Anda di halaman 1dari 13

METODE PEMBELAJARAN DALAM AL-QUR’AN

Analisis Ayat al-Qur’an surat an-Nahl 125, al-‘Araf 176-177 dan Ibrahim 24-25

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu:
HM. Luthfi Thomafi, Lc., M. Pd

Oleh:
Dea Romadhoni Evitasari 2019.02.02.1499

Mufarrohatul Fuadah 2019.02.02.1464

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR

SARANG REMBANG

2020
Metode Pembelajaran

Oleh: Dea Romadhoni Evitasari dan Mufarrohatul Fuadah

A. Pendahuluan

Pendidikan menjadi pijakan untuk tercapainya perubahan kondisi yang


lebih baik. Pijakan yang menjadi titik tumpu terpenting dalam mencapai
keberlangsungan hidup. Baik pencapaian di dunia dan di akhirat. Namun disisi
lain pendidikan sering kali menjadi polemik yang tak berkesudahan. Setiap
periode, pendidikan terus diperbincangkan tanpa ada habisnya. Hal itu didasari
pada zaman yan semakin pesat berkembang. Sehingga memunculkan berbagai
permasalah kehidupan yang terjadi didunia. Berbagai macam tuntutan bagi
manusia untuk dapat mengikuti arus perkembangan zaman terjadi dibelahan dunia
manapun. Selain itu permasalahan karakter yang semakin menjauhi jati dirinya
juga tak bisa dielakkan. Hal semacam itu terus dikaitkan dan tidak akan terlepas
dari pendidikan.

Dari problematika yang terjadi itulah pendidikan dituntut dapat


memberikan kontribusi seiring perkembangan zaman yang pesat. Namun,
pendidikan sendiri mempunyai berbagai permasalahan yang perlu dipecahkan.
Tentunya dengan campur tangan berbagai pihak seperti guru, orang tua, lembaga
dan komponen pendidikan yang lain. Sebagai umat muslim tentu memiliki nilai
tersendiri dalam mempraktikan dan menuntaskan masalah tentang pendidikan,
yakni dengan panduan kitab suci al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab pendidikan
menjadi solusi utama untuk meretas permasalahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Termasuk metode dan pendekatan pembelajaran yang memiliki peran
penting dalm pendidikan.1

Dalam al-Qur’an berbagai macam metode untuk pendidikan telah


dijelaskan. Hanya saja penjelasan-penjelasan itu tidak secara langsung dapat
dicermati. Karena penjelasan-penjelasan itu memiliki makna tersirat. Sehingga
1
Zazin dan M. Eka Mahmud, Orientasi Pendidikan Islam, (Surabaya : Garuda Mas Sejahtera, 2013),
2.
perlu pemahaman yang mendalam untuk mengetahui setiap makna yang
tekandung dalam al-Qur’an. Termasuk untuk mengetahui berbagai metode
pembelajaran yang terkandung di dalamnya. karena dengan adanya metode,
transfer ilmu kepada peserta didik jauh lebih signifikan.2

B. Menggali Kandungan Ayat Tentang Metode Pembelajaran.


Sejatinya merode sangat penting digunakan dalam proses belajar
mengajar. Sebaik apapun materi yang di sampaikan oleh pendidik kepada
peserta didik tidak akan dapat dengan mudah difahami serta
diemplementasikan oleh kedua belah pihak kecuali dengan adanya metode.
Realitanya banyak peserta didik senang dengan pembelajaran yang
penyampaiannya secara komunikatif dan bervariasi. Seperti halnya berbagai
macam metode pembelajaran yang telah dicontohkan dalam al-Qur’an.
1. Metode Pembelajaran surat an Nahl ayat 125

‫ض َّل َع ْن َسبِْيلِ ِه‬


َ ‫ك ُه َو أ َْعلَ ُم مِب َ ْن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ك بِاحٌلِك‬
ْ ‫ْمة َوالْ َم ْوعظَة َواحْلَ َسنَة َو َجدهْلُ ْم بِالَّىِت ه َى أ‬
َ َّ‫َح َس ُن إِ َّن َرب‬ َ َ ّ‫اُْدعُ إىَل َرب‬

‫َو ُه َو أ َْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ ِن‬

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih baik mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl/16: 125). 3

Ayat itu merupakan ayat tentang pendidikan keislaman, yaitu


ketauhidan. Hal ini bisa dilihat dari kata sabili rabbika. Arti rabb disini adalah
Allah yang maha Esa. Sementara kata sabili bermakna jalan atau agama. Jadi
dengan demikian Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk memberikan
pendidikan kepada umat manusia agar mau memeluk agama islam dan
mengikuti jalan-Nya, yakni jalan yang diridhai oleh Allah Subhana Allahu wa
Ta’ala. Imam Ibnu Katsir memberikan pengertian ayat ini dalam kitab

2
Nur Jannah Rianaie “ Pendekatan dan metode pendidikan islam”, Management of education, Vol. 1
No. 2
3
Al-Qur’an terjemah (Q.S an-Nahl 125)
tafsirnya. Bahwa apa yang telah diturunkan kepada Rasulallah baik dari al-
Kitab maupun as-Sunah merupakan pelajaran yang baik. Segala yang baik itu
berupa larangan, perintah dan apapun yang menimpa manusia. Sehingga
Rasulullah diutus untuk mengingatkan umatnya untuk waspada pada siksaan
Allah Subhana Allahu wa Ta’ala. Dengan tetap mengutamakan sikap lemah
lembut ketika memberikan kabar dan peringatan. Seperti yang telah
diperintahkan kepada Nabi Harun dan Musa dalam Surat Thaha ayat 44.4
Dalam tafsir Jalalain disebutkan ayat ini turun ketika perang badar.
Tepatnya ketika gugurnya paman Rasulallah Hamzah dalam keadaan yang
begitu memprihatinkan. Sehingga Rasulallah bersumpah dengan bersabda “
Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka
sebagai penggantimu.”5
Dari berbagai aspek yang tekandung dalam surat An-Nahl ayat 125
dapat diambil pelajaran untuk dijadikan metode dalam pendidikan:
a. Metode Hikmah (Perkataan yang bijak)
Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW agar mengajak makhluk
kepada Allah dengan berbagai larangan dan perintah yang terdapat di
dalam Al-Qur’an dan Sunnah, agar mereka waspada terhadap siksa
Allah.” Menurut M. Qurais Shihab, hikmah yakni berdialog dengan kata-
kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian orang yang diajak kebaikan.
Beliau juga menjelaskan bahwa hikmah juga diartikan sebagai sesuatu
yang apabila digunakan akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan
yang besar atau lebih besar, serta menghalangi terjadinya mudharat atau
kesulitan yang besar.6
Hikmah dengan metode pendidikan islam, yaitu sebagai metode
pendidikan islam dengan hikmah atau dengan teladan. Berdasarkan arti
hikmah yang diterangkan Quraish Shihab diatas yaitu hikmah antara lain
4
Ibnu Katsir, Tafsir Qur’anu; ‘Adzim juz 4, terj.Arif Rahman Hakim dkk, (Sukoharjo: Insan Kamil
solo), 173.
5
Jalalludin al-Mahali dan Jalalludin as-suyuti, Tafsir Jalalain Juz 1, Terj. Tpp. (ttt : Sinar Baru
algensindo, tth), 1006.
6
M,Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2003) , 378
berarti yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan ataupun
perbuatan.metode hikmah adalah metode yang mencakup seluruh
kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual dan pengaplikasiannya
dalam pendidikan islam, mengindikasikan adanya tanggung jawab
pendidik. Dengan oengetahuan yang dalam, akal budi yang mulia,
perkataan yang tepat dan benar, serta sikap yang proporsional dari
pendidik.
b. Metode mau’idhzah Hasanah (nasehat yang baik)
Pada ayat 125 pada surat An-nahl ini mengandung metode pendidikan
islam dengan mau’idhzah atau memberi nasehat berdasarkan arti ayat “
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan cara hikmah dan
pelajaran yang baik”. Mauidhzoh atau nasehat ini juga merupakan cara
atau metode yang dapa digunakan dalam proses pendidikan.
Mau’idhzah hasanah adalah bentuk pendidikan dengan memberi
nasehat dan peringatan baik dan benar, perkataan yang lemah lembut,
penuh dengan keikhlasan, sehingga peserta didik terdorong untuk
melakukan segala aktifitasnya dengan baik. Dalam mau’idhzah hasanah
ini mencakup taghrib (seruan kearah kebaikan dan memberi iming-iming
balasan kebaikan dan tarhib (seruan untuk meninggalkan keburukan
dengan memberi peringatan dan ancaman bagi mereka yang melanggar).
Dalam ..... mengatakan bahwa dengan adanya ayat ini sebagai pendidik
dapat memberikan nasehat tentang amr ma’ruf nahi mungkar. Dengan
memberikan seruan kepada umat manusia sesuai syariat yang telah
ditentukan dan mengahdapi setiap kemungkaran dengan cara yang baik.7
c. Metode Jiddal (debat)
Mengenai surat An-nahl ayat 125 Abuddin Nata
menyebutkan,“ringkasnya ayat tersebut menyuruh agar Rosulullah
menempuh cara berdakwah dan berdiskusi dengan cara yang baik”. Al
ini sesuai dengan arti surat pada ayat 125 yaitu kalimat “bantahlah

7
Listiawati, Tafsir ayat-ayat pendidikan, (Jakarta Kencana, 2017),192.
mereka dengan cara yang baik.8metode diskusi yang terkandung dalam
ayat ini adalah contoh dari kegiatan active learning yang merupakan
salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam
acuan kurikulum 2013. Ini membuktikan bahwa, jauh sebelum para
pakar pendidikan merancang mengenai kegiatan active learning ini al-
Qur’an telah lebih dahulu menjelaskan mengenaik kegiatan pendidikan
yang menjadikan murid sebagai center-nya.
Jiddal juga merupakan metode pendidikan, sebagaimana hikmah dan
mau’idhzah hasanah. Jiddal terdiri dari tiga macam, yaitu pertama,
jiddal yang buruk yakni yang disampaikan dengan kasar. Kedua, jiddal
yang baik yakni yang disampaikan dengan sopan serta menggunakan
dalil-dalil atau dalih walaupun hanya diakui oleh lawan. Dan yang
ketiga, jiddal yang terbaik yakni yang disampikan dengan baik dengan
argumen yang benar serta membungkam lawan.
2. Metode Pembelajaran surat al-A’raf surat 176-177

ُ ‫ه َيْل َه‬7ِ 7‫ل َعلَْي‬7


ُ‫ه‬7‫ث أ َْو َتْتَر ُك‬
ِ ِ ِ ِ
َ ‫م‬7 ْ‫ل الْ َك ْلب إ ْن حَت‬7ِ َ‫هُ َك َمث‬77ُ‫واهُ فَ َمَثل‬7َ ‫ع َه‬7َ 7َ‫د إىَل األ َْرض َواتَّب‬7َ 7َ‫َخل‬
ِ ‫ولَو ِشْئنَا لَر َفعننَا و‬
ِ ْ ‫لكننَّهُ أ‬
َ ْ َ َْ
ِ ِ َّ ِ ِ
‫و ُم‬7ْ 7‫اءَ َمثَالً الْ َق‬7 ‫َس‬ ‫ص لَ َعلَّ ُه ْم َيَت َف َّك ُر ْو َن‬
َ 7 7‫ص‬
َ ‫ص الْ َق‬ ُ ْ‫ا ۚ فَاق‬77 َ‫ذبُو بِآيَاتن‬7َّ 7‫ين َك‬
ْ 7 7‫ص‬ َ ‫وم الذ‬7ْ 7‫ل الْ َق‬7ُ 7 َ‫ك َمث‬7
َ 7 ‫َيْل َهثُث ۚ َذل‬

‫الَّ ِذيْ َن َك َّذبُو بِآيَاتِنَا َوأَْن ُف َس ُه ْم َكانُوا يَظْلِ ُم ْو َن‬


“ Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan
ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang
rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya
lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian
itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”

Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami


dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.9
Ayat ini mengutarakan suatu fenomena bahwa anjing akan selalu
menjulurkan lidah, saat dihalau maupun dibiarkan. Ilmu pengetahuan
8
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan ,(Jakarta: Raja Grafindo Persda, 2010), 172
9
Al-quran terjemah(Q.S al A’raf 176-177).
membuktikan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat di kaki yang
cukup, yang berguna untuk mengatur suhu badan. Karena itulah, untuk
membantu mengatur suhu badan, anjing selalu menjulurkan lidah. Sebab,
dengan cara membuka mulut yang bisa dilakukan dengan menjulurkan lidah,
anjing dapat bernafas lebih banyak dari biasanya.
Selanjutnya Allah SWT berfirman bahwa seburuk-buruk
perumpamaan adalah perumpamaan orang-orang yang dengan ayat-ayat kami.
Dengan, kata lain seburuk-buruk perumpamaan adalah perumpamaan mereka
yang yang diserupakan dengan anjing, karena anjing tidak ada yang
dikejarnya selain mencari makanan dan menyalurkan nafsu syahwat. Dalam
Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa perumpamaan anjing itu terdapat
perbedaan pendapat anatara ulama’ tafsir. Ada yang mengatakan bahwa
seorang yang bernama Bal’am yang menjulurkan lidahnya hingga kedada.
Sedangkan ulama’ lain berpendapat bahwa seseorang yang terus menerus
berada pada kesesatan sehingga diibaratkan seperti anjing. Sehingga
kemanfaatan ilmu tidak dapat dirasakan, baik itu dengan sebuah nasihat,
keimanan ataupun tidak adanya keimanan.10
Kedua ayat diatas terlihat metode yang dapat dipakai dalam pendidikan yaitu
metode perumpamaan dan metode cerita (kisah).
a. Metode perumpamaan (Amtsal)
Metode perumpamaan adalah penuturan secara lisan oleh guru
terhadap peserta didik yang cara penyampaiannya menggunakan
perumpamaan. Seorang pendidik mengumpamakan seekor anjing yang
terus menjulurkan lidahnya. Dalam hal ini seorang pendidik mengajari
anak didiknya untuk senantiasa bersyukur atas semua nikmat yang telah
diberikan Allah kepada kita. Jangan merasakan kekurangan, seperti
seekor anjing baik itu ketika lapar, haus, berlari, maupun kenyang, ia terus
menjulurkan lidahnya. Selain itu dapat diberikan pula penjelasan kepada
10
Ibnu Katsir, Tafsir Qur’anu; ‘Adzim juz 3, terj.Arif Rahman Hakim dkk, (Sukoharjo: Insan Kamil
solo), 173.
pserta didik bahwasanya orang yang mendustakan ayat-ayat Allah mereka
merupakan sejelek-jeleknya orang dan yang akan merugi.11
b. Metode cerita (qisah)
Seorang pendidik mengajarkan kepada muridnya dengan cara
menceritakan kisah tentang seseorang yang tidak pernah merasa puas
dengan apa yang telalh dimilikinya. Seperti Qorun yang tamak akan harta
yang dimilikinya, sehingga dengan ketamakannya itu, Allah
menenggelamkannya bersama hartanya tersebut.
Hal ini sama seperti seseorang yang memilliki ilmu pengetahuan tetapi
ia
terjerumus karena mengikuti hawa nafsunya. Ia tidak dapat
mengendalikan hawa nafsunya dengan ilmu yang ia miliki. Seharusnya
pengetahuan tersebut yang membentengi dirinya dari perbuatan buruk,
tetapi ternyata baik ia sudah memiliki hiasan dunia ataupun belum, ia terus
menerus mengejar dan berusaha mendapatkan dan menambah hiasan
duniawi itu karena demikian ttelah menjadi sifat bawaannya.12

3. Metode pembelajaran surat Ibrohim ayat 24-25


ۗ ِ ٍ ِ
‫ال‬7 ُ ‫ ِر‬7‫ؤيِت اُ ُكلَ َها َويَض‬7ُ‫ } ت‬24{ ‫ماء‬7‫ا ىف ال َّس‬7‫رع َه‬
َ ‫ب اهللُ الَمث‬ ٌ ِ‫اب‬7َ‫لُ َها ث‬7‫ة اَص‬7َ‫ َجَر ٍة طَيِّب‬7‫م ةً َك َش‬7َ ‫ب اللّه َمثَالً َكل‬
ُ َ‫ت َو ف‬ َ ‫ضَر‬
َ ‫يف‬
َ ‫امَل َتَر َك‬
ِ ‫لِن‬
}25{ ‫َّاس لَ َعلَّ ُهم َيتَ َذ َّك ُرو َن‬

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan


kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang)
ke langit. (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu
ingat.”13
Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan tentang perumpamaan kalimat
yang baik itu merupakan kalimat tauhid laa illa ha ila allah (tidak ada illah

11
Jalalludin al-Mahali dan Jalalludin as-suyuti, Tafsir Jalalain Juz 1, Terj. Tpp. (ttt : Sinar Baru
algensindo), 665.
12
Abdul Haris Pito, “Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an”, Jurnal diklat Teknis, Vol 7, No. 1(Juni
2019).
13
Al-quran terjemah(Q.S Ibrahim 24-25).
yang patut disembah kecuali Allah). Kalimat tersebut diumpamakan seperti
pohon yang memiliki akar yang kuat. Akarnya itu sebagai kalimat tauhid itu
sendiri yang tertancap dalam hati seseorang dan dahannya yang menjulang
hingga kelangit itu ibarat iman seseorang yang sampai pada langit. Selain itu
orang mukmin itu juga ibarat pohon yng buahnya selalu ada disetiap saat, baik
itu di saat musim dingin maupun musim panas dan dengan izin Allah subhana
Allahu wa Ta’ala. Buah itu tidak lain adalah amalan orang mukmin yang
terus dinaikkan keatas langit baik siang maupun malam.
Dari ayat tersebut kita dituntut untuk melihat setiap perumpamaan
yang sebenarnya abstrak disekaliling kita. Hal lain yang dapat diambil dari
kalimat yang baik itu ialah kita sebagai seorang muslim juga harus menjaga
setiap tutur kata kita. Karena setiap tutur kata yang terucapa dari mulut
seseorang tentulah mencerminkan sikpa dan kepribadian masing-masing.
Dengan menjaga setiap tutur kata tentu akan menjadikan seseorang jauh dari
perbuatan kemungkaran. Bahkan sebenarnya bukan hanya pada perumpamaan
pohon itu saja. Tetapi masih banyak lagi contoh yang ditunjukan oleh Allah
dia alam ini.14
Metode pendidikan yang terdapat pada ayat tersebut.
a. Metode perumpamaan (Amtsal)

Seorang peserta didik terutama anak usia dini sering kali


menjadikan orang-orang disekitarya dan yang sering berinteraksi dengan
mereka sebagai panutan. Karena sejatinya setiap peserta didik masih
mencari jati diri mereka. Dari analisis ayat surat Ibrahim tersebut, seorang
guru dapat memberikan metode perumpamaa pada peserta didiknya.
Selain karena seorang peserta didik yang mudah meniru, dengan
perumpamaan akan membantu pemahaman karena hati menjadi lunak
dengan adanya perumpamaan-perumpamaan. Begitu juga materi-materi
yang terlihat rasional dapat dirasakan secara indarawi. Dengan
perumpamaan seorang mukmin dengan pohon yang memiliki akar kuat,
14
M,Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati 2003) , 378
dahan yang menjulang sampai kelangit dan selalu berbuah dengan izin
Allah Subhana Allahu wa Ta’ala.15

Metode Amtsal ini dapat digunakan sebagai metode pendidikan


karena terdapat tujuan psikologis yang memudahkan peserta didik
memahami hal-hal yang konkret lewat contoh-contoh yang diberikan.
Dengan begitu peserta didik juga dapat dilatih untuk berpikir secara logis
dan valid sehingga motivasi akan terus berkembang.16

b. Metode Kontemplasi (renungan)


Dengan adanya ayat tersebut dapat diambil hikmah bahwa setiap
makhluk harus senantiasa mentafakuri segala sesuau yang diciptakan oleh
Allah Subhana Allahu wa Ta’ala. Dengan begitu seorang guru harus
dmampu memberikan gambaran dan kandungan-kandungan yang tersirat
dari ayat-ayat Allah Subhana Allahu wa Ta’ala. Meskipun seorang guru
telah memebrikan perumpamaan, namun lebih baik lagi peserta didik
diajak untuk berpikir secara mendalam agar siswa juga mampu menggali
perumpamaan itu dengan pengetahuannya.17
c. Metode Targhib dan Tarhib
Selain itu guru juga dapat memberikan metode Targhib sebagai suatu
janji kesenangan yang akan didapatkan jika telah melakukan suatu
kebajikan dan Tarhib yakni janji berupa ancaman balasan pedih yang
akan diberikan kepada seseorang yang berbuat kemungkaran. Baik itu
perbuatan maupun perkataan, dan sesungguhnya perkataan yang paling
baik adalah kalimat tauhid. Dengan metode seperti peserta didik juga
akan mengikutinya. Al-Qur’an hendaknya menjadi pedoman utama dalam
pembelajaran.18

15
Abdul Haris Pito, “Metode Pendidikan dalam al-Qur’an”, Adragogo Jurnal Diklat Teknis, Vol. 7
No. 1 (2019), 125.
16
Akhmad Alim, Tafsir pendidikan islam, (Jakarta :AMP press, 2014), 92.
17
Ibid, 95.
18
Aulia Rahman, “Metode Pendidikan Tauhid yang Terkandung dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat
24-26” (Skripsi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020) 26.
Refleksi yang dapat diambil dari ayat tersebut yakni :
Penggunaan tutur kata yang baik menjadi pokok pembelajaran. dengan
kata-kata yang baik pula kemanfaatan ilmu akan dapat diserap oleh
peserta didik. Begitupun sebaliknya, tutur kata yang jelek akan
mengundang perilkau jelek pula. Setiap pendidik hendaknya
menggunakan berbagai perumpamaan yang baik untuk peserta didik.19

C. Kesimpulan

Dalam proses pembelajaran transformasi ilmu atau materi menjadi hal


paling utama guna memberikan kefahaman terhadap peserta didik. Namun,
pembelajaran yang begitu monoton akan menjadikan peserta didik kurang bisa
memahami materi yang diberikan oleh pendidik. Sebaik-baiknya materi jika
tidak ada keterampilan dalam penyampaiannya, tentu pembelajaran kurang
akan jauh dari kata kebermaknaan. Jadi, dalam pembelajaran perlu
dimunculkannya pijakan yang mampu membuat pembelajaran lebih bermkana
yakni salah satunya dengan penggunaan metode yang tepat.

Metode Pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam


pendidikan yang menjadi penunjang pembelajaran secara efektif dan lebih
bermakna. Dalam dunia pendidikan berbagai macam metode pembelajaran
ditawarkan kepada pendidik. Terutama dalam kitab fenomenal umat islam al-
Qur’an. Tentunya di dalam al-Qur’anlah rujukan utama dalam menentukan
dan menggunakan metode-metode yang tepat untuk proses pembelajaran.

Berbagai metode pembelajaran dalam al-Qur’an terkandung pada


beberapa surat dan ayat al-Qur’an. Seperti surat an-Nahl (125), al-‘Araf (176-
177) dan Ibrahim (24-25). Selain berbagai tafsiran tentang makna yang
terkandung dalam ayat-ayat tersebut, sebenarnya beberapa makna tersirat
entang metode pendidikan juga dapat dikatahui dengan pemahaman yang
mendalam. Pada ayat-ayat itu terkandung makna yang tersirat tentang
19
penggunaan metode pembelajaran. Metode-metode yang terkandung dalam
ayat-ayat tersebut antara lain ; metode hikmah, i

nasihat, kontemplasi dan beberapa metode lagi.

`33`

Daftar Pustaka
Al-Qur’an.

Alim, Akhmad. Tafsir pendidikan islam. (Jakarta :AMP press, 2014).


Al-Mahali, Jalalludin dan Jalalludin as-suyuti. Tafsir Jalalain Juz 1, Terj. Tpp. (ttt :
Sinar Baru algensindo).
Katsir, Ibnu. Tafsir Qur’anu; ‘Adzim juz 4, terj.Arif Rahman Hakim dkk.
(Sukoharjo: Insan Kamil solo).
Listiawati. Tafsir ayat-ayat pendidikan. (Jakarta Kencana, 2017).
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persda, 2010.
Pito, Abdul Haris. “Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an”, Jurnal diklat Teknis, Vol
7, No. 1 Juni 2019.

Rahman, Aulia. “Metode Pendidikan Tauhid yang Terkandung dalam Al-Qur’an


Surat Ibrahim ayat 24-26” (Skripsi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2020).

Rianaie, Nur Jannah. “ Pendekatan dan metode pendidikan islam”, Management of


education, Vol. 1 No. 2
Shihab, M Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati 2003.

Zazin dan M. Eka Mahmud. Orientasi Pendidikan Islam. (Surabaya : Garuda Mas
Sejahtera, 2013).

Anda mungkin juga menyukai