Perkembangan Arsitektur Arsitektur
Perkembangan Arsitektur Arsitektur
DAFTAR ISI
Daftar isi
Latar belekang
Bab I: Arsitektur klasik
Desain arsitektur klasik
Tentang arsitektur klasik (Eropa)
Teori arsitektur klasik
Arsitektur yunani
Arsitektur romawi
BAB II: Arsitektur modern
Sejarah awal arsitektur modern
Masa kedatangan arsitektur modern
Masa jaya arsitektur modern
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya
Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern
Arsitektur modern Indonesia
Periode Sejarah Arsitektur Modern
BAB III: Kesimpulan
Daftar pustaka
LATAR BELAKANG
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur lahir dari
dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb),
dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian
manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan
praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Sementara itu, Revolusi Industri
membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai
bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam
lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-
produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah
proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan
pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund
(dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih
baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah
Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat
arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Arsitektur Klasik mengacu pada masa awal di mana aliran kajian sejarah dan budaya
dimulai dari masa Yunani dan Romawi, yang kemudian membawa pengaruh ke zaman-
zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik, karyanya terpusat pada karya seni pahat dalam
bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi dari agama, kitab suci, dan kepercayaan
lainnya, bahkan merupakan sarana ritual keagamaan. Namun, secara umum pada masa ini,
fungsi, biaya, dan waktu pembangunan bukanlah faktor yang penting. Dalam prosesnya,
bahan bangunan utama diambil langsung dari alam (atau melalui proses sederhana), dan
dikerjakan hanya oleh sedikit pekerja.
Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+ 3000 – 30
SM). Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya yang
berkembang di berbagai belahan dunia dan juga menyumbangkan pemikiran yang paling
pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani
kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni. Hal
ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan utama sebagai bagian dari ritual pemujaan.
Ideologi kebudayaan masyarakat pra-Yunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya
konsep nilai ke-estetika-an pada saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-bangunan megah
dan besar sebagai upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-dewi alam semesta.
Pada perkembangannya, Arsitektur Yunani Kuno mulai meninggalkan tahapan
mitologi dan menuju tahap filsafat ilmu (Surajiyo, 1997). Pada masa ini ilmu ukur menjadi
penting dalam menentukan bentuk dan proporsi bangunan. Rumus matematis berperan
penting dalam menentukan nilai estetika sebuah bangunan. Keindahan pada era ini tersirat
dalam penggunaan proporsi golden section dan pemanfaatan efek distorsi mata untuk
menciptakan kemegahan dan keindahan bangunan-bangunan utamanya. Bagi orang Yunani,
dunia adalah kosmos, yang berarti teratur (Bertens, 2004), dan hal ini sangat terlihat dalam
karya-karya arsitekturalnya. Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian
integral dari seluruh struktur keseluruhan, karenanya peninggalannya (walau tidak sempurna)
dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya (Hemingway, 2003).
Secara umum, dua jenis bangunan arsitektural Yunani Kuno menurut fungsinya
adalah sebagai (a) kuil, istana, bangunan religius, dan bangunan umum, serta (b)
amphitheatre atau panggung terbuka. Ciri khas dari arsitektur Yunani adalah penggunaan
kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama, dan memiliki tiga tipe order (susunan
kolom dan balok). Orde tertua adalah Dorik yang melambangkan kesederhanaan tanpa
banyak hiasan, kemudian Ionik yang merupakan refleksi dari ‘laut’ atau ‘karang’, terlihat dari
dua bagian yang melengkung di ujung. Orde terakhir dan paling rumit adalah Korintian,
dengan lebih banyak hiasan pada ujung kolom dan baloknya (Dietsch, 2009).
BAB I
ARSITEKTUR KLASIK
Arsitektur Klasik Saat Ini Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini
dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas
pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang
rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang.
Salah satu alasan mengapa gaya arsitektur klasik masih digemari sampai sekarang
adalah sifatnya abadi atau tidak lekang dimakan waktu. Dalam desain exterior bangunan,
gaya ini menghadirkan kemewahan dalam hunian Anda. Dari sekian banyak elemen exterior
yang dipakai, tidak dapat dipungkiri bahwa profil / ornamen-ornamen hiasan yang rumit khas
romawi/yunani memegang peranan penting dalam menciptakan kemewahan tersebut.
Banyaknya permainan ornamen arsitektur romawi maupun yunani seperti profil
maupun patung-patung bergaya klasik yang menempel pada bangunan klasik, bentuk pilar
yang besar, bentuk lengkung di atas pintu maupun kubah akan memperindah bangunan,
menciptakan kesan gagah dan mewah. Meskipun hal tersebut justru membuat pengerjaan
bangunan klasik lebih lama dari pada bangunan bergaya minimalis, selain itu biaya yang
dikeluarkan juga jadi lebih banyak. Bagi sebagian orang yang senang dengan kemewahan
dengan nuansa klasik tentunya bukan menjadi masalah yang berarti.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah
bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun
arsitektur rumah klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit.
Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.
Kemegahan batu alam mulai di hadirkan dalam desain arsitektur klasik yang menambah
kesan mewah bangunan.
Dalam membangun bergaya klasik anda harus memahami dulu bentuk klasik yang
dimau atau paling tidak anda punya beberapa reverensi banguanan klasik yang cocok dengan
keinginan anda. Jika anda kurang memiliki pengetahuan arsitektur klasik lebih baik anda
meminta bantuan konsultan arsitektur / konsultan exterior yang tentunya memiliki
pengetahuan lebih baik dari anda, jangan memaksakan untuk mendesain sendiri bangunan
anda, yang tentunya akan membuat hasilnya tidak maksimal.
TENTANG ARSITEKTUR KLASIK (EROPA)
Predikat kata „Klasik‟ diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren (terkandung
dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu melekat dengannya)
mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan nilainya. Teori arsitektur
Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya arsitektur yang dilandasi dan
dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu
sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.
Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh yang sangat baik
dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-hatian dan seksama
mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-ukurannya, disertai dengan
kehalusan seni “craftmanship”. Perlu diketahui bahwa
bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi, revisi,
perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya bisa mencapai
lebih dari 200 tahun.
Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius ternyata berlanjut terus dalam jaman
Arsitektur Klasik ini. Hal ini dapat kita jumpai dalam buku Ensiklopedi Romawi yang
disusun oleh Marcus T. Varro, dimana Isodore dari Seville menguraikan dan
mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga unsur/elemen bangunan yaitu DISPOSITIO,
CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despositio adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan survai lapangan ataupun pekerjaan pada tapak
yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan dengan elemen-elemen yang
ditambahkan pada bangunan demi memenuhi hasrat akan rasa keindahan melalui seni
ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini menunjukan sudah adanya pergeseran
pandangan dari Teori Vitruvius. Lebih jauh Isodore menyatakan apa itu order sebagai
berikut: “Kolom, dinamakan begitu karena tinggi dan bulat, menopang seluruh berat
beban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama menyatakan bahwa lebarnya adalah
sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom yaitu : Doric, Ionic, Tuscan dan Corinthian,
yang berbeda-beda satu dengan yang lain dalam ketinggian dan diameternya. Jenis ke-5,
dinamakan ATTIC yang berpenampang persegi-4
ataupun lebih besar dan dibuat dari bata-bata yang disusun”. (Isodore dalam Varro, 19xx).
Pendapat Isodore ini dapat merupakan sejumlah aturan dan norma bagi karya-karya
arsitektur sesudahnya.
Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temukan pada bangunan-bangunan gereja yang
sedang mengawali pertumbuhan dan perkembangan sebagai agama yang baru dan menyebar
hampir keseuruh benua Eropa saat itu. Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia Sophia
yang digambarkan dalam suatu konteks
urban saat itu sebagai berikut: “Demikianlah bangunan Gereja ini berusaha memberikan
sajian bentuk yang
menakjubkan… sebab gedung ini menggapai keatas langit sampai awan dan begitu menonjol
diantara bangunan-bangunan yang lain, dari atas gereja ini dapat melihat kebawah keseluruh
pelosok kota Konstantinopel. Hagia Sophia adalah bentuk yang demikian menyatu dengan
kota Konstantinopel, tetapi dilain pihak sedemikian bersinar dan indah, serta megah,
khususnya dalam wawasan perspektivis “Bird Eye
View”. Dan semuanya ini menjadi lengkap dan sempurna dengan dipergunakannya bangunan
ini untuk kegiatan upacara keagamaan” (Isodore dalam Varro, 19xx).
Teori arsitektur Klasik ini kemudian berlanjut hingga jaman Gothic. Dan untuk meresapkan
dan mengerti Arsitektur Gothic ini diperlukan gambaran suasana masyarakatnya pada saat itu
dimana timbul spirit kejiwaan yang berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi.
Spirit kejiwaan ini dituangkan dalam suatu tema
“cahaya ke-Ilahian dalam ruang arsitektur” (Ven, 1991), Kualitas ruang Arsitektur Klasik
Gothic ini dinyatakan sebagai keindahan visual yang atmosferik, seperti diaphanitas
(kesemrawangan), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan).
Gambaran ruang Arsitektur Gothic ini juga dinyatakan sebagai konsep kecerlangan atau
kebeningan yang antara lain dapat dilihat pada bentuk-
bentuk jendela khususnya bentuk jendela mawar stained-glass (rosetta) ataupun karya seni
kaca timah lainnya.
Hal inlah yang diapresiasikan sebagai prinsip transparancy dalam usaha mengerti dan
menangkap “cahaya yang datang dari luar”. Di lain pihak ada karya-karya gereja Gothic yang
meminimalisir banyaknya cahaya yang datang, atau bahkan ada semacam peningkatan
sensasi persepsional sampai ke tingkat imaterial. Beberapa contoh bangunan arsitektur Gothic
ini adalah Gereja Katedral Amiens, Katedral Rouen, Katedral St.Dennis Abby, Katedral
Reims, Katedral Ulm dan lain-lain. Unsur atau bagian lain dalam kelompok arsitektur Klasik
Barat yang tak kalah pentingnya adalah Arsitektur Byzantine, Arsitektur Baroque dan
Rococo, serta Arsitektur Arabesque (dimunculkannya imbuhan kata Barat, karena dalam
jaman yang sama di dunia Timur juga diketemukan karya-karya arsitektur sejenis, yang
setingkat dan mengagumkan tetapi mengandung pemikiran dan nilai-nilai yang berbeda,
seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Angkor). Ungkapan nilai-nilai aritektur
yang disebutkan terakhir ini dinyatakan dan ditulis sebagai suatu teori arsitektur, seperti
tertulis sebagai berikut: “Kita dapat menyatakan bahwa bangunan-bangunan ini sebagai
obyek arsitektur adalah bersifat massive-tertutup, karena terisolsikan dari ruang sekitarnya,
bahwa secara eksterior orang-orang dapat berkeliling melihatnya. Dan karena itu, yang
terpenting dan teristimewa dalam mewujudkan identitas bentuk adalah pengolahan tampak
dan tampilannya, pengolahan sudut-sudutnya, pengolahan pertemuannya dengan tanah dan
ketinggiannya yang menmbus langit. Demikian juga terlihat dengan jelas konsep-konsep
Artikulasi dan Kontinuitas. Ada 4 jenis pengolahan sudut, yaitu artikulasi dengan elemen
“relief” dengan sudut negative, dengan sudut yang tajam seperti garis, dan dengan sudut yang
dilengkungkan, dimana semuanya ini dapat diketemukan secara konsisten pada bagian
bawahnya maupun pada bagian atasnya/mahkotanya. Munculnya rasa tertarik dan kagum
pada diri orang yang mengalaminya akan obyek arsitektur ini dan lingkungan sekitarnya,
sedang bagi seorang arsitek akan menyadarkannya bagaimana pentingnya gaya-gaya
gravitasi yang sedemikian besar dapat disalurkan
ke tanah. Dan hal ini dilakukan agar dapat menaungi dan melingkupi orang-orang
didalamnya dan tidak hanya itu saja, tetapi juga menimbulkan rasa kekaguman dan rasa
keteguhan, bagaikan “ditancapkan dari atas langit” (Isodore dalam Varro,19xx).
Arsitektur yunani
Arsitektur Yunani- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
- Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik,
enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan),
gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium (kantor walikota), pantheon (kuil),
stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritualis, institusi
kemasyarakatan
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia suku-
suku tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan menjalankan
pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria,
Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani
kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani
dahulu
Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan
dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah dalam
membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam obrolannya sehari-
hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa
tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).
Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu
dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang kemudian
menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu berupa tempat
pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu
contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik
Yunani dan masih digunakan hingga kini.
Gambar megaron, Yunani
Gambar Athens Parthenon, Yunani
Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan perangkat
yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni
kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan
kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian,
dan menguji. Beberapa filusuf yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato,
Socrates, dll.
- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan
arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan kesempurnaan
manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal (kolom) dan
elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang sempurna
Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap
pertimbangan desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk
memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini
menunjukan hebatnya rasio peradaban ini
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani
Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani
lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan secara
bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.
Arsitektur.Romawi
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan
menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh
Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan
semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi
imperium (negara multimasional), etruska (negara multietnis), dan membina masyarakatnya
berjiwa nasionalis dan patriotik.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,
menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur
lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan
teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan
parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct,
kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium
(pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air
hangat).
Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah
parthenon Yunani
Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya bath
(pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat
Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan
roman order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi
denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi
baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur
mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi
masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai
materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).
Gambar Caracalla Bath, Romawi
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (lengkungan),
vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya
anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek.
Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio,
seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas
teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak
arsitek ini kedepannya menjadi definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan),
utilitas (kegunaan), dan firmitas (kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah
keilmuan dan keprofesian arsitektur seperti saat ini.
Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture
BAB II
ARSITEKTUR MODERN
Karena design ini lebih simple dan mencantumkan setruktur yang kokoh maka pada era
perang dunia ke dua, ide design ini banyak sekali diminati dan menjadi trend sampai
sekarang ini.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function). Gerakan
modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan perencanan
bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya pengertian tentang
bagaimana tersebut bekerja). Contohnya diJepang sejarah desain parametrik banyak
dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo Tange.
1. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari
hasil akhir Le Corbusier.
2. Dan dari segi lain; mirip dengan gerakan super sensualis (yang menggambarkan
keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional)
Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak
mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga
pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut).
Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 – 1890) seiring dengan
dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah proses
produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan pabrik-pabrik besar,
sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besar-besaran guna mencapai hasil yang
sesuai diinginkan dan mempersingkat proses penyelesaian pembanggunan.
Masa ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam
keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama adalah
memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran yang ke-dua
adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi struktur dan kontruksi.
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang
membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat
dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan manusia untuk
menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat produksi dan menghemat
tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia senang karena penggunaanya yang
disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan
manusia, yang memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa
yang dibuat didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya.
Dikatakan masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak
ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya manusia
itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri.
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art
Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh
Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi.
Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya
hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan
dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus
segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini
telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan
untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan
dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern
sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil
dari perkembangan sosial dan politis. Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai
sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya
bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi,
baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah
penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya
desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan batu bata.
Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka
untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.
Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi melawan
terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian dan
gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai
mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai
contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels,
Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di
Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya
modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya arsitektur
modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern terbesar adalah Le
Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Negara Jerman. Mies van
der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur
modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur yang sangat
berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan pameran MOMA,
Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh Philip Johnson dan
kolaborator Henry-Russell Hitchcock.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan
perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya
pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang sejarah desain
parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo
Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari
hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan super sensualis (yang
menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional). Dimana
aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak mengambil ide
dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga pada umumnya
hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut).
Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya arsitektur
modern, yaitu sebagai berikut :
Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan perkembangan
teknologi, politik, sosial, ekonomi.
Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi; ruang
dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan dan
pelaksanaan.
Sejak awal tahun 1960-an, literatur barat mulai masuk ke dunia pendidikan arsitektur di
Indonesia. Karya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsitek terkemuka seperti Walter
Gropius, Frank Llyod Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normatif dalam diskusi di
kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya menjadi lebih akademis. Iklim
politik pada saat itu sangat berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap teori dan
konsep arsitektur modern, karena pada masa ”Demokrasi Terpimpin” (1957-1965) di bawah
Presiden Sukarno, ”modernitas” diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada
persatuan dan kekuatan nasional.
Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika
yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah
desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur
modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di
Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang
menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah
postmodern?[1]
Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni
bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia.
Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini
cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya
arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia" dengan
karakter sebagai beriku.
1. Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola
aktivitas penghuni.
2. Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk
mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
3. Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang.
4. Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila
postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur
modern Bali, dan sebagainya).
5. Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak
diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan
pada bangunan.
2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran
modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat
dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang
dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa
arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan
dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih
kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960 .
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:
Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor,
stasiun, dsb).
Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya dibuat,
direncanakan di dalam Pabrik.
Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran, publikasi
dan perdebatan.
Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari bentuk luar.
Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam teknologi
,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863 ) . Pada
umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan
perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan
dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi / struktur
bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa,
Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan
tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode
hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan,
mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari arsitektur
modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan –
memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan
teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan
tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur
modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan
perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya
gagalnya perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak
dikritik dan disalah artikan.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
Ø Alvar Aalto
Ø Arne Jacobsen
Ø Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh
pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.
KESIMPULAN
Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-gacu pada zaman
klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan
Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-
bangunan klasik saat ini. Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan
ro-mawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan keahlian arsitektur
handal.
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur di - mana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelum-nya arsitektur lebih memikirkan
bagaimana cara mengolah façade, orna-men, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas
fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan.
Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gaga-san ruang,
kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan
dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.
DAFTAR PUSTAK
http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html
http://selarasdesain.com/desain-exterior/78-desain-arsitektur-klasik.html#.VWM5huTcVqh
http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-klasik_21.html
http://sigitkusumawijaya.blogspot.com/2008/12/sejarah-lahirnya-arsitektur-modern.html
http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-arsitektur-modern/#ixzz3bAwqEgli
http://itscomma9.com/arsitektur-modern/
http://arsitekturminimalis-merrowpage.blogspot.com/2011/07/perkembangan-arsitektur-
modern-di.html
http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html
http://www.slideshare.net/adhi123456789/arsitektur-klasik-dan-modern