DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 17
SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
VISI:
Menjadi perusahaan retail otomotif yang handal dan kompeten dalam hal
kualitas pelayanan dan kepedulian terhadap pelanggan di Indonesia.
MISI
VALUE
Integrity
Responsible
Cooperative
Business Harmony
Continuous Learning & Improvement
2.1.2 Implementasi
Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
1. Transparansi
Prinsip ini memiliki keterbukaan terhadap pengambilan keputusan
dan penyampaian informasi secata detail yang terkait aspek-aspek
yang ada di dalam perusahaannya.
2. Akuntabilitas
Prinsip ini lebih menunjuk kepada seorang karyawan perusahaan
yang memiliki kewajiban terhadap pelaksanaan wewenang,
tanggung jawab yang telah dibebankan perusahaan kepada dirinya.
3. Bertanggung jawab
Prinsip ini menjelaskan seorang karyawan dalam perusahaan dapat
mengimplementasikan kesesuaian dan kepatuhan dalam mengelola
perusahaan yang berdasarkan kepada aturan perundang- undangan
yang berlaku.
4. Kemandirian
Prinsip ini menjelaskan perusahaan dikelola dengan sikap
profesional tanpa adanya pengaruh/tekanan dari pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness)
Prinsip ini mewajibkan perusahaan untuk berlaku adil dan setara
dalam memenuhi hak – hak pemegang saham dan stakeholders
sesuai perundang – undangan yang berlaku.
Dari kasus Nissan March tersebut jika dikaitkan dengan prinsip Good Corporate
Governance. PT Nissan Motors terbukti melakukan penyelewengan pada prinsip Transparansi
karena perusahaan Nissan terbukti tidak terbuka dalam menyampaikan informasi tentang
produknya yaitu Nissan March.Informasi pada kegiatan promosi/ iklan yang disampaikan
tidak sesuai dengan fakta. Klaim yang diberikan oleh Nissan Motor Indonesia yaitu konsumsi
bahan bakar produk Nissan March lebih irit sebesar 21,8 km/liter namun kenyataan yang
sebenarnya adalah 8,2 km/liter. Dari analisis diatas PT Nissan Motor Indonesia tidak
melakukan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika bisnis ini menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat (konsumen) dengan perusahaan atau pelaku usaha yang merupakan
elemen yang sangat penting bagi suksesnya suatu usaha dalam jangka panjang. Dalam
suatu usaha harus selalu mengedepankan etika bisnis terutama kejujuran dan
transparansi mengenai produk yang dipasarkan.
Dalam kasus ini, PT. Nissan Motor Indonesia terbukti melanggar etika bisnis
serta melanggar UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen khususnya
Pasal 9 ayat (1) huruf k dan Pasal 10 huruf b dan c. Hal tersebut merugikan konsumen
yang membeli produk tersebut serta mampu mengurangi kepercayaan terhadap produk
yang dikeluarkan oleh PT. Nissan Motor dimasa mendatang.
3.2 Saran
Ananda, Rusydi dan Dr. Tien Rafida. 2016. Pengantar Kewirausahaan. Medan: Perdana
Publishing.
Karunia, L. J. (2016). Analisis Isi Pelanggaran Etika Pariwara Indonesia (EPI) Dalam Iklan
Display Pengobataan Alternatif Dimajalah Misteri Edisi 5 Mret - 20 Desember 2015
Nugroho, A. (2015). Bussiness Ethic : The Ethics of Consumer Production and Marketing
(Analisis Kasus Pelanggaran Etika Iklan Nissan dengan Konsumen).
Silviani, A. (2013). Pelanggaran Etika Dalam Iklan (Studi Deskriptif Ikaln Pengolahaan
Alternatif Pada SKH Merapi dan SKH Meteor Periode Mei - Juni 2013)
Zatnika, A. M. (2012, April 17). Nissan Harus Bayar Ganti Rugi Pembeli Nissan March.
Retrieved from kontan.co.id: https://nasional.kontan.co.id/news/nissan-harus-bayar-
ganti-rugi-pembeli-nissan-march