Letak Geografis
GPIBT Bethesda Tolitoli, maka penulis lebih dahulu akan menggambarkan secara
propinsi Sulawesi Tengah Kab. Tolitoli Kecamatan Baolan Kelurahan Tuweley dan
berada di bagian Timur Jantung Kota Tolitoli, jarak dari kota Palu kurang lebih 300
Jemaat Bethesda merupakan salah satu jemaat GPIBT yang cukup besar dan
berada di bagian Timur Jantung Kota Tolitoli. Pada mulanya jemaat Bethesda
merupakan cabang kebaktian dari jemaat Imanuel (Induk) tahun 1970-1975, dimana
50
tempat peribadatan masih sangat sederhana dan terdiri dari 6 kk, pendirinya yaitu Bpk.
Ringka Lawidu dan Bpk. Fekky Mumekh. Menurut salah seorang responden
(J.H.Rosang), pemberian nama jemaat Bethesda tidak ada alasan yang cukup jelas
namun diperkirakan karena letak geografisnya yaitu berdekatan dengan sebuah sungai
(sungai Tuweley) dan kemungkinan juga mengutip kata-kata Alkitab yang terkenal
khususnya penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus di kolam Betesda kepada orang
Seiring dengan pertambahan jumlah anggota jemaat yang berasal dari berbagai
daerah, yaitu : Manado, Sanger, Batak, Toraja, Ambon, Flores, Poso dan Jawa maka
rumah tempat peribadatan tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu didirikan gedung
gereja yang berukuran 6 x 12 yang masih bersifat semi permanent dan ketua
pembangunannya yaitu Bpk. Marthen Luther Sumule (1979). Kemudian pada tahun
1990 tokoh-tokoh Kristen pada waktu itu memikirkan bagaimana agar didirikan gedung
gereja permanent karena jumlah anggota jemaat semakin meningkat, maka pada Tahun
1992 didirikan gedung gereja dengan ukuran 12 x 24 meter oleh ketua pembangunan
masih terikat dengan jemaat induk dalam hal ini jemaat GPIBT Imanuel, akan segera
menjadi kenyataan karena pada tahun 1976 Gereja Bethesda diresmikan oleh Sinode
GPIBT menjadi salah satu anggota gereja GPIBT. Pada saat itu belum ada penempatan
Pendeta tetapi ditempatkan Pnt. Wem Olloy sebagai tenaga pelayan saat itu. Kemudian
pada Tahun 1978 ditempatkan seorang pelayan Jemaat Bethesda yaitu Pdt. Wehelmina
50
51
Ursia Tulenan Makapedua sebagai pendeta pertama. Setelah itu dari tahun ke tahun
berkat kuasa Roh Kudus jumlah anggota semakin bertambah terutama pada dekade –
Keadaan Jemaat Bethesda Tolitoli sesuai dengan sensus Jemaat Tahun 2008
adalah 748 jiwa dengan jumlah KK 168 yang terdiri dari 5 kolom, yang masing-masing
kolom dilayani oleh 3 orang Penatua dan 1 Diaken. Di samping Pelayanan Kategorial
Jemaat sebagai Kostor serta 2 orang Penasehat Jemaat dan 3 orang Badan Pengawas
Perbendaharaan Jemaat serta 1 orang Pendeta yang ditempatkan oleh Badan Pekerja
Sampai saat ini sudah ada 7 Orang sebagai Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu
yang melayani di Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli sesuai periodik, antara lain :
51
52
Tabel 1
Tabel 2
Tani 68
PNS 38
TNI / POLRI 12
Pensiun 13
Tukang 16
Pengusaha 9
Sopir 9
Swasta 82
Tiada 47
Jumlah 294
Sumber : Data statistik jemaat Bethesda Tolitoli, 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan warga jemaat sebagian
besar adalah pekerja swasta. Hal ini di sebabkan oleh karena letak geografis jemaat
Bethesda yang berada di dalam kota Tolitoli, sehingga banyak warga jemaat yang
bekerja di perusahaan-perusahaan swasta yang berada di kota tolitoli dan ada juga
warga jemaat yang membuka usaha-usaha dalam berbagai bidang seperti dalam bidang
ekonomi (usaha warung, Toko, depot) peternakan (Babi, ayam) dan pertanian.
52
53
Tabel 3
SD (putus sekolah) 22
SMP (Putus sekolah) 75
SMA 163
DIPLOMA 1
S1 33
S2 – S3 -
Jumlah 294
sangat tinggi. Hal ini dilihat dari tingkat pendidikan anggota jemaat di mana tidak ada
lagi anggota jemaat yang tidak berpendidikan dan sebagian besar anggota jemaat adalah
tamatan SMA.
IBADAH
Ibadah Minggu Pagi
- Diadakan setiap hari Minggu Pagi Pukul 07.10 – 08.15 bertempat di
Gereja Bethesda
- Ibadah Minggu dibagi menjadi 3 (tiga) kelas dengan guru
pendamping yang di rolling setiap 1 x 3 bulan.
Ibadah Pondok Gembira
- Dilaksanakan pada setiap Hari Kamis jam 16.00 sore
- Belajar lagu-lagu baru
- Melaksanakan Ibadah ucapan syukur bersama bagi anak yang
berhari ulang tahun
Ibadah Permintaan
- Melaksanakannya sesuai permintaan keluarga
Ibadah Anak Terbuka
1
Program Jemaat GPIBT Bethesda Tahun Pelayanan 2008 – 2012 & 2008 – 2009 (BPH
Majelis Jemaat Bethesda Tolitoli) 15 Mei 2008.
53
54
KEGIATAN MENABUNG
Melaksanakan kegiatan menabung setiap hari Minggu dan dibagikan
pada awal Bulan Desember dalam Perayaan Natal
LOMBA – LOMBA
Melaksanakan berbagai Lomba yang dirangkaikan dengan hari-hari
besar Gerejawi
PERKUNJUNGAN
Melaksanakan perkunjungan kepada anak-anak yang sakit dan berhari
ulang tahun.
54
55
Keadaan Guru Sekolah Minggu di Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli pada saat
penelitian ini dilakukan teridentifikasi sebagai berikut : Guru Sekolah minggu yang
dipilih oleh majelis jemaat 1 orang sebagai ketua Pelka A/SM dan masing-masing dari
keenam guru sekolah minggu, mereka mengajar di Sekolah Minggu karena di ajak oleh
minggu yang ada di jemaat GPIBT Bethesda mempunyai latar belakang pendidikan
Tabel 4
2
Hasil wawancara dengan Ibu. Marni D. Hutabarat. Wakil ketua Pelka A/SM di jemaat GPIBT
Bethesda. Tanggal 12 April 2009
55
56
Jika dilihat dari segi jumlah 7 orang guru sekolah minggu rasanya masih terlalu
sedikit dan belum mencukupi, jika di bandingkan dengan objek pelayanan anak-anak
sekolah minggu di jemaat GPIBT Bethesda yang terdiri dari 5 kolom dengan jumlah
keseluruhan anak-anak sekolah minggu 172 orang anak. 3 Hal ini juga merupakan fakta
Dari keadaan yang disebutkan diatas ini, masih dapat di tambahkan bahwa dari
ke 7 orang guru yang ada ini, 5 orang yang memberi diri dengan aktif karena
memegang jabatan dalam kepengurusan PELKA anak (lihat tabel 1). Sedangkan 2
orang yang berstatus anggota tidak begitu aktif, kehadiran mereka dalam mengajar /
membina anak-anak hanya tergantung pada jadwal untuk bertugas.4 Dengan kata lain
panggilan untuk menjadi guru sekolah minggu, perlu di pertanyakan. Barangkali ini
merupakan indikasi dari jawaban beberapa orang guru yang memberi jawab atas
pertanyaan “motivasi” untuk menjadi guru sekolah minggu hanya karena diajak oleh
teman-teman, Dan bukan karena terpanggil dan merasa bertanggung jawab atas
Dari apa yang di gambarkan dalam tabel 1 sangat jelas di sana tentang keadaan
pendidikan yang bervariasi (mulai dari SD s/d S1) yang ada pada 7 orang guru sekolah
Dari hasil penelitian melalui wawancara bahwa dari antara 7 orang guru yang
ada masih terdapat guru yang baru 1 kali mengikuti pelatihan dasar / pembinaan guru
3
Hasil wawancara dengan Ibu. Ratnaningsi Rundubelo S.Pd Ketua Pelka A/SM di jemaat
GPIBT Bethesda, tanggal 3 Mei 2009
4
Hasil wawancara dengan Ibu Artauli Simanjuntak. Sekretaris Pelka A/SM, tanggal 5 mei 2009
5
Hasil wawancara dengan Ibu Marni Hutabarat, wakil ketua Pelka A/SM, tanggal 3 mei 2009
56
57
sekolah minggu6 dan malahan ada yang belum pernah mengikuti pelatihan dasar bagi
guru-guru sekolah minggu7 walau ada 4 orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan
dasar, malahan ada yang sudah 3 kali mengikuti pelatihan baik pelatihan dasar maupun
TOT.8
sekolah minggu, memberi jawaban yang bervariasi, yang paling dominan menjawab
bahwa ada panggilan pelayanan untuk lebih dekat pada anak-anak 9 satu orang
menjawab hanya karena di panggil (di ajak) oleh teman guru, 10 dan satu orang
menjawab ingin mengembangkan bakat,11 alasan yang bervariasi yang disebutkan diatas
ini juga barangkali dapat dipakai sebagai indikator yang menunjuk pada lambannya
merasa terpanggil, atau di panggil Tuhan untuk melayani anak-anak belum menjadi
ukuran bahwa kinerja para pelayan sekolah minggu ini baik, sebab sekali lagi panggilan
pelayanan lebih menunjuk pada kesediaan diri pribadi untuk melayani Tuhan dalam
Persiapan Mengajar
6
Hasil wawancara dengan sdri Dina Damula, wakil sekretaris Pelka A/SM, tanggal 4 mei 2009
7
Hasil wawancara dengan Ibu. Ratnaningsih Rundubelo S.Pd Ketua Pelka A/SM, tanggal 3 mei
2009
8
Hasil wawancara dengan Artauli Simanjuntak, Sekretaris Pelka A/SM, tanggal 5 mei 2009
9
Hasil wawancara dengan nara sumber : SL, RR, KH, JR, AR. Guru-guru Sekolah minggu di
jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli, tanggal 3 mei 2009
10
Hsil wawancara dengan Sdra. Kres Tudaan, guru sekolah minggu, tanggal 9 mei 2009
11
Hasil wawancara dengan Sdra. Dina Damula Wakil sekretaris Pelka A/SM, tanggal 4 mei
2009
12
Hasil wawancara dengan Ibu. Evie Waney, Majelis Jemaat (Ketua PKWKI tingkat jemaat,
tanggal 13 mei 2009
57
58
Dalam rangka mempersiapkan diri dan persiapan mengajar yang akan dilakukan
di kelas sekolah minggu, ada wadah yang di sebut oleh para guru sekolah minggu ini
sebagai “stimulasi” dalam acara stimulasi ini, mereka membahas materi (bahan ajar)
yang akan mereka lakukan dalam beberapa minggu dalam bulan berjalan. Caranya
mereka membahas materi ajar (bahan ajar) perminggu. Satu orang praktek mengajar
dan yang lain memberikan tanggapan, begitu seterusnya secara bergantian. Tanggapan
stimulasi ini dihadiri oleh pendeta jemaat pada minggu pertama bulan berjalan dan turut
mengarahkan dan melengkapi persiapan mengajar dari para guru sekolah minggu itu
sendiri.
Di samping stimulasi ada persiapan pribadi yang di lakukan oleh masing-masing guru
di rumah baik mempersiapkan bahan ajar (materi) atau menyiapkan alat peraga.
Berbicara alat peraga dari hasil wawancara (pertanyaan no. 2) dan observasi yang
dilakukan penulis bahwa alat peraga yang dipakai hanya berupa gambar yang difoto
copy lalu diwarna dan alat peraga langsung yaitu melalui lakon dari guru yang sedang
mengajar, tetapi jika alat peraga yang memerlukan papan tulis atau papan flanel sangat
sulit bagi guru untuk mengajar karena papan tulis dan papan flannel tidak ada. 13
Sehingga yang menjadi salah satu hambatan kinerja guru tidak maksimal disebabkan
karena tidak ada alat peraga yang dibutuhkan. Alat peraga merupakan alat Bantu untuk
mengajar, pelajaran lebih muda diingat dan ada hal-hal yang abstrak yang sulit
dijelaskan seperti: (kasih, dosa, pengampunan dll) dapat dibantu dengan alat peraga. 14
13
Hasil wawancara dengan guru-guru sekolah minggu di jemaat GPIBT Bethesda tolitoli,
tanggal 3 mei 2009
14
Hasil wawancara dengan Ibu. Julien Rumondor S.Pd Bendahara Pelka A/SM, tanggal 2 mei
2009
58
59
GPIBT dalam pembinaan bagi anak-anak sekolah minggu memakai materi (bahan ajar)
dari sinode wilayah GKI jawa tengah dalam bentuk buku paket yang dikirim pertahun
pelayanan (hasil kerja sama GPIBT dengan GKI, khususnya sinode wilayah GKI
Jateng).15
Rekrutmen
melayani anak-anak Sekolah Minggu. Guru-guru yang ada tidak bisa memfasilitasi
jumlah anak-anak Sekolah Minggu di jemaat Bethesda, hambatan ini juga diakibatkan
yang dibutuhkan oleh guru-guru Sekolah Minggu, dan juga tidak ada program untuk
Kenyataan yang terjadi dalam pelayanan kepada anak-anak Sekolah Minggu belum
mengikuti aturan Tata Gereja karena pemilihan Penatua/Ketua Pelka Anak Sekolah
Minggu tidak mengikuti aturan dari Tata Gereja yang ada. Ini merupakan salah satu
hambatan dari kinerja guru-guru Sekolah Minggu di Jemaat GPIBT Bethesda karena
Penatua/Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu yang dipilih majelis bukan dari kalangan
guru-guru Sekolah Minggu yang sudah lama melayani anak-anak Sekolah Minggu.
Yang terjadi pemilihan Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu tidak dipersiapkan terlebih
dahulu, setidaknya harus ada pelatihan dasar bagi calon-calon Penatua/Ketua Pelka
Anak Sekolah Minggu, karena dengan demikian akan menjadi dasar bagi Penatua /
Ketua Pelka Anak Sekolah Minggu terpilih di dalam ia melayani anak-anak Sekolah
15
Hasil wawancara dengan Bpk. Pdt P. Kumiang S.Th Pendeta jemaat GPIBT Bethesda, tanggal
10 Mei 2009
59
60
Minggu. Hasil wawancara dengan orang tua dan majelis berpendapat bahwa
memberikan dasar-dasar bagi Guru Sekolah Minggu untuk bisa memberikan pengajaran
yang benar bagi anak-anak Sekolah Minggu dan dengan mengikuti / Pelatihan Guru
Dari ke-7 guru sekolah minggu yang ada di jemaat GPIBT Bethesda hanya satu
yang di rekrut langsung oleh Majelis jemaat melalui proses pemilihan majelis jemaat
berdasarkan tata cara pemilihan dalam satu paket pemilihan Majelis jemaat periode
pelayanan 2008-2012.16 Hal ini di karenakan bahwa yang terpilih akan menjadi,
penatua sekaligus masuk dalam jabatan struktural menjadi Ketua Pelayanan Kategorial
anak-anak sekolah minggu.17 Sedangkan guru-guru yang lain yang ada sekarang lebih
banyak mereka yang di panggil atau diajak oleh teman yang telah lebih dahulu menjadi
guru sekolah minggu18 dan yang lain seperti istri Dari pendeta jemaat yang ditempatkan
di jemaat Bethesda yang merasa terpanggil dan prihatin melihat keberadaan anak-anak
dan karena itu memberi diri secara sukarela untuk melayani anak-anak19 dan seorang
lagi juga isteri pendeta yang kebetulan menjadi warga jemaat dan berdomosili di
Dari uraian hasil penelitian di atas ini menjadi jelas bahwa system perekrutan
guru sekolah minggu di jemaat Bethesda ini tidak begitu tertata dan terprogram dengan
16
Hasil wawancara dengan Bpk. Denny Simangunsong, Ketua Jemaat GPIBT Bethesda Tolitoli,
tanggan 13 mei 2009
17
Tata Gereja GPIBT
18
Hasil wawancara dengan ibu Marni Hutabarat, tanggal 3 mei 2009
19
Hsil wawancara dengan Pdt. P Kumiang S.Th Pendeta jemaat, tanggal 27 April 2009
20
Hsil wawancara dengan Julien Rumondor, Bendahara Pelka A/SM, tanggal 5 mei 2009
60
61
baik.21 Sebagian besar guru yang ada tidak berasal dari dunia pendidikan yang berlatar
belakang guru agama (lihat tabel 1) dan karena itu pelatihan dan pembinaan guru
sekolah minggu bagi anak-anak, maupun bagi kinerja guru sekolah minggu itu sendiri.
Gereja
Berbicara soal kepelayanan Gereja hal ini berarti berbicara tentang semua aspek
dan melayani. Tugas panggilan ini harus dilaksanakan disemua cirri pelayanan gereja
GPIBT di samping melaksanakan pelayanan umum bagi semua warga gereja, terdapat
juga pelayanan yang lebih menyentuh secara spesifik, yaitu pelayanan kategorial oleh
pelayanan yang di khususkan pada kategori Bapak, kategori Ibu, kategori Pemuda dan
kategori Anak. kategori yang terakhir ini di sebut persekutuan pelayanan kategori anak-
anak/sekolah minggu. yang juga merupakan pokok bahasan dalam tulisan ini, yang
Sebagai bagian utuh dari kepelayanan gereja, maka Pelka anak juga harus
mendapat perhatian yang sama dengan pelka-pelka yang lain dalam jemaat GPIBT
Bethesda. Namun hal ini belum berjalan maksimal. Sarana dan prasarana untuk
mengembangkan pelayanan anak kearah yang lebih baik belum tersedia antara lain:
Ruangan khusus yang di lengkapi dengan alat peraga dan permainan belum
tersedia.
21
Hsil wawancara dengan Bpk Pdt CH Monthol, S.Th, sekretaris Sinode GPIBT, tanggal 8 mei
2009
61
62
Begitu juga dengan materi atau bahan ajar yang akan di berikan pada waktu
berdomosili di tempat-tempat yang agak jauh dari gedung gereja. Hal ini juga
Keterlibatan Gereja
kegiatan pelayanan di pelka anak belum memadai, dapat di katakan masih sangat
kurang dimana:
Majelis harian jemaat jarang bahkan hampir tidak pernah melihat langsung atau
majelis jemaat belum begitu memahami tentang tugas pelayanan bagi anak-
anak, karena di rekrutmen bukan dari guru sekolah minggu, dan belum pernah
Dari segi pendanaan memang sudah ada, namun terbatas pada perayaan Paskah
dan Hari Natal, itupun jumlahnya selalu tidak sesuai dengan apa yang
diusulkan.
Pengadaan bahan (materi) ajar dari GKI Jateng anggarannya selalu dari kas
(materi) ajar yang lain untuk kegiatan-kegiatan yang lain di luar hari minggu,
misalnya ibadah pondok gembira, ibadah padang, dan ibadah syukur lainnya,
62
63
Tabel 5
1 7 8 14 29
2 9 12 21 42
3 10 9 18 37
4 5 10 11 26
5 10 9 19 38
Jumlah 41 48 83 172
Melihat dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
menunjukkan bahwa kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu, sangat
kurang karena jumlah kehadiran setiap hari minggu hanya berkisar : anak Tanggung
10-15 anak, anak Tengah 17-22 anak, anak kecil 15-20 anak. data kehadiran ini dari
absen disetiap kelas.22 Dari kehadiran anak-anak Sekolah Minggu setiap hari minggu
Minggu.
anak-anak sekolah minggu jemaat GPIBT Bethesda. Wawancara ini dilakukan dengan
mengetahui apa motivasi dari anak-anak itu mengunjungi atau hadir dalam kegiatan
22
Data Arsip Sekolah Minggu
63
64
sekolah minggu, dan apa yang menjadi penyebab sehingga anak-anak sekolah minggu
jarang atau malas ke sekolah minggu. hasilnya adalah sebagai berikut : pada dasarnya
yang memotivasi anak-anak datang ke sekolah minggu karena bisa bertemu dengan
teman-teman,23 disamping itu ada juga anak yang menjawab bahwa sekolah minggu
adalah merupakan tempat (sarana) bagi anak-anak dapat lebih mengenal Tuhan,
mengenal Tuhan Yesus melalui cerita alkitab dan dengan demikian anak-anak dapat
lebih mengerti tentang kewajiban sebagai umat Kristen yang beriman kepada Tuhan
Yesus.24
Selain apa yang disebut diatas, masih ada hal lain yang menarik minat anak-
anak ke sekolah minggu, yaitu metode mengajar dengan memakai alat peraga. Dengan
memakai alat peraga, cerita yang disampaikan lebih cepat dimengerti dan lebih
menyenangkan dan lebih menarik.25 Ada juga yang berpendapat kedua metode diatas
(cerita dan alat peraga) sama-sama menarik dan perlu dikembangkan sehingga
pemberitaan firman Tuhan dapat berjalan dan pengetahuan anak-anak tentang Tuhan
minggu adalah karena terlambat bangun pagi. Dan kendala ini harus dilihat dalam
keterkaitan dengan peranan orang tua dalam memberi motivasi, minimal dengan
memperhatikan jam tidur malam dan waktu untuk ke sekolah minggu ini terabaikan. 27
23
Hasil wawancara dengan nara sumber: TS,MR,NW,TP,EH, anak-anak sekolah minggu kelas
tanggung, tanggal 10 Mei 2009
24
Hasil wawancara dengan Elsa Hamsah, anak sekolah minggu, tanggal 10 Mei 2009
25
Hasil wawancara dengan nara sumber: TP,NW,TS,MR, anak-anak sekolah minggu kelas
tanggung, tanggal 10 Mei 2009
26
Hasil wawancara dengan Elsa Hamsah, anak sekolah minggu, tanggal 10 Mei 2009
27
Hasil wawancara dengan nara sumber: TP,NW,TS,MR, anak-anak sekolah minggu kelas
tanggun, tanggal 10 Mei 2009
64
65
Hal yang lain yang menjadikan anak-anak kurang berminat ke sekolah minggu adalah
kebiasaan jelek dari para guru (pengasuh sekolah Minggu) yang terlambat datang dan
Orang tua
menurut orang tua dari anak-anak sekolah minggu yang tergambar dari data yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi dapat penulis paparkan sebagai berikut :
Profil Guru Sekolah Minggu yang baik yaitu seorang yang patut diteladani
sebagai seorang Guru Sekolah Minggu bagi anak-anak, yang bisa memberikan
pembelajaran sesuai dengan bahan Alkitab, dan mempunyai sikap kelemah lembutan,
sabar, berprilaku baik, jujur, ihklas, tahu beradaptasi dengan anak-anak, tidak otoriter
tidak membeda-bedakan anak-anak.29 Seorang yang bisa menjadi panutan bagi anak-
anak maupun orangtua dalam segala segi, serta berlaku setia dalam tugas, dan dapat
tentang Iman Kristen, dapat menjadi teladan bagi anak-anak dalam sikap, tingkah laku,
dan tutur kata, mempunyai kepribadian yang dapat menjadi tauladan bagi anak-anak
keseharian, mampu memahami psikologi anak Sekolah Minggu sehingga terjalin proses
28
Hasil wawancara dengan nara sumber: TP,NW,TS,MR,EH, anak-anak sekolah minggu kelas
tanggung, tanggal 10 Mei 2009
29
Hasil wawancara dengan nara sumber: AK,JP,RS,CM,DK,TS,HM,SR,DL,NL, Orang tua anak
sekolah minggu, mei 2009
65
66
Dilihat dari kenyataan yang ada Kinerja Guru Sekolah Minggu sedang-sedang
pengetahuan yang diperoleh sudah ada atau belum. Karena dari beberapa guru Sekolah
Minggu yang lebih ditonjolkan hanya kemampuan bahwa dia bisa menjadi Guru
Sekolah Minggu padahal sebenarnya menjadi Guru Sekolah Minggu itu tidak gampang,
karena diperhadapkan dengan bagaimana caranya agar anak-anak mengerti dan paham
tentang isi Alkitab, bukan sekedar penyampaian akan tetapi prakteknya yang
dibutuhkan, karena Guru-guru Sekolah Minggu jangan hanya jual tampang sebagai
Guru Sekolah Minggu, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari tidak mencerminkan
sebagai Guru Sekolah Minggu, hanya pada saat Sekolah Minggu di Gereja pada hari
minggu dan Pondok Gembira/Kamis gembira guru Sekolah Minggu bertindak sebagai
Guru Sekolah minggu. Diluar dari itu sudah tidak lagi terlihat sebagai pembimbing
anak-anak, Guru Sekolah Minggu juga bukan hanya menjadi guru di hari minggu dan
kamis gembira tetapi setidaknya ada program perkunjungan kepada anak-anak bukan
Cuma disaat anak berhari ulang tahun tetapi ada perkunjungan penggembalaan supaya
sebagai orang tua mengetahui perkembangan anaknya, dan guru juga mengetahui
keberadaan anak dalam lingkungan pergaulannya di rumah setiap hari, sehingga bisa
30
Hasil wawancara dengan nara sumber: JR,JL,AP,AK,EP,SW,MW,TT, orang tua anak sekolah
minggu, mei 2009
66
67
mengarahkan anak-anak lebih taat dan setia sama orang tua, guru-gurunya dan terlebih
kepada Tuhan. Dari beberapa Guru Sekolah Minggu ada juga pelayananya tidak serius
ia lebih mementingkan karier dari pada pelayanan yang sesungguhnya. Dan diantara
guru-guru sekolah minggu ada yang bersikap sesuai dan tidak di mana Guru Sekolah
Minggu masih ada yang bertindak dan berlaku tidak sesuai dengan apa yang diajarkan
kepada anak-anak, misalkan pengajaran tentang iri hati, dan bersifat sombong, dalam
jangan suka iri hati, dengki dan sombong terhadap sesama, akan tetapi justru dalam
lingkungan guru-guru Sekolah Minggu justru Guru-guru Sekolah Minggu tersebut ada
yang merasa iri, merasa kurang, bahkan terlampau lebih sombong dengan
tergambar dari data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kepada Majelis
Profil Guru Sekolah Minggu yang baik bukan hanya tau mengajar tetapi
berpengalaman dalam tugas pelayanan gereja, melakukan Firman Tuhan dan memberi
contoh kepada anak-anak Sekolah Minggu dengan sikap dan tutur kata yang baik, Serta
Tuhan dan dapat menjadi teladan bagi anak-anak Sekolah Minggu, penuh ketabahan
31
Hasil wawancara dengan nara sumber: PK, CM,MM,LS,JP,SR,GO,JR,DR,EW, Pendeta dan
majelis jemaat GPIBT Bethesda, mei 2009
67
68
ibadah sudah terlaksana dengan baik, namun memotivasi anak-anak untuk ikut ibadah
Sekolah Minggu masih kurang. Juga sebagian guru sekolah minggu adalah ibu rumah
tangga dan kesibukannya lebih banyak sehingga dapat dikatakan kinerja dari guru-guru
sekolah minggu sedang-sedang saja.32 Selain itu juga, guru-guru Sekolah Minggu di
Bethesda belum semua mengikuti pelatihan Dasar perlu diadakan pelatihan dan
pembinaan bagi semua Guru Sekolah Minggu karena bisa memberikan Dasar-dasar
bagi Guru Sekolah Minggu untuk bisa memberikan pengajaran yang benar bagi anak
Sekolah Minggu, juga pembinaan Guru Sekolah Minggu merupakan wadah dimana
Guru Sekolah Minggu dapat memahami pentingnya pelayanan dan cara mengajar
dengan baik juga melalui pembinaan/pelatihan Guru Sekolah Minggu disegarkan dan
selalu mengikuti perkembangan, menambah wawasan bagi guru dalam hal mengajar,
dan mendapat ajaran yang tepat karena pengetahuan anak Sekolah Minggu akan
menjadi dasar pengetahuan iman untuk bekal bagi anak-anak Sekolah Minggu
meningkatkan mutu pelayanan agar lebih baik karena kalau tidak diberikan pelatihan
dan pembinaan bagaimana bisa seorang Guru Sekolah Minggu mengajarkan tentang
bahan Alkitab sedangkan dasar-dasar pengetahuan Alkitab itu sendiri Guru Sekolah
32
Hasil wawancara dengan nara sumber: PK, CM,MM,LS,JP,SR,GO,JR,DR,EW, Pendeta dan
majelis jemaat GPIBT Bethesda, mei 2009
33
Hasil wawancara dengan nara sumber: PK, CM,MM,LS,JP,SR,GO,JR,DR,EW, Pendeta dan
majelis jemaat GPIBT Bethesda, mei 2009
68
69
Salah satu tugas pelayanan gereja yang tak kala pentingnya dengan tugas-tugas
lainnya adalah pelayanan kepada anak-anak. melihat realita yang ada bentuk pelayanan
kepada anak-anak yang biasa dilakukan oleh Guru Sekolah Minggu baru sekitar
menjalankan fungsi gurunya dengan baik agar fungsi guru sebagai seorang pelayan
anak-anak bisa memberikan banyak arti bagi anak-anak Sekolah Minggu maupun
34
Hasil wawancara dengan Ibu Christin Maleta, S.Pd, tanggal 1 mei 2009
35
Hasil wawancara dengan Pdt. Pitson Kumiang, Pendeta pelayanan jemat GPIBT Bethesda
Tolitoli, tanggal, 27 April 2009.
69
70
70