213-Article Text-955-1-10-20191011
213-Article Text-955-1-10-20191011
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenduri Sudah Tuai sudah jarang dilakukan,
dimana kenduri Sudah Tuai tidak lagi dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Terkadang
kenduri dilakukan 2 atau 21/2 tahun sekali. Tujuan penelitian ini Untuk mengetaahui Nilai
Moral dan sosial dalam penyelenggaraan Kenduri Sudah Tuai Pada Masyarakat Desa
Kumun Mudik, mengidentifikasi peran pemangku adat dalam penyelenggaraan Kenduri
Sudah Tuai. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan metode Deskriptif. Penetapan
informan dilakukan dengan purposive sampling. Jenis data terdiri dari data primer dan
sekunder, dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data
menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan tringulasi. Teknik
analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan mengambil kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa upacara Kenduri Sudah Tuai yang di laksanakan oleh
masyarakat Desa kumun dari dulu sampai sekarang ini bertujuan untuk bersyukur kepada
alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada masyarakat, baik nikmat
umur, dan rezeki. Peran pemangku adat sangat penting dalam acara Kenduri Tuai yang telah
senantiasa mengajak anak laki-laki dan perempuan ikut serta berpartisipasi diacara kenduri
tersebut. masyarakat kumun mudik sampai saat ini masih mempertahankan tradisi Kenduri
Sudah Tuai, di dalam tradisi tersebut terkandung nilai sejarah masa lalu, nilai kebersamaan
dan memupuk sikap hormat-menghormati antar warga. Kenduri Sudah Tuai Masyarakat
dalam wilayah Depati IV (empat) Batu Gong Tanah Kurnia dapat dilaksanakan setiap
tahunnya sebagai kearifan lokal. Selanjut nya tradisi kenduri tuai tetap terjaga dan di
wariskan kepada generasi muda.
Kata Kunci: Peran Pemangku Adat, Kenduri
ABSTRACT
This research is motivated by the kendai Sudah Tuai is rarely done, where the kendai
Dawai is no longer carried out routinely every year. Sometimes the feast is done 2 or 21/2
years. The purpose of this study was to find out the moral and social values in the
implementation of the Kenduri Tuai In the Community of Kumun Mudik Village, to identify
the role of customary stakeholders in the organization of Kenduri Sudah Tuai. This type of
research is qualitative with descriptive methods. Determination of informants is done by
P a g e | 273
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 3 2018
purposive sampling. The type of data consists of primary and secondary data, collected
through observation, interviews, and documentation. Test the validity of the data using an
extension of participation, perseverance of observation and triangulation. Data analysis
techniques through data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results
showed that the Kenduri Sudah Tuai ceremony which was carried out by the people of Desa
kumun from the past to the present aims to give thanks to Allah SWT who has bestowed his
mercy and grace on society, both for age, and good fortune. The role of adat holders is very
important in the Kenduri Tuai event, which has always invited boys and girls to participate
in the festivity ceremony. the slum and hometown community still maintains the Kenduri
Dawai tradition, in that tradition it contains the historical value of the past, the value of
togetherness and fostering respect among citizens. Kenduri Has Realized Communities in the
area of Depati IV (four) Batu Gong Tanah Kurnia can be held every year as local wisdom.
Furthermore, the tradition of reviving the harvest is maintained and passed on to the younger
generation.
diperoleh dari data primer dan data ngan idak lapaok di hujan, idak lekang
sekunder. Pengumpulan data di paneh syarak ngatao adat make”.
dilakukan dengan teknik observasi, “ Dimana adat dahulu, adat
wawancar, dokumentasi. Analisis data berdasarkan syarak/hukum, dan
dalam penelitian kualitatif dilakukan syarak bersandikan kitab alloh, adat
pada saat pengumpulan data dahulu pusaka lama tidak hancur kena
berlangsung dan setelah selesai hujan atau panas, hukum tertulis adat
pengumpulan data dalam periode yang prakteknya.
tertentu. Pada saat wawancara, Dari hasil wawancara di atas
peneliti sudah melakukan analisis tradisi kenduri tuai bukan
terasa belum memuaskan, maka menyimpang dari ketentuan Allah,
peneliti akan melanjutkan pertanyaan melainkan perwujudan ajaran agama
sampai tahap tertentu sehingga yang diterapkan masyarakat dalam
diperoleh data yang kredibel. Dengan kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
demikian aktifitas dalam analisis data ketaatan masyarakat terhadap sang
kualitatif dilakukan secara terus- penciptanya.
menerus sampai tuntas sehingga b. Nilai Kekeluargaan dan
datanya jenuh, Miles dan Huberman Kebersaamaan
dalam Sugiyono (2012:246). Keluarga adalah bentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan manusia yang terjalin
karena adanya sebuah ikatan, baik
Nilai Moral dan Sosial Dalam karena ikatan perkawinan maupun
Penyelenggaraan Kenduri Sudah persaudaraan. Dengan adanya
Tuai pada Masyarakat Desa Kumun kenduri tuai makin memperkuat
Mudik hubungan kekeluargaan maupun
a. Nilai religius atau percaya persaudaraan antar masyarakat desa
kepada Tuhan yang Maha Esa. kumun mudik, hal ini terlihat dalam
Masyarakat Kumun Mudik persiapan cara kenduri tuai tidak
adalah masyarakat mayoritas pemeluk hanya dirasakan oleh masyarakat
agama islam, Di dalam agama di berprofesi petani, tetapi masyarakat
anjurkan untuk banyak bersyukur. yang lain pegawai negeri, wira swasta,
Kenduri Sudah Tuai merupakan dll. Ikut berpartisipasi dalam
perwujutan masyarakat bersyukur memeriahkan kenduri tuai, begitu juga
kepada alloh SWT, sebagai ucapan dalam acara pelaksanaan semua
syukur apa yang telah di berikan Alloh masyarakat tanpa memandang latar
rezeki terutama setelah melaksanakan belakang status sosial semua
panen di sawah. Kenduri Sudah Tuai diperlakukan sama. seperti terlihat
merupakan upacara adat pada dalam gambar persiapan yang
dasarnya kebiasaan masyarakat yang dilaksanakan masyarakat dalam acara
bersumber dari alloh SWT, seperti kenduri tuai.
disampaikan oleh H. Amirudin hasil Kenduri Sudah Tuai yang di
wawancara pada tanggal 28 maret laksanakan oleh masyarakat Kumun
2019. Dalam petitih adat nya: Mudik dapat memupuk rasa
“ Manaolah adat lamao, adat kebersamaan yang terealisasi dalam
bersandi syarak bersendikan bentuk tolong-menolong dan gotong
kitabulloh, adat kumun pusako usang, royong. Hal ini seperti di ungkapkan
P a g e | 277
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 1 No. 3 2018
dalam petitih adat di Kemukakan oleh tumbaoh hila baganti adat lamao sno
H. Amirudin Depati pada tanggal 28 itoh ugeo”
maret 2019. “ Kupu-kupu dan kumbang yang
“ Manao lah tumbuh nyo gawe kaki putih khatib/buya tidak pulang
sno ineh de break samo-samo kitao berkuda.patah tumbuh hilang
miku, de inga ndo samo-saaamo kitao berganti, adat lama dan sekrang begitu
nyinjek, manao nga jaeuh intok tulao juga”.
kayao ngimbo, manao nga dakaek Dari petitih adat di atas bahwa
intok yulao kayao ngambiek” tradisi dari dulu sampai sekarang
“ Bagaimana saat nya kerja sama saja, termasuk juga Kenduri
seperti ini, kalau berat sama-sama kita Sudah Tuai dari dulu sudah berganti-
pikul, kalau lah ringan sama-sama kita ganti generasi sampai saat ini masih di
jinjing, dimana orang/ keluarga yang pertahankan.
minta tolong di seru dan mana c. Memelihara Sikap saling
keluarga yang dekat minta tolong di Menghormati
panggil”. Tradisi Kenduri Sudah Tuai yang
Acara Kenduri Sudah Tuai yang tetap di pertahankan oleh masyarakat
di laksanakan Desa Kumun Mudik Kumun Mudik dapat juga memelihara
yang setiap tahun pada saat setelah sikap saling menghormati antara
panen padi di sawah, dengan warga masyarakat, tokoh
sendirinya dapat mempertahankan masyarakat,tokoh adat, lembaga
sifat kebersamaan, gotong royong pemerintah dan masyarakat umum
yang selalu hidup di tengah nya, dimana semuanya di tempatkan
masyarakat, dimana pekerjaan berat sesuai peran nya masing-masing juga
sama-sama di pikul begitu yang ringan termasuk tamu undangan. Seperti
sama-sama di jinjing dan seluruh ditemukan dalam petitih adat oleh
warga dikumpul menjadi satu untuk Dahrun mangku salah satu ninek
memeriahkan acara tersebut. mamak Desa Kumun Mudik yaitu :
Kenduri Sudah Tuai merupakan “ Tibo kamai lah kayao sambauk,
tradisi masyarakat Kumun pada datea kamai lah kayao tantaek, lah
umumnya dan masyarakat Desa kayao duduk pado tampek nga
Kumun Mudik khusus nya yang sudah sapatuk nyo, lah dikatengahkan pulao
dilaksanakan sejak dulu dari zaman nasi nga suak, gule ngan satangkae,
nenek moyang sampai saat ini secara ayae ngan sagiuk kayao persembahkan
turun temurun, yang keberadaan nya menghormati kamai”
tidak dapat di pastikan secara tertulis, “ Kedatangan kami di sambut,
karena Kenduri Sudah Tuai kedatangan kami sudah di tunggu, di
merupakan kebiasaan yang hidup persilahkan duduk menurut sepatut
dalam masyarakat yang sifat nya turun nya. Di ketengahkan berupa jamuan,
temurun, hal ini di kemukakan oleh nasi lauk pauk dan serta minuman
salah satu tokoh adat di Kumun yakni untuk menghormati masyarakat yang
dalam petitih adat nya: dikemukakan datang
oleh H. Amirudin Depati pada tanggal ”Jadi dapat di simpulkan
28 maret 2019. masyarakat Desa Kumun Mudik
“ Ramao-ramao si kumbak jantie, sangat menghormati tokoh tokoh
hkatib indah bailk bakudeo, patah masyarakat yang sangat berperan
278 | Nilai-nilai moral..