Anda di halaman 1dari 23

PERGAULAN BEBAS PEMICU ANAK PUTUS SEKOLAH DI

DESA NGOROGUNUNG KECAMATAN BUBULAN SERTA


ANALISIS RESPON PEMERINTAH SETEMPAT

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Mashadir Tarbawiyah

Dosen Pengampu:
HM. Luthfi Thomafi, Lc., M. Pd.

Oleh:
Dea Romadhoni Evitasari : 2019.02.02.1499

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR

SARANG REMBANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat diperlukan setiap manusia guna menunjang


kehidupanya di dunia maupun di akhirat. Orang yang berpendidikan dan
memiliki ilmu akan memiliki kemuliaan disisi Tuhannya maupun di mata
manusia lainnya. Pemerolehan pendidikan bukan lagi hal yang sunnah
bagi umat manusia. tetapi, pemerolehan pendidikan atau pencarian ilmu itu
adalah kewajiban bagi setiap manusia terutama seorang muslim, baik laki-
laki atau perempuan. Seperti perintah Rasulullah Shalā Allāhu ‘Alaihi wa
Salam dalam sebuah yang mewajibkan setiap muslim untuk menuntut
ilmu.

Sejatinya manusia dalam perspektif filsafat memiliki keingintahuan


yang tinggi terhadap sesuatu curiosity. Keingintahuan itulah yang
mendorong manusia untuk mencari tahu, menggali, menganalisis dan
menelaah sesuatu agar pengetahuan dapat diperolehnya. Oleh sebab itu
dengan pendidikan manusia bisa memperoleh pengetahuan itu. Serta tidak
semata-mata pengetahuan itu diperoleh secara mentah-mentah. Tetapi,
tetap memperhatikan nilai-nilai yang bisa menjadikan pengetahuan
tersebut dapat dikelola sesuai dengan porsi, tempat dan bermanfaat bagi
orang lain.1

Berbagai persoalan sosial dan kebudayaan yang terjadi di sekitar


manusia, pendidikan diposisikan sebagai salah satu institusionalisasi yang
dapat mengkonservasikan atau menjembatani warisan budaya dengan
budaya baru. serta menjadi bahan pemecah permasalahan. Dengan adanya
jembatan tersebut pendidikan bisa mengimbangi budaya-budaya baru
sehingga tidak terjadi culture lag (kepincangan kebudayaan) dalam
masyarakat. Proses pendidikan menurut Mannheim dalam buku sosiologi

1
Rosita Biati, Abdur Razzaq, “Esensi Wahyu dan Ilmu Pengetahuan”, Wardah, Vol. 18, No. 2,
2017.
pendidikan seharusnya mampu memberikan nilai-nilai kehidupan serta
kemahiran teknologi. Gagasan itu sejurus dengan perkiraan kebutuhan
masyarakat masa kini dan mendatang.2

Selain itu pendidikan juga dikatakan sebagai being education. Being


education ini memiliki makna bahwa pendidikan mengakibatkan
seseorang mampu berkontribusi dalam mobilitas sosial. Seorang yang
terdidik akan merasakan dan memiliki hal-hal baru yang dirasakan.
Perbedaan itu akan terlihat jelas antar orang yang memiliki ilmu dan
tidak.3

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai “usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana belajar dan proses-proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, dan keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”. 4 Sedangakn menurut al-Qur’an pendidikan memliki
beberapa arti salah satunya termuat dalam ayat 24 surat al-Isra’ :

42 ‫صغِ ًريا‬ ِ َّ ‫الذ ِّل ِمن‬ ِ


َ ‫ارمح ُه َما َربَّ ِيِن‬
َ ‫ب‬ ِّ ‫الرمحَة َو قُل َر‬ َ
ُّ ‫اح‬
َ َ‫َواخفض ََلَُما َجن‬
“dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang
dan ucapkanlah, “wahai Tuhanku ! sayangilah keduanya seperti mereka
telah mendidikku di wakwu kecil”5
Jika memperhatikan kondisi yang berkembang di masyarakat
pendidikan menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan. Namun, pendidikan
juga tidak akan bisa berjalan sesuai kebutuhan jika pendidikan
mengisolasikan diri dari lingkungan. Untuk itu perlu adanya tanggung

2
Zaitun, Sosilogi pendidikan (Pekan Baru : Mahkota Riau, 2009), 37.
3
Muhammad supraja, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta : Azzagrafika, 2015), 56.
4
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Memahami Paradigma
Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas (Jakarta: Ditjen kelembagaan
Agama Islam Depag, 2003),34.
5
Al-Qur’an [17]: 24.
jawab terhadap Pendidikan, karena pengaruh kehidupan juga akan
berpengaruh pada pendidikan.6

Pendidikan juga menjadi ujung tombak bagi negara. Kemajuan negara


dapat dilihat dari kemajuan pendidikannya. karena negara yang besar,
maju dan berkeinginan mengembangkan negaranya tentu akan
menggunakan sebagian besar dana sekitar 30-40 persen untuk pendidikan.
Karena mereka tahu, seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan
memberikan konstribusi tinggi pula terhadap negara. Walupun di negara
Indonesia sendiri belum melakukan hal itu. tetapi melihat berbagai contoh
dari negara-negara maju lainnya seperti, Finlandia Para pemerintah di
negara itu sangat memprioritaskan pendidikan dengan menggratiskan
biaya pendidikan.7

Menelisik keadaan pendidikan di Indonesia. Mulai dari pemerintah


yang mengalokasikan dana pendidikan. Dari data mandatory spending
(belanja atau pengeluaran negara yang diatur oleh undang-undang) alokasi
dana untuk pendidikan sebesar 20 persen dari APBD yang tertuang dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1) dan telah menjadi kesepakata
bersama.8 Hal itu menandakan bahwa Indonesia masih belum sepenuhnya
memberikan ruang yang luas untuk pendidikan. Inilah yang menjadi salah
satu ujian bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan.9 Dari
sinilah juga memunculkan permaslahan lain dalam dunia pendidikan
sebagai ujian bagi negara Indonesia. Sebagai contoh adalah angka peserta
didik yang putus sekolah.

6
Lenandha Sanopa, Analisis penyebab anak putus sekolah di Desa Bandung Jaya kecamatan
Kabawetan kabupaten Kepahingan, dalam: skripsi, Institut agama Islam Negeri , Bengkulu, 2019.
14.
7
Tnp. “5 negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia”, dikutip dari :
https://www.ican-education.com, diakses pada : 20 Mei 2021.

8
Kementrian keuangan RI direktorat jenderal perimbangan keuangan dalam
http://www.djpk.kemenkeu.go.id diakses pada 16 mei 2021
9
Ibid,
Beberapa anak di Indonesia yang mengalami putus sekolah
diakibatkan oleh ketidak mampuan dalam hal biaya. Tetapi, tidak dapat
dipungkiri juga sebab-sebab lain juga mendominasi peserta didik yang
memutuskan untuk berhenti sekolah. Seperti bullying, kenakalan remaja,
dan keterbelakangan mental, lingkungan keluarga, lingkungan fisik daerah,
masalah ekonomi dan lain sebagainya. 10 Tidak dapat dipungkiri pula,
masalah yang sama juga dialami oleh desa Ngorogunung kecamatan
Bubulan kabupaten Bojonegoro. Menurut penelusuran yang didapat akibat
penelitian ini terdapat beberapa anak yang putus sekolah di usia 16-18
tahun setingkat dengan SLTP/SLTA. Kemiskinan dan pergaulan bebas
ternyata menjadi faktor utama dalam permasalahan ini.

B. Identifikasi Masalah
Penyebab anak putus sekolah dari hasil penelusuran melalui BPS
yang didapat dari studi oleh UNICEF Global Initiative on Out of School
Children : Indonesia Case Study adalah karena tempat terpencil,
kemiskinan, kurang optimalnya pendidikan untuk penyandang disabilitas.
Dari data BPS angka tidak sekolah berdasarkan jenjang pendidikan,
memiliki perbandingan dari 100 anak yang sekolah terdapat 22 anak yang
tidak sekolah. 11
Permaslahan anak yang tidak sekolah juga dirasakan oleh anak di
desa Ngorogunung Kecamatan Bubulan kabupaten Bojonegoro. Penyebab
anak putus sekolah di desa tersebut juga ada beberapa macam seperti,
kemiskinan, perenikahan dini dan motivasi belajar kurang.

C. Rumusan Masalah
1. Mengapa kemiskinan dan pergaulan bebas menjadi latar belakang anak
putus sekolah ?
2. Bagaimana respon pemerintah setempat dan ahli pendidikan dalam
menyikapai anak putus sekolah usia SLTA ?

10
Al-kholifatus sholekhah, Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di desa Karangrejo
kecamatan Metro Utara, skripsi Institut Agama Islam Negeri Metro 2018, 3.
11
Subdirektorat Statistika Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Statsitika Pendidikan 2020, (ttt. :
Badan Pusat Statistik), 89.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
respon dari pemerintah atas permasalahan anak yang putus sekolah pada
usia SLTA akibat pergaulan bebas dan kemiskinan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menjadikan pelajaran


bagi bangsa Indonesia terutama warga setempat. Bahwasanya pendidikan
itu penting, masalah kemisinan dan pergaulan bebas bisa diatasi. Namun,
harus tetap mengutamakan pendidikan untuk menunjang masa depannya.

Selain itu, manfaat bagi pemerintah juga agar pemerintah dapat


mengulurkan tangan dengan sangat terbuka untuk mengatasi anak-anak
yang putus sekolah. Karena anak yang berpendidikan kemungkinan akan
berpengaruh dimana tempatnya tingga. Serta akan mampu berkontribusi
untuk kemajuan tempat tinggalnya. Begitupun dengan anak putus sekolah
kerugiannya juga akan berimbas pada tempat dimana dia tinggal.

Sedangkan manfaat penelitian ini bagi Instansi pendidikan agar


bisa menjadi refleksi lebih lagi dalam menangani siswa-siswi. Terutama
siswa-siswi yang mengalami permasalahan-permaslahan atau latar
belakang tertentu dalam kehidupannya. Lebih dari itu, instansi atau guru
juga bisa bisa meningkatkan kualitas yang lebih tinggi dalam memberikan
pembelajaran serta berkaitan dengan kebermakanaan hidup di dunia
maupun di akhirat kelak.

Bagi Mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk melihat


kehidupan secara nyata bukan sekedar teori dalam pembelajaran di kelas
saja. Kenyataanya dalam dunia nyata atau dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat terdapat permasalahan yang didasari oleh latar belakang setiap
peserta didik. Latar belakang yang serba-serbi itulah yang terkadang
menyebabkan peserta didik bermasalahan dengan kualitas pendidikannya
seperti halnya putus sekolah. Demikian problem-problem pendidikan
yang terjadi di kehidupan nyata dapat menjadi pegangan untuk Mahasiswa
agar mempersiapkan diri menghadapi dan menyelesaikan permasalahn
tersebut.
Kualitas pendidikan yang baik serta penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan yang diterima seseorang tentu akan membawa kebaikan bagi
setiap insan. Penilaian seseorang dalam segi kehidupan lebih utama diukur
dengan kualitas ilmu pengetahuan. 12 Hal ini selaras dengan apa yang
dijelaskan Allah Subhāna Allāhu wa Ta’ālā dalam al-Qur’an. Yakni,
seseorang yang memiliki kesempurnaan iman seorang (muslim) akan lebih
sempurna lagi jika dibarengi dengan Ilmu pengetahuan. Berikut adalah
kutipan ayat dalam al-Qur’an : al-Mujadalah ayat 11.

‫فس ِح هللاُ لَ ُكم ۚ َوإِذَا‬


َ َ‫افس ُحوا ي‬ ِ ِ‫ااالذين امنُوا اِذَا قِيل لَ ُكم تَ َف َّس ُحوا ِِف املجل‬
َ َ‫س ف‬ َ ‫ََيَيُّ َه‬
َ َ
‫عملو َن‬ ِ ِ
َ َ‫االعلم َد َر َجت ۗ َوهللا ِبَا ت‬
َ ‫انش ُزوا يَرف ِع هللاُ الذين َامنُوا من ُكم ۙ َوالذين اوتو‬ ُ ‫قيل‬

]11[ٌ‫خبِري‬
َ
“Wahai orang-orang yang beriman. Apabila dikatakan padamu “berilah
kelapangan di dalam majlis-majlis” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-
orang beriman dianatar kamu, dan orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah mahateliti apa yang kamu kerjakan.13
E. Penelitian Relevan
Penelitian kali ini membahas tentang pergaulan bebas yang
menyebabkan seorang pelajar terkontaminasi dengan dunia luar. Selain itu
kemiskinan juga menjadi salah satu faktor penyebab dari terjadinya
pergaulan bebas pada salah satu pelajar di desa Ngorogunung. Pada
dasarnnya hal itu juga bermula dari tingkat pendidikan yang rendah pada
orang tua yang menyebabkan terjadinya permasalahan-permasalahan lain.
Pada kajian literatur sebelumnya juga terdapat beberapa peneltian
yang berkaiatan dengan putus sekolah seorang pelajar. Namun, penelitian
tersebut menekankan pada sebab-sebab anak yang putus sekolah.
penelitian ini dilakukan oleh al-Kholifatus pada skripsi dan oleh Lenada
juga pada skripsi.

12
Rosita Baiti, Abdur Razzaq, “esensi Wahyu dan llmu Pengethuan”, Jurnal wardah, Vol. 18, No.
2, 2017, 174.
13
Al-Qur’an [58]: 11.
BAB II
KAJIAN MATERI
A. Putus Sekolah

Anak putus sekolah menurut KBBI adalah anak yang tidak tamat
14
dalam sekolahnya dan tidak mendapatkan ijazah. Seorang tokoh
mengatakan bahwa anak yang putus sekolah adalah anak yang tercatat
sudah keluar sekolah dan tidak lagi melanjutkan sekolahnya sebelum
kelulusan sehingga tidak dinyatakan lulus.15

pendidikan tidak hanya diartikan sebagai pembelajaran yang


dilakukan disekolah. Tetapi, pendidikan bisa saja dari mana saja. karena
pendidikan yang terpenting adalah ketika seseorang mampu menatap
kehidupan dengan penuh makna. Mengetahui bagaimana tujuan hidup
yang sebenarnya. Tidak lain tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah Subhāna Allāhu wa Ta’ālā. Seperti yang termaktub dalam
al-Qur’an surat adz-Dzariyat ayat 56.

]65[‫نس إِال لِيَعبدو َن‬ ِ ِ ُ َ‫وَما َخل‬


َ ‫قت اجل َّن َواإل‬ َ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan mansia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (Q.S adz-Dzariyat:56).16
Seberapa jauh seseorang menuntut ilmu, seberapa tinggi ilmu
seseorang tetap saja harus ada yang mendasari ilmu tersebut. Yakni,
al-Qur’an dan al-Hadits yang memang hakikatnya sebagai pedoman hidup
umat manusia terkhusus bagi umat Islam. Dalam al-Qur’an sendiripun
Allah Subhāna Allāhu wa Ta’ālā telah memberikan penjelasan bahwa al-
Qur’an adalah sebagi Huddan Li an-Nas. Pengertian ini dapat diketahui
dalam surat al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi :

14
KBBI online
15
Lenandha Sanopa, Analisis penyebab anak putus sekolah di Desa Bandung Jaya kecamatan
Kabawetan kabupaten Kepahingan, dalam: skripsi, Institut agama Islam Negeri , Bengkulu, 2019.
14.
16
Al-Qur’an [51]: 56.
ٍ َ‫َّاس وبيِن‬
‫ات ِّم َن ا َْلَُد ٰى‬ ِ ِِ ِ
َّ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُن ِزَل فيه الْ ُق ْرآ ُن ُه ًدى لّلن‬ َ ‫َش ْه ُر َرَم‬
ِ ۚ ِ
ً ‫ص ْمهُ ۚ َوَمن َكا َن َم ِر‬
‫يضا أ َْو َعلَ ٰى‬ ْ ‫َوالْ ُف ْرقَان ۚ فَ َمن َش ِه َد من ُك ُم الش‬
ُ َ‫َّهَر فَ ْلي‬
‫يد بِ ُك ُم الْعُ ْسَر‬ ۗ ‫سف ٍر فعِ َّدة ِمن أََيٍم أ‬
ُ ‫اَّللُ بِ ُك ُم الْيُ ْسَر َوَال يُِر‬
َّ ‫يد‬ُ ‫ُخَر ۚ يُِر‬َ َّ ْ ّ ٌ َ َ َ

َّ ‫ْملُوا الْعِ َّد َة َولِتُ َكِِّبُوا‬


]٥٨١:٢[ ‫اَّللَ َعلَ ٰى َما َه َدا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن‬ ِ ‫ولِتُك‬
َ
“ Beberapa hari (yang ditentukan itu) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hal dan yang bathil). Karena itu, barang siapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia terbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu. pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak mneghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.al-Baqarah : 185).17
Biasanya dalam lingkungan sekolah anak yang putus sekolah itu
memliki karakterstik dan kepribadian yang berbeda dari siswa lain.
Begitupun ketika anak itu berada di lingkungan tempat tinggalnya.

B. Penyebab Anak Putus Sekolah Secara Umum

Anak putus sekolah tentu saja memiliki faktor-faktor penyebab


atau latar belakang kehidupan anak sehingga mereka memutuskan untuk
berhenti sekolah. beberapa pendapat yang dikutip dalam skripsi al-
kholifatus serta dari hasil penelitian menjelaskan beberapa faktor-faktor
tersebut yaitu ;

1. Kehidupan yang pas-pasan bahkan kekurangan. Beberapa anggota


keluarga yang hidup serba kekurangan biasanya mereka cenderung
memberhentikan anaknya untuk sekolah. Hal ini biasanya terjadi
pada daerah pedesaan yang terisolasi. Tetapi, bukan berarti di
daerah perkotaan tidak terjadi hal seperti ini.
2. Keadaan fisik yang kurang mendukung. Hal ini bisa terjadi karena
keadaan anak-anak yang mengalami penyakit tertentu atau adanya
17
Al-qur’an [1]: 185.
keterbelakangan mental. Sehingga, menyebabkan mereka merasa
tertinggal dan pada akhirnya putus sekolah.
3. Bekerja dalam usia sekolah. Beberapa anak ditemukan bekerja
dalam usia sekolah guna membantu keluarga untuk menyambung
hidup. Hal ini memang baik dalam segi pelajaran hidup. Namun,
dalam pandangan pendidikan formal anak-anak usia sekolah yang
ikut bekerja akan mengalami kelelahan dan berimbas pada pola
belajar dan sekolahnya. Selian itu, ada beberapa anak yang telah
dewasa yang memang memandang hidup hanya dengan bekerja,
sekolah atapun tidak sekolah pada akhirnya juga kerja. Mereka
akhirnya memilih untuk bekerja dan berhenti sekolah.
4. Droup-out dari pihak sekolah. Problema ini terjadi karena beberapa
pihak sekolah sudah tidak dapat menangani siswa yang memeiliki
tingkat kenakalan tinggi. Atau karena memang anak tersebut sudah
tidak memiliki gairah dalam belajar.
5. Faktor internal siswa maupun dari lingkungan sekolah. Siswa
yang terkadang sudah bosan belajar karena kurangnya motivasi
atau cara mengajar guru yang membosankan akan membuat murid
jenuh dan kebosanan akan terus terpupuk jika tidak ada motivasi. 18

BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan
1. Pembahasan hasil penelitian
Teknologi pada dekade ini telah mencapai taraf yang tinggi.
Hampir seluruh kalangan di Indonesia telah merasakan manfaat dari
teknologi terutama usia sekolah atau para pelajar. Secara garis besar
tenologi memang memiliki manfaat yang tinggi. Tetapi, dibalik semua
itu juga terdapat sisi buruk dampak adanay teknologi. Untuk itu,
filterisasi dalam penggunaan teknologi juga harus ada. Karena
perkembangan teknologi juga memberikan dampak pada perubahan

18
Wawancara pemdes
sosial maupaun kultural di masyarakat luas. Walaupun perubahan
sosial juga termasuk salah satu bagian dari dakwah Islam. seperti
halnya termaktub dalam al-Qur’an surat ar-Ra’ad ayat 11.

‫ني يَ َد ِيه َو من َخ ِلفه ََي َفظُونَه ِمن ام ِرهللاِ ۗ إِ َّن هللاَ ال يُغَُِّري َما بَِق ٍوم‬
ِ ‫ت ِمن ب‬ ِ
ٌ َ‫لَه ُم َع ّقب‬
‫َنفس ِهم ۗ َوإِ َذااَر َاد هللاُ بَِق ٍوم ُسوءًا فَالَ َمَرَّد لَهُ ۚ َوَما ََلُم ِمن ُدونِه من ّو ٍال‬
ِ ‫ح ََّّت ي غَِريوا ما ِِب‬
ُّ ُ َ
]11[
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak
ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.”19

Pada ayat tersebut jelas diperintahkan bagi umat manusia agar


terus melakukan pergerakan demi kemajuan nasibnya. Fenomena yang
terjadi masih banyak seseorang yang berkeinginan tinggi namun hanya
berpangku tangan. Ada juga seseorang yang mengaggap remeh
terhadap perkembangan dan perubahan sosial ini. Sehingga banyak dari
sekian ribu penduduk di Indonesia yang masih abai terhadap kualitas
pendidikan. padahal dengan salah satu modal hidup berupa pendidikan
bisa menjadikan manusia cakap teknologi, tidak tertinggal dalam
mengikuti perubahan sosio kultural serta mampu menghadapi
permasalahan yang timbul dari perubahan tersebut.

Dari berbagai daerah atau kota di Indonesia masih terdapat anak


usia sekolah yang tutup buku atau putus sekolah. termasuk yang
fenomena yang juga terjadi di desa Ngorogunung kecamatan Bubulan
kabupaten Bojonegoro. Dari hasil penelusuran peneliti, di desa
Ngorogunung masih terdapat setidaknya dua anak yang putus sekolah
dengan latar belakangan yang berbeda-beda. Pertama anak putus

19
Al-Qur’an [13]: 11
sekolah faktornya adalah pernikahan dini. Sedangkan anak putus
sekolah yang kedua faktornya adalah kemiskinan, perhatian orang tua
kurang dan pergaulan bebas. Namun, pada penelitian kali ini peneliti
hanya menggunakan satu sampel untuk menganalisis lebih dalam latar
belakang anak putus sekolah tersebut.

B. Analisis Faktor dan Respon Terkait Anak Putus Sekolah


2. Faktor anak putus sekolah di desa Ngorogunung

Dari data-data yang diperoleh peneliliti dari satu sampel


penyebab anak putus sekolah adalah sebagai berikut :

a. Kemiskinan
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia memang sudah biasa.
Namun, seiring perkembangan zaman pemerintah semakin
meningkatkan bantuan-bantuan untuk masyrakat miskin. sehingga
tidak seharusnya kemiskinan menjadi faktor anak putus sekolah.
Terutama masalah biaya pendidikan bagi anak kurang mampu
pemerintah daerah telah memberikan mengalokasikan dana untuk
pendidikan melalui dinas pendidikan setempat. Namun, pada kasus
ini kemiskinan yang terjadi bukan karena ketidak hadiran
pemerintah dalam memberikan sumbangan biaya pendidikan.
melainkan karena faktor orang tua yang sakit parah sehingga tidak
memiliki cukup biaya untuk berobat.
Walaupun dari pihak desa telah memberikan bantuan
namun, tetap saja biaya itu tidak cukup besar untuk bisa digunakan
berobat orang tua tersebut. Dari kasus ini timbulah masalah baru
yakni, perhatian orang tua terhadap anak menjadi berkurang.
Lebih parahnya lagi, diketahui bahwa orang tua yang
merawat anak tersebut bukanlah orang tua kandungnya, melainkan
nenek dan kakeknya. Orang tua asli dari anak tersebut telah lama
meningalkan rumah dan sangat jarang mengunjungi anak dan
orang tuanya.
b. Motivasi dan perhatian orang tua kurang.
Setiap orang tentu memiliki tingkat kejenuhan dalam
menghadapi situasi tertentu. Termasuk usia anak sekolah yang
notabenya masih sangat labil dan membutuhkan motivasi dalam
belajar atau memperoleh pendidikan. Walaupun motivasi
sebenarnya bisa didapat dari diri sendiri sesuai kebutuhan. Namun,
motivasi ekstrinsik juga perlu yang dipengarui oleh lingkungan
setempat. 20 Perhatian orang tua menjadi kunci terbesar dalam
memberikan motivasi belajar bagi anaknya. Tidak dapat dipungkiri
juga pada kasus peneitian kali ini. Perhatian orang tua yang kurang
tentu akan menurunkan motivasi belajar siswa. Dari permasalahan
ini menjadi pemicu timbulnya permasalahan baru penyebab anak
putus sekolah.

c. Pergaulan Bebas

Labilnya anak usia sekolah 6-18 tahun membuat anak


mudah terombang-ambing dalam menentukan arah hidupnya.
Terlebih lagi perhatian dari orang tua yang sangat minim. Dari
kelabilan seorang anak tersebut memberikan efek pada pemilihan
teman yang diikutinya. Pergaulan bebas akhirnya menjadi salah
satu jalan untuk menentukan arah hidupnya dan memuaskan
nafsunya.

Tidak bisa menjadi jaminan akibat pergaulan bebas tersebut


tidak akan terjadi sesutau yang menjadikan anak-anak harus droup-
out dari sekolah. Berdasarkan hasil wawancara kasus ini
menjadikan trauma mental yang akan dirasakan seumur hidup.
Pada kasus ini taruma mental yang terjadi adalah kecelakaan antara
lawan jenis. Sehingga terjadi kehamilan diluar pernikahan yang
harus menyebabkan pernikahan dini dan di droup-out dari sekolah.

3. Analisis Respon Pendidik Terhadap Murid Yang Putus Sekolah

Dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran pendidik


dalam menangani permasalahan peserta didiknya. Termasuk
20
Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : LP3M UMY, 2019), 87.
permasalahan minat belajar dengan berbagai latar belakang yang
dialami peserta didik. Dari hasil wawancara dengan salah satu
pendidik tingkat sekolah menengah, kebanyakan anak yang putus
sekolah tanda-tandanya telah terbaca sebelumnya. Seperti minat belajar
yang rendah (tidak bersungguh-sungguh). Selain kurangnya minat
belajar dari siswa, faktor kekurangan biaya juga mendominasi
terjadinya anak putus sekolah.

Tidak dapat dipungkiri pula perilaku negatif yang terjadi pada


satu atau beberapa peserta didik di sekolah dapat menular pada murid
yang lain. Penjelasan yang diberikan pendidik, hampir 50% perilaku
buruk yang ada pada individu dalam lingkungan sekolah menular pada
murid lain. Namun, bagi murid-murid yang memiliki semangat belajar
tinggi tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Demi mengatasi tertularnya
murid lain, maka sekolah dan guru terus memberikan motivasi bagi
peserta didiknya.

4. Analisis Respon Pemerintah terkait Kasus Putus Sekolah di desa


Ngorogunung

Peneltian ini melibatkan pihak pemerintah desa setempat untuk


menggali informasi yang berkaitan tentang pendidikan. Informasi yang
diperlukan terutama berkaitan dengan respon terhadap anak putus
sekolah. Informasi juga didapatkan dari pihak pemerintah kecamatan.
Penjelasan yang diinginkan dari penggalian data dari pihak pemerintah
kecamatan adalah tentang kerja sama antara pihak pemerintah desa
yang berkaitan dengan pendidikan.

a. Hasil wawancara pemerintah kecamatan

Wawancara pada pihak kecamatan mengahsilkan


data bahwa kerja sama yang dilakukan berkaitan dengan
pendidikan adalah usaha agar pendidikan dapat terus
berjalan. Terutama pada masa pendemi yang
menghasilkan banyak permasalahan dalam pendidikan.
Pihak kecamatan memberikan uluran tangan juga kepada
instansi-instansi agar pembelajaran tetap berjalan dengan
tetap mematuhi protolo kesehatan. Walaupun uluran
tangan tersebut tidak secara langsung diperankan oleh
pihak pemerintah kecamatan.

Mengenai dana alokasi pendidikan pihak kecamatan


tidak menyediakan hal itu. Jadi, tidak ada keterkaitan dana
pendidikan anatar pemerintah kecamatan dan desa. Pada
pemerintah desapun dana pendidikan tidak secara
langsung murni dari hasil pendapatan desa. Mengenai
dana pendidikan ditangani langsung oleh Dinas
pendidikan.

Sedangkan yang berkaitan dengan penanganan anak


putus sekolah uluran tangan tidak diberikan oleh pihak
kecataman. Karena hal itu telah ditangani langsung oleh
dinas pendidikan. jika, permasalahn itu berkaitan dengan
ekonomi. Karena pemberian dana pendidikan itu sudah
ditetapkan beberapa persen dari pemerintah daerah yang
dikelola oleh dinas pendidikan.

b. Hasil wawancara pemerintah desa

Menganalisis permasalahan tentang pendidikan


yang terjadi di desa Ngorogunung memunculkan
pertanyaan terkait kondisi ekonomi maupun lingkungan
sosial di desa tersebut. Menurut penjelasan kepala desa,
kondisi lingkungan sosial maupun perekonomian yang
ada cukup baik. Terkait kerja sama maupun interaksi
yang terjadi juga terjalin dengan erat. Namun,
kemungkinan ada segelintir warga yang memiliki
pemikiran tidak selaras dengan warga yang lain.
Sehingga, menimbulkan sedikit perselisihan.

Begitu pula dengan kondisi ekonomi di desa


Ngorogunung. Perekonomian di desa ngorogunung tidak
bisa dikatakan rendah juga tidak bisa dikatakan tinggi.
Karena perekonimian umumnya juga ditunjang dari
kondisi suatu daerah. Sedangkan di daerah Bubulan
terutama di desa Ngorogunung ini kondisi lingkungan
fisiknya tidak memiliki kelebihan-kelebihan tertentu.
Hanya saja perekonomian terlihat melimpah ketika
panen raya.

Terkait kesenjangan sosial seperti kenakalan remaja


di desa Ngorogunung dipastikan tidak memiliki tingkat
tinggi. Juga hampir bisa dikatakan sangat minim. Karena
pihak pemerintah desa memberikan pendekatan-
pendekatan kepada remaja-remaja yang bisanya
membuat rusuh di desa tersebut.

Setelah mengetahui kondisi lingkungan sosial dan


perekonomian yang ada di desa ngorogunung maka,
dapat ditebak kalau di desa tersebut makmur.
Permasalahan-permasalahan yang serius jarang
ditemukan. Namun, fakta yang ada membuktikan masih
terdapat permasalahan yang sebenarnya sangat serius dan
perlu dipecahkan. yakni, anak putus sekolah. terbukti
dibalik kesejahteraan sebuah desa masih ada sisi lain
yang memerlukan perhatian khusus.

Adanya jumlah anak putus sekolah di desa


ngorogunung ternyata tidak begitu menjadi perhatian
khusus pemerintah. Padahal kualitas pendidikan yang
dimiliki warga desa akan mempengaruhi perkembangan
dan kemajuan desa tersebut. Terbukti dari hasil
peneliltian terkait ada tidaknya pihak khusus yang
menangani masalah pendidikan. Nyatanya tidak
ditemuian pihak khusus tersebut. Hanya saja terdapat
pendataan terkait bantuan-bantuan untuk siswa yang
kurang mampu biasanya di data oleh kasun setempat dan
desetorkan kepada dinas terkait.

Berkaitan dengan dana pendidikan pemerintah desa


mengalokasikan dana hasil desa untuk pendidikan
sebesar 5%.. Namun, hal itu hanya digunakan untuk
menggaji guru-guru TPQ atau TPA serta guru-guru
PAUD muapun TK.

C. Solusi Dari Stakeholders (Pemangku Kepentingan) Pendidikan


1. Guru atau Pendidik
Sebagai seorang pendidik, narasumber mengatakan bahwa
solusi-solusi yang biasa dilakukan pihak sekolah maupun pendidik
secara pribadi adalah dengan home visit (kunjungan rumah).
Memberikan pendekatan dengan menanyai sebab putus sekolah.
Memberikan motivasi bagi yang minat belajarnya rendah.
Memberikan solusi yang bisa dipakai untuk mengatasi
permasalahan sesuai kebutuhan. Seperti contoh kekurangan biaya
maka dari pihak sekolah akan membantu dengan adanya beasiswa.
2. Pemerintah Desa
Solusi yang bisa diberikan pemerintah desa sejauh ini
hanya pada pendekatan dengan bantuan dana desa jika faktornya
benar-benar kemiskinan. Pengajuan beasiswa murid tidak mampu
dll. Mengadakan pendidikan susulan yang dapat diikuti oleh warga
desa yang tidak menuntaskan pendidikan diusia sekolahnya.
Pendidikan susulan yang dimaksud disini adalah Paket A, B atau C.
Namun, faktor lain seperti pernikahan dini dan kenakalan remaja
pemerintah desa menggunakan pendekatan psikologi seperti bicara
dari hati ke hati.
3. Peneliti

Bagi peneliti kasus putus sekolah dapat diatasi dengan


pemberian pendekatan secara langsung pada murid yang
bermasalahan. Jika, tanda-tanda anak yang akan mengalami putu
sekolah sebelum anak itu benar-benar berhenti maka, dapat
dilakukan pendekatan di sekolah. Memberikan motivasi agar bisa
meningkatkan semanagat belajar. Kalaupun pendekatan di sekolah
tidak mempan dilakukan guru maka, dapat dilakukan home visit.
Mencari tahu latar belakang anak pada orang tua atau lingkungan
tempat tinggalnya.

D. Kesimpulan

Perkembangan dan perubahan zaman yang sanagat lekat dengan


teknologi adalah kenikmatan tersendiri bagi manusia. manfaat dari
banyaknya teknologi canggih tidak dapat terelakkan lagi. Tetapi, dibalik
layar teknologi yang menghipnotis manusia itu masih ada keterbelakangan
dalam hal pendidikan. Padahal pendidikan bisa membuat seseorang melek
terhadap teknologi dan memiliki pegangan agar tidak terbawa arus negatif
dari perkembangan tersebut.

Keterbelakangan pendidikan yang sedang dirasakan bangsa


Indonesia saat ini bisa dikatakan sedikit parah. Pasalnya jika ada 100 persen
anak-anak di Indonsia yang mengenyam pendidikan ternyata ada 22 persen
anak yang tidak sekolah. Penyebab anak putus sekolah itupun bukan hanya
satu dua macam. Namun, terdapat beberpa macam faktor atau penyebab
anak-anak di Indonesia memutuskan untuk berhenti sekolah. Seperti contoh,
keterbelakangan mental, dan pernikahan dini.

Dari perasalahan itu, kemudian diadakannya penelitian tentang


berbagai penyebab dan solusi yang bisa diberikan untuk meretes anak-anak
yang putu sekolah. pada penelitian ini analisis dilakukan dengan metode
wawancara langsung. Pada pihak terkait (anak/orang tua/wali),
guru/pendidik, serta pemerintah desa.

Setelah melakukan berbagai analisis melalui wawancara. Data


diperoleh bahwa permasalahan putus sekolah , terutama di desa
Ngorogunung pemicunya adalah diawali dengan kemiskinan, kurangnya
perhatian orang tua dan pergaulan bebas. Untuk menghadapi hal tersebut
solusi yang dapat diberikan oleh pendidik mauoun pemerintah desa
memiliki banyak kesamaan. Seperti, mengunjungi rumah siswa,
memberikan bantuan bagi yang kurang mampu, memberikan pendekatan
dengan adanya pengarahan-pengarahan.
Daftar Pustaka

Al-Qur’an

Biati, Rosita. Abdur Razzaq. “Esensi Wahyu dan Ilmu Pengetahuan”.


Wardah, Vol. 18, No. 2, 2017.

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.


Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang
Sisdiknas. Jakarta: Ditjen kelembagaan Agama Islam Depag, 2003.

KBBI online

Kementrian keuangan RI direktorat jenderal perimbangan keuangan dalam


http://www.djpk.kemenkeu.go.id. diakses pada 16 mei 2021

Purnomo, Halim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : LP3M UMY, 2019.

Sanopa, Lenandha . Analisis penyebab anak putus sekolah di Desa


Bandung Jaya kecamatan Kabawetan kabupaten Kepahingan. dalam: skripsi,
Institut agama Islam Negeri. Bengkulu, 2019.

Sholekhah, Al-kholifatus . Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di


desa Karangrejo kecamatan Metro Utara. skripsi Institut Agama Islam Negeri
Metro 2018.

Subdirektorat Statistika Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial. Statsitika


Pendidikan 2020. ttt. : Badan Pusat Statistik.

supraja, Muhammad . Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta : Azzagrafika.


2015.

Tnp. “5 negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia”, dikutip dari :


https://www.ican-education.com, diakses pada : 20 Mei 2021.

Zaitun. Sosilogi pendidikan . Pekan Baru : Mahkota Riau, 2009), 37.


DOKUMENTASI WAWANCARA

( Keluarga dari Anak Tidak Sekolah )

Nama : Warsini

TTL : Bojonegoro, (tidak hafal)

Alamat : RT/RW :015/04, Des.


Ngorogunung, Kec.
Bubulan Kab.
Bojonegoro

Pekerjaan : Petani

( Pemerintah Desa )

Nama : Karti

TTL : Bojonegoro,12
July, 1972

Alamat : RT/RW : 013/04,

Des. Ngorogunung,
Kec. Bubulan, Kab.
Bojonegoro

Pekerjaan : Kepala Desa


( Pemerintah Kecamatan )

Nama : Muhammad Mudhofar

TTL : Bojonegoro, 17 Nov, 1965

Alamat : RT/RW : 013/04,

Des. Ngorogunung, Kec.


Bubulan, Kab.
Bojonegoro

Pekerjaan : PNS (staff kecamatan)

( Pendidik dari Yayasan )

Nama : Chulwatud Diana

TTL : Bojonegoro, 21 Nov. 2000

Alamat : RT/RW :29/08, Des. Leran,


Kec. Kalitidu, Kab.
Bojonegoro

Pekerjaan : Guru dan Mahasiswi


Surat Pernyataan

Dengan Ini saya

Nama : Dea Romadhoni Evitasari

NIM : 2019.02.02.1499

Kelas : PGMI 4D

Menyatakan, telah mengerjakan tugas ujian tengah semseter mata kuliah Mshadir
Tarbawi dengan sungguh-sungguh dan jujur.

Rembang, 25 Mei 2021

Dea Romadhoni Evitasari


(2019.02.02.1499)

Anda mungkin juga menyukai