A. Pokok Pikiran
1. Anti Korupsi
Korupsi merupakan tindak kejahatan yang membawa dampak buruk bagi diri sendiri, keluarga
dan lingkungan organisasi. Korupsi membawa dampak yang sangat buruk seperti fenomena
bangunan yang cepat rusak, penegakan hukum yang tidak dapat tegak dan berlaku adil, pelayanan
publik yang lama, birokrasi Panjang, kerusakan hutan/lingkungan, narkoba dan fenomena lainnya.
Tingkatan korupsi ada 3 yaitu:
1. Pengkhianatan kepercayaan.
2. Penyalah gunaan kekuasaan.
3. Mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan.
Delik-delik tindak pidana korupsi dapat dilihat pada UU nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor
20 Tahun 2001. Delik-delik tersebut antara lain Delik yang terkait dengan kerugian keuangan negara,
delik pemberian sesuatu/janji kepada Pegawai Negeri, delik penggelapan dalam jabatan, delik
perbuatan pemerasan, delik perbuatan curang, delik benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
delik gratifikasi.
Nilai-nilai dasar anti korupsi yaitu Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja
Keras, Sederhana, Berani, dan Adil. Nilai-Nilai Antikorupsi diperkenalkan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan disosialisasikan ke masyarakat sejak beberapa tahun lalu. Ada 9
nilai-nilai antikorupsi, yaitu Kejujuran, Kedisiplinan,Kepedulian, Tanggung jawab, Kerja keras,
Kesederhanaan, Kemandirian, Keberanian dan Keadilan. Nilai-Nilai Antikorupsi di atas sebaiknya
dipahami dan diterapkan dalam keseharian oleh Insan Perbendaharaan. Nilai-nilai yang diharapkan
dapat memupuk budaya antikorupsi mampu membentuk komitmen serta konsistensi para ASN dalam
menjauhi diri dari korupsi. Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila
kemampuan Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality, Asosiasi dan Sugesti dikuasai
dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.
Kata Kunci dalam menjauhkan diri dari tindak korupsi adalah internalisasi integritas pada diri
sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan baik.
Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantarnya melalui
1. Kesediaan
2. Identifikasi
3. Internalisasi
2. Profil Tokoh
B. Penerapan
Tridharma perguruan tinggi yang meliputi Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
merupakan tugas utama seorang Dosen. Penerapan ketiga hal tersebut hendaknya tidak lepas dari
penerapan nilai-nilai anti korupsi.
Adapun perilaku yang bisa diterapkan meliputi 9 nilai yaitu:
1. Jujur.
Dosen sebagai seorang ASN harus memupuk sikap kejujuran. Jangan sampai dosen menjadi
teladan yang buruk bagi mahasiswanya, missal memalsukan data nilai, memalsukan data
penelitian dan melakukan plagiasi karya-karya ilmiah.
2. Peduli.
Dosen harus memiliki sikap peduli dan kepekaan terhadap lingkungan untuk menciptakan
suasana bebas korupsi. Dosen hendaknya menjadi salah satu tunas integritas yang setiap saat
melakukan edukasi tentang budaya anti korupsi.
3. Mandiri.
Dosen harus bisa menjadi pribadi yang mandiri sehingga terhindar dari korupsi.
4. Disiplin.
Membiasakan diri untuk selalu disiplin dalam mengembangkan diri dan melakukan kegiatan
tridharma perguruan tinggi.
5. Tanggung Jawab.
Dosen harus memiliki sikap tanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sikap ini
akan membuat hasil pekerjaan secara tuntas dengan memuaskan.
6. Kerja Keras.
Sikap kerja keras perlu ditanamkan di dalam diri seorang dosen, sehingga menjadi panutan
bagi mahasiswa dan rekan sejawat. Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan melalui kerja
keras, bukan hasil korupsi.
7. Sederhana.
Menghindari gaya hidup yang mewah dan berlebihan, karena melalui hal tersebut akan
membuka pintu niat dan kesempatan untuk korupsi. Hidup sederhana menghindarkan pada
tindakan korupsi.
8. Berani.
Memiliki sikap berani untuk menentang pada perilaku korupsi dan sebisanya mengajak orang
lain untuk tidak melakukan tindak korupsi.
9. Adil.
Berlaku adil kepada setiap mahasiswa tanpa membeda-bedakan latar belakang mahasiswa.