Bab III Koreksi
Bab III Koreksi
Letak Geografis
Bethesda Tolitoli, maka penulis lebih dahulu akan menggambarkan secara umum jemaat
Sulawesi Tengah Kab. Tolitoli Kecamatan Baolan Kelurahan Tuweley dan berada di bagian
Timur Jantung Kota Tolitoli, jarak dari kota Palu kurang lebih 300 Km. Berdasarkan letak
Jemaat Bethesda merupakan salah satu jemaat GPIBT yang cukup besar dan berada di
bagian Timur Jantung Kota Tolitoli. Pada mulanya jemaat Bethesda merupakan cabang
kebaktian dari jemaat Imanuel (Induk) tahun 1970-1975, dimana tempat peribadatan masih
48
sangat sederhana dan terdiri dari 6 kk, pendirinya yaitu Bpk. Ringka Lawidu dan Bpk. Fekky
Mumekh. Menurut salah seorang responden (J.H.Rosang), pemberian nama jemaat Bethesda
tidak ada alasan yang cukup jelas namun diperkirakan karena letak geografisnya yaitu
berdekatan dengan sebuah sungai (sungai Tuweley) dan kemungkinan juga mengutip kata-
kata Alkitab yang terkenal khususnya penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus di kolam
Seiring dengan pertambahan jumlah anggota jemaat yang berasal dari berbagai
daerah, yaitu : Manado, Sanger, Batak, Toraja, Ambon, Flores, Poso dan Jawa maka rumah
tempat peribadatan tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu didirikan gedung gereja yang
berukuran 6 x 12 yang masih bersifat semi permanent dan ketua pembangunannya yaitu Bpk.
Marthen Luther Sumule (1979). Kemudian pada tahun 1990 tokoh-tokoh Kristen pada waktu
itu memikirkan bagaimana agar didirikan gedung gereja permanent karena jumlah anggota
jemaat semakin meningkat, maka pada Tahun 1992 didirikan gedung gereja dengan ukuran
masih terikat dengan jemaat induk dalam hal ini jemaat GPIBT Imanuel, akan segera ditinjau
mengingat pemberdayaan jemaat ini semakin meningkat, upaya tersebut menjadi kenyataan
karena pada tahun 1976 Gereja Bethesda diresmikan oleh Sinode GPIBT menjadi salah satu
anggota gereja GPIBT. Pada saat itu belum ada penempatan Pendeta tetapi ditempatkan Pnt.
Wem Olloy sebagai tenaga pelayan saat itu. Kemudian pada Tahun 1978 ditempatkan
seorang pelayan Jemaat Bethesda yaitu Pdt. Wehelmina Ursia Tulenan Makapedua sebagai
pendeta pertama. Setelah itu dari tahun ke tahun berkat kuasa Roh Kudus jumlah anggota
Keadaan Jemaat Bethesda Tolitoli sesuai dengan sensus Jemaat Tahun 2008 adalah
748 jiwa dengan jumlah KK 168 yang terdiri dari 5 kolom, yang masing-masing kolom
dilayani oleh 3 orang Penatua dan 1 Diaken. Di samping Pelayanan Kategorial (Pria-Kaum
masing kepengurusannya. Jemaat juga memiliki 1 orang Pelayan Jemaat sebagai Kostor serta
2 orang Penasehat Jemaat dan 3 orang Badan Pengawas Perbendaharaan Jemaat serta 1 orang
Pendeta yang ditempatkan oleh Badan Pekerja Sinode GPIBT untuk melayani jemaat secara
periodik (4 tahunan).
Sampai saat ini sudah ada 7 Orang sebagai Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu yang
Guru Sekolah Minggu yang ada sekarang ini berjumlah 7 orang yang aktif 5 orang karena
mereka memegang jabatan sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara
sehingga rasa tanggung jawab lebih tinggi dari yang lain. Guru sekolah minggu yang tidak
aktif mereka hadir hanya pada saat bertugas (ada jadwal) baru mereka hadir. Di bawah ini
Keadaan Pekerjaan
Tani 68
PNS 38
TNI / POLRI 12
Pensiun 13
Tukang 16
Pengusaha 9
Sopir 9
Swasta 82
Tiada 47
Jumlah 294
Sumber : Data statistik jemaat Bethesda Tolitoli, 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan warga jemaat sebagian besar
adalah pekerja swasta. Hal ini di sebabkan oleh karena letak geografis jemaat Bethesda yang
berada di dalam kota Tolitoli, sehingga banyak warga jemaat yang bekerja di perusahaan-
perusahaan swasta yang berada di kota tolitoli dan ada juga warga jemaat yang membuka
51
usaha-usaha dalam berbagai bidang seperti dalam bidang ekonomi (usaha warung, Toko,
Keadaan Pendidikan
SD (putus sekolah) 22
SMP (Putus sekolah) 75
SMA 163
DIPLOMA 1
S1 33
S2 – S3 -
Jumlah 294
Kesadaran pendidikan dari warga jemaat Bethesda Tolitoli bisa dikatakan sangat
tinggi. Hal ini dilihat dari tingkat pendidikan anggota jemaat di mana tidak ada lagi anggota
jemaat yang tidak berpendidikan dan sebagian besar anggota jemaat adalah tamatan SMA.
1 7 8 14 29
2 9 12 21 42
3 10 9 18 37
4 5 10 11 26
5 10 9 19 38
Jumlah 41 48 83 172
Melihat dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
menunjukkan bahwa kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu, sangat
kurang karena jumlah kehadiran setiap hari minggu hanya berkisar : anak Tanggung 10-15
anak, anak Tengah 17-22 anak, anak kecil 15-20 anak. data kehadiran ini dari absen disetiap
kelas. Dari kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu menunjukkan bahwa
Di bawah ini Program Kerja Pelayanan Kategorial Anak Sekolah Minggu Periode
IBADAH
Ibadah Minggu Pagi
- Diadakan setiap hari Minggu Pagi Pukul 07.10 – 08.15 bertempat di
Gereja Bethesda
- Ibadah Minggu dibagi menjadi 3 (tiga) kelas dengan guru pendamping
yang di rolling setiap 1 x 3 bulan.
Ibadah Pondok Gembira
- Dilaksanakan pada setiap Hari Kamis jam 16.00 sore
- Belajar lagu-lagu baru
- Melaksanakan Ibadah ucapan syukur bersama bagi anak yang berhari
ulang tahun
Ibadah Permintaan
- Melaksanakannya sesuai permintaan keluarga
Ibadah Anak Terbuka
- Dilaksanakan bersama jemaat
Melaksanakan Ibadah Paskah & Kenaikan
Melaksanakan Ibadah Natal
Ibadah Hari Doa Sedunia
- Dilaksanakan Pelka Anak Tingkat Sinode
Ibadah Hari Doa Alkitab
- Dilaksanakan Pelka Anak tingkat Sinode
KEGIATAN LAINNYA
Mendukung kegiatan Sinodal Pelka – A/SM
Melaksanakan Sensus Anak Sekolah Minggu
Melaksanakan Tabungan Anak-anak Sekolah Minggu setiap Ibadah Minggu
Memberikan Hadiah bagi anak-anak yang berprestasi dari Juara 1-5 setiap
penaikan kelas
Mengadakan Pundi dan Gelas Pelastik untuk Pondok Gembira
1
Program Jemaat GPIBT Bethesda Tahun Pelayanan 2008 – 2012 & 2008 – 2009 (BPH Majelis
Jemaat Bethesda Tolitoli) 15 Mei 2008.
53
KEGIATAN MENABUNG
Melaksanakan kegiatan menabung setiap hari Minggu dan dibagikan pada
awal Bulan Desember dalam Perayaan Natal
LOMBA – LOMBA
Melaksanakan berbagai Lomba yang dirangkaikan dengan hari-hari besar
Gerejawi
PERKUNJUNGAN
Melaksanakan perkunjungan kepada anak-anak yang sakit dan berhari ulang
tahun.
Keadaan Guru Sekolah Minggu di Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli pada saat
penelitian ini dilakukan teridentifikasi sebagai berikut : Guru Sekolah minggu yang dipilih
oleh majelis jemaat 1 orang sebagai ketua Pelka A/SM dan masing-masing dari keenam guru
sekolah minggu, mereka mengajar di Sekolah Minggu karena di ajak oleh teman-teman
mereka untuk mengajar di sekolah minggu. 2 Ketujuh guru-guru sekolah minggu yang ada di
jemaat GPIBT Bethesda mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi yaitu : 2
orang berijasa S1 pekerjaan PNS (1 sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen di SD dan Guru
Umum di SLTA) 1 orang ahli madya keperawatan (tamatan akper) tenaga honorer di RS.
Mokopido Tolitoli, 3 orang berijasa SMA 2 pegawai swasta dan 1 ibu rumah tangga, 1 orang
berijasa SD.
2
Hasil wawancara dengan Ibu. Marni D. Hutabarat. Wakil ketua Pelka A/SM di jemaat GPIBT
Bethesda. Tanggal 12 April 2009
54
orang sebenarnya belum mencukupi untuk melayani anak-anak Sekolah Minggu di jemaat
GPIBT Bethesda yang terdiri 5 kolom dengan jumlah keseluruhan anak sekolah minggu 172
anak.3 dengan keberadaan guru sekolah minggu yang hanya berjumlah 7 orang, hal ini
seorang koresponden4 mengatakan ini disebabkan karena perekrutan guru sekolah minggu
tidak diprogramkan dalam program jemaat sehingga dalam perekrutan guru-guru sekolah
minggu sangat sulit, kesadaran dari jemaat untuk memberikan diri melayani anak-anak
sangat kurang dan juga di dalam pemilihan ketua pelka A/SM tidak mengikuti tata gereja
3
Hasil wawancara dengan ibu. Ratnaningsi Rundubelo S.Pd Ketua Pelka A/SA di jemaat GPIBT
Bethesda. Tanggal 3 mei 2009
4
Hasil wawancara dengan Bpk. CH. Montol. S.Pd, Sekertaris Sinode GPIBT juga sebagai anggota
jemaat GPIBT Bethesda. Tanggal 8 april 2009
55
yang terjadi pemilihan ketua pelka A?SM di pilih oleh majelis, dan juga tenaga guru sekolah
minggu yang direkrut oleh majelis bukan dari pelatihan (tenaga yang disiapkan).5
Salah satu tugas pelayanan gereja yang tak kala pentingnya dengan tugas-tugas
lainnya adalah pelayanan kepada anak-anak. melihat realita yang ada bentuk pelayanan
kepada anak-anak yang biasa dilakukan oleh Guru Sekolah Minggu baru sekitar persiapan
Harapan dari setiap warga gereja/orangtua Guru Sekolah Minggu bisa menjalankan
fungsi gurunya dengan baik agar fungsi guru sebagai seorang pelayan anak-anak bisa
memberikan banyak arti bagi anak-anak Sekolah Minggu maupun orangtua yang sudah
Selanjutnya dalam uraian berikut akan dikemukakan tentang pengolahan dan analisis
Karya ilmiah ini memadukan suatu penelitian ilmiah yang ditunjang dengan sebuah
kajian teoritis. Dalam bab ini, penulis akan memaparkan hasil wawancara kepada Guru-guru
Sekolah Minggu, Pendeta, Majelis, Anak-anak Sekolah Minggu dan beberapa anggota jemaat
Bethesda Tolitoli sebagai responden yang terpilih dan yang dianggap tahu keberadaan yang
5
Hasil wawancara
56
13 responden mengatakan bahwa profil Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu
seorang yang patut diteladani sebagai seorang Guru Sekolah Minggu bagi anak-anak,
yang bisa memberikan pembelajaran sesuai dengan bahan Alkitab, dan mempunyai sikap
kelemah lembutan, sabar, berprilaku baik, jujur, ihklas, tahu beradaptasi dengan anak-
mengatakan bahwa profil Guru Sekolah Minggu yang baik bukan hanya tau mengajar
tetapi berpengalaman dalam tugas pelayanan gereja, melakukan Firman Tuhan dan
memberi contoh kepada anak-anak Sekolah Minggu dengan sikap dan tutur kata yang
baik.7 5 responden mengatakan profil Guru Sekolah Minggu yang baik adalah seorang
yang bisa menjadi panutan bagi anak-anak maupun orangtua dalam segala segi, serta
berlaku setia dalam tugas, dan dapat menjadi orangtua sekaligus sahabat bagi anak-anak,
mampu mengajarkan anak-anak tentang Iman Kristen, dapat menjadi teladan bagi anak-
anak dalam sikap, tingkah laku, dan tutur kata, mempunyai kepribadian yang dapat
Sekolah Minggu sehingga terjalin proses belajar mengajar yang baik, mengutamakan
responden mengatakan profil Guru Sekolah Minggu yang baik adalah seorang yang
Tuhan dan dapat menjadi teladan bagi anak-anak Sekolah Minggu, penuh ketabahan
6
DK, SW,GO,SR,RS,HM,TS,NL,DL,RP,JP,AP,JR. wawancara Mei 2009
7
SR,EP,JL,MM,AK,EW,CM. wawancara Mei 2009
8
PK,CM,LS,TT,DR. wawancara Mei 2009
9
AK,MW,JP. wawancara Mei 2009
57
mengandalkan kemampuan dari pada pengetahuan, yang diberikan kepada anak-anak asal
sudah ada atau belum. Karena dari beberapa guru Sekolah Minggu yang lebih ditonjolkan
hanya kemampuan bahwa dia bisa menjadi Guru Sekolah Minggu padahal sebenarnya
menjadi Guru Sekolah Minggu itu tidak gampang, karena diperhadapkan dengan
bagaimana caranya agar anak-anak mengerti dan paham tentang isi Alkitab, bukan
sekedar penyampaian akan tetapi prakteknya yang dibutuhkan, karena Guru-guru Sekolah
Minggu jangan hanya jual tampang sebagai Guru Sekolah Minggu, akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari tidak mencerminkan sebagai Guru Sekolah Minggu, hanya pada
saat Sekolah Minggu di Gereja pada hari minggu dan Pondok Gembira/Kamis gembira
guru Sekolah Minggu bertindak sebagai Guru Sekolah minggu. Diluar dari itu sudah
tidak lagi terlihat sebagai pembimbing anak-anak, Guru Sekolah Minggu juga bukan
hanya menjadi guru di hari minggu dan kamis gembira tetapi setidaknya ada program
perkunjungan kepada anak-anak bukan Cuma disaat anak berhari ulang tahun tetapi ada
anaknya, dan guru juga mengetahui keberadaan anak dalam lingkungan pergaulannya di
rumah setiap hari, sehingga bisa mengarahkan anak-anak lebih taat dan setia sama orang
tua, guru-gurunya dan terlebih kepada Tuhan.10 3 responden mengatakan baik bahwa
pengajaran sudah bervariasi, ibadah sudah terlaksana dengan baik, namun memotivasi
10
CM,MW,PK,TT,SR,TS,RS,JP,AK,DK,SW,LS,MM,EP,DR,JR,GO,JP,AK,AP. wawancara Mei 2009
58
anak-anak untuk ikut ibadah Sekolah Minggu masih kurang. 11 5 responden mengatakan
kurang karena banyak Guru Sekolah Minggu lebih mementingkan karier dari pada
semua mengikuti pelatihan Dasar perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi semua
Guru Sekolah Minggu karena bisa memberikan Dasar-dasar bagi Guru Sekolah Minggu
untuk bisa memberikan pengajaran yang benar bagi anak Sekolah Minggu, juga
pembinaan Guru Sekolah Minggu merupakan wadah dimana Guru Sekolah Minggu dapat
memahami pentingnya pelayanan dan cara mengajar dengan baik juga melalui
kemampuan sehingga anak-anak Sekolah Minggu lebih cepat memahami dan mendapat
ajaran yang tepat karena pengetahuan anak Sekolah Minggu akan menjadi dasar
anak semakin bertumbuh imannya kepada Yesus Kristus, Serta meningkatkan mutu
pelayanan agar lebih baik karena kalau tidak diberikan pelatihan dan pembinaan
bagaimana bisa seorang Guru Sekolah Minggu mengajarkan tentang bahan Alkitab
sedangkan dasar-dasar pengetahuan Alkitab itu sendiri Guru Sekolah Minggu tersebut
11
CM,EW,HM. wawancara Mei 2009
12
SR,JL,RP,DL,NL wawancara Mei 2009
59
4. Apakah dalam kehidupan setiap hari Guru Sekolah Minggu telah menunjukkan sikap
15 responden mengatakan hal ini sangat relatif sebab tidak semua Guru Sekolah
Minggu dapat memberikan teladan yang baik sesuai pengajaran, juga tidak semua
manusia bisa bertindak dan berlaku sesuai dengan firman Tuhan, akan tetapi jika kita
sadar akan sikap dan perbuatan kita tentunya kita bisa memahami apa yang sudah kita
pelajari. Begitu juga dengan Guru Sekolah Minggu masih ada yang bertindak dan berlaku
tidak sesuai dengan apa yang diajarkan kepada anak-anak, misalkan pengajaran tentang
iri hati, dan bersifat sombong, dalam pembelajaran terhadap Anak Sekolah Minggu selalu
mengajarkan bahwa anak-anak jangan suka iri hati, dengki dan sombong terhadap
sesama, akan tetapi justru dalam lingkungan guru-guru Sekolah Minggu justru Guru-guru
Sekolah Minggu tersebut ada yang merasa iri, merasa kurang, bahkan terlampau lebih
sombong dengan kemampuannya sendiri dari guru yang lain.15 9 responden mengatakan
bahwa dalam kehidupan setiap hari Guru Sekolah Minggu wajib dan harus
menunjukkan, dilakukan oleh setiap Guru Sekolah Minggu dan memberikan contoh
teladan yang baik terhadap anak didik dalam gereja melalui sikap hidup sesuai dengan
apa yang Guru ajarkan di Sekolah Minggu pada anak-anak.16 4 responden mengatakan
tidak tahu tetapi setidaknya sebagai seorang Guru Sekolah Minggu yang melayani anak-
13
SW,MW,CM,PK,CM,TT,GO,JR,SR,DR,RS,JP,AK,EP,MM,AK,AP,JP,LS,JL,RP,EW,DK,
wawancara Mei 2009
14
HM,TS,NL,SR,DL. wawancara Mei 2009
15
PK,CM,EW,DK,CM,MM,LS,DR,EP,AK,MW,SW,TT,JR,JL. wawancara Mei 2009
16
GO,SR,JP,AP,AK,JP,RP,RS,NL. wawancara Mei 2009
60
anak dan juga sebagai pelayan di dalam Gereja menunjukkan sikap hidup sesuai dengan
yang diajarkannya.17
pelayanan Sekolah Minggu, perhatiannya dari segi pendanaan, mungkin ada walaupun
kegiatan dalam rangka menyambut Paskah, menyambut Natal, Ibadah Padang, yang lebih
bantuan beasiswa untuk anak Sekolah Minggu yang kurang mampu anak Sekolah
Minggu yang berprestasi dan anak yatim-piatu. Tetapi dari bentuk-bentuk perhatian
gereja terhadap pelayanan Sekolah Minggu belum sepenuhnya menjawab kebutuhan dari
Pelka Anak/Sekolah Minggu karena sarana dan prasarana tempat peribadatan (ruangan)
belum layak bagi Guru dan anak Sekolah Minggu karena masih memakai 1 ruangan
untuk 3 kelas. Di harapkan bentuk perhatian gereja sekarang ini terfokus pada sarana dan
pembinaan/pelatihan bagi Guru Sekolah Minggu, menambah bahan ajar untuk anak-
anak.19
6. Bagaimana persiapan Guru-guru Sekolah Minggu dalam mengajar, Apakah sudah cukup
simulasi antar Guru Sekolah minggu walaupun terkadang jarang dalam simulasi guru-
guru sekolah minggu hadir semua, padahal dalam simulasi, Guru-guru Sekolah Minggu
bisa lebih paham akan bahan pembelajaran yang nantinya akan disampaikan kepada
7. Apakah Guru Sekolah Minggu yang telah mengikuti pelatihan Guru Sekolah Minggu
guru yang lain jawabannya tidak tahu karena tidak ada forum untuk melakukan evaluasi
dari guru yang mengikuti pelatihan tersebut, apakah dia mampu memberikan materi dan
pada Pelka Anak Sekolah Minggu, dan menjawab panggilan pelayan Tuhan. 28 3
responden mengatakan untuk mengembangkan bakat, juga karena keinginan hati untuk
21
EW,CM,PK,TT,GO,JR,SR,DR,EP,JL. wawancara Mei 2009
22
NL,RP,JP,AP,AK. wawancara Mei 2009
23
HM,LS,JP,DL,SR,TS. wawancara Mei 2009
24
JP,RP,SW,AP. wawancara Mei 2009
25
PK,CM,EW,AK,GO,JR,JL,LS,DR,EP,JP. wawancara Mei 2009
26
SR,DL,TT,AK,HM. wawancara Mei 2009
27
CM,DK,RS,MW,MM,TS,NL. wawancara Mei 2009
28
RR,JR,MH,AS. wawancara Mei 2009
29
DD,ML,CT. wawancara Mei 2009
62
mengunakan alat peraga, pertama karena sesuai dengan materi cerita, kedua karena tidak
menggunakan alat peraga karena sangat membantu dalam proses pemahaman anak
terhadap bahan pembelajaran Alkitab/Firman Tuhan, melalui alat peraga dapat menarik
perhatian anak-anak untuk lebih memahami makna cerita yang disampaikan juga alat
peraga sangat menunjang dalam pembelajaran tentang materi yang diajarkan untuk lebih
memahami dan mendalami apa yang disampaikan oleh Guru Sekolah Minggu kepada
Anak Sekolah Minggu.31 1 responden mengatakan alat peraga juga merupakan alat Bantu
dalam mengajar, pelajaran lebih muda diingat, ada hal-hal yang abstrak yang sulit
dijelaskan (kasih, dosa, pengampunan dll) dapat dibantu dengan alat peraga.32
5 responden mengatakan alat peraga yang dipakai yaitu sesuai dengan materi yang
ada melalui buku pedoman bahan ajar Sekolah Minggu dari GKI Jateng (kerja sama
Dengan GKI Jateng) seperti gambar Tokoh dalam cerita, lakon, alat tulis menulis. 33 1
responden mengatakan bahwa ia memakai alam sekitar sebagai alat peraga (alat peraga
mengatakan namun demikian jika dari majelis jemaat memberikan dana untuk pengadaan
30
MH,ML,RR,AS. wawancara Mei 2009
31
CT,DD. Wawancara Mei 2009
32
JR. Wawancara Mei 2009
33
MH,AS,DD,ML,CT. Wawancara Mei 2009
34
RR. Wawancara Mei 2009
35
JR. Wawancara Mei 2009
63
alat praga ini sangat membantu kami sebagai guru-guru Sekolah Minggu di dalam
melaksanakan pengajaran kepada anak-anak Sekolah Minggu. Karena dengan alat praga
Pedoman Sekolah Minggu yang berjudul “sahabat Anak” dari GKI Jateng. 37 1 responden
mengatakan walaupun sudah ada buku/bahan ajar yang di siapkan oleh majelis, bagi kami
masih sangat kurang pengadaan buku-buku dari majelis karena yang disiapkan majelis
Cuma 1 buku yaitu buku “sahabat anak” yang dari GKI Jateng. Buku untuk kegiatan
ibadah di Pondok Gembira tidak di sediakan majelis sehingga bagi kami sebagai guru
sangat kesulitan mencari bahan/buku untuk mengajarkan mereka di saat ibadah Pondok
Gembira.39
5. Apakah bahan-bahan yang dipakai di Sekolah Minggu sudah cukup untuk menunjang
cukup menunjang kebutuhan pendidikan Kristiani bagi anak karena masih banyak yang
harus ditumbuh kembangkan dan perlu adanya pendanaan khusus untuk pengadaan alat
mengatakan sudah cukup tanpa memberi alasannya. 42 Menurut beberapa guru menyadari
36
MH,AS,JR,RR,CT,ML,DD. Wawancara Mei 2009
37
MH,AS,JR,RR,CT,DD. Wawancara Mei 2009
38
ML. Wawancara Mei 2009
39
ML,DD,CT,MH,RR,JR,AS. Wawancara Mei 2009
40
MH,AS,RR,CT,ML. Wawancara Mei 2009
41
JR. Wawancara Mei 2009
42
DD Wawancara Mei 2009.
64
bahwa pelayanan mereka kepada anak-anak masih kurang karena kurangnya perhatian
majelis di dalam pengadaan buku-buku dan alat-alat peraga, serta ketidak leluasaan guru-
guru dalam mengembangkan Sekolah Minggu disebabkan tidak ada kepercayaan dari
sebagian keuangan yang ada di Sekolah Minggu sehingga menyebabkan program yang
sudah dibuat oleh Guru-Guru Sekolah Minggu untuk memberikan hadiah kepada anak-
anak Sekolah Minggu yang bisa menjawab pertanyaan dan anak-anak yang rajin ke
Sekolah Minggu tidak berjalan. Sangat disayangkan karena ini juga merupakan salah satu
program guru-guru di dalam menarik minat anak-anak untuk setia dan rajin ke Sekolah
Minggu.
Minggu?
pertama pelatihan Dasar Guru Sekolah Minggu di Jemaat, kedua Pelatihan Dasar Guru
Sekolah Minggu di Wilayah, ketiga pelatihan dasar Guru Sekolah Minggu di Sinode.
Keempat dan kelima pelatihan dasar Guru Sekolah Minggu tingkat Nasional (2 kali),
keenam pelatihan lanjutan Guru Sekolah Minggu, ketujuh Pelatihan Guru Sekolah
Minggu TOT, kedelapan Pelatihan alat peraga.46 Menurut beberapa guru dengan melihat
43
AS,MH. Wawancara Mei 2009
44
DD,ML,CT. Wawancara Mei 2009
45
RR. Wawancara Mei 2009
46
JR. Wawancara Mei 2009
65
belum semua guru mengikuti pelatihan Dasar sebaiknya ada program untuk
kesulitan dalam pengajaran, merupakan persiapan bagi Guru Sekolah Minggu untuk
agar Guru Sekolah Minggu dapat menguasai materi atau bahan ajar yang disajikan
kepada Anak Sekolah Minggu, agar Guru Sekolah Minggu dapat mentransfer materi atau
bahan ajar kepada Anak Sekolah Minggu dengan baik sesuai dengan bahan pelajaran
(fokus) dari buku yang digunakan, memotivasi Guru-guru Sekolah Minggu untuk saling
membagi pengalaman yang baik.49 1 responden mengatakan karena kita sebagai Guru
yang lebih berpengalaman tentang teologi seperti Pendeta, Guru Agama. 50 3 responden
mengatakan sangat penting karena dengan adanya persiapan mengajar kita sebagai Guru
Sekolah Minggu lebih mantap untuk menyampaikan Firman Tuhan terhadap anak, juga
sebagai Guru Sekolah Minggu kita harus terlebih dahulu memahami materi dan cerita
8. Menurut saudara bagaimana cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik?
1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik dengan
cara mengajar yang komunikatif dalam arti menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
anak, cara mengajar yang kreatif dalam arti: kreasi cerita yang menarik sehingga anak-
47
JR,MH,AS,RR. Wawancara Mei 2009
48
MH. Wawancara Mei 2009
49
JR Wawancara Mei 2009.
50
RR. Wawancara Mei 2009
51
DD,ML,CT Wawancara Mei 2009.
66
anak tidak bosan, kreasi dalam pujian agar menarik sehingga melalui pujian dapat
mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik dengan menggunakan metode mengajar sesuai
dengan tingkat umur Anak Sekolah Minggu (mis:kelas kecil, kelas tengah, kelas
tanggung), dan menggunakan alat praga.53 1 responden mengatakan cara mengajar guru
sekolah minggu yang baik adanya persiapan pribadi (hubungan dengan Tuhan) persiapan
mengajar materinya, alat praga, metode mengajar, ruang kelas anak Sekolah Minggu,
selalu disertai evaluasi dalam setiap tahap pengajaran. 54 2 responden mengatakan cara
mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu rendah hati, penuh kasih dan banyak
belajar.55 1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu
guru yang mau belajar tentang banyak hal di Sekolah Minggu dan berani untuk tampil. 56
1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu mengajar
jangan terlalu tegang santai sehingga cerita yang kita bawakan menarik bagi anak-anak.57
Minggu adalah salah satu sarana yang diperuntukkan untuk anak-anak agar anak-anak
dapat lebih mengenal Tuhan, agar anak-anak terbiasa dalam mengikuti kegiatan
pelayanan, juga ingin lebih dekat dan mengenal Yesus serta sebagai suatu kewajiban
umat Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus.58 4 responden mengatakan mereka
52
MH Wawancara Mei 2009.
53
RR Wawancara Mei 2009.
54
JR Wawancara Mei 2009.
55
ML,CT Wawancara Mei 2009.
56
AS Wawancara Mei 2009.
57
DN. Wawancara Mei 2009
58
EH. Wawancara Mei 2009
67
“kadang-kadang” ke Sekolah Minggu karena selalu telat bangun pagi, karena biasa juga
rekreasi.60
tidak setiap minggu kami belajar lagu baru.61 3 responden mengatakan sebenarnya
mereka kalau ada lagu-lagu baru senang karena dengan adanya lagu-lagu baru banyak
Minggu selain mendengarkan Firman Tuhan kita juga diajarkan lagu-lagu rohani yang
baru, di sekolah minggu juga adalah tempat yang nyaman untuk membaca Alkitab, dapat
bertemu dengan teman-teman dan dengan adanya sekolah minggu bisa mengenal Tuhan.
Tapi sayangnya di sekolah minggu ada anak-anak yang suka nakal, ribut kalau sementara
59
TS,MR,NW,TP. Wawancara Mei 2009
60
TS,MR,NW,TP,EH. Wawancara Mei 2009
61
TS,MR,NW,TP,EH Wawancara Mei 2009.
62
EH,MR,TP Wawancara Mei 2009.
63
TS,MR,EH,NW,TP. Wawancara Mei 2009
68
cerita mengenai tokoh-tokoh dalam Alkitab, belajar lagu-lagu baru, mengenal teman
baru, bisa mendapatkan pelajaran yang baru tentang Tuhan Yesus. Bisa ketemu dengan
teman-teman.64
4 responden mengatakan yang mereka tidak senang di Sekolah Minggu adalah guru
mengajar hanya bercerita saja, dan biasanya sudah banyak anak-anak di gereja Gurunya
belum dating.65 5 responden mengatakan yang mereka tidak suka di Sekolah Minggu
teman-teman yang nakal yang suka mengganggu di saat berdoa di saat mendengarkan
cerita teman-teman suka ribut, diberikan arahan atau nasehat teman-teman tidak
7. Metode mengajar apa yang kamu senangi ? cerita Cuma hotbah atau cerita memakai
alat peraga :
memakai alat peraga karena memakai alat peraga ceritanya lebih cepat di mengerti dan
lebih menyenangkan, menarik dari pada cerita Cuma hotbah.67 1 responden mengatakan
metode mengajar yang ia senangi yaitu kedua-duanya, cerita Cuma hotbah dan cerita
memakai alat peraga karena keduanya sama-sama memeberitakan firman Tuhan, yang
Analisis Data
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari observasi dan wawancara menunjukkan bahwa
jemaat sangat menginginkan profil guru Sekolah Minggu yang patut diteladani sebagai
seorang Guru bagi anak-anak dan orang tua serta mempunyai sikap lemah lembut, sabar,
berprilaku baik, jujur, ihklas, memiliki ketrampilan, pengetahuan, bisa menjadi panutan bagi
anak-anak maupun orang tua dalam segala segi, berlaku setia dalam tugas dan tidak otoriter
serta memaksakan kehendak kepada anak-anak. jemaat juga sangat merindukan adanya
program perkunjungan bagi anak-anak, supaya sebagai orang tua mengetahui perkembangan
anaknya di Sekolah Minggu, dan juga bagi guru mengetahui keberadaan anak dalam
lingkungan pergaulannya di rumah setiap hari, sehingga bisa mengarahkan anak-anak lebih
Selain itu jemaat juga sangat merindukan adanya program pembinaan/pelatihan bagi
Guru-guru Sekolah Minggu karena wadah ini sangat menunjang akan kinerja dari pada guru-
guru di dalam ia memberikan pengajaran kepada anak-anak Sekolah Minggu dimana melalui
lebih baik, mendapatkan hal-hal yang baru sesuai dengan berkembangnya zaman.
Kurangnya minat anak-anak mengikuti Ibadah Sekolah Minggu dan Pondok Gembira
karena tidak adanya pembimbingan secara pribadi kepada anak-anak, kurangnya kreasi
dalam kegiatan Ibadah Sekolah Minggu dan Pondok Gembira sehingga minat anak untuk ke
kualitas iman mereka. hal ini menyebabkan anak-anak kurang bersimpati untuk datang ke
Sekolah Minggu dan Pondok Gembira, tidak adanya perubahan sikap bagi anak-anak, karena
di dalam ibadah Sekolah Minggu masih banyak anak-anak yang nakal (mengganggu teman-
temannya di saat ibadah) sehingga membuat anak-anak lain merasa terganggu dalam ibadah.
70
ini sangat diharapkan adanya kerja sama Guru-guru Sekolah Minggu dalam membina anak-
Kerja sama Guru-guru Sekolah Minggu sangat diharapkan oleh jemaat karena di
dalam membimbing anak-anak untuk bersikap baik dan jujur sangat mempengaruhi sikap
dari guru-gurunya. Bagaimana guru mengajarkan untuk berbuat baik sementara diantara
sesama guru masih ada yang bertindak dan berlaku tidak sesuai dengan apa yang diajarkan
kepada anak-anak.
Sebagai Guru Sekolah Minggu yang sudah terpanggil untuk melayani anak-anak
diharapkan dapat melayani anak-anak dengan baik, serta dapat meningkatkan pelayanannya
kepada anak-anak Sekolah Minggu. Di jemaat Bethesda ada masalah yang menghambat
pelayanan guru-guru kepada anak-anak alasan yang menyebabkan kurangnya pelayanan yang
dilakukan Guru Sekolah Minggu, yakni Guru Sekolah Minggu sibuk dengan urusan pribadi,
mementingkan karier dari pada pelayanan yang sesungguhnya, kurangnya program Sekolah
Minggu yang dapat menunjang kinerja Guru di Sekolah Minggu agar lebih baik misalkan
sepenuhnya hanya ada beberapa program yang dilakukan seperti pelaksanaan Ibadah Sekolah
Minggu, Pondok Gembira, dan program perkunjungan hanya untuk orang sakit dan
perkunjungan ulang tahun itupun dilaksanakan tidak terjangkau semua karena perkunjungan
orang sakit cuma di rumah sakit dan perkunjungan ulang tahun cuma dalam Ibadah pondok
gembira tidak ada perkunjungan bimbingan rohani secara pribadi kepada anak-anak yang
Sekolah minggu disebabkan Guru-guru Sekolah Minggu yang ada sangat kurang salah
seorang koresponden mengatakan ini disebabkan karena perekrutan Guru Sekolah Minggu
tidak diprogramkan dalam program jemaat sehingga dalam perekrutan Guru-guru Sekolah
Minggu sangat sulit, kesadaran dari jemaat untuk memberikan diri melayani anak-anak
sangat kurang. Dan juga di dalam pemilihan ketua Pelka Anak/Sekolah Minggu tidak
mengikuti Tata Gereja. yang terjadi pemilihan Ketua Pelka Anak/Sekolah Minggu di pilih
oleh Majelis. Dan juga tenaga Guru Sekolah Minggu yang direkrut oleh majelis bukan dari
pelatihan (tenaga yang disiapkan). Dalam Tata Gereja GPIBT tahun 2008 Bab V pasal 7
alinea ke-4 mengatakan: khusus untuk Pelka Anak/Sekolah Minggu, di jemaat yang memiliki
1 s/d 4 tenaga Guru Sekolah Minggu Ketua dan anggota Pengurusnya dipilih oleh Calon
Majelis Jemaat dan dipimpin oleh Panitia Pemilihan BPH Majelis Jemaat. Sedangkan bagi
jemaat yang memiliki lebih dari 5 (lima) tenaga Guru Sekolah Minggu dapat melakukannya
dalam suatu rapat bersama dan dipimpin oleh panitia Khusus yang ditetapkan oleh Majelis
Jemaat periode berjalan. Kesalahan ini terjadi akibat dari pelaksanaan tugas yang