Anda di halaman 1dari 38

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

(ARSITEKTUR KLASIK & ARSITEKTUR MODERN)

J. FATHUL YASIR D. UMAR


03420140015
AI

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia (UMI)

DAFTAR ISI

Daftar isi
Latar belekang
Bab I: Arsitektur klasik
Desain arsitektur klasik
Tentang arsitektur klasik (Eropa)
Teori arsitektur klasik
Arsitektur yunani
Arsitektur romawi
BAB II: Arsitektur modern
Sejarah awal arsitektur modern
Masa kedatangan arsitektur modern
Masa jaya arsitektur modern
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya
Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern
Arsitektur modern Indonesia
Periode Sejarah Arsitektur Modern
BAB III: Kesimpulan
Daftar pustaka

LATAR BELAKANG

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur lahir dari
dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb),
dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian
manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan
praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Sementara itu, Revolusi Industri
membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai
bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam
lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-
produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah
proses produksi. 
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan
pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund
(dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih
baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah
Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat
arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Arsitektur Klasik mengacu pada masa awal di mana aliran kajian sejarah dan budaya
dimulai dari masa Yunani dan Romawi, yang kemudian membawa pengaruh ke zaman-
zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik, karyanya terpusat pada karya seni pahat dalam
bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi dari agama, kitab suci, dan kepercayaan
lainnya, bahkan merupakan sarana ritual keagamaan. Namun, secara umum pada masa ini,
fungsi, biaya, dan waktu pembangunan bukanlah faktor yang penting. Dalam prosesnya,
bahan bangunan utama diambil langsung dari alam (atau melalui proses sederhana), dan
dikerjakan hanya oleh sedikit pekerja.
Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+ 3000 – 30
SM). Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya yang
berkembang di berbagai belahan dunia dan juga menyumbangkan pemikiran yang paling
pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani
kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni. Hal
ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan utama sebagai bagian dari ritual pemujaan.
Ideologi kebudayaan masyarakat pra-Yunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya
konsep nilai ke-estetika-an pada saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-bangunan megah
dan besar sebagai upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-dewi alam semesta.
Pada perkembangannya, Arsitektur Yunani Kuno mulai meninggalkan tahapan
mitologi dan menuju tahap filsafat ilmu (Surajiyo, 1997). Pada masa ini ilmu ukur menjadi
penting dalam menentukan bentuk dan proporsi bangunan. Rumus matematis berperan
penting dalam menentukan nilai estetika sebuah bangunan. Keindahan pada era ini tersirat
dalam penggunaan proporsi golden section dan pemanfaatan efek distorsi mata untuk
menciptakan kemegahan dan keindahan bangunan-bangunan utamanya. Bagi orang Yunani,
dunia adalah kosmos, yang berarti teratur (Bertens, 2004), dan hal ini sangat terlihat dalam
karya-karya arsitekturalnya. Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian
integral dari seluruh struktur keseluruhan, karenanya peninggalannya (walau tidak sempurna)
dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya (Hemingway, 2003).
Secara umum, dua jenis bangunan arsitektural Yunani Kuno menurut fungsinya
adalah sebagai (a) kuil, istana, bangunan religius, dan bangunan umum, serta (b)
amphitheatre atau panggung terbuka. Ciri khas dari arsitektur Yunani adalah penggunaan
kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama, dan memiliki tiga tipe order (susunan
kolom dan balok). Orde tertua adalah Dorik yang melambangkan kesederhanaan tanpa
banyak hiasan, kemudian Ionik yang merupakan refleksi dari ‘laut’ atau ‘karang’, terlihat dari
dua bagian yang melengkung di ujung. Orde terakhir dan paling rumit adalah Korintian,
dengan lebih banyak hiasan pada ujung kolom dan baloknya (Dietsch, 2009).
BAB I
ARSITEKTUR KLASIK

Desain Arsitektur Klasik


 Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik medesain yang mengacu pada
zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan
kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari
gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.
Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan
secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir.
Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalama beberapa alasan, jenis
arsitektur rumah ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah
tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan tempat
berkumpul (balai kota, pemerintahan,dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini
dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan
yang rumit. Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci.

Arsitektur Klasik Saat Ini Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini
dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas
pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang
rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang.
Salah satu alasan mengapa gaya arsitektur klasik masih digemari sampai sekarang
adalah sifatnya abadi atau tidak lekang dimakan waktu. Dalam desain exterior bangunan,
gaya ini menghadirkan kemewahan dalam hunian Anda. Dari sekian banyak elemen exterior
yang dipakai, tidak dapat dipungkiri bahwa profil / ornamen-ornamen hiasan yang rumit khas
romawi/yunani memegang peranan penting dalam menciptakan kemewahan tersebut.
Banyaknya permainan ornamen arsitektur romawi maupun yunani seperti profil
maupun patung-patung bergaya klasik yang menempel pada bangunan klasik, bentuk pilar
yang besar, bentuk lengkung di atas pintu maupun kubah akan memperindah bangunan,
menciptakan kesan gagah dan mewah. Meskipun hal tersebut justru membuat pengerjaan
bangunan klasik lebih lama dari pada bangunan bergaya minimalis, selain itu biaya yang
dikeluarkan juga jadi lebih banyak. Bagi sebagian orang yang senang dengan kemewahan
dengan nuansa klasik tentunya bukan menjadi masalah yang berarti.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah
bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun
arsitektur rumah klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit.
Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.
Kemegahan batu alam mulai di hadirkan dalam desain arsitektur klasik yang menambah
kesan mewah bangunan.
Dalam membangun bergaya klasik anda harus memahami dulu bentuk klasik yang
dimau atau paling tidak anda punya beberapa reverensi banguanan klasik yang cocok dengan
keinginan anda. Jika anda kurang memiliki pengetahuan arsitektur klasik lebih baik anda
meminta bantuan konsultan arsitektur / konsultan exterior yang tentunya memiliki
pengetahuan lebih baik dari anda, jangan memaksakan untuk mendesain sendiri bangunan
anda, yang tentunya akan membuat hasilnya tidak maksimal.
 
TENTANG ARSITEKTUR KLASIK (EROPA)

Arsitektur klasik Eropa adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu


pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik
dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri
dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah
bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun
arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit.
Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.

Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan


secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir.
Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis
arsitektur ini dibangun dengan tiga fungsi: 
  Sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal)
  Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan)
  Tempat berkumpul (fungsi balai kota, dsb)
Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan
seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa
peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur
Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir.
Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam
bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb
adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga
kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang. 

TEORI ARSITEKTUR KLASIK


Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsitektur di Eropa
yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang bernilai tinggi dan „first
class‟. Disebutkan demikian karena karya-karya ini memperlihatkan aturan/pedoman yang
ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dan mencipta karya tersebut.
Rentang waktu zaman ini adalah dari abad pertama sampai dengan abad ke-14 dengan
hembusan angin Romantisism (sebelum masyarakat Eropa memasuki zaman Renaissance
sampai dengan pesan dan gerakan Rationalism yang kuat).

Predikat kata „Klasik‟ diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren (terkandung
dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu melekat dengannya)
mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan nilainya. Teori arsitektur
Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya arsitektur yang dilandasi dan
dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu
sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.

Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh yang sangat baik
dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-hatian dan seksama
mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-ukurannya, disertai dengan
kehalusan seni “craftmanship”. Perlu diketahui bahwa
bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi, revisi,
perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya bisa mencapai
lebih dari 200 tahun.
Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius ternyata  berlanjut terus dalam jaman
Arsitektur Klasik ini. Hal ini dapat kita jumpai dalam buku Ensiklopedi Romawi yang
disusun oleh Marcus T. Varro, dimana Isodore dari Seville menguraikan dan
mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga unsur/elemen bangunan yaitu DISPOSITIO,
CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despositio adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan survai lapangan ataupun pekerjaan pada tapak

yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan dengan elemen-elemen yang
ditambahkan pada  bangunan demi memenuhi hasrat akan rasa keindahan melalui seni
ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini menunjukan sudah adanya pergeseran
pandangan dari Teori Vitruvius. Lebih jauh Isodore menyatakan apa itu order sebagai
berikut: “Kolom, dinamakan begitu karena tinggi dan bulat, menopang seluruh berat
beban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama menyatakan bahwa lebarnya adalah
sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom yaitu : Doric, Ionic, Tuscan dan Corinthian,
yang berbeda-beda satu dengan yang lain dalam ketinggian dan diameternya. Jenis ke-5,
dinamakan ATTIC yang berpenampang persegi-4
ataupun lebih besar dan dibuat dari bata-bata yang disusun”. (Isodore dalam Varro, 19xx).

Pendapat Isodore ini dapat merupakan sejumlah aturan dan  norma bagi karya-karya
arsitektur sesudahnya.
Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temukan pada bangunan-bangunan gereja yang
sedang mengawali pertumbuhan dan perkembangan sebagai agama yang baru dan menyebar
hampir keseuruh benua Eropa saat itu.  Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia Sophia
yang digambarkan dalam suatu konteks
urban saat itu sebagai berikut: “Demikianlah bangunan Gereja ini berusaha memberikan
sajian bentuk yang
menakjubkan… sebab gedung ini menggapai keatas langit sampai awan dan begitu menonjol
diantara bangunan-bangunan yang lain, dari atas gereja ini dapat melihat kebawah keseluruh
pelosok kota Konstantinopel. Hagia Sophia adalah bentuk yang demikian menyatu dengan
kota Konstantinopel, tetapi dilain pihak sedemikian bersinar dan indah, serta megah,
khususnya dalam wawasan perspektivis “Bird Eye
View”. Dan semuanya ini menjadi lengkap dan sempurna dengan dipergunakannya bangunan
ini untuk kegiatan upacara keagamaan” (Isodore dalam Varro, 19xx).

Teori arsitektur Klasik ini kemudian berlanjut hingga jaman Gothic. Dan untuk meresapkan
dan mengerti Arsitektur Gothic ini diperlukan gambaran suasana masyarakatnya pada saat itu
dimana timbul spirit kejiwaan yang berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi.
Spirit kejiwaan ini dituangkan dalam suatu tema
“cahaya ke-Ilahian dalam ruang arsitektur” (Ven, 1991), Kualitas ruang Arsitektur Klasik
Gothic ini dinyatakan sebagai keindahan visual yang atmosferik, seperti diaphanitas
(kesemrawangan), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan).
Gambaran ruang Arsitektur Gothic ini juga dinyatakan sebagai konsep kecerlangan atau
kebeningan yang antara lain dapat dilihat pada bentuk-
bentuk jendela khususnya bentuk jendela mawar stained-glass (rosetta) ataupun karya seni
kaca timah lainnya.

Hal inlah yang diapresiasikan sebagai prinsip transparancy dalam usaha mengerti dan
menangkap “cahaya yang datang dari luar”. Di lain pihak ada karya-karya gereja Gothic yang
meminimalisir banyaknya cahaya yang datang, atau bahkan  ada semacam peningkatan
sensasi persepsional sampai ke tingkat imaterial. Beberapa contoh bangunan arsitektur Gothic
ini adalah Gereja Katedral Amiens, Katedral Rouen, Katedral St.Dennis Abby, Katedral
Reims, Katedral Ulm dan lain-lain. Unsur atau bagian lain dalam kelompok arsitektur Klasik
Barat yang tak kalah pentingnya adalah Arsitektur Byzantine, Arsitektur Baroque dan
Rococo, serta Arsitektur Arabesque (dimunculkannya imbuhan kata Barat, karena dalam
jaman yang sama di dunia Timur juga diketemukan karya-karya arsitektur sejenis, yang

setingkat dan mengagumkan tetapi mengandung pemikiran dan nilai-nilai yang berbeda,
seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Angkor). Ungkapan nilai-nilai aritektur
yang disebutkan terakhir ini dinyatakan dan ditulis sebagai suatu teori arsitektur, seperti
tertulis sebagai berikut: “Kita dapat menyatakan bahwa bangunan-bangunan ini sebagai
obyek arsitektur adalah bersifat massive-tertutup, karena terisolsikan dari ruang sekitarnya,
bahwa secara eksterior orang-orang dapat berkeliling melihatnya. Dan karena itu, yang
terpenting dan teristimewa dalam mewujudkan identitas bentuk adalah pengolahan tampak
dan tampilannya, pengolahan sudut-sudutnya, pengolahan pertemuannya dengan tanah dan
ketinggiannya yang menmbus langit. Demikian juga terlihat dengan jelas konsep-konsep
Artikulasi dan Kontinuitas. Ada 4 jenis pengolahan sudut, yaitu artikulasi dengan elemen
“relief” dengan sudut negative, dengan sudut yang tajam seperti garis, dan dengan sudut yang
dilengkungkan, dimana semuanya ini dapat diketemukan secara konsisten pada bagian
bawahnya maupun pada bagian atasnya/mahkotanya. Munculnya rasa tertarik dan kagum
pada diri orang yang mengalaminya akan obyek arsitektur ini dan lingkungan sekitarnya,
sedang bagi seorang arsitek  akan menyadarkannya bagaimana pentingnya gaya-gaya
gravitasi yang sedemikian besar dapat disalurkan
ke tanah. Dan hal ini dilakukan agar dapat menaungi dan melingkupi orang-orang
didalamnya dan tidak hanya itu saja, tetapi juga menimbulkan rasa kekaguman dan rasa
keteguhan, bagaikan “ditancapkan dari atas langit” (Isodore dalam Varro,19xx).

Arsitektur yunani
Arsitektur Yunani- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
-  Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik,
enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan),
gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium  (kantor walikota), pantheon (kuil),
stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritualis, institusi
kemasyarakatan

Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia suku-
suku tersebut  mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan menjalankan
pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria,
Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani
kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu  
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani
dahulu 

Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan
dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah dalam
membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam obrolannya sehari-
hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa
tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).

Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu
dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang kemudian
menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu berupa tempat
pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu
contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik
Yunani dan masih digunakan hingga kini.
 
Gambar megaron, Yunani

 
Gambar Athens Parthenon, Yunani

Gambar denah megaron dan Athens Parthenon


Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah  agora (public space, selasar tempat
masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium
(sekolah), pastanium  (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan di Yunani
menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua
kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa (kolom) merupakan elemen arsitektural
estetis  yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri
khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia).
Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang
kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order. 

 Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel

 Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani


 Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan perangkat
yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni
kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan
kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian,
dan menguji. Beberapa filusuf yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato,
Socrates, dll.

Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani

Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan, suatu


persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani, sedangkan
untuk desain persepsi tersebut berupa:

- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan
arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan kesempurnaan
manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal (kolom) dan
elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang sempurna

 
 Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap
pertimbangan desainnya

 
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk
memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini
menunjukan hebatnya rasio peradaban ini
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani
lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan secara
bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.

Arsitektur.Romawi

-Budaya: imperium, etruska, nasionalis


- Nilai: helenisme
- Preseden: arsitektur yunani
- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carrée, Prancis
- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; tipologi:
rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion, theater, sekolah,
hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium
(pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat); struktur: arch, vault, dome;
material: batu bata
- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio

Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan
menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh
Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan
semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi
imperium (negara multimasional), etruska (negara multietnis), dan membina masyarakatnya
berjiwa nasionalis dan patriotik.

Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya,


kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan bentang
yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki kepercayaan resmi pagan
politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah)
dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades
menjadi Pluto, meski kedepannya berubah menjadi Kristen iman Paulus.

Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi disebarluaskan dengan meluasnya daerah


imperium dan dari pristiwa itulah nilai-nilai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi
nilai klasik Romawi tersebar di semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga
padang Arab dan Persia, membentuk sebuah budaya metropolis,  adikuasa, serta mutahir
dalam segi teknologi.

Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan


begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-
fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.

Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,
menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur
lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan
teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan
parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct,
kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium
(pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air
hangat).

 Gambar Rome Pantheon, Italia


Gambar Maison Carrée, Prancis

 Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah
parthenon Yunani

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya bath
(pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat
Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan
roman order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi
denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi
baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur
mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi
masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai
materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).
 Gambar Caracalla Bath, Romawi

Gambar Priene Bouleuterion, Italia

Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (lengkungan),
vault (kolong ruang), dan dome (kubah)

Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya
anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek.
Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio,
seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas
teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak
arsitek ini kedepannya menjadi definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan),
utilitas (kegunaan), dan firmitas (kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah
keilmuan dan keprofesian arsitektur seperti saat ini.
 
Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture
BAB II
ARSITEKTUR MODERN

Sejarah awal arsitektur modern


Pada awalnya Arsitektur Modern muncul sekitar tahun 1750-an di Eropa, dengan
beberapa ciri khas yaitu munculnya arsitektur bergaya Romantic Classicicm atau yang lebih
dikenal dengan aliran Neoklasik, adanya tata kota ideal dan rekayasa teknologi. Sebenarnya
Arsitektur Modern baru muncul di Eropa sekitar tahun 1860-an setelah dibangunnya Crystal
Palace, sebagai suatu reaksi akibat ketidak puasan akan gaya arsitektur klasik dan
kombinasinya pada abad 18. Sedangkan di Amerika, gaya ini mulai muncul sekitar tahun
1880-an. Akibat adanya berbagai gagasan baru, salah satunya adalah adanya peran
teknologi dalam perancangan bangunan yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton,
besi, baja, kaca, dan sebagainya, mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus
mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada. Gagasan baru
tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip Arsitektur Modern.
Arsitektur Modern dapat dianggap sebagai suatu debat atau argumen terhadap
peran arsitektur klasik. Arsitektur Klasik mencerminkan banyak pandangan seperti moral
atau ekstravagan, imperialisasi atau republik, bahkan intelektualitas atau militerisme. Tanpa
disadari oleh beberapa Arsitek, ada beberapa karya arsitek yang mengaku sebagai hasil cipta
klasik tapi mempunyai ciri modern, dan sebaliknya ada juga karya arsitek yang menyatakan
sebagai karya arsitektur bergaya modern tapi nyatanya malah bergaya klasik. Salah satu
pengaruh terpenting dan terbesar pada arsitektur modern ini adalah gerakan Arts and
Crafts, yang ditemukan pada pertengahan abad 18 oleh William Morris di Inggris. Morris
mengkritik kualitas artistik yang miskin akan hasil produksi mesin pada saat revolusi Industri.
Meskipun Morris tidak merancang bangunan, pengaruhnya memberi motivasi akan
kebebasan dan semangat bereksperimen yang mendapatkan peran penting dalam
arsitektur.
Gerakan modern dipercaya sebagai sesuatu yang baru dan segala bentuk klasik tidak
diterima oleh para arsiteknya. Pada umumnya arsitektur modern sengaja menciptakan
pandangan yang mencerminkan ide tentang masyarakat industri, berdasarkan
kesederajatan dan biasanya mempunyai sikap untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap
salah di masa lalu. Pandangan baru tersebut, seperti masyarakat baru, umumnya tidak
dimengerti atau belum dapat diterima masyarakat lain. Sangat ironis apabila gerakan
modern ini menolak keberadaan tradisi klasik karena tanpa diduga banyak juga karya
arsitektur modern yang terdapat unsur tradisi aristektur klasik di dalamnya, masih
mengadopsi beberapa bentuknya, dari urutan sampai pada bentuk kubahnya (dome), dan
dengan inilah karya tersebut dapat mengkomunikasikan nilai (pesan) tertentu, sehingga satu
sama lain berbeda. Usaha untuk menghilangkan tradisi tersebut sulit memang tidak pernah
berhasil.
Gerakan modern ini sebenarnya lebih mengutamakan pada konstruksi dan beauty
atau keindahan. Di sini semua gerakan di alam dianggap mempunyai konstruksi sehingga
menjadi indah. Dinamis tetapi tetap sebuah konstruksi yang kaku tidak lagi statis, selalu
dalam keadaan equilibrium namun tidak kaku. Pada saat itu gerakan ini harus internasional
atau men-dunia dan dipraktekkan oleh semua arsitek pada saat itu. Semua benda
mempunyai bentuk yang pas seperti bentuk bendungan dan bangunan penyimpanan
gandum yang bentuknya serupa di seluruh dunia. Bahan-bahan pabrik seperti kaca sangat
digemari dimana pada saat itu kaca dapat membentuk sebuah volume ruang. Bagian dalam
dapat terlihat dengan menggunakan kaca bagian luarnya menampilkan sebuah kejujuran.
Arsitektur modern yang mulai muncul pada sekitar tahun 1750 di Eropa mempunyai
beberapa tanda, antara lain :
Ø Kehadiran arsitektur modern seiring dengan sedang munculnya Romantic Classicism, istilah
populernya adalah Neoklasik. Gaya ini dianggap serius apabila melibatkan emosi yang
mengakibatkan prinsip-prinsip arsitektur klasik tidak diterapkan sepenuhnya melainkan
cenderung lebih condong memilih (gabungan) gaya yang disukai saja, seperti gaya arsitektur
Gothic dan Ionic.
Ø Adanya tata kota ideal, karena sejak 1750 timbul suatu masalah yaitu banyaknya tempat
kumuh. Hal ini membangkitkan gagasan kota ideal yang menyangkut polis, yang merupakan
komponen masyarakat yang diatur sehingga hidup selaras dan seimbang. Bagaimana cara
mengatur sebuah lahan menjadi bangunan merupakan bahan pertimbangan pembangunan
kota itu sendiri, dengan kata kunci “mandiri” atau self-sufficient.
Ø Adanya peran rekayasa dan teknologi. Insinyur sipil mulai banyak, yang kemudian mulai
muncul bahan-bahan serta bahan-bahan campuran baru seperti cairan aspal, beton, baja
dan sebagainya. Hal ini mempengaruhi pembangunan, terutama pada struktur bangunan
sehingga mulai muncul bentuk-bentuk baru baik itu struktur atau penampakkannya.
Sebenarnya arsitektur modern baru muncul sekitar tahun 1860-an di Eropa dengan
bangunan pertama yaitu Crystal Palace. Bentuk-bentuk yang digunakan merupakan bentuk-
bentuk rasional yaitu kaku biasanya berbentuk kotak terlihat masif dan jarang terdapat
ornamen-ornamen penghias seperti halnya pada gaya-gaya atau aliran-aliran sebelumnya.
Penerapan bahan-bahan baru dapat terlihat pada bangunan ini seperti penggunaan struktur
besi, baja dan kaca serta beton. Sedangkan di Amerika, arsitektur modern mulai muncul
sekitar tahun 1880-an, dimana banyak dibangun gedung-gedung bertingkat tinggi dengan
struktur yang menggunakan bahan-bahan baru hasil fabrikasi terutama bahan baja.
Prinsip-prinsip arsitektur modern antara lain :
Ø Sistem firmitas atau sistem kekokohan, dimana tiang dan lantai merupakan satu kesatuan
atau saling mengikat, ada pondasi dan penghubung lantai dasar sebagai pengikat konstruksi.
Jadi pada arsitektur modern ini lebih menonjolkan pada bentuk-bentuk yang dianggap
kokoh.
Ø Adanya penggunaan bahan hasil pabrikasi untuk penutup atau kulit bangunan. Karena adanya
revolusi industri yang banyak menyebabkan penggunaan bahan-bahan pabrik menjadi tren
saat itu. Bahan-bahan yang banyak digunakan pada saat itu yaitu bahan-bahan baru seperti
besi, baja, beton dan kaca. Para arsitek pada saat itu sednag gemar-gemarnya menggunakan
bahan-bahan ini.
Ø Terdapat sistem grid pada denah, tidak mempunyai pusat tertentu dan bentuknya biasanya
asimetri. Disini denah sudah lebih kaya akan bentuk dan tidak berbentuk simetris seperti
pada denah-denah bangunan beraliran klasik sebelumnya. Dan tidak mempunyai pusat-
pusat tertentu.
Ø Selalu ada bukaan-bukaan (lubang-lubang) karena pada saat itu arsitek sudah mulai
memikirkan bagaimana menciptakan bangunan yang sehat yang diantaranya dengan
menggunakan banyak bukaan-bukaan (lubang-lubang) sebagai sirkulasi udara agar udara
lebih nyaman di dalamnya.
Ø Alam dipinjam (dipasang) agar telihat sebagai ornamen tapi tidak menjadi bagian dari
bangunan. Di bangunan-bangunan modern penggunaan tanaman-tanaman hias merupakan
pengganti dari ornamen-ornamen estetis yang terdapat pada bangunan aliran sebelumnya.
Ø Adanya kontak dengan alam baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Alam disini
mulai diperhatikan kembali sebagai unsur yang penting baik itu sebagai penunjang
kenyamanan maupun kesehatan lingkungan bangunan.
Ø Ada keinginan akan sebuah lingkungan yang sehat, jarak antar bangunan berjauhan. Telah
saya jelaskan diatas bahwa arsitek beraliran modern mulai kembali memperhatikan
kesehatan bangunan salah satunya juga dengan cara memperjauh jarak antar bangunan
disamping juga sebagai penambah unsur keindahan dari bangunan itu sendiri lepas dari
bangunan-banguna lain disekitarnya.
Ø Arsitektur modern bertulang punggung pada teknologi (dasar semua permasalahan).
Pada saat tahun 1850-an muncul sebuah gelar baru yaitu insinyur. Insinyur disini
selain ahli bangunan juga bisa membuat bangunan-bangunan tinggi atau pencakar langit
juga dapat membuat bangunan dengan struktur-struktur yang panjang seperti jembatan.
Sehingga pada akhirnya muncul istilah “ Form Follows Function “ yang dicetuskan oleh Louis
Sullivan dimana bangunan yang baik tidak harus indah namun ‘ benar ‘ makna, fungsi dan
lain-lainnya. Pada saat itu bangunan –bangunan modern juga sudah mulai berubah
bentuknya misalnya pada bangunan-bangunan tinggi pada lantai 1 dan lantai 2-nya diberi
ruang besar , mezanin dan terdapat tangga utama yang besar. Selain itu untuk memecah
kekakuan pada penampakkan fasad-nya diberilah aksen diatas-atas bangunan tinggi
tersebut seperti yang dilakukan pada gaya-gaya Art Nouveau. Namun pada saat itu arsitek
besar seperti Louis Sullivan tidak banyak mencipatakan sebuah bangunan hanyalah karena
bangunan-bangunan ciptaannya banyak ditiru dan dijiplak oleh arsitek-asitek lain pada
zamannya. Namun kemudian Louis Sullivan menurunkan ilmunya ini kepada muridnya yang
akhirnya juga menjadi arsitek besar pula yaitu Frank Loyd Wright.
Kemudian arsitek memanfaatkan pengetahuan yang dipunya oleh insinyur. Dan
akhirnya arsitek lebih kreatif dan mempunyai konsep pemikiran yang lebih dalam daripada
insinyur, karena arsitek juga mempunyai pengetahuan tentang ilmu seni yang tidak dipunyai
oleh insinyur yang hanya mempunyai ilmu teknik yang paten.
Kemudian pada sekitar tahun 1920-an muncullah suatu periode yang disebut dengan
Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu
sudah berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-
ornamen disini berfungsi sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat
tertentu. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan
ornamen-ornamen. Di sini massa-massa bangunan juga dibuat ekspresif namun
menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga mempunyai ekspresi yang khas contohnya
penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight. Periode ini juga ditandai dengan
keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang menyebabkan munculnya
berbagai macam aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana bangunan pada saat itu
harus berfungsi sebagai monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme yang
mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu secara teknis mengikuti bentuk-bentuk
bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-karya arsitektur haus
monumental dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur mengikuti
perkembangan mekanisasi yang terjadi sedangkan Will to form yaitu bahwa perancangan
bangunan diserahkan sepenuhnya oleh arsitek yang merancangnya.
Pada tahun 1920 hingga 1930 bangunan yang diciptakan kebanyakan adalah
bangunan-bangunan tinggi atau bangunan pencakar langit. Karena pada saat itu ada
anggapan bahwa semakin tinggi sebuah bangunan semakin hebat. Di Jerman pada saat itu
ada istilah Neve Sachlichkeit atau Neuwe Zakelijaheid di Belanda yaitu sebuah sifat objektif
yang baru. Dan di daerah Skandinavia yang pada saat itu tidak tersentuh oleh dinamika
politik yang tengah memanas di Eropa Tengah mengakibatkan gerakan modernnya berbeda
dengan di daerah Eropa tengah tersebut, bentuk-bentuk bangunan di sana mengalah pada
lansekap atau alam.
Akibat rasa optimis yang tinggi dan sikap yang idealis dari masyarakat modern,
arsitektur modern mulai menandakan tanda-tanda kegagalannya. Para arsitek dari gerakan
modern mempunyai suatu tujuan yaitu untuk menciptakan suatu gaya internasional atau
Internasional Style, yang diterima secara internasional dan seragam. Internasional Style
sebenarnya merupakan perumusan ide-ide dari para pionir arsitektur modern seperti
Hoffmann, Loos, Frank Loyd Wright, dan Walter Gropius. Ciri khas bangunan bergaya
internasional adalah penerapan bentuk-bentuk geometri, dinding berwarna polos (putih),
dan atap yang datar, serta biasanya terdapat taman di sekitarnya. Banyak karya-karya
arsitektur yang mengadopsi dari revolusi industri.
Prinsip-prinsip bangunan bergaya International yaitu :
Ø Volume metrik
Ø Regularity
Ø Anti ornamen terapan
Internasional style masih tetap populer ke seluruh dunia hingga sekitar tahun 1950-
an. Pada saat itu banyak arsitek muda yang menentangnya. Mereka percaya bahwa gaya ini
tidak mempunyai banyak variasi dalam desainnya karena keterikatannya pada bentuk
geometri yang sederhana dan kurangnya dekorasi. Sehingga pandangan industri yang
diterapkan pada semua bangunan menjadi dasar permasalahan yang sering dikritik.
Penerapan ini gagal menampilkan kepentingan akan fungsi dari berbagai bangunan, seperti
perumahan, gedung perkantoran dan institusi-institusi baik pendidikan maupun
kebudayaan, memiliki bentuk yang mirip sehingga terlihat sama, dan yang hanya dapat
menandakan fungsinya adalah penggunaan skala yang berbeda.
Kelompok arsitek pertama yang menentang gaya tersebut menamakan diri the
Brutalists. Mereka mendasari desainnya pada pekerjaan akhir Le Corbussier, dan membuat
bangunan yang polos dan masif dengan bahan campuran / konkrit yang kasar serta kuat.
Pemimpin kelompok ini adalah Kenzo Tange (Jepang), J. Sterling dan Gowan (Inggris), dan
Paul Rudolf (Amerika).
Sekitar tahun 1970-an dunia telah berubah dan kesemuanya diatur oleh Amerika.
Kemudian timbul Perang Dingin yaitu antara Blok Barat yang lebih menekankan industrialis
dan Blok Timur yang sangat tertutup sehingga disebut dengan Tirai Besi. Namun pada saat
itu setiap negara mempunyai program-program pembangunannya sendiri. Pada saat itu di
Amerika terdapat 3 karakter yang mempengaruhi karya-karya arsitektur diantaranya adalah
formalis seperti Paul Rudolf yang lebih mengutamakan ekspresi bentuk kemudian
perfeksionis seperti I.M.Pei dimana lebih mengutamakan kesempurnaan setiap detail dan
bentuk. Sedangkan yang terakhir yaitu produktivitas yang lebih mengutamakan pada
kemajuan teknologi, efisiensi dan optimalisasi. Di Belanda arsitek-arsitek disana kembali
meneruskan gaya arsitektur modern lama, metabolisme dan split level seperti yang
dilakukan oleh Le Corbussier dan Van der Grough. Di Prancis banyak menggunakan teknologi
logam seperti pembangunan menara Eiffel jadi anggapan disana bahwa bangunan yang
menarik yaitu bangunan yang bisa dirakit. Di Jerman lebih mengutamakan pengekspresian
bentuk-bentuk manufaktur, bangunan yang bisa dirakit serta mengutamakan bentuk-bentuk
yang ekspresif. Di Skandinavia, Alvaro Alto sebagai arsitek penggerak disana lebih
mengutamakan bentuk-bentuk konservatif dan bangunan harus mempnyai unsur-unsur
alam. Di Asia seperti di Jepang lebih mengutamakan bentuk-bentuk formalis dan metabolis
yang digerakkan oleh Kenzo Tange. Sedangkan di India dipengaruhi oleh LeCorbussier dan
Charles Korea yang mengutamakan bangunan-bangunan arsitektur tropis.
Pada tahun 1970-an itu pula terbitlah sebuah buku yang berjudul “Complexity and
Contradiction”. Dan ada anggapan bahwa bangunan harus kompleks dan ramai tidak ada
lagi regularity dan simetris. Ornamen-ornamen bangunan timbul karena fungsi seperti
adanya antena sebagai sebuah sculpture. Charles Jenks menilai pada saat itu ada enam
situasi penciptaan karya-karya arsitektur yaitu situasi historis, stylish, tradisional, urban,
super modern dan situasi adhoc. Kemudian timbul pula aliran baru yang bernama aliran
kalsik pasca modern yang berkembang karena situasi historis pada tahun 1980-an. Maksud
dari pasca modern disini yaitu sebuah upaya untuk menghadirkan lebih dari sebuah
pemahaman dari sebuah karya arsitektur. Kebanyakan karya-karya arsitektur, gaya dan tipe
berasal dari Barat, namun kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, ini
semua tergantung dari berkembangnya teknologi di bidang komunikasi.
Mungkin sekarang, gerakan arsitektur yang dikenal dan paling kontroversial adalah
Post-Modernism. Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1960-an di Amerika. Gerakan ini tidak
mempunyai gaya atau teori umum tertentu. Mereka bergabung hanya karena menentang
internasional style. Salah satu arsitek terkenal pada saat itu adalah Robert Venturi. Sebagian
besar arsitek Post-Modern mengembalikan gaya-gaya terdahulu (klasik), yang sempat
diabaikan oleh arsitek-arsitek modern awal, dengan menerapkan unsur tradisi gaya tersebut
pada karya-karyanya. Ketertarikan akan gaya-gaya dahulu didasari akan keinginan untuk
memelihara / menjaga gedung-gedung tua dan mengadaptasinya untuk dipergunakan
sebagai sesuatu yang baru atau dengan kata kata lain bangunan tua tersebut akan memiliki
fungsi baru. Sebagian besar karya arsitek Post-Modern adalah bangunan-bangunan
berukuran kecil seperti rumah dan toko.
Kesimpulannya adalah bahwa sebenarnya arsitektur modern tidak sepenuhnya mati karena
arsitektur modern dianggap sebagai asal-muasal gaya arsitektur sekarang. Sehingga banyak
karya arsitektur sekarang yang masih mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur modern,
meskipun dalam desainnya terjadi penggabungan gaya lain, seperti gaya klasik-Renaissance,
Neoklasik, dan sebagainya. Dengan kata lain jiwa arsitektur modern masih dapat dilihat dan
dirasakan pengaruhnya pada desain suatu bangunan.

Masa kedatangan arsitektur modern

Dalam makalah ini membahas tentang arsitektur modern,  Arsitektur moderen


pertamkali muncul dan dikenal dibarat bersamaan dengan revolusi industri (1760-1870),
selain berdampak terhadap perkembangan tehnologi juga berdampak pada perkembangan
budaya dan sosial-politik.  Dalam penerapannya era perkembangan arsitektur ini disesuaikan
dengan warna dan corek arsitektur yang sesuai dengan zaman tersebut.
Masa era arsitektur moderen juga bisa disebut masa peralihan, yaitu masa peralihan dari
primitive, tradisional, neo klasik (abad ke-20) menuju masa corak design arsitektur yang
lebih maju (abad ke-21). Masa peralihan ini pun nantinya akan terus belanjut dari satu era
corak arsitektur yang satu ke masa arsitektur yang lainnya (yang lebih pas atau cocok dengan
zamannya). Era arsitektur moderen ini ditandai dengan penyederhanaan ide-ide design dari
ide-ide design yang berbentuk yang rumit dan bertele-tele.

Karena design ini lebih simple dan mencantumkan setruktur yang kokoh maka pada era
perang dunia ke dua, ide design ini banyak sekali diminati dan menjadi trend sampai
sekarang ini.
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function). Gerakan
modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan perencanan
bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya pengertian tentang
bagaimana tersebut bekerja). Contohnya diJepang sejarah desain parametrik banyak
dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo Tange.

1. Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari
hasil akhir Le Corbusier.
2. Dan dari segi lain; mirip dengan gerakan super sensualis (yang menggambarkan
keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional)

Dimana aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak
mengambil ide dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga
pada umumnya hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut).

Masa jaya arsitektur modern

Masa jaya ini terjadi pada kurun waktu tahun (1880 – 1890) seiring dengan
dimulainya revolusi industry ke-dua, masa jaya ini ditandai dengan menggubah proses
produksi yang tadinya dilakukan diindustri rumahan digantikan dengan pabrik-pabrik besar,
sehinnga melibatakan mesin-mesin produksi secara besar-besaran guna mencapai hasil yang
sesuai diinginkan dan mempersingkat proses penyelesaian pembanggunan.
Masa  ini juga mempengaruhi fungsi atau peran seorang Arsitek dalam
keterlibatannya pada prosese pembangunan. Dimana fungsi Arsitek yang pertama adalah
memeperhitungkan bangunan dari segi bentuk, fungsi, dan ruang. Dan peran yang ke-dua
adalah sebagai pihak yang menghitunggkan bangunan dari segi struktur dan kontruksi. 
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang
membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat
dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan manusia untuk
menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat produksi dan menghemat
tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia senang karena penggunaanya yang
disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan
manusia, yang memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa
yang dibuat didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya.
Dikatakan masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak
ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya manusia
itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri. 
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art
Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh
Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi.
Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya
hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan
dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus
segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini
telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan
untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini. 
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan
dalam kalangan arsitek. Beberapa sejarawan melihat perkembangan arsitektur modern
sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil
dari perkembangan sosial dan politis. Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai
sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya
bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi,
baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah
penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya
desainnya ohwis yang tahan api, yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan batu bata.
Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka
untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar. 
Sejarawan lain menghormati pandangan modern sebagai suatu reaksi melawan
terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian dan
gaya Seni Nouveau. Pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai
mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai
contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels,
Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di
Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya
modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama. 
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya arsitektur
modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern terbesar adalah Le
Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Negara Jerman. Mies van
der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur
modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur yang sangat
berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan pameran MOMA,
Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh Philip Johnson dan
kolaborator Henry-Russell Hitchcock. 
Arsitektur moderen lebih banyak berhubungan dengan (form follows function).
Gerakan modern dalam arsitektur mencoba menjawab kekacauan mengenai peranan
perencanan bangunan dengan adanya pengaruh revolusi industri (akibat kurangnya
pengertian tentang bagaimana tersebut bekerja). Contohnya di Jepang sejarah desain
parametrik banyak dikembang, dalam pergerakan arsitektur yang dipelopori oleh Kenzo
Tange.
Dalam satu segi merupakan perkembangan dari zaman keiayan (heroic period) dari
hasil akhir Le Corbusier. Dan dari segi lain, yaitu mirip dengan gerakan super sensualis (yang
menggambarkan keabsolutan teknologi yang kontras dengan nilai tradisional). Dimana
aliran/Metabolisme Jepang ditempatkan pada tradisi ini, sebab Jepang banyak mengambil ide
dan image, dan kemudian secara sistematis menyempurnakannya (sehingga pada umumnya
hasilnya lebih baik dari sumber/asal dari ide tersebut). 
Berikut ini adalah beberapa latar belakang yang mendasari munculnya arsitektur
modern, yaitu sebagai berikut : 
         Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan perkembangan
teknologi, politik, sosial, ekonomi. 
         Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi; ruang
dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan dan
pelaksanaan. 

Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya


        Menolak gaya lama;
        Menolak bordiran atau ukiran dalam bangunan;
        Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu;
        Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil bangunan
        Memandang bagunan sebagai mesin.

Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern


        Form follows function, yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough (Louis Sullivan);
        Less is more, yang diumumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe;
        Less is more only when more is too much, yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright;
        Less is a bore, yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern.

Arsitektur modern Indonesia

Sejak awal tahun 1960-an, literatur barat mulai masuk ke dunia pendidikan arsitektur di
Indonesia. Karya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsitek terkemuka seperti Walter
Gropius, Frank Llyod Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normatif dalam diskusi di
kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya menjadi lebih akademis. Iklim
politik pada saat itu sangat berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap teori dan
konsep arsitektur modern, karena pada masa ”Demokrasi Terpimpin” (1957-1965) di bawah
Presiden Sukarno, ”modernitas” diberikan oleh kepentingan simbolis yang merujuk pada
persatuan dan kekuatan nasional.

Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika
yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah
desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur
modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di
Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang
menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah
postmodern?[1]

Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni
bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia.
Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini
cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya
arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia" dengan
karakter sebagai beriku.
1. Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola
aktivitas penghuni.
2. Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk
mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
3. Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang.
4. Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila
postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur
modern Bali, dan sebagainya).
5. Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak
diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).

Periode Sejarah Arsitektur Modern

1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan
pada bangunan.
2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran
modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat
dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang
dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa
arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan
dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih
kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960 .
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:
Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor,
stasiun, dsb).
Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya dibuat,
direncanakan di dalam Pabrik.
Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran, publikasi
dan perdebatan.
Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari bentuk luar.
Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam teknologi
,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863 ) . Pada
umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan
perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan
dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi / struktur
bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)

Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:


1. PERIODE I (1900 – 1929)
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam
dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah
pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang
apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara
lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs
Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan
Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan
hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik
beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya
ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep
“free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan unt berbagai
macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “Typical
Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.
Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan
mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada
bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur
beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang
lebar dan menerus.
Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen
dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan
sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international
style). Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres
Internationaux d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah
pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan
ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-
elemen modern serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan
kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan
sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut:
1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa
ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.
Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:
Ø Louis Sullivan.
Ø Frank Lloyd Wright
Ø Le Corbusier
Ø Walter Gropius
Ø Ludwig Mies van de Rohe

2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa,
Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan
tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode
hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan,
mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari arsitektur
modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan –
memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan
teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan
tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur
modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan
perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya
gagalnya perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak
dikritik dan disalah artikan.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
Ø Alvar Aalto
Ø Arne Jacobsen
Ø Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh
pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.

3. PERIODE III (1945 – 1958)


Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan
rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan
gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang
tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara lain
dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan
Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap
sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi
menjadi simbol negatif dan perlu ditolak.
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan
Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan
sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass
production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan
kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan
rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap
mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat
dianggap bersifat Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun
1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu,
nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan
adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong
kosong.
3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan
yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-
bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali
geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya
arsitek atau bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak
menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap
merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah
neoklasik/pramodern.
6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya open
plan, yang berarti anti privacy.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman
mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari
sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang
dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan
antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang
dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama pada
umumnya beton serta struktur atap baja.
Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama dengan
dinding kaca sebagai penutup.
Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi, sistem
pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat kenasionalan.
Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan
geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu,
karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya :
lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3
matra/Dimensi ).
2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang (ciri
utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-
bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena
kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai
pengekspresi ruang).

4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).


Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan
tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan
keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak. Yang
penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
v Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
v Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:
1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.
2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.
Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):
1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha mencapai
efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis bangunan.
( tokohnya : Mies-van de Rohe).
2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan akan
dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya lebih
plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).
3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya dan
berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan ke
dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).
5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam-
langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).
Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan
pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua aliran
yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier
pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat dengan gaya seperti
ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar dan
bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan
etika dari pada estetika.
Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah
dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan
faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan teliti.
(tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange,
Stubbin).
2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih menonjolkan
bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan dari arsitek, fungsi
dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan fungsinya. Slogan “Form follows function”
dirubah menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah
merupakan titik tolak perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:
Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence,
kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph).
Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya untuk
mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan penyusunan ruangnya
sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak, namun
perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan oleh penekanan
permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama, yaitu ingin menciptakan
arsitektur yang efisien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan
mempunyai ciri sebagai berikut:
Ø Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
Ø Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal
mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
Ø Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang terdiri
dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.
Ø Konstruksi diperlihatkan.
Ø Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel -
tempel.
Ø Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
Ø Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder, dengan
tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.
Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:
· Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.
· Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.
· Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan
penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
· Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang, facde
dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri sendiri,
tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.
· Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan alat
yang penting dalam ekspresi artistik.
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
                     Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-gacu pada zaman
klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan
Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-
bangunan klasik saat ini. Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan
ro-mawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan keahlian arsitektur
handal.

                    Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur di - mana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelum-nya arsitektur lebih memikirkan
bagaimana cara mengolah façade, orna-men, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas
fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan.
Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gaga-san ruang,
kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan
dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.

DAFTAR PUSTAK
http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html

http://selarasdesain.com/desain-exterior/78-desain-arsitektur-klasik.html#.VWM5huTcVqh

http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-klasik_21.html

http://sigitkusumawijaya.blogspot.com/2008/12/sejarah-lahirnya-arsitektur-modern.html

http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-arsitektur-modern/#ixzz3bAwqEgli

http://itscomma9.com/arsitektur-modern/

http://arsitekturminimalis-merrowpage.blogspot.com/2011/07/perkembangan-arsitektur-
modern-di.html

http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html
http://www.slideshare.net/adhi123456789/arsitektur-klasik-dan-modern

Anda mungkin juga menyukai