Anda di halaman 1dari 1

PEMBEBASAN IRIAN BARAT (TRIKORA)

Salah satu isu politik luar negeri yang terus menjadi pekerjaan rumah kabinet RI adalah masalah
Irian Barat. Wilayah ini telah menjadi bagian RI yang diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945.

Perebutan kembali Irian Barat merupakan suatu tuntutan konstitusi, sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, segala upaya telah dilakukan dan
didukung oleh semua kalangan baik kalangan politisi maupun militer. Oleh karena itu, dalam
rangka perjuangan pembebasan Irian Barat, Presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember
1961, di depan rapat raksasa di Yogyakarta, mengeluarkan suatu komando untuk
berkonfrontasi secara militer dengan Belanda yang disebut dengan Tri Komando Rakyat
(Trikora). Isi dari Trikora tersebut adalah:

1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.

3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan


tanah air dan bangsa.

Dengan dideklarasikannya Trikora mulailah konfrontasi total terhadap Belanda di Papua.


Langkah pertama yang dilakukan oleh Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden
No. 1 tahun 1962 tertanggal 2 Januari 1962 tentang pembentukan Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat di bawah Komando Mayor Jenderal Soeharto.

Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditanda-tangani perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Belanda di New York, hal ini dikenal sebagai Perjanjian New York. Sesuai dengan
Perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 secara resmi dilakukan penyerahan kekuasan
Pemerintah Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah Republik Indonesia di Kota
Baru/Holandia/Jayapura. Kembalinya Irian ke pangkuan RI berakhirlah perjuangan
memperebutkan Irian Barat.tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB ke-24 Indonesia
secara de jure dan de facto memperoleh kembali Irian Barat sebagai bagian dari NKRI

Anda mungkin juga menyukai