Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Perkembangan Peserta Didik”

Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan


Dosen: M Al Ghani, M.Pd

Disusun Oleh:

MUHAMMAD THORIQ IKHSAN 2019870067


MUHAMMAD FADLY ANDINI 2019870083
DHAUAH NURACHMAYATI 2019870051
MADYA TRIPUTRA RAMADHAN 2019870028
DAFFA EKO PURWANTO 2019870002

PROGRAM STUDI OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita masih di beri nikmat oleh Allah SWT sehingga
kita bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan keadaan sehat. Shalawat dan salam
kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam
kejahiliahan menuju alam yang penuh dengan cahaya dan penuh dengan petunjuk, yaitu
dengan adanya Dinul Islam.
Pertama, kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua kami, yang
telah membiayai dan mensupport kami, sehingga kami bisa menjadi keluarga besar dari
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kedua, kami juga berterima kasih kepada Bapak M Al Ghani, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah memberikan ilmu dan motivasi, sehingga
kami terobsesi untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Peserta
Didik”.
Ketiga, tidak lupa kami berterima kasih kepada semua teman-teman yang sudah
mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan seoptimal
mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja. Untuk itu
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah semata. Aamiin.

Cirendeu, 14 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI
i
COVER
...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR
...........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
...........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
...........................................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
...........................................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
...........................................................................................................................
1
1.3. Tujuan Penulisan
...........................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
...........................................................................................................................
2
2.1. Pengertian Perkembangan
...........................................................................................................................
2
2.2. Pengertian Peserta Didik
...........................................................................................................................
3
2.3. Kebutuhan Peserta Didik

ii
...........................................................................................................................
4
2.4. Karakteristik Peserta Didik
...........................................................................................................................
5
2.5. Hak dan Kewajiban Peserta Didik
...........................................................................................................................
8
2.6. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
...........................................................................................................................
9
BAB III PENUTUP
...........................................................................................................................
13
3.1. Kesimpulan
...........................................................................................................................
13
3.2. Saran
...........................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................................................
14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang
lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan
saling berpengaruh antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan
mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan
proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang layak agar mampu menjadi
pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya. Setiap waktu pola pikir
seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan berkembangan otak seseorang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik
baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan
dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan
lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar
mengajar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik peserta didik?
2. Apa saja hak dan kewajiban peserta didik?
3. Bagaimana prinsip-prinsip perkembangan anak?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui karakteristik peserta didik.
2. Mengetahui hak dan kewajiban peserta didik.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan anak.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perkembangan
Apa itu Perkembangan? Tentu saja kita sangat sering mendengar kata Perkembangan
sekaligus maknanya, setiap kita pasti berpikiran berbeda tentang pengertian dan arti dari
perkembangan tersebut. Sebelum itu kita perhatikan terlebih dahulu pengertian
perkembangan menurut para ahli.
Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya
pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa
perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang
merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya”.
Menurut Santrok Yussen (1992), “Perkembangan merupakan pola perkembangan
individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat
involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu
dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang
bersifat timbul adanya perubahan dalam diri individu”.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah
proses perubahan individu yang bersifat dinamis ke arah kesempurnaan secara terus-
menerus sejak lahir hingga akhir hayat.
Dalam menumbuhkembangkan kualitas peserta didik, yang perlu dilakukan oleh
tenaga pendidik adalah mengenali peserta didik dengan sebaik-baiknya. Mengenali disini
diartikan seperti mengenal psikolog anak, bagaimana pribadi si anak, dan bagaimana cara
menghadapi watak atau karakteristik anak yang berbeda-beda. Dengan mengenali
karakter si anak, maka pendidik akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar pada
si anak. Sehingga anak akan lebih mudah menerima apa yang disampaikan oleh Gurunya.
Konsep dasar perkembangan meliputi:
a. Pertumbuhan (growth)
Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil
belajar.
b. Kematangan (maturation)

2
Perubahan kualitatif fungsi psiko fisik organisme dari tidak siap menjadi siap
melakukan fungsinya.
c. Belajar (Learning)
Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
d. Latihan (exercise)
Perubahan perilaku yang bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek
psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2.2. Pengertian Peserta Didik
Menurut Sinolungan (1997), Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang
terkait dengan prosedur pendidikan sepanjang hayat, sedangkan peserta didik dalam arti
sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah.
Departemen Pendidikan Nasional (2003), menegaskan bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Peserta didik pada usia SD/MI adalah semua anak yang memiliki
rentang usia 7-12/13 tahun.
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20
Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4).
Kesimpulannya, peserta didik yaitu semua komponen mayarakat yang belajar dan
mengembangkan diri melalui prosedur-prosedur, baik prosedur formal
maupun nonformal. Sedangkan tenaga pendidik adalah semua orang yang mengamalkan
ilmu dan pengalamannya dengan cara memberikan bekal dan pengajaran sebagai
pengabdian terhadap masyarakat.
Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antara lain seperti, ada
peserta didik yang cepat menerima materi, dan ada yang harus diulangi sehingga ia
mengerti suatu materi. Ada yang sifatnya cepat menghafal, dan ada yang sulit menghafal.
Oleh karena beragamnya karakteristik setiap peserta didik, yang harus diperhatikan
oleh pendidik adalah harus pandai-pandai mengenal karakteristik setiap peserta didik.

3
Misalnya dengan cara memberikan suatu permasalahan, dan bagaimana peserta didik
menyelesaikan dengan solusinya sendiri.
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan
psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan
individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu
yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Tujuan mempelajari perkembangan peserta didik:
a. Agar mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik.
b. Dapat merespon perilaku peserta didik secara tepat.
c. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik.
d. Untuk membantu memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku secara tepat.
Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik bagi pendidik:
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, dan moral.
b. Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
2.3. Kebutuhan Peserta Didik
Sebagaimana manusia pada umumnya, para peserta didikpun memiliki berbagai
kebutuhan yang amat diperlukan bagi perkembangan diri dan wawasan pengetahuannya
sebagai bekal baginya untuk masa depan yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang
terprogram di sekolah pada prinsipnya adalah merupakan manifestasi dalam rangka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para peseta didik.
Berikut ini beberapa kebutuhan peserta didik secara khusus yang harus menjadi
perhatian guru, yaitu:
a. Kebutuhan Akan Agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Yang dimaksud agama di sini
adalah iman yang diyakini oleh fikiran, diresapkan oleh perasaan dan
dilaksanakan, dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap. Dengan landasan
agama yang kuat maka peserta didik akan dapat mengarahkan setiap tingkah

4
lakunya sesuai dengan moralitas yang baik sehingga dapat membentengi dirinya
dari hal-hal yang merusak diri dan lingkungannya.
b. Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk peserta didik
yang bersifat instink, tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.
Kebutuhan-kebutuhan jasmani itu antara lain kebutuhan akan makanan, minuman,
pakaian, oksigen, istirahat yang cukup dan gerakan jasmani.
c. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong individu
untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari lingkungan,
jaminan keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman, penyakit perang dan
lainnya. Rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik,
terutama rasa aman di kelas dan di sekolah.
d. Kebutuhan Akan Kasih Sayang
Kebutuhan akan kasih sayang yaitu kebutuhan yang mendorong manusia untuk
mengadakan ikatan emosional dengan orang lain, yang diaktualisasikan dalam
bentuk kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, mencintai dan dicintai,
menyayangi dan disayangi dan sebagainya.
e. Kebutuhan Akan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan merupakan kebutuhan individu untuk merasa
berharga dalam hidupnya. Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari
kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang
berharga diri.
f. Kebutuhan Akan Rasa Bebas
Kebutuhan akan rasa bebas yaitu kebutuhan untuk merasa bebas dari
kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu.
g. Kebutuhan Akan Rasa Sukses
Peserta didik sangat menginginkan segala usahanya dalam menempuh pendidikan
di berbagai jenjang dapat berhasil dengan baik, terutama secara akademik.
2.4. Karakteristik Peserta Didik

5
Masing-masing peserta didik atau siswa sebagai individu dan subjek belajar memiliki
karakteristik atau ciri-ciri sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-
masing siswa dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar siswa tersebut. Dengan
kondisi peserta yang mendukung maka pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih
baik, sebaliknya pula dengan karakteristik yang lemah maka dapat menjadi hambatan
dalam proses belajar mengajar.
Lebih lanjut lagi bahwa keadaan peserta didik bukan hanya berpengaruh pada
bagaimana belajar masing-masing peserta didik, namun dari proses belajar masing-
masing siswa dapat mempengaruhi pembelajaran secara keseluruhan serta juga
mempengaruhi bagaimana proses belajar peserta didik lainnya. Jika pengaruh positif
maka akan memberikan efek yang baik bagi proses pembelajaran, namun tentu saja juga
terdapat karakteristik atau keadaan dari siswa yang buruk dan memberikan pengaruh
negatif bagi pembelajaran.
Oleh karena itu, guru yang memiliki peran sentral dalam pembelajaran secara
langsung sangat diharuskan untuk mengetahui karakteristik atau keadaan yang
sebenarnya terjadi pada siswa. Dengan demikian, guru dapat mengantisipasi juga
mengatasi adanya pengaruh buruk yang mungkin muncul dan berakibat negatif bagi
pembelajaran. Identifikasi terhadap keadaan dan kondisi siswa baik untuk masing-masing
individu maupun keseluruhan mutlak diperlukan yang digunakan untuk pengambilan
langkah dan perlakuan terutama pemilihan strategi, model, media, dan komponen
penyusun pembelajaran lainnya.
Dalam bukunya Sardiman (2011: 120), menyebutkan bahwa terdapat 3 macam hal
karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu:
a. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa.
Misalnya adalah kemampuan intelektual kemampuan berpikir, dan lain-lain.
b. Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status
sosial.
c. Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
Dari macam-macam jenis dan sumber karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa
ini guru dapat menentukan data-data apa saja yang perlu diketahui informasinya dan

6
digali dari peserta didik. Kondisi pada peserta didik juga senantiasa dapat mengalami
perubahan, guru hendaknya juga harus memantau segala perubahan keadaan yang ada
pada siswa baik sebelum pembelajaran dimulai, saat pembelajaran, hingga paska
pembelajaran dan evaluasi.
banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini adalah tipe-tipe
kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami kepribadian
peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan
maksimal.
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982), menyatakan tipe kepribadian dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati
kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil
bagian dalam aktivitas sosial.
b. Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri,
mempunyai kontrol diri yang baik.
c. Kepribadian Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan
kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009) menyatakan kepribadian terbagi
menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut:
a. Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
b. Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
c. Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar
(evasive), neurotik.
d. Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.
e. Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan,
menyendiri, sedih.
f. Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.
g. Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.
h. Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung,
impulsif, tidak bertanggung jawab.
i. Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.

7
j. Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah
lelah.
k. Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
l. Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.
2.5. Hak dan Kewajiban Peserta Didik
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 telah dijelaskan bahwa peserta
didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Definisi tersebut kemudian dijelaskan kembali pada bab V pasal 12 bahwa:
a. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur pendidikan dan satuan pendidikan
lain yang setara.
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
b. Setiap peserta didik berkewajiban:
1) Menjamin norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses
dan keberhasilan pendidikan.
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi pendidikan
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
c. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah negara kesatuan republik Indonesia.

8
d. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat 1,2, dan 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2.6. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-hentinya.
Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk
memberi perlakuan yang benar kepada anak-anak. Perkembangan anak pada dasarnya
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang ada dalam diri
anak, seperti aspek fisik, aspek sosial, aspek emosi, kognitif (berfikir) maupun aspek
spiritual. Di dalam perkembangan anak terdapat berbagai aturan-aturan tertentu yang
disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip-prinsip perkembangan
tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Perkembangan adalah proses yang tak berakhir
Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman
sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan
sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses yang tidak berakhir ditandai
dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah proses yang
berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia
tua. Misalnya, saat usia dini yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang
tidak berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan,
atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami kemajuan dari
pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan untuk memulai
suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar
kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada
suatu pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang paling
produktif; dan masa tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan
orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa
tak berdaya.
b. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai
perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara

9
yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap
anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak.
Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat,
lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh faktor bawaan dan
pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan
bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya
belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Semua anak memiliki kelebihan,
kebutuhan-kebutuhan, dan minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin
memiliki kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang
keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama, hendaknya
mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran
kasar untuk perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga
dihargai, menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anak-
anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya masing-masing.
Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai
anggota kelompok usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan
tugas-tugas perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan
keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak. Memiliki pengharapan
tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang kaku
menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa
adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak
dalam tahun-tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi
dampak yang sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan
perkembangan dan belajar yang khusus.
c. Semua aspek perkembangan saling berkaitan
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi,
kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam
satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam
satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek

10
lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan
konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu
sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal ini dan menggunakan
kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalaman belajar anak,
membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi
perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya
hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan
kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah
dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu
anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.
d. Perkembanagan berlangsung dari kemampuan bersifat umum menuju ke bersifat
khusus
Perkembangan bergerak dari tanggapan umum menuju yang lebih khusus.
Seperti halnya pada awal perkembangan peserta didik berinteraksi dengan
lingkungan, maka peserta didik akan mendapatkan tanggapan secara umum. Baru
setelah itu akan mendapatkan tanggapan secara khusus dan semakin terperinci.
e. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan. Prinsip ini berarti:
1) Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
2) Bergerak dari struktur ke fungsi
3) Bergerak dari yang umum ke khusus
4) Bergerak dari yang konkret ke abstrak
5) Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
6) Bergerak dari heteronom ke otonom
7) Bergerak spiral ke arah tujuan
Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana
kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan
lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan
pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia

11
menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun
pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya
Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian
perkembangan seperti perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif. Pengetahuan mengenai
perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia anak membantu para orangtua atau
pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan
kurikulum yang reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut
perkembangan anak.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Perkembangan adalah proses perubahan individu yang bersifat dinamis kearah
kesempurnaan secara terus-menerus sejak lahir hingga akhir hayat.
2. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang
disebabkan oleh pengalaman.
3. Peserta didik adalah semua komponen mayarakat yang belajar dan mengembangkan
diri melalui prosedur-prosedur, baik prosedur formal maupun nonformal.
Prinsip-prinsip perkembangan peserta didik meliputi perkembangan adalah proses
yang tak berakhir, setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan
perkembangannya, semua aspek perkembangan saling berkaitan, perkembanagan
berlangsung dari kemampuan bersifat umum menuju ke bersifat khusus, serta
perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat lebih mengetahui sifat-sifat yang ada pada peserta
didik sehinga dengan adanya makalah ini para guru atau calon guru dapat mengetahui
peserta didiknya dan dapat menyalurkan ilmunya kepada peserta didik.
Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut
berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk mengawasi
perkembangan setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik perkembangan anak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan , Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya.
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Kecil, Lentera. Definisi Belajar Menurut Para Beberapa Psikolog. From:
http://lenterakecil.com/definisi-belajar-menurut-beberapa-psikolog/, 18 september 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai