Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : 47
Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Widyaiswara : Drs. Ali Sadikin M.M.Pd
Nama Peserta : Muhammad Syahid Pebriadi
Nomor Presensi : 28
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud

A. Pokok Pikiran
1. Anti Korupsi
Korupsi merupakan tindak kejahatan yang membawa dampak buruk bagi diri sendiri, keluarga
dan lingkungan organisasi. Korupsi membawa dampak yang sangat buruk seperti fenomena
bangunan yang cepat rusak, penegakan hukum yang tidak dapat tegak dan berlaku adil, pelayanan
publik yang lama, birokrasi Panjang, kerusakan hutan/lingkungan, narkoba dan fenomena lainnya.
Tingkatan korupsi ada 3 yaitu:
1. Pengkhianatan kepercayaan.
2. Penyalah gunaan kekuasaan.
3. Mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan.

Jenis-jenis korupsi yaitu:


1. Transaktif: Kesepakatan kedua belah pihak.
2. Ekstroaktif: Adanya suatu tekanan (koersi) guna mencegah kerugian yang mengancam diri,
kepentingan.
3. Investif: Melibatkan suatu penawaran barang/jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan
keuntungan bagi pemberi.
4. Nepolistik: Perlakuan khusus pada teman.
5. Autogenik: Kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui dia sendiri.
6. Suportif: Penciptaan suasan yang kondusif untuk melindungi atau mempeertahankan
keberadaan tindak korupsi.
7. Defensif: Terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

Delik-delik tindak pidana korupsi dapat dilihat pada UU nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor
20 Tahun 2001. Delik-delik tersebut antara lain Delik yang terkait dengan kerugian keuangan negara,
delik pemberian sesuatu/janji kepada Pegawai Negeri, delik penggelapan dalam jabatan, delik
perbuatan pemerasan, delik perbuatan curang, delik benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
delik gratifikasi.
Nilai-nilai dasar anti korupsi yaitu Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja
Keras, Sederhana, Berani, dan Adil. Nilai-Nilai Antikorupsi diperkenalkan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan disosialisasikan ke masyarakat sejak beberapa tahun lalu. Ada 9
nilai-nilai antikorupsi, yaitu Kejujuran, Kedisiplinan,Kepedulian, Tanggung jawab, Kerja keras,
Kesederhanaan, Kemandirian, Keberanian dan Keadilan. Nilai-Nilai Antikorupsi di atas sebaiknya
dipahami dan diterapkan dalam keseharian oleh Insan Perbendaharaan. Nilai-nilai yang diharapkan
dapat memupuk budaya antikorupsi mampu membentuk komitmen serta konsistensi para ASN dalam
menjauhi diri dari korupsi. Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila
kemampuan Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality, Asosiasi dan Sugesti dikuasai
dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.
Kata Kunci dalam menjauhkan diri dari tindak korupsi adalah internalisasi integritas pada diri
sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan baik.
Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantarnya melalui
1. Kesediaan
2. Identifikasi
3. Internalisasi

2. Profil Tokoh

Baharuddin Lopa adalah sosok lain dalam


ikon antikorupsi di Indonesia. Namanya santer
disebut sebagai Jaksa Agung yang tegas dan tak
pandang bulu dalam penegakan hukum. Lopa juga
sangat galak terhadap setiap tindak tanduk yang
menjurus ke korupsi. Lopa adalah Jaksa Agung
Republik Indonesia pada 6 Juni 2001 hingga
meninggal dunia pada 3 Juli 2001.
Pernah suatu ketika, Lopa ingin membeli mobil pribadi karena tidak mau menggunakan mobil
dinas untuk kegiatan keseharian. Lopa menghubungi Jusuf Kalla yang merupakan pengusaha
otomotif dan menginginkan sedan yang paling murah. Kalla pun membohongi Lopa dengan
menawarkan Corolla seharga Rp 5 juta. Padahal harga sesungguhnya Rp 27 juta. Karena tidak mau
membeli dengan harga teman tersebut, Lopa akhirnya membayar mobil tersebut dengan harga asli.
Mobil tersebut lunas setelah dicicil selama tiga tahun.
"Ya... boleh terima mobil darimu karena memang tidak ada urusan apa pun. Tapi, suatu saat kau
atau temanmu punya urusan kemudian datang dan minta tolong. Saya tidak tegak lagi karena telah
tersandera oleh pemberianmu waktu itu," ungkap Lopa kepada Kalla di kemudian hari.
Baharuddin Lopa sangat anti terhadap suap. Lopa sering menerima parsel ketika hari raya, tapi
semua parsel yang dikirim ke rumahnya selalu dikembalikan. Suatu kali, anak-anak Lopa mengambil
cokelat dalam parsel dan menutup kembali bungkus parsel tersebut. Namun hal ini ternyata diketahui
oleh Lopa.
"Jadi parsel itu mereka buka diambil cokelatnya, kemudian saya cari bungkus cokelat itu di
toko, kemasannya apa, mereknya apa harus sama, saya masukkan kembali dan saya bungkus
kembali parsel itu lalu saya kembalikan," kata Lopa bercerita kepada seorang sahabatnya.
Mantan Ketua KPK Abraham Samad menganggap Lopa adalah sosok yang sangat bersahaja
dan sederhana. Sebagai seorang pejabat, Lopa pun tidak memiliki harta melimpah sampai akhir
hidupnya.
"Rumahnya di Makassar sangat sederhana sebagai rumah seorang pejabat tinggi negara pada
saat itu, dibandingkan dengan para pejabat tinggi saat itu dan sekarang ini," tulis Abraham Samad
dalam buku Apa dan Siapa Baharuddin Lopa (2012).

B. Penerapan
Tridharma perguruan tinggi yang meliputi Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
merupakan tugas utama seorang Dosen. Penerapan ketiga hal tersebut hendaknya tidak lepas dari
penerapan nilai-nilai anti korupsi.
Adapun perilaku yang bisa diterapkan meliputi 9 nilai yaitu:
1. Jujur.
Dosen sebagai seorang ASN harus memupuk sikap kejujuran. Jangan sampai dosen menjadi
teladan yang buruk bagi mahasiswanya, missal memalsukan data nilai, memalsukan data
penelitian dan melakukan plagiasi karya-karya ilmiah.
2. Peduli.
Dosen harus memiliki sikap peduli dan kepekaan terhadap lingkungan untuk menciptakan
suasana bebas korupsi. Dosen hendaknya menjadi salah satu tunas integritas yang setiap saat
melakukan edukasi tentang budaya anti korupsi.
3. Mandiri.
Dosen harus bisa menjadi pribadi yang mandiri sehingga terhindar dari korupsi.
4. Disiplin.
Membiasakan diri untuk selalu disiplin dalam mengembangkan diri dan melakukan kegiatan
tridharma perguruan tinggi.
5. Tanggung Jawab.
Dosen harus memiliki sikap tanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sikap ini
akan membuat hasil pekerjaan secara tuntas dengan memuaskan.
6. Kerja Keras.
Sikap kerja keras perlu ditanamkan di dalam diri seorang dosen, sehingga menjadi panutan
bagi mahasiswa dan rekan sejawat. Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan melalui kerja
keras, bukan hasil korupsi.
7. Sederhana.
Menghindari gaya hidup yang mewah dan berlebihan, karena melalui hal tersebut akan
membuka pintu niat dan kesempatan untuk korupsi. Hidup sederhana menghindarkan pada
tindakan korupsi.
8. Berani.
Memiliki sikap berani untuk menentang pada perilaku korupsi dan sebisanya mengajak orang
lain untuk tidak melakukan tindak korupsi.
9. Adil.
Berlaku adil kepada setiap mahasiswa tanpa membeda-bedakan latar belakang mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai