Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iklim tropis negara Indonesia merupakan tempat
yang baik bagi kehidupan hewan dan tumbuhan, namun
hal ini menjadikan tempat yang baik pula bagi
perkembangan penyakit terutama penyakit yang dibawa
oleh vektor. Salah satu penyakit di Negara Indonesia
yang ditularkan oleh vektor adalah penyakit demam
berdarah. Penyakit Dengue Haemorrhagik Fever (DHF))
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
hingga saat ini. Sejak pertama kali ditemukan,
jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat
baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang
terjangkit.
Dengue Haemorrhagik Fever (DHF) adalah demam
akut yang dapat menyebabkan kematian dan di sebabkan
oleh empat serotipe virus dari genus Falvivirus,
virus RNA dari keluarga Falvivaridae. (Soedarto
2012). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue yang
tergolonong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,
dan family Flaviridae, DBD di tularkan melalui
gigitan nyamuk genus Aedes, terutama Aedes aegypti
atau Aedes albopictus. (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2015)
Menurut data WHO (2014) Penyakit demam
berdarah dengue pertama kali dilaporkan di
Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di
2

Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai negara.


Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami
wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit
endemik pada lebih dari 100 negara,
diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania
Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki
angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus
di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah
melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari
2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan
terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika,
dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat.
Perkembangan kasus DBD di tingkat global semakin
meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100
negara tahun 1954-1959 menjadi 1.016.612 kasus di
hampir 60 negara tahun 2000-2009 (WHO, 2014).
Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah
daerah endemis DBD dan mengalami epidemik sekali
dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan banyaknya
genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk,
mobilitas penduduk yang tinggi dan cepatnya
transportasi antar daerah, menyebabkan sering
terjadinya demam berdarah dengue. Indonesia
termasuk dalam salah satu Negara yang endemik demam
berdarah dengue karena jumlah penderitanya yang
terus menerus bertambah dan penyebarannya semakin
luas. DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-
tropis termasuk di Indonesia, penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan pertama kali di
Surabaya pada tahun 1968 dimana sebanyak 58 orang
3

terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia


(Depkes RI, 2016). Kemenkes RI (2016)mencatat di
tahun 2015 pada bulan Oktober ada 3.219 kasus DBD
dengan kematian mencapai 32 jiwa, sementara
November ada 2.921 kasus dengan 37 angka
kematian, dan Desember 1.104 kasus
dengan 31 kematian. Dibandingkan dengan tahun
2014 pada Oktober tercatat 8.149 kasus dengan 81
kematian, November 7.877 kasus dengan 66
kematian, dan Desember 7.856 kasus dengan 50
kematian. Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani
akan mengalami DSS yang dapat menyebabkan kematian.
Sebagai akibatnya hampir 35% pasien DHF yng
terlambat di tangani di RS atau Puskesmas mengalami
syok hipovolemik hingga meninggal. (depkes 2014)
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah
satu dari 6 provinsi yang tercatat sebagai provinsi
yang mengalami peningkatan kasus atau KLB DHF,
dimana IR tahun 2008 sebesar 15,69 per 100.000
penduduk dengan CFR sebesar 1,91% dan meningkat
sebesar 29,30 per 100.000 penduduk dengan CFR
sebesar 1,80% (Laporan P2B2, 2011). Data riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menyatakan
prevalensi nasional DHF di Indonesia adalah
0,62 % dan di Kalimantan Selatan kasus DHF
Klinis terdeteksi dengan prevalensi 0,26 %
Kejadian DHF di Kotamadya Banjarbaru selalu
terjadi setiap tahun Di Kota Banjarbaru. Menurut
data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota
Banjarbaru didapatkan trend kenaikan angka kejadian
DBD. Pada tahun 2007 didapatkan data 83 orang
4

terkena DHF, kemudian meningkat menjadi 85 orang


pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2009 data
kejadian DHF naik menjadi 137 penderita dengan7
orang di antaranya meninggal. Angka Insident Rate
yang terjadi di kota Banjarbaru yaitu
33,7/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)
1,9%.
Dengan melihat besarnya kasus DHF yang
mempunyai kecenderungan semakin berkembang dan
semakin kompleks dimasa-masa mendatang seiring
terjadinya pergeseran wilayah dari daerah pedesaan
yang dijadikan perkotaan dikarenakan pembangunan,
maka perlu dilakukan upaya penanggulangan terhadap
Ae. aegypti sebagai vektor DHF Upaya penanggulangan
DHF dapat dilakukan dengan memutus salah satu
rantai segitiga epidemiologi (triangle of
epidemiology) dan tepat guna sebagaimana prinsip
REESAA (rational, efective, efficient,
sustainable, acceptable, affordabel) (Gafur, 2012).
Pengendalian terhadap Ae. aegypti sebagai
vektor DHF merupakan salah satu cara memutus rantai
penularan. Salah satu metode yang sering
digunakan dalam penanggulangan nyamuk Ae. aegypti
adalah dengan menggunakan larvasida Temephos pada
stadium pradewasa. Temephos adalah larvasida yang
paling banyak digunakan untuk membunuh larva Ae.
aegypti. Kandungan bahan aktif dari Temephos adalah
Tetramethyil Thiodi. P-Phenylene,Phasphorothioate
1% dan inert ingredient 99%(Ponlawat ,2013).
Berdasarkan hal-hal diatas, dirasa penting
untuk menjelaskan konsep dasar DHF secara teoritis
5

dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien


maupun keluarga pasien yang komprehensif, sehingga
keluarga maupun pasien dapat memahami penyakit DHF
dan dapat meningkatkan status derajat kesehatan yang
optimal bagi seluruh anggota keluarganya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
mengambil laporan studi kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn. R dengan Dengue
Haemorrhagik Fever (DHF) di Ruang Kasuari RSD Idaman
Banjarbaru Tahun 2019”.

B. Batasan Masalah Tujuan Penulisan


Ruang Lingkup studi kasus ini termasuk dalam
bidang ilmu keperawatan Medikal Bedah khususnya
penyakit Dengue Haemorrhagik Fever (DHF)yang di
lakukan di RSD Idaman Banjarbaru.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kasus Dengue Haemorrhagik Fever (DHF) di
RSD Idaman Banjarbaru.

2.Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus
Dengue Haemorrhagik Fever (DHF.
b. Menentukan diagnosa dan memprioritaskan pada
pasien dengan kasus Dengue Haemorrhagik Fever
(DHF.
c. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien
dengan Dengue Haemorrhagik Fever (DHF).
6

d. Membuat implementasi keperawatan pada pasien


dengan Dengue Haemorrhagik Fever (DHF).
e. Melakukan evaluasi yang sesuai dengan tujuan
dan kriteria hasil pada pasien Melakukan
intervensi keperawatan pada pasien dengan
Dengue Haemorrhagik Fever (DHF).

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan studi kasus ini dapat
menjadi bahan bacaan dan dapat menjadi sumber
pustaka bagi mahasiswa.

2. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
praktik untuk memecahkan masalah keperawatan dalam
bentuk Asuhan Keperawatan, khususnya dalam bidang
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah.

3. Bagi Profesi Perawat


Memberikan informasi bagi tenaga perawat di
rumah sakit tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Dengue
Haemorrhagik Fever (DHF) secara efektif dan
komprehensif.

4. Bagi Rumah Sakit


Sebagai bahan masukan terutama bagi pihak
yang berkepentingan di RSD Idaman Banjarbaru
dalam upaya peningkatan asuhan keperawatan pada
7

pasien dengan kasus Dengue Haemorrhagik Fever


(DHF)secara komprehensif.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang di gunakan berupa
studi kasus yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang di lakukan dimulai dari pengkajian,
perumusan diagnosis keperawatan, penyusunan rencana
keperawatan, melaksanakan implementasi berdasarkan
rencana yang telah ada, melakukan evaluasi atas
Asuhan Keperawatan yang di berikan dan
mendokumentasikan hasil dari seluruh asuhan
keperawatan yang telah di lakukan.

Anda mungkin juga menyukai