Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi
Allah SWT, Tuhan semesta alam, sehingga atas rahmat dan karunia-Nya yang luar biasa kami
dapat menyelesaikan tugas “Makalah Uji Toksisitas” ini. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada nabi kita tercinta Nabi Muhammad SAW yang akan kita bahas syariatnya di
akhirat kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Apt. Dyani Primasari Sukamdi, M. Sc yang
telah membimbing dan memberi ilmu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Kami tentu menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan
dan kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik lagi nantinya. Akhir kata, jika ada kesalahan, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Metode Penelitian................................................................................................................................5
2.2 Jenis Sediaan yang Diuji.................................................................................................................5
2.3 Alur Metode Uji...............................................................................................................................6
2.4 Cara Perhitungan............................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa definisi emulsi diantaranya: menurut Farmakope Indonesia,emulsi adalah
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Sedangkan menurut
Formularium Nasional, emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan
dalam system dispersi fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya, umumnyadimantapkan oleh zat pengemulsi. Emulsi adalah jenis khusus dari
dispersi koloid, yang memiliki setidaknyasatu dimensi antara sekitar 1 dan 1000 nm. Fase
terdispersi kadang-kadang disebutsebagai fase internal, dan kontinu sebagai fase eksternal.
Emulsi juga membentuk jenis sistem koloid yang agak istimewa karena tetesan sering
melebihi ukuran terbatas 1000nm (Schramm, 1992).
Emulsi dapat sebagai produk akhir atau selama pemrosesan produk dalam berbagai
bidang termasuk industri makanan, industri pertanian,farmasi, kosmetik, dan dalam bentuk
makanan.Dalam suatu emulsi, salah satu fasecair biasanya bersifat polar sedangkan yang
lainnya relatif non polar. Penetuan tipe emulsi tergantung pada sejumlah faktor. Jika rasio
volume fasa sangat besar atau sangat kecil, maka fasa yang memiliki volume lebih kecil
seringkali merupakan fasa terdispersi (Shelbat-Othman & Bourgeat-Lami, 2009).
Salah satu aspek kritis dalam pembentukan emulsi yang baik adalah pemilihan
pengemulsi yang tepat. Pengemulsi merupakan senyawa aktif permukaaan yang memiki
peran memfasilitasi pembentukan emulsi dan mendorong peningkatan stabilitas emulsi
(Kralova & Sjöblom, 2009). Protein dan fosfolipid digunakan secara luas sebagai
pengemulsi, terutama pada industri pangan (Bos & Nylander, 1996).
Berdasarkan tipenya emulsi dibagi menjadi empat yaitu:
1. Oil in water (o/w): Fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalam keseluruhan
fase luar air (Winarno,1997).
2. Water in oil (w/o): Fase air terdispersi sebagai tetesan dalam fase luar
minyak(Winarno, 1997).
3. Oil in water in oil (o/w/o): Tetesan minyak yang terdispersi dalam tetesan air
yang kemudian terdispersi dalam fasa minyak kontinyu (Attama et al., 2016)
4. Water in oil in water (w/o/w): Fase air terdispersi dalam fase air yang
mengandung polimer kemudian membentuk emulsi air dalam minyak(w/o).
Emulsi yang terbentuk kemudian ditambahkan ke fasa berair kedua(mengandung
surfaktan) dan diaduk terus menerus untuk membentuk emulsi(Attama et al.,
2016).
Pembuatan emulsi dalam skala kecil dapat menggunakan tiga metode, yaitu:
1. Metode gom kering (dry gum method)
Atau juga dikenal sebagai 4:2:1 metode karena setiap 4 bagian (volume)
minyak,2 bagian air, dan 1 bagian gom ditambahkan dalam pembuatan dasar
emulsi. Emulsifying agent dicampurkan ke dalam minyak sebelum ditambahkan
air.
2. Metode gom basah (wet gum method)
Memiliki proporsi sama untuk minyak,air, dan gom yang digunakan dalam
dry gum method, tetapi urutanpencampurannya berbeda. Emulsifying agent
ditambahkan ke dalam air (dimana dapat terlarut) untuk membentuk muchilago,
kemudian secara perlahan minyak akan tergabung membentukemulsi
3. Metode botol (Forbes bottle method)
Digunakan untuk minyak yang mudah menguap atau kurang kental.
Menurut hukum termodinamika sistem emulsi tidak stabil, dikarenakan
sistem akan cenderung bergerak ke tingkat energi terendah. Secara normal,
air dan minyak akan terpisah membentuk dua fase yang stabil (Molina et al,
1999). Emulsi dapat distabilisasi dengan menurunkan tegangan permukaan
droplet minyak atau dengan meningkatkan densitas lapisan yang melingkupi
droplet minyak (Jeong et al., 2001). Kestabilan emulsi tergantung interaksi
antara berbagai gaya tarik menarik dan tolak menolak di antara droplet yang
dipengaruhi stabilisasi elektrostatik dan sterik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Rumus Viskositas :
Keterangan :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan