALISA
Setelah terjadi kesetimbangan termal antara air dan zat yang akan diukur kalor
jenisnya, misalkan kalor jenis sebuah logam, akan berlaku persamaan :
KESIMPULAN :
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG 129
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Dua buah benda atau lebih jika disentuhkan (zat padat) atau dicampurkan (zat
cair) maka benda yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor sebanyak kalor
yang diserap oleh benda bersuhu rendah sehingga tercapai suhu kesetimbangan.
Contoh :
1. Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 200 gram pada suhu 20 derajat celcius
dicampurkan dengan air panas bermassa100 gram pada 80 derajat celcius. Jika gelas
dianggap tidak menerima kalor berapakah suhu campuran dari air panas dan air dingin
tersebut?
Notes: perlu diperhatikan bahwa yang melepaskan kalor adalah zat dengan suhu lebih
tinggi dalam hal ini air panas, dan yang menerima kalor adalah zat dengan suhu lebih
rendah yaitu air dingin.
Dik:
m air dingin = 200 gram m air panas = 100 gram
T air dingin = 20 derajat celcius T air panas = 80 derajat celcius
c air panas = c air dingin = 1 kal/gr c
Dit: Suhu Campuran (Tc) = ... ?
Jawab:
2. Sebongkah es 100 gram pada suhu 0 derajat celcius dicampurkan dengan air 200
gram pada suhu 70 derajat celicus. Jika es melebur seluruhnya berapakah suhu akhir
campuran es dan air tersebut?
Notes: untuk menjawab pertanyaan ini dianjurkan sekali membuatkan grafik perubahan
suhunya agar lebih mudah dipahami sebagai berikut:
130
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Dari grafik bisa dilihat bahwa es berubah hingga menjadi air dengan menerima
kalor melalui proses melebur dengan besar kalor Q1 dan diteruskan dengan Q2. Air panas
pun melepaskan kalor dengan besar kalor Q3.
Diketahui :
m es = 100 gram m air panas = 200 gram
T es = 0 derajat celcius T air panas = 70 derajat celcius
c air = 1 kal/gr c Les = 80 kal/gr
Jawab :
AYO BERLATIH !
1. Seorang siswa hendak menuangkan 1 kg air yang sedang mendidih ke dalam bejana
logam yang terbuat dari alumunium (c = 0.21 kal/g°C) bermassa 2 kg. Ketika sistem
mencapai suhu kesetimbangan temperatur akhir terbaca 75°C. Coba tentukan
temperatur mula – mula dari bejana tersebut !
3. Di dalam senuah bejana besi yang massanya 200 g terdapat 100 g air bersuhu 20°C.
Kemudian ke dalam bejana tersebut 25 g besi bersuhu 75 °C. Ternyata suhu bejan
ketika diukur naik 1.2 °C. Hitunglah kalor jenis besi tersebut !
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa melanjutkan pada
kegiatan belajar 3 berikut ini.
Kegiatan Belajar 3
Muai Benda
Pendahuluan
Sebelum belajar materi ini silahkan kalian membaca dan memahami uraian berikut ini !
Pemuaian Zat
Semua benda jika suhunya dinaikkan atau diturunkan akan mengalami perubahan ukuran.
Pemuaian benda ini terjadi kesegala arah yaitu kearah panjang, lebar, dan tebal. Tetapi jika kita hanya
memperhatikan arah panjang saja maka kita hanya akan membahas muai panjang atau muai linier.
Mari kita cermati fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari berikut ini :
Kontruksi Jembatan
Nama Siswa :
Nomor Kelompok :
Judul Eksperimen : Muai Panjang Logam
Tujuan Eksperimen : Siswa mampu menganalisis pengaruh
perubahan suhu benda terhadap perubahan
ukuran benda pada logam
Langkah Kerja :
a. Diukurlah suhu ruangan, suhu awal batang besi, dan panjang awal batang besi.
b. Diletakkan batang besi pada moechen broek. Kemudia di nolkan jarum yang terdapat
dalam alat tersebut.
c. Diletakkan termometer pada batang besi, dinyalakan pembakar spiritusnya.
d. Diamati dan dicatat perubahan suhu, perubahan panjang batang besi hingga 3 kali
perubahan/penambahan.
e. Diulangi langkah 1-d dengan logam yang berbeda-beda, yaitu tembaga dan alumunium
Data Hasil Pengamatan :
Perubahan Panjang
Perubahan Suhu
Koefisien Muai
Panjang Suhu
Koefisien Koefisien
Panjang
Akhir Panjang
1 Besi
2 Tembaga
3 Alumunium
134
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
1. Hitunglah harga koefisien muai panjang dengan persaman
∆l
=α ∆t !
l
2. Jelaskan pengaruh perubahan suhu logam terhadap perubahan
ukuran logam!
3. Buatlah grafik hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan
panjang batang logam!
4. Bandingkan logam mana yang lebih cepat memuai!
5. Simpulkan hasil percobaan!
ANALISA
Pemuaian Panjang
Pengertian pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena perubahan suhu. Jika dietahui suatu benda dengan panjang awal Lo, koefisien
muai panjang α, dan kenaikan suhu Δt, maka pemuaian panjang benda tersebut dapat
dihitung dengan rumus berikut.
Δl = lo.α.Δt
l = lo + Δl
atau
l = lo {1 + α.Δt)
Jika diketahui suhu awal benda t1 dan suhu akhir benda t2 maka Δt = t2 – t1
Pemuaian Luas
Pengertian pemuaian luas adalah bertambahnya ukuran luas permukaan suatu benda
karena perubahan suhu. Jika diketahui suatu benda dengan luas permukaan awal Ao,
koefisien muai luas β, dan kenaikan suhu Δt, maka pemuaian luas benda tersebut dapat
dihitung dengan rumus berikut.
ΔA = Ao.β.Δt
A = Ao + ΔA
A = Ao {1 + β.Δt)
Didefinisikan koefisien muai luas adalah dua kali koefisien muai panjang. Jika
diketahui koefien muai panjang α, maka β = 2.α
Pemuaian Volume
Pengertian pemuaian volume adalah bertambahnya ukuran volume suatu benda karena
perubahan suhu. Jika dietahui suatu benda dengan volume awal Vo, koefisien muai
volume γ, dan kenaikan suhu Δt, maka pemuaian volume benda tersebut dapat
dihitung dengan rumus berikut.
ΔV = Vo.γ .Δt
V = Vo + ΔV
Atau
V = Vo (1 + γ .Δt)
Didefinisikan koefisien muai volume adalah tiga kali koefisien muai panjang. Jika
diketahui koefien muai panjang α, maka γ = 3.α
Untuk gas maka koefisien muai volume γ = 1/273, sehingga
V = Vo (1 + Δt /273)
KESIMPULAN
Semua benda jika suhunya dinaikkan akan mengalami pemuaian. Jika bentuknya
panjang dia akan mengalami muai panjang. Jika bentuknya luas atau volume maka
akan mengalami muai luas atau muai volume
Pertambahan muai benda berbanding lurus dengan kenaikan suhu
Benda yang mengalami penyusutan ketika suhunya dinaikkan maka benda tersebut
mengalami ANOMALI.
Contoh benda yang mengalami fenomena penyimpangan (ANOMALI) yaitu air dan
bismut.
Contoh :
1. 1. Sebatang baja bersuhu 20°C memiliki panjang 40 cm. Koefisien muai panjang baja
10-5 °C -1. Pertambahan panjang baja dan panjang akhir baja pada suhu 70°C
adalah…..
Diketahui :
Pertambahan suhu (ΔT) = 70°C – 20°C = 50°C
136
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Panjang awal (L1) = 40 cm
Koefisien muai panjang baja (a) = 10-5 oC-1
Ditanya : Pertambahan panjang (ΔL) dan panjang akhir (L2)
Jawab :
a) Pertambahan panjang (ΔL) b) Panjang akhir (L2)
ΔL = α L1 ΔT L2 = L1 +ΔL
-5 -1
ΔL = (10 °C )(40 cm)(50°C) L2 = 40 cm + 0,02 cm
-5
ΔL = (10 )(2 x 103) cm L2 = 40,02 cm
-2
ΔL = 2 x 10 cm
ΔL = 2 / 102 cm
ΔL = 2 / 100 cm
ΔL = 0,02 cm
2. Selembar baja pada suhu 20°C memiliki panjang 50 cm dan lebar 30 cm. Jika
koefisien muai panjang baja 10-5 °C-1 maka pertambahan luas dan luas total pada suhu
60°C adalah….
Diketahui :
Suhu awal (T1) = 20°C Suhu akhir (T2) = 60°C
Perubahan suhu (ΔT) = 60°C – 20°C = 40°C
Luas awal (A1) = Panjang x lebar = 50 cm x 30 cm = 1500 cm2
Koefisien muai panjang baja (α) = 10-5 °C-1
Koefisien muai luas baja (β) = 2a = 2 x 10-5 °C-1
Ditanya : Pertambahan luas (ΔA)
Jawab :
Pertambahan luas (ΔA) :
ΔA = β A1ΔT
ΔA = (2 x 10-5 °C-1)(1500 cm2)(40°C)
ΔA = (80 x 10-5)(1500 cm2)
ΔA = 120.000 x 10-5cm2
ΔA = 1,2 x 105 x 10-5cm2
ΔA = 1,2 cm2
Luas total (A2) :
A2 = A1 +ΔA
A2 = 1500 cm2 + 1,2 cm2
A2 = 1501,2 cm2
3. Bola pejal terbuat dari aluminium dengan koefisien muai panjang 24 x 10-6 °C-1. Jika
pada suhu 30°C volume bola adalah 30 cm3 maka agar volume bola itu bertambah
menjadi 30,5 cm3, bola tersebut harus dipanaskan hingga mencapai suhu….. °C
Diketahui :
Koefisien muai panjang (α) = 24 x 10-6 °C-1
Koefisien muai volume (γ) = 3 a = 3 x 24 x 10-6 °C-1= 72 x 10-6 °C-1
Suhu awal (T1) = 30°C
Volume awal (V1) = 30 cm3
Volume akhir (V2) = 30,5 cm3
Perubahan volume (ΔV) = 30,5 cm3 – 30 cm3 = 0,5 cm3
Ditanya : Suhu akhir (T2)
Jawab :
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG 137
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
ΔV = g (V1)(ΔT)
ΔV = g (V1)(T2 – T1)
0,5 cm3 = (72 x 10-6 °C-1)(30 cm3)(T2 – 30°C)
0,5 = (2160 x 10-6)(T2 – 30)
0,5 = (2,160 x 10-3)(T2 – 30)
0,5 = (2,160 x 10-3)(T2 – 30)
0,5 / (2,160 x 10-3) = T2 – 30
0,23 x 103 = T2 – 30
0,23 x 1000 = T2 – 30
230 = T2 – 30
230 + 30 = T2
T2 = 260°C
Apabila kalian sudah mampu menyelesaikan soal ini, maka kalian bisa melanjutkan pada
kegiatan belajar 4 berikut ini.
Kegiatan Belajar 4
Perpindahan Kalor
Pendahuluan
Sebelum belajar materi ini silahkan kalian membaca dan memahami uraian berikut ini !
138
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Benda-benda di sekitar kita ada yang bisa menghantarkan panas dan tidak bisa
menghantarkan panas. Benda yang bisa menghantarkan panas disebut dengan
konduktor. Contoh benda konduktor ialah tembaga, besi, air, timah, dan
alumunium.
1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan
perpindahan partikel-partikelnya.
Contoh:
Benda yang terbuat dari logam akan terasa
hangat atau panas jika ujung benda dipanaskan,
misalnya ketika memegang kembang api yang
sedang dibakar.
Knalpot motor menjadi panas saat mesin
dihidupkan.
Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk
menutup rebusan air.
Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.
Zat yang mudah menghantarkan kalor disebut konduktor,contohnya logam. Zat yang sulit
menghantarkan kalor disebut isolator, contohnya kayu dan plastik.
dengan :
Q/t = Laju perpindahan kalor secara konduksi (J s-1 = W)
A = luas permukaan (m2)
∆T = (T1 - T2) beda suhu antara kedua ujung (K atau oC)
d = ketebalan dinding (m)
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG 139
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
k = konduktivitas termal suatu zat (W m-1K-1).
2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah
konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Contoh:
Gerakan naik dan turun air ketika
dipanaskan.
Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai
dan lainnya ketika dipanaskan.
Terjadinya angin darat dan angin laut.
Gerakan balon udara.
Asap cerobong pabrik yang membumbung
tinggi.
Laju kalor konveksi, secara matematis ditulis:
dengan :
Q/t = Laju perpindahan kalor secara konveksi (J/s=W)
A = luas permukaan yang bersentuhan dengan fluida (m2), dan
∆T = beda suhu antara benda dan fluida (K)
h = koefisien konveksi, yang diperoleh secara percobaan (W/m2K).
Misalnya tubuh manusia memiliki h = 7,1 W/m2K.
3) Radiasi
Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan
radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas
tanpa zat perantara.Radiasi biasanya disertai
cahaya.
Contoh radiasi:
Panas matahari sampai ke bumi walau melalui
ruang hampa.
Tubuh terasa hangat ketika berada di dekat
sumber api.
Menetaskan telur unggas dengan lampu.
Pakaian menjadi kering ketika dijemur di
bawah terik matahari.
Laju kalor radiasi. Laju kalor radiasi Q/t (J/s = W), yang dipancarkan oleh suatu benda
yang suhu mutlaknya lebih besar dari 0 K, adalah sebanding dengan luas permukaannya A
(m2), dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya T4. Secara matematis ditulis:
Dengan :
P = Energi yang dipancarkan tiap satuan luas dalam satu satuan waktu (J/m2s)
e = emisivitas bahan (0≤ e ≤ 1¿, dengan e = 1 jika benda dianggap hitam
sempurna
σ = konstanta Stefan – Boltzman
= 5,67 x 10-8 watt/m2 K4
T = suhu (K)
140
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG
UKBM FIS-3.5/4.5/3/5.9
Contoh :
1. Satu batang logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan suhu kedua ujungnya 500C. Jika koefisien konduksi termalnya 0,2
kal/ms0C, tentukan jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas persatuan waktu!
Diketahui : L=2m
A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
k = 0,2 kal/ms0C
∆ T = 500C
Ditanya : H = .....?
Jawab :
H = k A ∆ T/L
= (0,2 kal/ms0C)(2 x 10-3 m2) 500C/2 m
= 0,01 kal/s
2. Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms0C memiliki luas
penamoang aliran 20 cm2. jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu
1000C ke dinding lainya yang bersuhu 200C, kedua dinding sejajar, berapakah
besarnya kalor yang dirambatkan?
Diketahui : Ditanyakan : H = ...?
0
h = 0,01 kal/ms C
A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2
∆ T = (1000C-200C) = 800C
Jawab :
H=hA∆T
= (0,01 kal/ms0C) (2 x 10-3 m2) (800C)
= 16 x 10-4 kal/s
3. Sebuah lampu pijar menggunakan kawat wolfram dengan luas 10-6 m2 dan
emisivitasnya 0,5. Bila bola lampu tersebut berpijar pada suhu 1.000 K selama 5 sekon
(σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4 ), hitunglah jumlah energi radiasi yang dipancarkan!
Diketahui : Ditanya : Q
T = 1.000 K
A = 10-6 m2
t=5s
e = 0,5
σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4
Jawab :
∆Q/∆t = e σ A T4
∆Q = e σ A T4 ∆t
= (0,5) (5,67 x 10-8 W/m2K4 ) (10-6 m2) (1.000 K)4(5s)
= 14,175 x 10-2 J
AYO BERLATIH !
1. Dua batang logam besi dan baja dengan ukuran yang sama disambungkan seperti pada
gambar
tA = 0°C besi t B baja tC = 100°C
Ujung besi bersuhu 0°C dan ujung baja bersuhu 100°C, jika koofisien konduksi termal
besi dan baja masing – masing 0,14 kal/cm°Cs dan 0,11 kal/cm°Cs. Hitunglah
temperatur sambungan ke dua logam tersebut !
4. Penutup
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) atau berdiskusilah kembali dengan
teman Anda tentang materi yang belum Anda pahami. Jangan putus asa untuk
mengulang lagi ! Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka
lanjutkan berikut.
Dimana posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
dalam rentang 0 – 100, tuliskan kedalam kotak yang tersedia.
142
© 2021−MGMP FISIKA SMA NEGERI 4 MALANG