Anda di halaman 1dari 25

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI PELAYANAN ANAK


SEKOLAH MINGGU DI GPIBT JEMAAT BETHESDA
DAN METODE PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak Geografis

Sebelum menguraikan realitas pelayanan Guru Sekolah Minggu di Jemaat GPIBT

Bethesda Tolitoli, maka penulis lebih dahulu akan menggambarkan secara umum jemaat

yang dijadikan lokasi penelitian.

GPIBT Bethesda secara administratif pemerintahan berada dalam wilayah propinsi

Sulawesi Tengah Kab. Tolitoli Kecamatan Baolan Kelurahan Tuweley dan berada di bagian

Timur Jantung Kota Tolitoli, jarak dari kota Palu kurang lebih 300 Km. Berdasarkan letak

geografis jemaat Bethesda terletak diantara :

- Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan cengkeh.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan jemaat Maranatha

- Sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan cengkeh

- Sebelah Barat berbatasan dengan jemaat Imanuel

Selayang Pandang Jemaat

Jemaat Bethesda merupakan salah satu jemaat GPIBT yang cukup besar dan berada di

bagian Timur Jantung Kota Tolitoli. Pada mulanya jemaat Bethesda merupakan cabang

kebaktian dari jemaat Imanuel (Induk) tahun 1970-1975, dimana tempat peribadatan masih
48

sangat sederhana dan terdiri dari 6 kk, pendirinya yaitu Bpk. Ringka Lawidu dan Bpk. Fekky

Mumekh. Menurut salah seorang responden (J.H.Rosang), pemberian nama jemaat Bethesda

tidak ada alasan yang cukup jelas namun diperkirakan karena letak geografisnya yaitu

berdekatan dengan sebuah sungai (sungai Tuweley) dan kemungkinan juga mengutip kata-

kata Alkitab yang terkenal khususnya penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus di kolam

Betesda kepada orang yang sudah 38 tahun menderita karena lumpuh.

Seiring dengan pertambahan jumlah anggota jemaat yang berasal dari berbagai

daerah, yaitu : Manado, Sanger, Batak, Toraja, Ambon, Flores, Poso dan Jawa maka rumah

tempat peribadatan tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu didirikan gedung gereja yang

berukuran 6 x 12 yang masih bersifat semi permanent dan ketua pembangunannya yaitu Bpk.

Marthen Luther Sumule (1979). Kemudian pada tahun 1990 tokoh-tokoh Kristen pada waktu

itu memikirkan bagaimana agar didirikan gedung gereja permanent karena jumlah anggota

jemaat semakin meningkat, maka pada Tahun 1992 didirikan gedung gereja dengan ukuran

12 x 24 meter oleh ketua pembangunan Bpk. Denny P Simangunsong.

Dalam perkembangan selanjutnya status jemaat cabang yang secara administrasi

masih terikat dengan jemaat induk dalam hal ini jemaat GPIBT Imanuel, akan segera ditinjau

mengingat pemberdayaan jemaat ini semakin meningkat, upaya tersebut menjadi kenyataan

karena pada tahun 1976 Gereja Bethesda diresmikan oleh Sinode GPIBT menjadi salah satu

anggota gereja GPIBT. Pada saat itu belum ada penempatan Pendeta tetapi ditempatkan Pnt.

Wem Olloy sebagai tenaga pelayan saat itu. Kemudian pada Tahun 1978 ditempatkan

seorang pelayan Jemaat Bethesda yaitu Pdt. Wehelmina Ursia Tulenan Makapedua sebagai

pendeta pertama. Setelah itu dari tahun ke tahun berkat kuasa Roh Kudus jumlah anggota

semakin bertambah terutama pada dekade – 90an sampai sekarang ini.


49

Keadaan Umum Jemaat

Keadaan Jemaat Bethesda Tolitoli sesuai dengan sensus Jemaat Tahun 2008 adalah

748 jiwa dengan jumlah KK 168 yang terdiri dari 5 kolom, yang masing-masing kolom

dilayani oleh 3 orang Penatua dan 1 Diaken. Di samping Pelayanan Kategorial (Pria-Kaum

Bapa; Wanita-Kaum Ibu; Pemuda-Remaja, dan Anak-Sekolah Minggu) dengan masing-

masing kepengurusannya. Jemaat juga memiliki 1 orang Pelayan Jemaat sebagai Kostor serta

2 orang Penasehat Jemaat dan 3 orang Badan Pengawas Perbendaharaan Jemaat serta 1 orang

Pendeta yang ditempatkan oleh Badan Pekerja Sinode GPIBT untuk melayani jemaat secara

periodik (4 tahunan).

Sampai saat ini sudah ada 7 Orang sebagai Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu yang

melayani di Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli sesuai periodik, antara lain :

- Bpk. Jantje H. Rosang : Tahun 1976 - 1981

- Ibu. Sartje Parigi : Tahun 1981 - 1986

- Pnt. Djahida Romandjo : Tahun 1986 - 1991

- Pnt. Deitje Antow : Tahun 1991 - 1996

- Pnt. Jhon Parengkuan ( 2 periode) : Tahun 1996 - 2004

- Pnt. Yuda Salae : Tahun 2004 - 2008

- Pnt. Ratnaningsih Rundubelo : Tahun 2008 – 2012 (sekarang)

Guru Sekolah Minggu yang ada sekarang ini berjumlah 7 orang yang aktif 5 orang karena

mereka memegang jabatan sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara

sehingga rasa tanggung jawab lebih tinggi dari yang lain. Guru sekolah minggu yang tidak

aktif mereka hadir hanya pada saat bertugas (ada jadwal) baru mereka hadir. Di bawah ini

nama-nama Guru Sekolah Minggu antara lain :

 Pnt. Ratnaningsi Rundubelo S.Pd ( Penatua/Ketua )


50

 Ibu. Marni Debora Hutabarat (Wakil Ketua)

 Ibu. Arta Uli Simanjuntak ( Sekretaris )

 Dina Damula (Wakil Sekretaris)

 Ibu. Julien Rumondor S.Pd (Bendahara)

 Memy Lewe (Anggota)

 Chres Tudaan (Anggota)

Keadaan Anggota Jemaat

Jumlah Kolom Jumlah jiwa KK Baptis Sidi

5 748 168 729 470


Sumber : Data statistik Jemaat Bethesda Tolitoli, 2008

Keadaan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah

Tani 68
PNS 38
TNI / POLRI 12
Pensiun 13
Tukang 16
Pengusaha 9
Sopir 9
Swasta 82
Tiada 47
Jumlah 294
Sumber : Data statistik jemaat Bethesda Tolitoli, 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan warga jemaat sebagian besar

adalah pekerja swasta. Hal ini di sebabkan oleh karena letak geografis jemaat Bethesda yang

berada di dalam kota Tolitoli, sehingga banyak warga jemaat yang bekerja di perusahaan-

perusahaan swasta yang berada di kota tolitoli dan ada juga warga jemaat yang membuka
51

usaha-usaha dalam berbagai bidang seperti dalam bidang ekonomi (usaha warung, Toko,

depot) peternakan (Babi, ayam) dan pertanian.

Keadaan Pendidikan

Jenis Pendidikan Jumlah

SD (putus sekolah) 22
SMP (Putus sekolah) 75
SMA 163
DIPLOMA 1
S1 33
S2 – S3 -

Jumlah 294

Sumber : Data statistik jemaat Bethesda Tolitoli, 2008

Kesadaran pendidikan dari warga jemaat Bethesda Tolitoli bisa dikatakan sangat

tinggi. Hal ini dilihat dari tingkat pendidikan anggota jemaat di mana tidak ada lagi anggota

jemaat yang tidak berpendidikan dan sebagian besar anggota jemaat adalah tamatan SMA.

Keadaan Anak Sekolah Minggu

Kolom Anak Tanggung Anak Tengah Anak Kecil Jumlah


Umur, 11-13 Tahun Umur, 8-10 Tahun Umur, 0-7 Tahun

1 7 8 14 29
2 9 12 21 42
3 10 9 18 37
4 5 10 11 26
5 10 9 19 38

Jumlah 41 48 83 172

Sumber : Sensus jemaat Tahun 2008


52

Melihat dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis

menunjukkan bahwa kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu, sangat

kurang karena jumlah kehadiran setiap hari minggu hanya berkisar : anak Tanggung 10-15

anak, anak Tengah 17-22 anak, anak kecil 15-20 anak. data kehadiran ini dari absen disetiap

kelas. Dari kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu menunjukkan bahwa

kurangnya minat anak untuk datang beribadah ke Sekolah Minggu.

Di bawah ini Program Kerja Pelayanan Kategorial Anak Sekolah Minggu Periode

Tahun 2008 - 2012 Sebagai Berikut:1

 IBADAH
 Ibadah Minggu Pagi
- Diadakan setiap hari Minggu Pagi Pukul 07.10 – 08.15 bertempat di
Gereja Bethesda
- Ibadah Minggu dibagi menjadi 3 (tiga) kelas dengan guru pendamping
yang di rolling setiap 1 x 3 bulan.
 Ibadah Pondok Gembira
- Dilaksanakan pada setiap Hari Kamis jam 16.00 sore
- Belajar lagu-lagu baru
- Melaksanakan Ibadah ucapan syukur bersama bagi anak yang berhari
ulang tahun
 Ibadah Permintaan
- Melaksanakannya sesuai permintaan keluarga
 Ibadah Anak Terbuka
- Dilaksanakan bersama jemaat
 Melaksanakan Ibadah Paskah & Kenaikan
 Melaksanakan Ibadah Natal
 Ibadah Hari Doa Sedunia
- Dilaksanakan Pelka Anak Tingkat Sinode
 Ibadah Hari Doa Alkitab
- Dilaksanakan Pelka Anak tingkat Sinode
 KEGIATAN LAINNYA
 Mendukung kegiatan Sinodal Pelka – A/SM
 Melaksanakan Sensus Anak Sekolah Minggu
 Melaksanakan Tabungan Anak-anak Sekolah Minggu setiap Ibadah Minggu
 Memberikan Hadiah bagi anak-anak yang berprestasi dari Juara 1-5 setiap
penaikan kelas
 Mengadakan Pundi dan Gelas Pelastik untuk Pondok Gembira
1
Program Jemaat GPIBT Bethesda Tahun Pelayanan 2008 – 2012 & 2008 – 2009 (BPH Majelis
Jemaat Bethesda Tolitoli) 15 Mei 2008.
53

 PENINGKATAN SDM PENGASUH SEKOLAH MINGGU


 Mengadakan persiapan mengajar yang dilaksanakan setiap bulan sekali pada
hari kamis. (Pembekalan materi ajar untuk satu bulan dengan Pendeta Jemaat)
 Menambah pengasuh Anak Sekolah Minggu 1 Orang (Khusus Laki-laki)
 Mengusulkan Pengadaan Buku Pedoman (Bahan Ajar) bagi setiap Pengasuh

 KEGIATAN MENABUNG
 Melaksanakan kegiatan menabung setiap hari Minggu dan dibagikan pada
awal Bulan Desember dalam Perayaan Natal

 LOMBA – LOMBA
 Melaksanakan berbagai Lomba yang dirangkaikan dengan hari-hari besar
Gerejawi

 PERKUNJUNGAN
 Melaksanakan perkunjungan kepada anak-anak yang sakit dan berhari ulang
tahun.

Gambaran Umum Pelayanan Sekolah Minggu

Jemaat GPIBT Bethesda

Guru Sekolah Minggu

Keadaan Guru Sekolah Minggu di Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli pada saat

penelitian ini dilakukan teridentifikasi sebagai berikut : Guru Sekolah minggu yang dipilih

oleh majelis jemaat 1 orang sebagai ketua Pelka A/SM dan masing-masing dari keenam guru

sekolah minggu, mereka mengajar di Sekolah Minggu karena di ajak oleh teman-teman

mereka untuk mengajar di sekolah minggu. 2 Ketujuh guru-guru sekolah minggu yang ada di

jemaat GPIBT Bethesda mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi yaitu : 2

orang berijasa S1 pekerjaan PNS (1 sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen di SD dan Guru

Umum di SLTA) 1 orang ahli madya keperawatan (tamatan akper) tenaga honorer di RS.

Mokopido Tolitoli, 3 orang berijasa SMA 2 pegawai swasta dan 1 ibu rumah tangga, 1 orang

berijasa SD.

2
Hasil wawancara dengan Ibu. Marni D. Hutabarat. Wakil ketua Pelka A/SM di jemaat GPIBT
Bethesda. Tanggal 12 April 2009
54

Keadaan Guru Sekolah Minggu yang teridentifikasi dengan jumlah keseluruhan 7

orang sebenarnya belum mencukupi untuk melayani anak-anak Sekolah Minggu di jemaat

GPIBT Bethesda yang terdiri 5 kolom dengan jumlah keseluruhan anak sekolah minggu 172

anak.3 dengan keberadaan guru sekolah minggu yang hanya berjumlah 7 orang, hal ini

menyebabkan kurangnya peningkatan mutu pelayanan guru sekolah minggu.

seorang koresponden4 mengatakan ini disebabkan karena perekrutan guru sekolah minggu

tidak diprogramkan dalam program jemaat sehingga dalam perekrutan guru-guru sekolah

minggu sangat sulit, kesadaran dari jemaat untuk memberikan diri melayani anak-anak

sangat kurang dan juga di dalam pemilihan ketua pelka A/SM tidak mengikuti tata gereja

3
Hasil wawancara dengan ibu. Ratnaningsi Rundubelo S.Pd Ketua Pelka A/SA di jemaat GPIBT
Bethesda. Tanggal 3 mei 2009
4
Hasil wawancara dengan Bpk. CH. Montol. S.Pd, Sekertaris Sinode GPIBT juga sebagai anggota
jemaat GPIBT Bethesda. Tanggal 8 april 2009
55

yang terjadi pemilihan ketua pelka A?SM di pilih oleh majelis, dan juga tenaga guru sekolah

minggu yang direkrut oleh majelis bukan dari pelatihan (tenaga yang disiapkan).5

Salah satu tugas pelayanan gereja yang tak kala pentingnya dengan tugas-tugas

lainnya adalah pelayanan kepada anak-anak. melihat realita yang ada bentuk pelayanan

kepada anak-anak yang biasa dilakukan oleh Guru Sekolah Minggu baru sekitar persiapan

mengajar dan bercerita.

Harapan dari setiap warga gereja/orangtua Guru Sekolah Minggu bisa menjalankan

fungsi gurunya dengan baik agar fungsi guru sebagai seorang pelayan anak-anak bisa

memberikan banyak arti bagi anak-anak Sekolah Minggu maupun orangtua yang sudah

mengijinkan anak-anaknya untuk belajar di Sekolah Minggu.

Selanjutnya dalam uraian berikut akan dikemukakan tentang pengolahan dan analisis

data menyangkut permasalahan yang diangkat penulis.

Pengolahan Dan Analisis Data

Karya ilmiah ini memadukan suatu penelitian ilmiah yang ditunjang dengan sebuah

kajian teoritis. Dalam bab ini, penulis akan memaparkan hasil wawancara kepada Guru-guru

Sekolah Minggu, Pendeta, Majelis, Anak-anak Sekolah Minggu dan beberapa anggota jemaat

Bethesda Tolitoli sebagai responden yang terpilih dan yang dianggap tahu keberadaan yang

ada di jemaat Bethesda Tolitoli.

Pertanyaan kepada Pendeta, Majelis dan Orang Tua:

1. Menurut saudara bagaimana profil Guru Sekolah Minggu yang baik ?

5
Hasil wawancara
56

13 responden mengatakan bahwa profil Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu

seorang yang patut diteladani sebagai seorang Guru Sekolah Minggu bagi anak-anak,

yang bisa memberikan pembelajaran sesuai dengan bahan Alkitab, dan mempunyai sikap

kelemah lembutan, sabar, berprilaku baik, jujur, ihklas, tahu beradaptasi dengan anak-

anak, tidak otoriter dan memaksakan kehendak kepada anak-anak, memiliki

keterampilan, pengetahuan, tidak membeda-bedakan anak-anak.6 7 responden

mengatakan bahwa profil Guru Sekolah Minggu yang baik bukan hanya tau mengajar

tetapi berpengalaman dalam tugas pelayanan gereja, melakukan Firman Tuhan dan

memberi contoh kepada anak-anak Sekolah Minggu dengan sikap dan tutur kata yang

baik.7 5 responden mengatakan profil Guru Sekolah Minggu yang baik adalah seorang

yang bisa menjadi panutan bagi anak-anak maupun orangtua dalam segala segi, serta

berlaku setia dalam tugas, dan dapat menjadi orangtua sekaligus sahabat bagi anak-anak,

mampu mengajarkan anak-anak tentang Iman Kristen, dapat menjadi teladan bagi anak-

anak dalam sikap, tingkah laku, dan tutur kata, mempunyai kepribadian yang dapat

menjadi tauladan bagi anak-anak Sekolah Minggu baik dilingkungan mengajar,

persekutuan maupun dalam kehidupan keseharian, mampu memahami psikologi anak

Sekolah Minggu sehingga terjalin proses belajar mengajar yang baik, mengutamakan

kepentingan Gereja/orang banyak dalam kehidupan sehari-hari maupun berjemaat. 8 3

responden mengatakan profil Guru Sekolah Minggu yang baik adalah seorang yang

mampu menterjemahkan Firman Allah dalam bahasa anak-anak, menguasai Firman

Tuhan dan dapat menjadi teladan bagi anak-anak Sekolah Minggu, penuh ketabahan

dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.9

6
DK, SW,GO,SR,RS,HM,TS,NL,DL,RP,JP,AP,JR. wawancara Mei 2009
7
SR,EP,JL,MM,AK,EW,CM. wawancara Mei 2009
8
PK,CM,LS,TT,DR. wawancara Mei 2009
9
AK,MW,JP. wawancara Mei 2009
57

2. Menurut saudara bagaimana kinerja Guru Sekolah Minggu di jemaat GPIBT

Bethesda sekarang Apakah Baik, Sedang, Kurang ? Jelaskan kenapa!

20 responden mengatakan kinerja Guru Sekolah Minggu sedang-sedang saja, bahwa

Guru Sekolah Minggu seharusnya mempunyai pendidikan minimal sederajad dengan

Guru Agama. Guru-guru Sekolah Minggu di Jemaat Bethesda terlampau lebih

mengandalkan kemampuan dari pada pengetahuan, yang diberikan kepada anak-anak asal

mampu dilakukan tapi tidak mempertimbangkan apakah pengetahuan yang diperoleh

sudah ada atau belum. Karena dari beberapa guru Sekolah Minggu yang lebih ditonjolkan

hanya kemampuan bahwa dia bisa menjadi Guru Sekolah Minggu padahal sebenarnya

menjadi Guru Sekolah Minggu itu tidak gampang, karena diperhadapkan dengan

bagaimana caranya agar anak-anak mengerti dan paham tentang isi Alkitab, bukan

sekedar penyampaian akan tetapi prakteknya yang dibutuhkan, karena Guru-guru Sekolah

Minggu jangan hanya jual tampang sebagai Guru Sekolah Minggu, akan tetapi dalam

kehidupan sehari-hari tidak mencerminkan sebagai Guru Sekolah Minggu, hanya pada

saat Sekolah Minggu di Gereja pada hari minggu dan Pondok Gembira/Kamis gembira

guru Sekolah Minggu bertindak sebagai Guru Sekolah minggu. Diluar dari itu sudah

tidak lagi terlihat sebagai pembimbing anak-anak, Guru Sekolah Minggu juga bukan

hanya menjadi guru di hari minggu dan kamis gembira tetapi setidaknya ada program

perkunjungan kepada anak-anak bukan Cuma disaat anak berhari ulang tahun tetapi ada

perkunjungan penggembalaan supaya sebagai orang tua mengetahui perkembangan

anaknya, dan guru juga mengetahui keberadaan anak dalam lingkungan pergaulannya di

rumah setiap hari, sehingga bisa mengarahkan anak-anak lebih taat dan setia sama orang

tua, guru-gurunya dan terlebih kepada Tuhan.10 3 responden mengatakan baik bahwa

pengajaran sudah bervariasi, ibadah sudah terlaksana dengan baik, namun memotivasi

10
CM,MW,PK,TT,SR,TS,RS,JP,AK,DK,SW,LS,MM,EP,DR,JR,GO,JP,AK,AP. wawancara Mei 2009
58

anak-anak untuk ikut ibadah Sekolah Minggu masih kurang. 11 5 responden mengatakan

kurang karena banyak Guru Sekolah Minggu lebih mementingkan karier dari pada

pelayanan yang sesungguhnya.12

3. Apakah semua Guru Sekolah Minggu sudah mengikuti pelatihan Dasar?

Apa pendapat saudara tentang pentingnya pembinaan/pelatihan Guru Sekolah Minggu

bagi pelayanan Anak Sekolah Minggu?

23 responden mengatakan bahwa Guru-guru Sekolah Minggu di Bethesda belum

semua mengikuti pelatihan Dasar perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi semua

Guru Sekolah Minggu karena bisa memberikan Dasar-dasar bagi Guru Sekolah Minggu

untuk bisa memberikan pengajaran yang benar bagi anak Sekolah Minggu, juga

pembinaan Guru Sekolah Minggu merupakan wadah dimana Guru Sekolah Minggu dapat

memahami pentingnya pelayanan dan cara mengajar dengan baik juga melalui

pembinaan/pelatihan Guru Sekolah Minggu disegarkan dan selalu mengikuti

perkembangan, menambah wawasan bagi guru dalam hal mengajar, meningkatkan

kemampuan sehingga anak-anak Sekolah Minggu lebih cepat memahami dan mendapat

ajaran yang tepat karena pengetahuan anak Sekolah Minggu akan menjadi dasar

pengetahuan iman untuk bekal bagi anak-anak Sekolah Minggu membangun

keimanannya, melalui pembinaan/pelatihan Guru-guru Sekolah Minggu mengetahui,

memahami metode-metode pengajaran Sekolah Minggu yang sebenarnya sehingga anak-

anak semakin bertumbuh imannya kepada Yesus Kristus, Serta meningkatkan mutu

pelayanan agar lebih baik karena kalau tidak diberikan pelatihan dan pembinaan

bagaimana bisa seorang Guru Sekolah Minggu mengajarkan tentang bahan Alkitab

sedangkan dasar-dasar pengetahuan Alkitab itu sendiri Guru Sekolah Minggu tersebut

11
CM,EW,HM. wawancara Mei 2009
12
SR,JL,RP,DL,NL wawancara Mei 2009
59

tidak paham.13 5 responden mengatakan tidak tau tetapi tentang pentingnya

pembinaan/pelatihan Guru Sekolah Minggu dapat meningkatkan dan memperoleh

pemahaman tentang Alkitab demi suksesnya pelayanan khususnya dalam Sekolah

Minggu supaya lebih baik.14

4. Apakah dalam kehidupan setiap hari Guru Sekolah Minggu telah menunjukkan sikap

hidup sesuai dengan apa yang diajarkan kepada anak-anak?

15 responden mengatakan hal ini sangat relatif sebab tidak semua Guru Sekolah

Minggu dapat memberikan teladan yang baik sesuai pengajaran, juga tidak semua

manusia bisa bertindak dan berlaku sesuai dengan firman Tuhan, akan tetapi jika kita

sadar akan sikap dan perbuatan kita tentunya kita bisa memahami apa yang sudah kita

pelajari. Begitu juga dengan Guru Sekolah Minggu masih ada yang bertindak dan berlaku

tidak sesuai dengan apa yang diajarkan kepada anak-anak, misalkan pengajaran tentang

iri hati, dan bersifat sombong, dalam pembelajaran terhadap Anak Sekolah Minggu selalu

mengajarkan bahwa anak-anak jangan suka iri hati, dengki dan sombong terhadap

sesama, akan tetapi justru dalam lingkungan guru-guru Sekolah Minggu justru Guru-guru

Sekolah Minggu tersebut ada yang merasa iri, merasa kurang, bahkan terlampau lebih

sombong dengan kemampuannya sendiri dari guru yang lain.15 9 responden mengatakan

bahwa dalam kehidupan setiap hari Guru Sekolah Minggu wajib dan harus

menunjukkan, dilakukan oleh setiap Guru Sekolah Minggu dan memberikan contoh

teladan yang baik terhadap anak didik dalam gereja melalui sikap hidup sesuai dengan

apa yang Guru ajarkan di Sekolah Minggu pada anak-anak.16 4 responden mengatakan

tidak tahu tetapi setidaknya sebagai seorang Guru Sekolah Minggu yang melayani anak-
13
SW,MW,CM,PK,CM,TT,GO,JR,SR,DR,RS,JP,AK,EP,MM,AK,AP,JP,LS,JL,RP,EW,DK,
wawancara Mei 2009
14
HM,TS,NL,SR,DL. wawancara Mei 2009
15
PK,CM,EW,DK,CM,MM,LS,DR,EP,AK,MW,SW,TT,JR,JL. wawancara Mei 2009
16
GO,SR,JP,AP,AK,JP,RP,RS,NL. wawancara Mei 2009
60

anak dan juga sebagai pelayan di dalam Gereja menunjukkan sikap hidup sesuai dengan

yang diajarkannya.17

5. Bagaimana bentuk-bentuk perhatian gereja terhadap pelayanan Sekolah Minggu?

28 responden mengatakan bahwa bentuk-bentuk perhatian Gereja terhadap

pelayanan Sekolah Minggu, perhatiannya dari segi pendanaan, mungkin ada walaupun

belum memadai, melaksanakan kegiatan seperti pelaksanaan hari-hari besar yaitu

kegiatan dalam rangka menyambut Paskah, menyambut Natal, Ibadah Padang, yang lebih

melibatkan anak-anak Sekolah Minggu melalui Paduan Suara anak-anak, pemberian

bantuan beasiswa untuk anak Sekolah Minggu yang kurang mampu anak Sekolah

Minggu yang berprestasi dan anak yatim-piatu. Tetapi dari bentuk-bentuk perhatian

gereja terhadap pelayanan Sekolah Minggu belum sepenuhnya menjawab kebutuhan dari

Pelka Anak/Sekolah Minggu karena sarana dan prasarana tempat peribadatan (ruangan)

belum layak bagi Guru dan anak Sekolah Minggu karena masih memakai 1 ruangan

untuk 3 kelas. Di harapkan bentuk perhatian gereja sekarang ini terfokus pada sarana dan

prasarana yaitu tempat peribadatan (ruangan) untuk anak-anak Sekolah Minggu 18 2

responden mengatakan bentuk-bentuk perhatian Gereja juga yaitu Memberikan

pembinaan/pelatihan bagi Guru Sekolah Minggu, menambah bahan ajar untuk anak-

anak.19

6. Bagaimana persiapan Guru-guru Sekolah Minggu dalam mengajar, Apakah sudah cukup

memadai atau belum!

7 responden mengatakan persiapan Guru-guru Sekolah Minggu dalam mengajar

belum memadai.20 Dan 10 responden mengatakan cukup memadai, dengan adanya


17
TS,HM,SR,DL. wawancara Mei 2009
18
PK,CM,TT,GO,JR,SR,DR,EP,JL,MM,LS,JP,AP,AK,EW,SW,DK,CM,MW,AK,JP,RP,RS,DL,SR,
NL,TS,HM. wawancara Mei 2009
19
CM,EW, wawancara Mei 2009
20
DK,CM,MW,JP,RS,MM,SW. wawancara Mei 2009
61

simulasi antar Guru Sekolah minggu walaupun terkadang jarang dalam simulasi guru-

guru sekolah minggu hadir semua, padahal dalam simulasi, Guru-guru Sekolah Minggu

bisa lebih paham akan bahan pembelajaran yang nantinya akan disampaikan kepada

anak-anak.21 5 responden mengatakan mungkin.22 6 responden mengatakan tidak tahu.23

7. Apakah Guru Sekolah Minggu yang telah mengikuti pelatihan Guru Sekolah Minggu

mentransfer/membagi keahlian mereka kepada Guru-guru yang lain?

4 responden mengatakan, bahwa Guru Sekolah Minggu yang telah mengikuti

pelatihan Guru Sekolah Minggu mentransfer/membagi keahlian mereka kepada guru-

guru yang lain jawabannya tidak tahu karena tidak ada forum untuk melakukan evaluasi

bersama.24 12 responden mengatakan sebagian, artinya ada guru yang memberikan

pengalamannya kepada temannya, walaupun tidak/kurang diikuti, atau yang menerima

tidak memahami.25 5 responden mengatakan iya.26 7 responden mengatakan tergantung

dari guru yang mengikuti pelatihan tersebut, apakah dia mampu memberikan materi dan

pengalaman yang ia dapat selama guru tersebut mengikuti pelatihan.27

Pertanyaan Kepada Guru-guru Sekolah Minggu

1. Mengapa saudara ingin menjadi Guru Sekolah Minggu?

4 responden mengatakan merasa terpanggil dalam tugas kepelayanan khususnya

pada Pelka Anak Sekolah Minggu, dan menjawab panggilan pelayan Tuhan. 28 3

responden mengatakan untuk mengembangkan bakat, juga karena keinginan hati untuk

lebih dekat dengan anak-anak.29

21
EW,CM,PK,TT,GO,JR,SR,DR,EP,JL. wawancara Mei 2009
22
NL,RP,JP,AP,AK. wawancara Mei 2009
23
HM,LS,JP,DL,SR,TS. wawancara Mei 2009
24
JP,RP,SW,AP. wawancara Mei 2009
25
PK,CM,EW,AK,GO,JR,JL,LS,DR,EP,JP. wawancara Mei 2009
26
SR,DL,TT,AK,HM. wawancara Mei 2009
27
CM,DK,RS,MW,MM,TS,NL. wawancara Mei 2009
28
RR,JR,MH,AS. wawancara Mei 2009
29
DD,ML,CT. wawancara Mei 2009
62

2. Apakah dalam pengajaran di Sekolah Minggu menggunakan alat praga? Mengapa!

4 responden mengatakan dalam pengajaran di sekolah Minggu kadang-kadang

mengunakan alat peraga, pertama karena sesuai dengan materi cerita, kedua karena tidak

adanya alat peraga.30 2 responden mengatakan dalam pengajaran di Sekolah Minggu

menggunakan alat peraga karena sangat membantu dalam proses pemahaman anak

terhadap bahan pembelajaran Alkitab/Firman Tuhan, melalui alat peraga dapat menarik

perhatian anak-anak untuk lebih memahami makna cerita yang disampaikan juga alat

peraga sangat menunjang dalam pembelajaran tentang materi yang diajarkan untuk lebih

memahami dan mendalami apa yang disampaikan oleh Guru Sekolah Minggu kepada

Anak Sekolah Minggu.31 1 responden mengatakan alat peraga juga merupakan alat Bantu

untuk menyampaikan kabar, Injil, Pengajaran, mempermudah Guru Sekolah Minggu

dalam mengajar, pelajaran lebih muda diingat, ada hal-hal yang abstrak yang sulit

dijelaskan (kasih, dosa, pengampunan dll) dapat dibantu dengan alat peraga.32

3. Alat peraga apa yang dipakai?

5 responden mengatakan alat peraga yang dipakai yaitu sesuai dengan materi yang

ada melalui buku pedoman bahan ajar Sekolah Minggu dari GKI Jateng (kerja sama

Dengan GKI Jateng) seperti gambar Tokoh dalam cerita, lakon, alat tulis menulis. 33 1

responden mengatakan bahwa ia memakai alam sekitar sebagai alat peraga (alat peraga

langsung).34 1 responden mengatakan alat praga yang dipakai Alkitab, cerita-cerita

ilustrasi Alkitab (untuk Pondok Gembira) melalui materi-materi pelatihan. 35 7 responden

mengatakan namun demikian jika dari majelis jemaat memberikan dana untuk pengadaan

30
MH,ML,RR,AS. wawancara Mei 2009
31
CT,DD. Wawancara Mei 2009
32
JR. Wawancara Mei 2009
33
MH,AS,DD,ML,CT. Wawancara Mei 2009
34
RR. Wawancara Mei 2009
35
JR. Wawancara Mei 2009
63

alat praga ini sangat membantu kami sebagai guru-guru Sekolah Minggu di dalam

melaksanakan pengajaran kepada anak-anak Sekolah Minggu. Karena dengan alat praga

juga merupakan salah satu penarik perhatian anak.36

4. Selama ini Bahan Sumber Pelajaran apa yang di Gunakan?

6 responden mengatakan Bahan/sumber pelajaran yang digunakan yaitu Buku

Pedoman Sekolah Minggu yang berjudul “sahabat Anak” dari GKI Jateng. 37 1 responden

mengatakan Bahan/Sumber pelajaran yang digunakan bahan dari Sinode. 38 7 responden

mengatakan walaupun sudah ada buku/bahan ajar yang di siapkan oleh majelis, bagi kami

masih sangat kurang pengadaan buku-buku dari majelis karena yang disiapkan majelis

Cuma 1 buku yaitu buku “sahabat anak” yang dari GKI Jateng. Buku untuk kegiatan

ibadah di Pondok Gembira tidak di sediakan majelis sehingga bagi kami sebagai guru

sangat kesulitan mencari bahan/buku untuk mengajarkan mereka di saat ibadah Pondok

Gembira.39

5. Apakah bahan-bahan yang dipakai di Sekolah Minggu sudah cukup untuk menunjang

kebutuhan pendidikan Kristiani bagi anak?

5 responden mengatakan bahan-bahan yang dipakai di Sekolah Minggu belum

cukup menunjang kebutuhan pendidikan Kristiani bagi anak karena masih banyak yang

harus ditumbuh kembangkan dan perlu adanya pendanaan khusus untuk pengadaan alat

praga.40 1 responden mengatakan untuk sementara bisa dikatakan cukup.41 1 responden

mengatakan sudah cukup tanpa memberi alasannya. 42 Menurut beberapa guru menyadari

36
MH,AS,JR,RR,CT,ML,DD. Wawancara Mei 2009
37
MH,AS,JR,RR,CT,DD. Wawancara Mei 2009
38
ML. Wawancara Mei 2009
39
ML,DD,CT,MH,RR,JR,AS. Wawancara Mei 2009
40
MH,AS,RR,CT,ML. Wawancara Mei 2009
41
JR. Wawancara Mei 2009
42
DD Wawancara Mei 2009.
64

bahwa pelayanan mereka kepada anak-anak masih kurang karena kurangnya perhatian

majelis di dalam pengadaan buku-buku dan alat-alat peraga, serta ketidak leluasaan guru-

guru dalam mengembangkan Sekolah Minggu disebabkan tidak ada kepercayaan dari

majelis untuk memberi kesempatan kepada guru-guru Sekolah Minggu mengelola

sebagian keuangan yang ada di Sekolah Minggu sehingga menyebabkan program yang

sudah dibuat oleh Guru-Guru Sekolah Minggu untuk memberikan hadiah kepada anak-

anak Sekolah Minggu yang bisa menjawab pertanyaan dan anak-anak yang rajin ke

Sekolah Minggu tidak berjalan. Sangat disayangkan karena ini juga merupakan salah satu

program guru-guru di dalam menarik minat anak-anak untuk setia dan rajin ke Sekolah

Minggu.

6. Sudah berapa kali saudara mengikuti pelatihan/pembinaan Guru-guru Sekolah

Minggu?

2 responden mengatakan sudah 2 kali mengikuti pelatihan/pembinan guru-guru

Sekolah Minggu.43 3 responden mengatakan baru satu kali mengikuti

pelatihan/pembinaan guru-guru Sekolah Minggu.44 1 responden mengatakan belum

pernah mengikuti pelatihan/pembinaan guru-guru Sekolah Minggu.45 1 responden

mengatakan sudah 8 kali mengikuti pelatihan/pembinaan Guru-guru Sekolah Minggu,

pertama pelatihan Dasar Guru Sekolah Minggu di Jemaat, kedua Pelatihan Dasar Guru

Sekolah Minggu di Wilayah, ketiga pelatihan dasar Guru Sekolah Minggu di Sinode.

Keempat dan kelima pelatihan dasar Guru Sekolah Minggu tingkat Nasional (2 kali),

keenam pelatihan lanjutan Guru Sekolah Minggu, ketujuh Pelatihan Guru Sekolah

Minggu TOT, kedelapan Pelatihan alat peraga.46 Menurut beberapa guru dengan melihat

43
AS,MH. Wawancara Mei 2009
44
DD,ML,CT. Wawancara Mei 2009
45
RR. Wawancara Mei 2009
46
JR. Wawancara Mei 2009
65

belum semua guru mengikuti pelatihan Dasar sebaiknya ada program untuk

mengikutsertakan guru-guru Sekolah Minggu untuk mengikuti pelatihan.

7. Kemukakan pendapat saudara apakah persiapan mengajar itu penting? Jelaskan!

4 Responden mengatakan persiapan mengajar penting. 47 1 responden mengatakan

karena untuk memperoleh pemahaman theologis Alkitabiah, menemukan kesulitan-

kesulitan dalam pengajaran, merupakan persiapan bagi Guru Sekolah Minggu untuk

mempersiapkan metode, dan bahan ajar sebelum mengajar.48 1 responden mengatakan

agar Guru Sekolah Minggu dapat menguasai materi atau bahan ajar yang disajikan

kepada Anak Sekolah Minggu, agar Guru Sekolah Minggu dapat mentransfer materi atau

bahan ajar kepada Anak Sekolah Minggu dengan baik sesuai dengan bahan pelajaran

(fokus) dari buku yang digunakan, memotivasi Guru-guru Sekolah Minggu untuk saling

membagi pengalaman yang baik.49 1 responden mengatakan karena kita sebagai Guru

Sekolah Minggu juga membutuhkan informasi/latar belakang cerita dari rekan-rekan

yang lebih berpengalaman tentang teologi seperti Pendeta, Guru Agama. 50 3 responden

mengatakan sangat penting karena dengan adanya persiapan mengajar kita sebagai Guru

Sekolah Minggu lebih mantap untuk menyampaikan Firman Tuhan terhadap anak, juga

sebagai Guru Sekolah Minggu kita harus terlebih dahulu memahami materi dan cerita

yang akan kita bawakan.51

8. Menurut saudara bagaimana cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik?

1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik dengan

cara mengajar yang komunikatif dalam arti menggunakan bahasa yang dimengerti oleh

anak, cara mengajar yang kreatif dalam arti: kreasi cerita yang menarik sehingga anak-
47
JR,MH,AS,RR. Wawancara Mei 2009
48
MH. Wawancara Mei 2009
49
JR Wawancara Mei 2009.
50
RR. Wawancara Mei 2009
51
DD,ML,CT Wawancara Mei 2009.
66

anak tidak bosan, kreasi dalam pujian agar menarik sehingga melalui pujian dapat

memberikan pengajaran yang mudah diingat anak-anak.52 1 responden mengatakan cara

mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik dengan menggunakan metode mengajar sesuai

dengan tingkat umur Anak Sekolah Minggu (mis:kelas kecil, kelas tengah, kelas

tanggung), dan menggunakan alat praga.53 1 responden mengatakan cara mengajar guru

sekolah minggu yang baik adanya persiapan pribadi (hubungan dengan Tuhan) persiapan

mengajar materinya, alat praga, metode mengajar, ruang kelas anak Sekolah Minggu,

selalu disertai evaluasi dalam setiap tahap pengajaran. 54 2 responden mengatakan cara

mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu rendah hati, penuh kasih dan banyak

belajar.55 1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu

guru yang mau belajar tentang banyak hal di Sekolah Minggu dan berani untuk tampil. 56

1 responden mengatakan cara mengajar Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu mengajar

jangan terlalu tegang santai sehingga cerita yang kita bawakan menarik bagi anak-anak.57

Pertanyaan untuk anak-anak Sekolah Minggu:

1. Apakah kamu sering ke Sekolah Minggu ? Ya atau kadang-kadang, Mengapa ?

1 Responden mengatakan “Ya” ia sering ke Sekolah Minggu karena di Sekolah

Minggu adalah salah satu sarana yang diperuntukkan untuk anak-anak agar anak-anak

dapat lebih mengenal Tuhan, agar anak-anak terbiasa dalam mengikuti kegiatan

pelayanan, juga ingin lebih dekat dan mengenal Yesus serta sebagai suatu kewajiban

umat Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus.58 4 responden mengatakan mereka

52
MH Wawancara Mei 2009.
53
RR Wawancara Mei 2009.
54
JR Wawancara Mei 2009.
55
ML,CT Wawancara Mei 2009.
56
AS Wawancara Mei 2009.
57
DN. Wawancara Mei 2009
58
EH. Wawancara Mei 2009
67

“kadang-kadang” ke Sekolah Minggu karena selalu telat bangun pagi, karena biasa juga

di hari minggu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah.59

2. Apa yang dilakukan di Sekolah Minggu ?

5 responden mengatakan yang dilakukan di Sekolah Minggu bernyanyi,

membaca Alkitab, mendengarkan cerita, berdoa syafaat, dan kadang-kadang ada

rekreasi.60

3. Apakah di Sekolah Minggu ada lagu-lagu baru ?

5 responden mengatakan di sekolah Minggu kadang-kadang ada lagu-lagu baru

tidak setiap minggu kami belajar lagu baru.61 3 responden mengatakan sebenarnya

mereka kalau ada lagu-lagu baru senang karena dengan adanya lagu-lagu baru banyak

lagu rohani yang mereka ketahui.62

4. Apa kamu senang di Sekolah Minggu ?

5 responden mengatakan mereka senang di Sekolah Minggu karena di sekolah

Minggu selain mendengarkan Firman Tuhan kita juga diajarkan lagu-lagu rohani yang

baru, di sekolah minggu juga adalah tempat yang nyaman untuk membaca Alkitab, dapat

bertemu dengan teman-teman dan dengan adanya sekolah minggu bisa mengenal Tuhan.

Tapi sayangnya di sekolah minggu ada anak-anak yang suka nakal, ribut kalau sementara

ibadah sehingga mengganggu konsentrasi mengikuti ibadah.63

5. Apa yang disenangi ?

59
TS,MR,NW,TP. Wawancara Mei 2009
60
TS,MR,NW,TP,EH. Wawancara Mei 2009
61
TS,MR,NW,TP,EH Wawancara Mei 2009.
62
EH,MR,TP Wawancara Mei 2009.
63
TS,MR,EH,NW,TP. Wawancara Mei 2009
68

5 responden mengatakan saya senang di sekolah minggu pada saat mendengarkan

cerita mengenai tokoh-tokoh dalam Alkitab, belajar lagu-lagu baru, mengenal teman

baru, bisa mendapatkan pelajaran yang baru tentang Tuhan Yesus. Bisa ketemu dengan

teman-teman.64

6. Apa yang membuat kamu tidak senang di Sekolah Minggu ?

4 responden mengatakan yang mereka tidak senang di Sekolah Minggu adalah guru

mengajar hanya bercerita saja, dan biasanya sudah banyak anak-anak di gereja Gurunya

belum dating.65 5 responden mengatakan yang mereka tidak suka di Sekolah Minggu

teman-teman yang nakal yang suka mengganggu di saat berdoa di saat mendengarkan

cerita teman-teman suka ribut, diberikan arahan atau nasehat teman-teman tidak

mendengarkan, juga saat bernyanyi banyak yang berteriak.66

7. Metode mengajar apa yang kamu senangi ? cerita Cuma hotbah atau cerita memakai

alat peraga :

4 responden mengatakan metode mengajar yang mereka senangi yaitu cerita

memakai alat peraga karena memakai alat peraga ceritanya lebih cepat di mengerti dan

lebih menyenangkan, menarik dari pada cerita Cuma hotbah.67 1 responden mengatakan

metode mengajar yang ia senangi yaitu kedua-duanya, cerita Cuma hotbah dan cerita

memakai alat peraga karena keduanya sama-sama memeberitakan firman Tuhan, yang

penting baginya memperluas pengetahuan tentang Tuhan Yesus Kristus.68

Analisis Data

Orang Tua, Majelis Jemaat dan Anak-anak


64
EH,MR,NW,TP,TS Wawancara Mei 2009.
65
TS,MR,TP,NW. Wawancara Mei 2009
66
TS,MR,EH,NW,TP. Wawancara Mei 2009
67
TP,NW,TS,MR. wawancara Mei 2009
68
EH. Wawancara Mei 2009
69

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari observasi dan wawancara menunjukkan bahwa

jemaat sangat menginginkan profil guru Sekolah Minggu yang patut diteladani sebagai

seorang Guru bagi anak-anak dan orang tua serta mempunyai sikap lemah lembut, sabar,

berprilaku baik, jujur, ihklas, memiliki ketrampilan, pengetahuan, bisa menjadi panutan bagi

anak-anak maupun orang tua dalam segala segi, berlaku setia dalam tugas dan tidak otoriter

serta memaksakan kehendak kepada anak-anak. jemaat juga sangat merindukan adanya

program perkunjungan bagi anak-anak, supaya sebagai orang tua mengetahui perkembangan

anaknya di Sekolah Minggu, dan juga bagi guru mengetahui keberadaan anak dalam

lingkungan pergaulannya di rumah setiap hari, sehingga bisa mengarahkan anak-anak lebih

taat dan setia dalam beribadah.

Selain itu jemaat juga sangat merindukan adanya program pembinaan/pelatihan bagi

Guru-guru Sekolah Minggu karena wadah ini sangat menunjang akan kinerja dari pada guru-

guru di dalam ia memberikan pengajaran kepada anak-anak Sekolah Minggu dimana melalui

pembinaan/pelatihan menambah pengetahuan, wawasan, meningkatkan mutu pelayanan agar

lebih baik, mendapatkan hal-hal yang baru sesuai dengan berkembangnya zaman.

Kurangnya minat anak-anak mengikuti Ibadah Sekolah Minggu dan Pondok Gembira

karena tidak adanya pembimbingan secara pribadi kepada anak-anak, kurangnya kreasi

dalam kegiatan Ibadah Sekolah Minggu dan Pondok Gembira sehingga minat anak untuk ke

Sekolah Minggu dan Pondok Gembira kurang.

Akibat kurangnya bimbingan rohani bagi anak-anak mengakibatkan rendahnya

kualitas iman mereka. hal ini menyebabkan anak-anak kurang bersimpati untuk datang ke

Sekolah Minggu dan Pondok Gembira, tidak adanya perubahan sikap bagi anak-anak, karena

di dalam ibadah Sekolah Minggu masih banyak anak-anak yang nakal (mengganggu teman-

temannya di saat ibadah) sehingga membuat anak-anak lain merasa terganggu dalam ibadah.
70

ini sangat diharapkan adanya kerja sama Guru-guru Sekolah Minggu dalam membina anak-

anak Sekolah Minggu Di jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli.

Kerja sama Guru-guru Sekolah Minggu sangat diharapkan oleh jemaat karena di

dalam membimbing anak-anak untuk bersikap baik dan jujur sangat mempengaruhi sikap

dari guru-gurunya. Bagaimana guru mengajarkan untuk berbuat baik sementara diantara

sesama guru masih ada yang bertindak dan berlaku tidak sesuai dengan apa yang diajarkan

kepada anak-anak.

Guru Sekolah Minggu

Sebagai Guru Sekolah Minggu yang sudah terpanggil untuk melayani anak-anak

diharapkan dapat melayani anak-anak dengan baik, serta dapat meningkatkan pelayanannya

kepada anak-anak Sekolah Minggu. Di jemaat Bethesda ada masalah yang menghambat

pelayanan guru-guru kepada anak-anak alasan yang menyebabkan kurangnya pelayanan yang

dilakukan Guru Sekolah Minggu, yakni Guru Sekolah Minggu sibuk dengan urusan pribadi,

mementingkan karier dari pada pelayanan yang sesungguhnya, kurangnya program Sekolah

Minggu yang dapat menunjang kinerja Guru di Sekolah Minggu agar lebih baik misalkan

program Pelatihan/Pembinaan belum di programkan oleh Pelka Anak/Sekolah Minggu.

Program Pelka Anak/Sekolah Minggu yang telah disusun belum dilaksanakan

sepenuhnya hanya ada beberapa program yang dilakukan seperti pelaksanaan Ibadah Sekolah

Minggu, Pondok Gembira, dan program perkunjungan hanya untuk orang sakit dan

perkunjungan ulang tahun itupun dilaksanakan tidak terjangkau semua karena perkunjungan

orang sakit cuma di rumah sakit dan perkunjungan ulang tahun cuma dalam Ibadah pondok

gembira tidak ada perkunjungan bimbingan rohani secara pribadi kepada anak-anak yang

bermasalah maupun anak-anak yang tidak bermasalah.


71

Faktor-faktor lain yang menyebabkan kurangnya peningkatan mutu pelayanan Guru

Sekolah minggu disebabkan Guru-guru Sekolah Minggu yang ada sangat kurang salah

seorang koresponden mengatakan ini disebabkan karena perekrutan Guru Sekolah Minggu

tidak diprogramkan dalam program jemaat sehingga dalam perekrutan Guru-guru Sekolah

Minggu sangat sulit, kesadaran dari jemaat untuk memberikan diri melayani anak-anak

sangat kurang. Dan juga di dalam pemilihan ketua Pelka Anak/Sekolah Minggu tidak

mengikuti Tata Gereja. yang terjadi pemilihan Ketua Pelka Anak/Sekolah Minggu di pilih

oleh Majelis. Dan juga tenaga Guru Sekolah Minggu yang direkrut oleh majelis bukan dari

pelatihan (tenaga yang disiapkan). Dalam Tata Gereja GPIBT tahun 2008 Bab V pasal 7

alinea ke-4 mengatakan: khusus untuk Pelka Anak/Sekolah Minggu, di jemaat yang memiliki

1 s/d 4 tenaga Guru Sekolah Minggu Ketua dan anggota Pengurusnya dipilih oleh Calon

Majelis Jemaat dan dipimpin oleh Panitia Pemilihan BPH Majelis Jemaat. Sedangkan bagi

jemaat yang memiliki lebih dari 5 (lima) tenaga Guru Sekolah Minggu dapat melakukannya

dalam suatu rapat bersama dan dipimpin oleh panitia Khusus yang ditetapkan oleh Majelis

Jemaat periode berjalan. Kesalahan ini terjadi akibat dari pelaksanaan tugas yang

kecendrungan dari suara tunggal.

Anda mungkin juga menyukai