Anda di halaman 1dari 20

Sumarsid

MANAJEMEN KEUANGAN & AKUNTANSI Hal. 71-90

PENDEKATAN METODA ACTIVITY BASED COSTING


PADA PERENCANAAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK MEMPEROLEH KEUNGGULAN BERSAING

Sumarsid
Dosen Sekolah Tinggi Manajemen LABORA Jakarta
(sumarsid@yahoo.com)

Abstract

Ability to survive of an industry are very determined of ability to maintain the


power of competitiveness. One of power competitiveness still significant is sale price.
To gain the good sale price required efficiency and the accuracy of determination of
the cost of good sold. In the determination of the cost of good sold required three of
information i.e : the cost of raw material, the cost of direct labor and overhead cost
of production. Overhead cost is the component of cost it is difficult to control
because there are can not be directly connected to cost object. One way counting of
overhead cost with the Activity Based Costing method. Activity Based Costing
method most important with the activities in production process.

Keywords: Cost of Good Sold, Activity Based Costing.

PENDAHULUAN mengakibatkan konsumen beralih ke


perusahaan lain karena terlalu mahal
atau merugi karena menjual di bawah
P ersaingan industri manufaktur
dewasa ini sangatlah ketat
dimana para pelakunya saling
harga produksi.
Salah satu penyebab tidak akuratnya
laporan biaya produksi diantaranya
berlomba untuk mendapatkan
keuntungan atau laba sebesar-besarnya. adalah kesalahan dalam mengalokasikan
Harga jual yang kompetitif yang dapat biaya produksi tidak langsung. Biaya
diterima oleh pasar, kualitas yang baik, produksi tidak langsung merupakan
dan pelayanan yang baik akan mampu biaya yang paling banyak jenisnya dan
meningkatkan volume penjualan yang besar jumlahnya dan juga merupakan
pada akhirnya mendapatkan laba atau biaya yang sulit sekali untuk ditelusuri
keuntungan yang besar. langsung ke produk, karena itu
Perhitungan harga pokok produksi manajemen membutuhkan suatu sistem
merupakan salah satu faktor yang tidak biaya yang mampu mengalokasikan
dapat ditinggalkan di samping faktor biaya produksi tidak langsung ini
produksi yang lain. Informasi mengenai secara akurat dan juga digunakan
biaya produksi ini sangat dibutuhkan sebagai salah satu sarana untuk
oleh pihak manajemen, sebab apabila mengendalikan aktivitas-aktivitas yang
kurang tepat di dalam menentukan dilakukan perusahaan.
harga pokok produksi dapat

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 71


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Perhitungan harga pokok produksi Pokok Masalah


yang selama ini banyak digunakan Pembebanan biaya overhead pabrik
adalah sistem akuntansi biaya tidak mencerminkan biaya yang
tradisional. Sistem biaya ini sebenarnya sehingga terjadi overcost dan
menggunakan unit volume related cost undercost . Untuk itu perlu dilakukan
driver seperti jam kerja langsung, jam analisis dalam perencanaan harga
alat/mesin, dan biaya material sesuai pokok produksi guna memperoleh
dengan volume produksi. Penggunaan informasi biaya produksi yang lebih
dasar tunggal ini mengakibatkan akurat.
terjadinya distorsi dalam perhitungan
biaya pokok produksi, karena tidak Tujuan Penelitian
semua sumber daya dalam proses Tujuan yang ingin dicapai dalam
produksi digunakan secara proporsional. penelitian ini adalah untuk
Untuk memperbaiki kelemahan ini, mendapatkan harga pokok produksi
sistem biaya memperkenalkan yang tepat dan akurat sehingga mampu
pendekatan lain dengan menggunakan bersaing di pasar, tanpa mengurangi
activity cost driver yang memfokuskan kualitas produk tersebut.
biaya pada aktivitas proses produksi
sebagai dasar dalam mengalokasikan
biaya overhead , atau lebih dikenal TINJAUAN TEORI
Activity Based Costing System ( ABC Pengertian atau definisi dari
System ). Pada sistem ABC penelusuran akuntansi biaya tidak terlepas dari
biaya lebih menyeluruh dimana definisi akuntansi itu sendiri. Definisi
banyak biaya-biaya lain yang dari akuntansi yang dikemukakan oleh
kenyataannya dapat ditelusuri, tidak FASB (Financial Accounting Standard
dimasukkan ke unit output, tetapi ke Board) adalah sebagai berikut :
aktivitas yang diperlukan untuk ”akuntansi adalah aktivitas jasa yang
memproduksi output. berfungsi untuk menyediakan informasi
Analisis perhitungan biaya kuantitatif yang bersifat keuangan
pokok produksi melalui pendekatan mengenai kesatuan ekonomi agar dapat
sistem ABC diharapkan akan mampu digunakan dalam pengambilan
menyediakan informasi biaya secara keputusan ekonomis. Informasi
kuantitatif yang disajikan adalah dalam
lebih akurat, sehingga besarnya distorsi
bentuk laporan keuangan yang
pada penggunaan sistem tradisional menyajikan posisi keuangan dan hasil
(konvensional) dapat diketahui dan dalam kegiatan operasional perusahaan”.
dilakukan penyesuaian-penyesuaian The National Association of
guna meminimalkan biaya pokok Accountants (NAA) mengemukakan
produksi untuk mendapatkan harga jual definisi akuntansi biaya sebagai berikut (
yang akurat dan kompetitif. Penetapan James A. Cashin et al. 1981):
“Akuntansi biaya merupakan
harga jual yang kompetitif dapat
seperangkat prosedur yang sistimatis
membantu perusahaan tersebut dalam untuk mencatat dan melaporkan
merebut pasar dari para pesaingnya, perhitungan biaya produksi dan
karena harga jual merupakan salah satu melakukan pelayanan baik secara umum
faktor yang mempengaruhi pemasaran. maupun spesifik. Termasuk didalamnya
metode pengakunan, pengklasifikasian,

72 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

penyusunan dan pelaporan biaya-biaya biaya sewa, biaya listrik, biaya


tersebut dan membandingkannya telepon dan lain sebagainya.
dengan biaya standar”.
Dalam suatu industri, biaya
Klasifikasi Biaya Produksi produksi menurut sumber daya yang
Menurut Cashin ( 1981 ), biaya (cost) digunakan dalam proses produksi, Usry
adalah pengorbanan keuntungan untuk (1990) mengemukakan elemen-elemen
memperoleh barang atau jasa, dari biaya produksi sebagai berikut:
keuntungan ini diukur dalam satuan a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct
uang dengan munculnya kewajiban. Materials )
Sedangkan pengeluaran (expenses) Biaya ini merupakan biaya yang
adalah biaya yang telah memberikan dikeluarkan untuk memperoleh
keuntungan dan telah habis, biaya yang semua material yang membentuk
belum habis dapat memberikan barang jadi dan dapat langsung
keuntungan dimasa yang akan datang termasuk dalam perhitungan biaya
diklasifikasikan kedalam aktivitas. dari produk. Jadi pertimbangan utama
Untuk dapat menentukan besarnya dalam pengklasifikasian material
biaya produksi setiap produk, semua tersebut sebagai material langsung.
elemen biaya produksi ini harus
ditelusuri ke setiap produk. James A b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Cashin mengemukakan bahwa apabila (Direct Labour Hours)
kita melihat penelusuran biaya ke suatu Biaya ini merupakan biaya yang
produk, maka kita dapat menggolongkan dikeluarkan untuk membayar upah
biaya produksi sebagai berikut : tenaga kerja yang terlibat secara
a. Biaya Langsung (Direct Cost) langsung pengolahan bahan baku
Biaya langsung adalah biaya yang menjadi barang jadi. Biaya ini adalah
terjadi atau manfaatnya dapat balas jasa yang diberikan perusahaan
diidentifikasikan ke objek biaya atau kepada tenaga kerja dalam bentuk
pusat biaya tertentu dengan mudah, gaji buruh, tunjangan dan sebagainya.
jelas dan akurat. Contohnya adalah
biaya material dan biaya tenaga kerja c. Biaya Overhead Pabrik atau Biaya
langsung. Tidak Langsung Pabrik (Factory
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Overhead Costs).
Cost) Biaya ini merupakan biaya material
Biaya tidak langsung adalah biaya tidak langsung, biaya tenaga kerja
yang terjadinya atau manfaatnya tidak langsung dan semua biaya
tidak dapat diidentifikasikan pada produksi lainnya yang tidak dapat
objek biaya atau pusat biaya tertentu dibebankan secara langsung. Secara
atau biaya yang manfaatnya singkat dapat dikatakan bahwa biaya
dinikmati oleh beberapa objek atau overhead pabrik adalah semua biaya
pusat biaya. Contohnya adalah pabrik kecuali material langsung dan
tenaga kerja langsung. Unsur-unsur

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 73


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

biaya overhead ini adalah sebagai berdasarkan volume produksi sering


berikut: menimbulkan distorsi dalam
1) Material tidak langsung adalah melaporkan biaya produksi untuk
material yang dibutuhkan untuk produk yang beragam, baik bentuknya
penyelesaian suatu produk tetapi maupun ukurannya. Salah satu sistem
konsumsinya sangat minimal atau biaya yang dikembangkan untuk
sangat kompleks sehingga memperbaiki distorsi biaya yang
berlakunya sebagai material disebabkan karena penggunaan dasar
langsung jadi tidak berguna. alokasi yang tidak tepat adalah
2) Tenaga kerja tidak langsung Activity Based Costing (ABC) system.
didefinisikan sebagai penggunaan
tenaga kerja yang tidak secara Struktur Activity Based Costing
langsung mempengaruhi System
komposisi produk jadi. Termasuk Struktur sistem ABC yang
sebagai tenaga kerja tidak dikemukakan oleh Cooper (1991)
langsung adalah gaji supervisor, dimulai dengan mengasumsikan bahwa
pembantu umum dan sebagainya. sumber daya pendukung dan tidak
3) Biaya lainnya yang akan langsung memiliki kemampuan untuk
dibebankan ke produk, contohnya
melaksanakan suatu aktivitas dan
adalah penyusutan (depreciation),
biaya pemeliharaan dan bukan mereka yang mendorong
sebagainya. terjadinya biaya yang akan
dialokasikan. Tahap pertama sistem ini
Sistem Analisis Biaya Berdasarkan adalah pendistribusian biaya dari
Aktivitas (Activity Based Costing sumber daya pendukung ke aktivitas
System) yang dilakukan dengan menggunakan
Pada awal perkembangan sistem
sumber daya ini. Sistem ini
akuntansi biaya tradisional
mengasumsikan bahwa aktivitaslah
(konvensional), material dan biaya
yang menimbulkan biaya, misalnya
tenaga kerja langsung merupakan dua
dalam melakukan perubahan mesin akan
biaya yang paling dominan, namun
ditelusuri ke aktivitas perubahan
pergeseran dalam prilaku proses
spesifikasi produk pada tahap pertama.
produksi tersebut menyebabkan
Asumsi kedua dari sistem ABC ini
turunnya biaya utama tersebut dan
adalah bahwa produk/pelanggan
meningkatkan biaya-biaya tidak
menciptakan permintaan akan aktivitas.
langsung. Perubahan perilaku biaya ini
Oleh karena itu pada tahap kedua dari
mengakibatkan terjadinya
prosedur dua tahap proses ABC, biaya-
penyimpangan atau distorsi dalam
biaya aktivitas akan didistribusikan ke
laporan biaya produksi yang sangat
produk berdasarkan konsumsi atau
dibutuhkan oleh manajemen.
permintaan setiap produk untuk setiap
aktivitas, misalnya biaya dari aktivitas
Pengertian Activity Based Costing
System (ABC System) perubahan spesifikasi produk akan
Sistem biaya tradisional dialokasikan ke setiap produk dengan
(konvensional) dengan alokasi cost drivers tahap kedua yaitu frekuensi

74 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

perubahan mesin yang terjadi. Produk besar kecilnya aktivitas ini


yang membutuhkan perubahan mesin dipengaruhi oleh jumlah batch
yang lebih banyak akan menerima biaya produk yang diproduksi. Contoh
perubahan mesin yang lebih besar aktivitas yang termasuk kedalam
daripada produk yang tidak kelompok ini adalah aktivitas setup,
membutuhkan perubahan mesin. aktivitas penjadwalan produksi,

SUMBER DAYA PRODUK ATAU


(RESOURCES) AKTIVITAS PELANGGAN

Gambar 1. Prinsip Activity Based Costing

aktivitas pengolahan bahan (gerak


Dalam sistem ABC terdapat empat bahan dan order pembelian) dan
aktivitas utama yang menjelaskan aktivitas inspeksi. Biaya yang timbul
kebutuhan setiap produk akan sumber akibat dari aktivitas ini adalah biaya
sumber daya organisasi yaitu: aktivitas berlevel batch (batch level
a. Aktivitas Berlevel Unit ( Unit Level activities), biaya ini bervariasi batch
Activity) produk yang diproduksi, namun
Aktivitas berlevel unit (unit level bersifat tetap jika dihubungkan
activities) adalah aktivitas yang
dengan jumlah unit produk yang
dikerjakan setiap kali satu unit
produk diproduksi, besar kecilnya diproduksi dalam setiap batch.
aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah c. Aktivitas Berlevel Produk (Product
unit produk yang diproduksi. Biaya Sustaining Activities)
yang timbul karena aktivitas berlevel Aktivitas-aktivitas penopang produk
unit ini dinamakan biaya aktivitas (product sustaining activities) disebut
berlevel unit (unit level activities juga sebagai aktivitas berlevel
cost), contoh biaya overhead untuk produk (product level activities)
aktivitas ini adalah biaya listrik dan yaitu aktivitas yang dikerjakan
biaya operasi mesin. Biaya bahan
untuk mendukung berbagai produk
baku dan tenaga kerja langsung juga
termasuk kedalam biaya aktivitas yang diproduksi oleh perusahaan.
berlevel unit. Aktivitas ini mengkonsumsi
b. Aktivits Berlevel Batch (Batch masukan untuk mengembangkan
Level Activities) produk atau memungkinkan produk
Aktivitas-aktivitas berlevel batch diproduksi dan dijual. Aktivitas ini
(batch level activities) adalah dapat dilacak pada produk secara
aktivitas yang dikerjakan setiap kali individual, namun sumber sumber
suatu batch produk diproduksi,

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 75


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

yang dikonsumsi oleh aktivitas Sistem biaya tradisional


tersebut tidak dipengaruhi oleh mendistribusikan biaya overhead
jumlah produk atau batch produk produksi ke produk dengan
menggunakan dasar aplikasi yang
yang diproduksi. Contoh aktivitas
disebut dengan unit based measures
yang termasuk kedalam kelompok (penggunaan berdasarkan
ini adalah aktivitas penelitian dan jumlah/volume unit), yaitu jam tenaga
pengembangan produk, perekayasaan kerja langsung, biaya tenaga kerja
proses, spesifikasi produk, langsung, jam mesin, biaya bahan baku
perubahan perekayasaan, dan langsung dibebankan secara rata pada
peningkatan produk. Biaya yang seluruh produk yang dihasilkan. Sistem
biaya ini mengasumsikan bahwa sumber
timbul akibat dari aktivitas ini
daya yang dikonsumsi proporsional
disebut dengan biaya aktivitas dengan acuan tersebut.
berlevel produk (product level Sistem biaya tradisional ini
activities cost). menggunakan pembebanan biaya dua
d. Aktivitas Penopang Fasilitas tahap, tahap pertama adalah biaya
(Facility Sustaining Activities) overhead didistribusikan ke pusat-pusat
Aktivitas penopang fasilitas disebut biaya (cost centre). Pada tahap kedua,
juga sebagai aktivitas berlevel biaya yang terakumulasi dalam tiap
fasilitas meliputi aktivitas untuk pusat biaya dialokasikan ke produk
dengan menggunakan pemacu unit based
menopang proses manufaktur secara
tersebut.
umum yang diperlukan untuk
menyediakan fasilitas yang Sistem biaya Activity Based Costing
diperlukan untuk memproduksi (ABC) merupakan suatu sistem biaya
produk, namun banyak sedikitnya yang pertama kali menelusuri biaya ke
aktivitas ini tidak berhubungan aktivitas dan kemudian ke produk yang
dengan volume yang diproduksi. dihasilkan. Dalam sistem biaya ABC ini
Contoh aktivitas ini misalnya: juga dikenal dengan adanya prosedur
manajemen pabrik, pemeliharaan pembebanan biaya aktivitas kepada
bangunan, keamanan, pertamanan, produk berdasarkan aktivitas-aktivitas
penerangan pabrik, kebersihan, yang dikonsumsi oleh produk yang
pajak bumi dan bangunan (PBB), dihasilkan tersebut. Tahap yang dimiiki
serta depresiasi pabrik. Aktivitas oleh sistem ABC tersebut dalam
pabrik bersifat administratif, analisisnya dapat dibagi dalam dua
misalnya aktivitas pengelolaan tahapan, yaitu sebagai berikut:
pabrik, karyawan dan akuntansi a. Prosedur tahap I
untuk biaya. Biaya untuk aktivitas ini Pada tahap pertama ini dilakukan
disebut dengan biaya aktivitas pembebanan biaya pemakaian
sumber daya kepada aktivitas-
berlevel fasilitas (facility level
aktivitas yang menggunakannya.
activities cost) Dalam kalkulasi biaya berdasarkan
Activity Based Costing (ABC) tahap
pertama, biaya overhead dibagi

76 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

kedalam kelompok biaya yang diperhatikan pula keterbatasan yang ada


homogen. Suatu kelompok biaya dalam sistem ini yaitu :
yang homogen merupakan suatu a. Pandangan biaya statis dan dinamis
kumpulan dari biaya overhead, yaitu Sistem ABC mengalokasikan seluruh
variasi biaya dapat dijelaskan oleh biaya produksi pada saat itu ke
suatu pemacu biaya (cost driver). produk tanpa mempertimbangkan
Aktivitas overhead yang homogen biaya tersebut sebagai biaya yang
apabila mereka mempunyai rasio dapat diterima dalam pemikiran
konsumsi yang sama untuk semua strategis. Evaluasi mungkin dapat
produk. diterima dalam perkiraan statis tapi
b. Prosedur Tahap II dapat membahayakan dalam
Pada tahap kedua ini, biaya setiap pemikiran dinamis. Pandangan
kelompok biaya (cost pool) ditelusuri dinamis terhadap biaya produksi
ke produk. Hal ini dilakukan dengan yang relevan secara strategis
memfokuskan untuk menurunkan
menggunakan tarif kelompok yang
atau menghilangkan semua biaya
dihitung pada tahap pertama dan yang tidak memberikan nilai tambah.
dikalikan dengan jumlah sumber Pemfokusan pada biaya produksi
daya yang dikonsumsi oleh setiap yang tidak berhubungan dengan
produk. Tolak ukur ini merupakan setiap level pengeluaran pada saat itu
kuantitas pemacu biaya yang berbahayanya dengan menggunakan
digunakan oleh setiap produk.dengan aturan alokasi biaya yang tidak
akurat.
demikian overhead yang dibebankan
b. Suatu sistem ABC yang lengkap
setiap kelompok biaya ke produk dengan berbagai biaya (cost drivers)
dihitung sebagai berikut: dengan pemicu biaya yang banyak
Overhead = tarif kelompok x jumlah (multiple cost drivers) lebih
konsumsi pemicu biaya kompleks sehingga akan menjadi
lebih mahal untuk diadministrasikan.
Keuntungan dan Keterbatasan c. Sistem ABC melaporkan biaya
Activity Based Costing System dengan cara pembebanan untuk satu
Robin Cooper mengemukakan hal periode penuh dan tidak
yang akan diterima dari penerapan mempertimbangkan untuk
sistem biaya ABC adalah sebagai mengamortisasikan long term
berikut: payback expense. Contohnya
a. Memberikan informasi lebih banyak penelitian dan pengembangan yang
bagi proses pengambilan keputusan. besar untuk periode waktu yang
b. Meningkatkan efesiensi dan singkat akan ditelusuri ke produk
efektivitas untuk mengurangi biaya sehingga biaya produksi menjadi
overhead besar.
c. Kemudahan untuk menentukan biaya
yang relevan METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Disamping keuntungan yang Data diperoleh dari histori produksi
diperoleh dari sistem ABC harus dalam rentang waktu Januari sampai
Desember 2009. Data yang didapat

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 77


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

merupakan data primer yang diambil selesai difinishing kemudian masuk ke


bagi kepentingan penelitian ini. bagian packing untuk siap dikirim ke
pemesan. Lihat pada Gambar 2.
Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan
Bahan baku
terkumpul, dilanjutkan dengan
pemilahan berdasar jenis-jenis biaya.
Berikutnya data biaya produksi tersebut
Potong tekuk
diolah berdasarkan pendekatan ABC
(preshop)
(Activity Based Costing) pada setiap
proses produksi di PT. Yuga Metal
Industries Pengelasan
(welding)
Analisis Proses Perhitungan Biaya
Pokok Produksi
Setelah diketahui alur proses yang Penggerindaan
ada dan diketahui biaya produksinya, (grinding)
maka dilakukan analisis terhadap
perbedaan atau distorsi yang ada
kemudian melakukan perencanaan yang Perakitan
tepat dalam penentuan harga jual (assembling
produk, sehingga tujuan dari tugas akhir )
ini dapat tercapai
Pengepakan
(packaging)
HASIL PENELITIAN
Proses Produksi
Untuk membuat suatu barang proses Pengiriman
pembuatan yang dilalui adalah sebagai (delivery)
berikut : bahan baku dan pembantu
masuk ke bagian preshop (potong,
tekuk) setelah berbentuk komponen, Gambar 2.
masuk ke bagian pengelasan untuk Bagan Alur Proses Produksi
dirakit dari komponen yang telah
disiapkan, hasil pengelasan kemudian
masuk ke bagian penggerindaan untuk Biaya Produksi
Rincian data biaya produksi PT.Yuga
dihaluskan permukaan dari hasil
Metal dapat dilihat pada Tabel 1 sampai
pengelasan. Dari bagian penggerindaan
dengan Tabel 4 berikut:
masuk ke bagian finishing namun ada
juga yang memerlukan perakitan dari
proses sebelumnya. Barang yang telah

78 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Tabel 1. Data Utama Biaya Produksi


Biaya Tenaga
Produksi Biaya Bahan Kerja Total Biaya
No Urian Produksi
(Unit) Baku (Rp) Langsung (Rp)
(Rp.)
1Tiang Antrian 26 11.700.000 1.300.000 13.000.000
2Pot Bunga Besar 15 8.850.000 1.752.000 10.602.000
3Peti Uang 6 5.100.000 1.650.000 6.750.000
4Steel Joly Rak 15 2.100.000 750.000 2.850.000
5Container 15 4.800.000 1.425.000 6.225.000
Total 77 32.550.000 6.877.000 39.427.000
Sumber: Laporan Produksi PT YMI Tahun 2009

Tabel 2. Rincian Biaya Overhead


No Uraian Total Biaya (Rp)
1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 9.968.750
2 Biaya Listrik,PAM,Telepon 3.609.900
3 Biaya Pemeliharaan 1.350.000
4 Biaya Transportasi & Pengarahan 1.375.500
5 Biaya Bunga & Administrasi Bank 2.250.000
6 Biaya Penyusutan 1.150.500
7 Biaya Pemasaran 750.000
8 Biaya Administrasi Gudang 615.500
Total 21.070.150
Sumber: Laporan Produksi PT YMI Tahun 2009

Perhitungan Biaya Produksi Biaya Overhead Pabrik per Unit =


dengan Sistem Tradisional Biaya overhead/unit produksi
(Konvensional)
Perhitungan biaya produksi pada
Sistem akuntansi tradisional
pengalokasian biaya bahan baku dan
(Konvensional) mengasumsikan
biaya tenaga kerja langsung yang
bahwa ada keterkaitan antara Produk
dikonsumsi dapat diidentifikasikan
dengan Volume Produksi, sehinga
dengan jelas, sedangkan alokasi
individual produk merupakan focus
biaya overhead pabrik yang
dari sistem biaya.
dibebankan pada tiap unit produk
dapat dihitung sebagai berikut:

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 79


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Besarnya biaya Overhead pada Produk 3 (Peti Uang Al.)


masing-masing unit produksi Biaya Overhead = 6 x Rp. 273.638 =
besarnya tergantung pada jumlah unit Rp.1.641.828
produk yang diproduksi.
Produk 4 (Steel Joy Rak)
Pada tabel 2 biaya overhead Biaya Overhead = 15 x Rp. 273.638
adalah sebesar Rp.21.070.150, = Rp.4.104.570
sedangkan jumlah produksi perunit
adalah 77 unit. Dengan demikian Produk 5 (Container)
dapat ditentukan biaya overhead Biaya Overhead = 15 x Rp. 273.638
perunit sebagai berikut: = Rp.4.104.570

Biaya Overhed Pabrik per Unit =


Rp. 21.070.150 / 77 = Rp.273.638

Tabel 3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Produk

Harga Pokok Produksi/Unit (Rp) Harga Jual Harga Jual


Total HPP Exc.
Uraian Produk Biaya Bahan Biaya TK Incld PPN
Overhead (Rp.) PPN 10%
Baku Langsung 10% (Rp.)
(Rp.)
Tiang Antrian 450,000 50,000 273,638 773,638 851,002 773,638
Pot Bunga Besar 590,000 116,800 273,638 980,438 1,078,482 980,438
Peti Uang AC 850,000 275,000 273,638 1,398,638 1,538,502 1,398,638
Steel Joly Rak 140,000 50,000 273,638 463,638 510,002 463,638
Container 320,000 95,000 273,638 688,638 757,502 688,638
Total 2,350,000 586,800 1,368,190 4,304,990 4,735,489 4,304,990
Sumber: Laporan Produksi PT YMI yang diolah

Dengan menggunakan data diatas


maka dapat diketahui biaya tiap Maka total biaya produksi per
produk yaitu : Unit produk adalah sebagai dapat
dilihat pada tabel 4 berikut :
Produk 1 (Tiang Antrian)
Biaya Overhead = 26 x Rp. 273.638
= Rp.7.114.558

Produk 2 (Pot Bunga Besar)


Biaya Overhead = 15 x Rp. 273.638
= Rp.4.104.570

80 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Tabel 4. Total Biaya Produksi

Biaya
Biaya Total Biaya
Produksi Biaya Bahan Tenaga Kerja
No Urian Produksi Overhead Produksi
(Unit) Baku (Rp.) Langsung
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)
1 Tiang Antri an 26 11.700.000 1.300.000 7.114.588 20.114.588
2 Pot Bunga Besar 15 8.850.000 1.752.000 4.104.570 14.706.570
3 Peti Uang 6 5.100.000 1.650.000 1.641.828 8.391.828
4 Steel Joly Rak 15 2.100.000 750.000 4.104.570 6.954.570
5 Container 15 4.800.000 1.425.000 4.104.570 10.329.570
Total 77 32.550.000 6.877.000 21.070.126 60.497.126

Perhitungan Biaya Produksi dalam dunia Industri sistem ABC ini


dengan Sistem ABC dapat dijadikan sarana mengevaluasi
Selain dengan sistem perhitungan kinerja perusahaan. Langkah-langkah
secara konvensional, salah satu cara yang dilakukan dalam pelaksanaan
menghitung biaya produksi adalah Sistem ABC antara lain:
dengan menggunakan sistem Activity a. Mengidentifikasikan aktivitas yang
Based Costing ( ABC System ). dilaksanakan.
Dalam proses produksi terdapat
Sistem ABC merupakan sistem biaya
aktivitas-aktivitas yang
yang mampu melaporkan biaya
dikonsumsi oleh produk sepanjang
produksi dengan lebih akurat. Sistem
proses produksi. Proses produksi
ini mampu memberikan informasi
pada dasarnya sama pada masing-
lebih yang tidak dapat disediakan
masing produk,tetapi yang
oleh sistem biaya konvensional.
berbeda pada komposisi material
Kelebihan utama dalam sistem ABC
bahan baku. Berikut ini
adalah kemampuannya untuk
merupakan aktivitas yang
menelusuri aktivitas. Perkembangan
dilaksanakan :
dunia industri memungkinkan segala
1) Pengadaan Material Bahan Baku (
aktivitas dilaksanakan dengan Stock Pile)
efektif,dan efesien. Pengukuran Yaitu proses penyediaan material
aktivitas dan efesiensi seringkali sulit bahan baku dan bahan pembantu
diekspresikan dalam unit moneter sesuai Job Produk yang
dikerjakan (diproduksi).
(uang). Sistem ABC yang juga 2) Presshop (Proses Potong dan
dibidang akuntansi mampu Tekuk)
memperlihatkan ukuran efesiensi Material bahan baku dipotong
dalam moneter (uang). Karena itulah sesuai kebutuhan yang akan
menjadi sebuah komponen.

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 81


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

3) Pengelasan (Welding)
Komponen yang telah siap Setelah tahap pertama selesai
kemudian dilakukan pengelasan kemudian dilakukan penelusuran alokasi
dengan menggunakan Las Argon biaya overhead ke aktivitas yang
dan Las Elektro. mengkonsumsinya. Perhitungan atas
4) Penggerindaan (Grinding) dasar rincian biaya overhead untuk
Proses kerja disini dengan mencari biaya yang mengkonsumsinya
menghaluskan permukaan hasil oleh tiap aktivitas adalah sebagai
pengelasan dengan batu gerinda berikut:
flexsible.
5) Perapihan (Finishing) 1) Pengadaan Material Bahan Baku
Proses kerja perapihan dari proses Biaya overhead yang dialokasikan
kerja sebelumnya oleh aktivitas ini adalah biaya
6) Delivery ke Pemesan administrasi gudang dan biaya tenaga
kerja tidak langsung, sehingga
b. Menentukan biaya untuk tiap perhitungannya sebagai berikut :
aktivitas.
Untuk dapat menentukan biaya Tenaga kerja tidak langsung
tiap aktivitas harus ditentukan suatu = 2/16 x Rp. 9.968.750
ukuran yang dapat mendistribusikan = Rp.1.246.094
biaya overhead pabrik ke aktivitas Biaya Adm. Gudang
yang mengkonsumsinya. Dalam = Rp. 615.500 +
penggunaan dasar Distribusi Multiple Total Rp.1.861.594
Cost Driver, untuk menentukan biaya
tiap aktivitas ditentukan cost driver 2) Presshop (Proses Pemotongan-Tekuk
tahap pertama seperti tertera pada Bahan Baku)
Tabel 5. Pada aktivitas ini biaya overhead
yang dialokasikan berdasarkan cost
Data untuk Cost Driver tahap drivernya adalah biaya tenaga kerja
pertama dapat dilihat pada tabel 6 langsung dan biaya pemeliharaan:
dibawah.

Tabel 5. Cost Drive Tahap Pertama


No Jenis Biaya Overhead Cost Driver Tahap Pertama
1 Biaya tenaga kerja tidak langsung Jumlah tenaga kerja
2 Biaya Listrik, telepon, fax Pemeliharaan
3 Biaya Pemasaran Pemeliharaan
4 Biaya Administrasi Pemeliharaan
5 Biaya Penyusutan Alat Pemeliharaan
6 Biaya bunga dan Administrasi Bank Pemeliharaan
7 Biaya Pemeliharaan Pemeliharaan
8 Biaya Transport Jam Kerja Alat

82 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung


= 2/16 x Rp. 9.968.750 = 3/16 x Rp. 9.968.750
= Rp.1.246.094 = Rp.1.869.141
Biaya Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan
= 8/192 x Rp.1.350.000 = 128/192xRp. 1.350.000
= Rp. 56.250 + = Rp. 900.000 +
Total = Rp 1.302.344 Total = Rp.2.769.141

3) Welding (Proses Pengelasan 6) Delivery ( Pengiriman hasil produksi


Komponen). ke pemesan )
Pada aktivitas ini biaya yang Pada aktivitas ini biaya overhead
dialokasikan berdasarkan cost yang dialokasikan berdasarkan cost
drivernya adalah biaya tenaga kerja drivernya adalah biaya tenaga kerja
tidak langsung dan biaya tidak langsung dan biaya
pemeliharaan. pemeliharaan.

Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung


= 2/16 x Rp. 9.968.750 = 2/16 x Rp. 9.968.750
= Rp.1.246.094 = Rp.1.246.094
Biaya Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan
= 24/192 x Rp.1.350.000 = 8/192 x Rp. 1.350.000
= Rp 168.750 + = Rp. 56.250 +
Total = Rp 1.414.844 Total = Rp.1.302.344

4) Grinding (Proses Penggerindaan 7) Pemeliharaan Peralatan Produksi dan


Komponen yang telah dilas) Pabrik
Pada aktivitas ini biaya yang Biaya overhead yang langsung
dialokasikan berdasarkan cost
dialokasikan ke aktivitas ini
drivernya adalah biaya tenaga kerja
tidak langsung dan biaya adalah biaya pemeliharaan, biaya
pemeliharaan. listrik, telepon, fax, biaya
penyusutan, biaya bunga dan
Tenaga kerja tidak langsung
administrasi bank. Perhitungan
= 3/16 x Rp. 9.968.750
= Rp.1.869.141 biaya tersebut adalah sebagai
Biaya Pemeliharaan berikut:
= 24/192 x Rp.1.350.000
= Rp 168.750 + Biaya Pemeliharaan persediaan
Total = Rp 2.037.891 = Rp.1.350.000
Biaya Listrik,Telepon,fax
= Rp.3.609.900
5) Finishing (Proses perapihan) Biaya Penyusutan = Rp.1.150.500
Pada aktivitas ini biaya overhead Biaya Bunga Bank & Adm Bank
yang dialokasikan berdasarkan cost = Rp.2.250.000 +
drivernya adalah biaya tenaga kerja Total = Rp.8.360.400
tidak langsung dan biaya
pemeliharaan.

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 83


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Berdasarkan hasil perhitungan


diatas, maka biaya tiap aktivitas 1) Cost Driver untuk Level Activity
Cost pool pertama ini merupakan
berdasarkan alokasi biaya yang kelompok biaya overhead pabrik yang
dialokasikan sebelumnya adalah berhubungan dengan unit level activity
sebagai berikut : yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap

Tabel 7. Alokasi Biaya Overhead ke Tiap Aktivitas

No Aktivitas Biaya (RP)


1 Pengadaan Material Bahan baku 1.861.594
2 Presshop (Potong,Tekuk) 1.302.344
3 Welding (Pengelasan) 1.414.844
4 Grinding (Penggerindaan) 2.037.891
5 Finishing (Perapihan) 2.769.141
6 Delivery (Pengiriman) 1.302.344
7 Pemeliharaan Produksi & Pabrik 8.360.400
Total Biaya 19.048.558

c. Menentukan Cost Drivers satu kali produk produksi. Besar


Cost drivers yang akan ditentukan kecilnya biaya yang dikonsumsi
merupakan cost driver tahap kedua, aktivitas dipengaruhi oleh jumlah unit
sering disebut activity driver. Activity yang diproduksi. Biaya ini bertambah
driver adalah suatu dasar yang sejalan dengan pertambahan kuantitas
digunakan untuk mengalokasikan biaya unit yang diproduksi.
dari suatu pusat biaya (aktivitas) ke Untuk cost pool ini cost driver yang
produk, pelanggan atau objek biaya digunakan adalah jam kerja alat.
lainnya. Pada kelompok biaya yang telah Penetapan ini disebabkan karena biaya
dilakukan perhitungan pada tahap yang termasuk dalam cost pool ini
pertama (Cost Driver Tahap Pertama) dipengaruhi oleh banyaknya jam kerja
akan dialokasikan ke masing-masing yang digunakan untuk menghasilkan tiap
produk menurut tingkat kegiatan yang di unit produk.
konsumsi (Cost Driver Tahap kedua).
Driver tahap kedua merupakan cost 2) Cost Driver untuk Batch Level
driver yang digunakan untuk Activity
mengalokasikan biaya overhead ke Cost pool kedua merupakan
empat aktivitas utama. kelompok biaya overhead pabrik yang
Aktivitas utama dalam Activity Based berhubungan dengan batch level activity
Costing System (ABC System) adalah : yaitu aktivitas yang dilakukan setiap satu
1) Unit Level Activity batch produk yang diproduksi. Besar
2) Batch Level Acivity kecilnya biaya yang dikonsumsi
3) Product Level Activity aktivitas ini dipengaruhi oleh banyaknya
4) Facility Level Activity kegiatan dalam satu batch produksi.

84 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Cost driver yang digunakan untuk menyediakan fasilitas kapasitas pabrik


cost pool ini adalah jumlah order. untuk berproduksi, namun banyak
Pemilihan ini didasarkan bahwa untuk sedikitnya aktivitas ini, mengkonsumsi
setiap order yang masuk, maka sumber daya tidak berhubungan
dilakukan penanganan bahan secara dengan volume/batch produksi.
bersamaan untuk produk yang Aktivitas ini dimanfaatkan secara
diproduksi. bersama oleh berbagai jenis produk
yang berbeda. Biaya yang ditimbulkan
3) Cost Driver untuk Product Level aktivitas ini bersifat tetap (fixed cost)
Activity dan biasanya dianggap sebagai
Cost pool ketiga merupakan common cost yang dialokasikan secara
kelompok biaya overhead yang merata berdasarkan kapasitas normal
berhubungan dengan Product Level perusahaan. Bila dialokasikan ke produk
activity yaitu aktivitas yang dikerjakan aktual yang dihasilkan oleh perusahaan
untuk mendukung produk yang akan menemui kesulitan karena
diproduksi. Aktivitas ini
dapat ditelusuri pada Tabel 8. Cost Driver Tahap Kedua
produk secara individu, No.. Kelompok biaya Cost driver
tetapi sumber daya yang (cost pool ) (tahap kedua)
di konsumsi aktivitas ini 1. Unit level Activity Jam kerja alat
tidak dipengaruhi oleh 2. Batch level Activity Jumlah order
jumlah batch produk 3. Product level Activity Jenis produk
yang diproduksi. Biaya– 4. Facility level Activity Kapasitas normal
biaya yang termasuk
dalam cost pool ini
jumlah unit aktual yang dihasilkan
berhubungan dengan jenis produk dan
perusahaan dari tahun ke tahun
banyaknya unit produk yang dihasilkan.
berubah-ubah. Oleh karena itu cost
Karena itu alokasi dilakukan
driver yang dipilih adalah jumlah unit
berdasarkan banyaknya jenis produk
produk yang dihasilkan berdasarkan
yang dihasilkan.
kapasitas normal cost driver tahap
kedua.
4) Cost Driver untuk Facility Level
Data cost driver tahap kedua untuk
Activity
5 (lima) produk adalah sebagai berikut :
Cost pool keempat ini merupakan
biaya overhead yang berhubungan
dengan facility
level activity Tabel 9. Data Cost Driver Tahap Kedua
yaitu aktivitas Cost Driver tahap kedua
yang dilakukan No Uraian Produk Jam kerja Jumlah Jenis Kapasitas
untuk alat (jam) order produk normal
mendukung 1 Tiang antrian s/s 60 26 1 53,8
proses 2 Pot bunga besar s/s 47 15 1 53,8
manufaktur 3 Peti uang Al. 25 6 1 53,8
secara umum, 4 Steel joly rak 26 15 1 53,8
yang 5 Container s/s 34 15 1 53,8
diperlukan Total 192 77 5 269
untuk

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 85


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

d. Klasifikasi aktivitas ke pusat Setelah pengelompokan aktivitas-


biaya yang homogen (Aktivitas aktivitas ke pusat biaya yang
utama dalam ABC System ). homogen, perhitungan untuk
Pusat biaya yang homogeny menentukan tarif biaya overhead
merupakan sekumpulan biaya yang pabrik dapat dilakukan dengan
berhubungan secara logis dengan tugas menggunakan cost driver tahap kedua.
Perhitungan tarif biaya overhead
yang dilaksanakan. Berbagai macam
adalah sebagai berikut :
biaya tersebut apabila dikelompokan
dapat dialokasikan dengan menggunakan 1) Unit level activities
cost driver tunggal (cost driver tahap = Rp 8.826.564 / 192 jam
kedua ) untuk setiap kelompok. Pada = Rp 45.972
pengklasifikasian aktivitas ke pusat
biaya yang homogen ini, pada 2) Batch level activities
product level activities tidak terdapat = Rp 1.861.594 / 77 unit
biaya aktivitas sebagai akibat dari = Rp 24.177
tidak adanya biaya aktivitas yang
3) Product level activities
berhubungan dengan product level
= Rp 0 / 5 jenis
activities . Setelah pengelompokan
aktivitas ke pusat biaya yang 4) Facility level activities
homogen, perhitungan untuk = Rp 8.360.400 / 269
menentukan tarif biaya overhead dapat = Rp 31.080.
dilakukan dengan menggunakan cost
driver tahap kedua tersebut.

Table 10. Pengelompokan Aktivitas ke Pusat Biaya


Kelompok Biaya Aktivitas Biaya
Unit Level Preshop (potong, tekuk) Rp. 1.302.344
Activities Welding (las) Rp. 1.414.844
Grinding (penggerindaan) Rp. 2.037.891
Finishing Rp. 2.769.141
Delivery Rp. 1.302.344
Rp. 8.826.564
Batch Level Pengadaan material bahan Rp. 1.861.594
Activities baku(stock pile)
Product Level - -
Activities
Facility Level Pemeliharaan Rp. 8.360.400
Activities peralatan produksi
dan pabrik

86 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Tabel 11. Tarif Biaya Overhead Pabrik ke Produk


Kelompok biaya Biaya Cost Tarif
Overhead Driver
Unit Level Activities Rp. 8.826.564 192 jam Rp. 45.972
Batch Level Activities Rp. 1.861.594 77 unit Rp. 24.177
Produk Level Activities - 5 jenis Rp. -
Facility Level Rp. 8.360.400 269 Rp. 31.080

Alokasi Biaya Overhead ke Produk driver yang telah ditetapkan, maka


Setelah mengetahui tarif biaya pembebanan biaya ke overhead dapat
overhead , biaya dari pusat biaya yang disajikan dalam tabel 12 berikut :
homogen tersebut dapat dialokasikan
ke masing-masing produk yang
diproduksi. Dengan menggunakan cost

Tabel 12. Alokasi Biaya Overhead ke Produk Tiap Level Activity


Alokasi Biaya Overhead Tiap Produk
Uraian Aktivitas Tiang antrian Pot bunga besar Peti uang al. Steel joly rak Container s/s
Unit Level
Activities
60xRp. 45.972 Rp.2.758.320 - - - -
47xRp.45.972 - Rp.2.160.684 - - -
25xRp.45.972 - - Rp. 1.149.300 - -
26xRp.45.972 - - - Rp.1.195.272 -
34xRp.45.972 - - - - Rp.1.563.048
Batch Level
Activities
26xRp.24.177 Rp.628.602 - - - -
15xRp. 24.177 - Rp.362.655 - - -
6xRp. 24.177 - - Rp. 145.062 - -
15xRp. 24.177 - - - Rp.362.655 -
15xRp. 24.177 - - - Rp.362.655
Produk Level
Activities
- Rp.0 - - - -
- - Rp.0 - - -
- - - Rp. 0 - -
- - - - Rp.0 -
- - - - Rp.0
Facility Level
Activities
53.8xRp.31.080 Rp.1.672.104 - - - -
53.8xRp.31.080 - Rp.1.672.104 - - -
53.8xRp.31.080 - - Rp. 1.672.104 - -
53.8xRp.31.080 - - - Rp. 1.672.104 -
53.8xRp.31.080 - - - Rp. 1.672.104
Total Rp.5.059.026 Rp.4.195.443 Rp.2.966.466 Rp.3.230.031 Rp.3.597.807

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 87


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Dengan mengetahui biaya Sedangkan untuk perincian


overhead yang dibebankan ke masing- keseluruhan biaya produksi disajikan
masing produk, perhitungan biaya pada tabel 16 dibawah. Berdasarkan
tabel tersebut, terlihat bahwa produk
produksi dapat dilakukan sebagai
pot bunga dan peti uang alumunium
berikut:

Tabel 13 Biaya Overhead ke Produk Menurut Sistem ABC


No. Nama Produk Jumlah Alokasi biaya Alokasi biaya
Produksi overhead overhead per unit
(unit)
1 Tiang antrian s/s 26 Rp. 5.059.026 Rp. 194.578
2 Pot bunga besar s/s 15 Rp. 4.195.443 Rp. 279.696
3 Peti uang Al. 6 Rp. 2.966.466 Rp. 494.411
4 Steel joly rak 15 Rp. 3.230.031 Rp. 215.335
5 Container s/s 15 Rp. 3.597.807 Rp. 239.854

Sedangkan untuk perincian mengalami undercosted (kurang dari


keseluruhan biaya produksi adalah biaya yang sebenarnya) sebesar – 6,18%
sebagai berikut: dan – 15,78%, sedangkan untuk produk

Tabel 14. Biaya Produksi Menurut Sistem ABC


Biaya Bahan Biaya tenaga Biaya Total Biaya
No. Nama Produk
Baku kerja langsung Overhead Produksi

1 Tiang antrian s/s Rp. 11.700.000 Rp. 1.300.000 Rp. 5.059.026 Rp.18.059.026

Pot bunga besar


2 Rp. 8.850.000 Rp. 1.752.000 Rp. 4.195.443 Rp.14.797.443
s/s
3 Peti uang Al. Rp. 5.100.000 Rp. 1.650.000 Rp. 2.966.466 Rp .9.716.466

4 Steel joly rak Rp. 2.100.000 Rp. 750.000 Rp.3.230.031 Rp. 6.080.031

5 Container s/s Rp. 4.800.000 Rp. 1.425.000 Rp. 3.597.807 Rp. 9.822.807

Distorsi pada Sistim Biaya tiang antrian, steel joly rak dan
Tradisional container s/s terjadi overcosted (lebih
Dari hasil perhitungan biaya produksi besar dari biaya yang seharusnya)
dengan menggunakan sistem ABC, sebesar 10,22% , 12,58% dan 4,91%.
terlihat adanya perbedaan dalam Hasil analisa ini menjadi bahan
pembebanan biaya overhead pabrik. masukan bagi perusahaan untuk
Perbandingan besarnya biaya overhead mengambil kebijakan dalam
pabrik antara sistem tradisional dan menentukan harga pokok penjualan
sistem ABC serta perbandingan terhadap produk yang dihasilkannya
besarnya biaya produksi antara kedua
sistem tersebut disajikan pada tabel 15.

88 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

Tabel 15 Perbandingan Biaya Overhead per Unit Produk


No. Nama Produk Sistem Sistem Selisih (Rp.) Selisih
Tradisional (Rp.) ABC (Rp.)
(%)
1 Tiang antrian s/s 273.638 194.578 79.06 28,89
2 Pot bunga besar s/s 273.638 279.696 -6.058 -2,21
3 Peti uang Al. 273.638 494.411 -220.773 -80,68
4 Steel joly rak 273.638 215.335 58.303 21,31
5 Container s/s 273.638 239.854 33.784 12,35

Tabel 16 Perbandingan Biaya Produksi per Unit Produk

Sistem Selisih
Sistem ABC
No. Nama Produk Tradisional Selisih (Rp.)
(Rp.)
(Rp.) (%)
1 Tiang antrian s/s 773.638 694.578 79.06 10,22

2 Pot bunga besar s/s 980.438 986.496 -6.058 -6,18

3 Peti uang Al. 1.398.638 1.619.411 -220.773 -15,78


4 Steel joly rak 463.638 405.335 58.303 12,58
5 Container s/s 688.638 654.854 33.784 4,91

seharusnya) sebesar -6,18% untuk pot


bunga dan -15,78% untuk peti uang
SIMPULAN DAN SARAN alumunium. Juga ditemukan produk
Simpulan yang overcosted (lebih besar dari biaya
Berdasarkan pembahasan harga yang seharusnya) sebesar 10,22% untuk
pokok produksi dengan menggunakan tiang antrian, 12,58% untuk steel jolly
metoda Activity Based Costing (ABC) rak dan 4,91% untuk container s/s,
tersebut dapat disimpulkan : selanjutnya Penggunaan metode Activity
Bahwa Penetapan harga pokok Based Costing (ABC) ini dapat
produksi di PT Yuga Metal Industries menurunkan harga jual produk sehingga
masih menggunakan sistem tradisional dapat lebih bersaing di pasar.
(konvensional) dimana alokasi biaya
dibebankan pada jumlah produk yang Saran
diproduksi sehingga kurang akurat Untuk produk-produk yang
dalam penentuan harga pokok produksi mengalami overcosted dimana biaya
dan Analisis perhitungan harga pokok yang dilaporkan lebih besar dari yang
produksi dengan menggunakan metoda seharusnya, sebaiknya harga jual produk
Activity Based Costing (ABC) disesuaikan agar dapat bersaing
menghasilkan produk yang mengalamai dipasaran, dan untuk produk-produk
undercosted (kurang dari biaya yang

JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL” 89


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011
Sumarsid
Hal. 71-90

yang mengalami undercosted biaya


yang dilaporkan lebih kecil dari yang
seharusnya sebaiknya usaha yang
ditempuh dengan harga jual produk
disesuaikan dengan biaya produksi,
dalam hal ini harga dinaikkan dan
ditingkatkan volume penjualan dan
pemasarannya.

---O---
.
REFERENSI
Brimson, James A. 1991. Activity Accounting :
Activity Based Costing Approach. Jhon
Willey and Sons, Inc. New York.

Cooper, Robin, and Roberts S. Kaplan. 1991.


The Design of Cost Management System,
Text, Cases, and Reading. Prentice Hall. New
Jersey.

Cokin, Gary. 1996. Activity Based Cost


Management: Making It Work. Irwin
Professional Publishing, Chicago.

Mulyadi. 2003. Activity-Based Costing System.


Sistem Informasi untuk Pengurangan Biaya.
Edisi 6. UPP AMP YKPN,Yogyakarta.

Nurhayati. 2004. Perbandingan Sistem Biaya


Tradisional dengan Sistem Biaya ABC,
Jurnal. Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tunggal, Amin Widjaya. 2000. Activity-Based


Costing, Untuk Manufaktur dan Pemasaran.
Edisi Revisi. Jakarta

Tunggal, Amin Widjaya. 1992. Activity-Based


Costing System, Suatu Pengantar. Cetakan I.
PT Rineka Cipta. Jakarta

Yusuf, Eddy. 2004. Analisa Biaya Produksi


Berdasarkan Perhitungan Metode Activity
Based Costing dan Metode Konvensional
(Studi Kasus di PT Braja Mukti Cakra).
Jurnal. Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Pasundan.
Bandung.

90 JURNAL ILMIAH EKONOMI MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN “OPTIMAL”


 VOL. 5, NO.1  MARET 2011

Anda mungkin juga menyukai