Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan: 12 LEMBARAN KERJA 10 SKS : 2

Dosen: Arief MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Kode :


Wahyudi
Hari/ Tanggal: : 11- Waktu : 10’
Novenber 2021 Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan
……………………. Fakultas Teknik – Unimed Paraf Dosen
Nama Mhs: Dian Wahyu Harmoni Nilai :
Sembiring Meliala
Materi: Konsep, penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan organisasi.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan
mensimulasikan skenario kepemimpinan
organisasi.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 2 pendapat ahli tentang konsep,
penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan organisasi
beserta rujukannya?
2. Simpulkan konsep, penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan
organisasi
menurut Saudara berdasarkan rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
3. Susun skenario simulasi implementasi kepemimpinan organisasi?

Jawaban:

1. Definisi Para Ahli Tentang Organisasi


Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang
ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian
mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies),
perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi
(organization analysis).

Definisi Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang
cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.


-Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
-Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikanorganisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.

2. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam
masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.
Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

3. Implementasi Peran Kepemimpinan Organisasi.


Mencermati berbagai konsep tentang kepemimpinan, peran kepemimpinan dan gaya
kepemimpinan, maka penulis yakin bahwa seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi tidak akan berhasil mencapai tujuan tanpa memiliki kemampuan
mengimplementasikan peran kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang dimaksud
pada tulisan ini adalah peran kepemimpinan yang mengacu pada pendapat Werren
Bennis & Burt Nanus yaitu peran kepemimpinan sebagai penentu arah, agen
perubahan serta juru bicara dan pelatih. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah gaya
kepemimpinan Bass & Avolio yang dikutip dari Luthans yaitu gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional.
Hubungan kedua aspek ini dapat dilihat pada perilaku pemimpin dan yang
dipimpin. Pemimpin melaksanakan peran kepemimpinan dengan mengguanakan gaya
kepemimpinan. Sedangkan Pengikut sebagai staf menerima dan merespon peran yang
dimainkan oleh unsur pimpinan tersebut.
Mengimplementasikan peran kepemimpinan sebagai penentu arah, dalan arti kata
pemimpin mengarahkan pengikutnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Jika
pemimpin tidak memahami kondisi pengikut, maka untuk menggerakkan kearah
tujuan organisasi mustahil akan tercapai. Oleh karena itu para pemimpin di dalam
bertindak sebagai penentu arah, bagaikan alat (kompas) penentu arah yang
digunakan oleh seorang nahkoda di tengah laut kemana tujuan dan sasaran yang
dituju. Tujuan suatu organisasi tentunya mengacu pada visi organisasi, tanpa visi
maka organisasi tersebut bisa salah arah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
ISSN 1411- 3341 JURNAL ACADEMICA Fisip Untad VOL.04 No. 01
PEBRUARI 2012 795 Werren Bennis & Burt Nanus (2006:ii) mengatakan bahwa
elemen yang paling pneting dari kepemimpinan yang sukses adalah visi yang
disampaikan dengan jelas, atau indra yang tajam dalam menentukan arah untuk
memfokuskan perhatian semua orang yang terkait dengan organisasi. Jadi visi
organisasi merupakan panduan untuk mengarah pada pencapaian tujuan organisasi
yang bersangkutan. Untuk mengarahkan pengikut kearah pencapaian visi, maka
pemimpin harus memahami karkateritik pengikut menurut Yulk, bahwa
karakteristik setiap pengikut tercermin pada Ciri (Kebutuhan, nilai, konsep
peribadi, Keyakinan & Optimisme, Keterampilan & keahlian, Sifat dari
pemimpinnya, Kepercayaan kepada pemimpin, Komitmen dan upaya tugas,
Kepuasan terhadap pemimpin & Pekerjaan. Setelah memahami karkateristik
pengikut, maka unsur pimpinan memahami dan menyesuaikan gaya kepemimpinan
apa yang cocok bagi setiap pengikut agar mau mengikuti arahan yang bersumber
dari pimpinan. Misalkan salah satu karakterisitik yang dilihat dari aspek
keterampilan dan keahlian, maka unsur pimpinan sebenarnya menanamkan dan
memberi keyakinan bahwa apa yang dimiliki dapat memberi kontribusi terhadap
organisasi, oleh karena itu pengikut merasa diperhatian dan diharagai. Jika
mengalami hambatan dengan adanya potensi yang dimiliki maka unsur pimpinan
mengarahkannya sesuai tujuan yang hendak dicapai serta memberinya motivasi
untuk meningkatkan kemampuan dengan mengikuti pendidikan dsan pelatihan.
Jika tidak menagalami hambatan, maka unsur pimpinan memberi penghargaan baik
berupa materi maupun non materi, seperti pujian, karena tidak semua manusia
dalam bekerja hanya sekedar memnuhi kebutuhan hidup secara mendasar akan
tetapi masih ada beberapa manusia membutuhkan

Daftar Pustaka:
1. ?
2. ?

Anda mungkin juga menyukai