Anda di halaman 1dari 4

TANDA BAHAYA IBU NIFAS

Pengertian Nifas (Milda)

Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6-8 minggu (Prawirohardjo, 2005). Selain keluarnya darah nifas (lokia), ada beberapa hal
yang umum terjadi pascamelahirkan, mulai dari rasa tidak nyaman saat berhubungan
intim, perubahan bentuk tubuh, munculnya stretch marks, rambut rontok, hingga konstipasi.

Apa yang dimaksud tanda bahaya nifas?

Suatu keadaan gawat darurat setelah proses persalinan yang membutuhkan


penanganan secara khusus oleh tenaga kesehatan, karena jika tidak dilakukan tindakan segera
akan mengakibatkan kerusakan jaringan atau sistem tubuh bahkan dapat menimbulkan
kematian.

Apa saja tanda bahaya masa nifas? (Iqbal & Naila)

1. Perdarahan lewat jalan lahir, dapat menjadi tanda bahaya. Hal ini perlu dicurigai
jika Anda harus mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam. Keadaan ini juga
bisa disertai dengan pusing dan detak jantung yang tidak teratur.
2. Lochea (cairan yang keluar dari jalan lahir) berbau busuk (bau dari vagina).
3. Nyeri pada perut bagian bawah.
4. Pusing dan lemas yang berlebihan. Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama
masa nifas mungkin merupakan efek sisa pemberian obat anestesi saat
melahirkan. Namun, jika sakit kepala terasa sangat mengganggu, disertai dengan
penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya pergelangan kaki,
Anda perlu waspada.
5. Demam, suhu tubuh ibu >38°C. Demam tinggi dan tubuh mengigil, bisa menjadi
tanda infeksi. Keluhan ini  juga bisa diiringi dengan nyeri pada bagian perut,
selangkangan, payudara, ataupun bekas jahitan (bila melahirkan dengan operasi).
6. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki.
7. Penyulit dalam menyusui (payudara bengkak, berwarna kemerahan dan sakit
putting susu).
8. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
Perubahan kadar hormon dan munculnya tanggung jawab setelah melahirkan, bisa
membuat ibu mengalami baby blues. Gejala yang muncul bisa berupa perasaan
gelisah, marah, panik, lelah atau sedih. Umumnya kondisi ini hilang dalam
beberapa hari atau minggu. Bila perasaan tersebut tak juga hilang, bahkan disertai
rasa benci, keinginan bunuh diri, juga halusinasi, kemungkinan Anda
mengalami depresi pascamelahirkan.

Bila ada salah satu tanda bahaya diatas, apa yang harus kita lakukan? (Puput)
Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku KIA).
Segera periksa ke tenaga kesehatan (bidan/dokter/sarana pelayanan kesehatan terdekat)
apabila ada salah satu tanda bahaya yang sudah disebutkan tadi.

Fakta di Indonesia

 Setiap jam, 1 orang ibu meninggal sebagian besar ibu bersalin meninggal disebabkan
karena perdarahan, infeksi persalinan, kejang-kejang demam tinggi dan depresi.
 Setiap jam, 17 orang bayi meninggal sebagian besar kematian bayi disebabkan karena
berat bayi lahir rendah (BBLR), kesulitan bernafas sewaktu lahir (asfiksia), infeksi,
diare dan pneumonia.
TANDA BAHAYA PADA BAYI 0-28 HARI

A. Pengertian bayi baru lahir normal (Syarif)


Bayi baru lahir dari usia 0-28 hari lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu
dan berat 2,5-4 kg.
B. Mengapa penting mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
1. Bayi baru lahir gampang sakit. Kalau sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan
bisa meninggal.
2. Gejala sakit pada bayi baru lahir sulit dikenali.
3. Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan cepat mendapat pertolongan
sehingga dapat mencegah kematian.
C. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Siti)
 Bayi tidak mau nyusu. ASI merupakan asupan dan sumber nutrisi utama bagi
bayi. Jika bayi Anda tidak mau menyusu atau sering memuntahkan ASI,
asupan nutrisinya akan berkurang dan tentunya Si Kecil akan mengalami
kekurangan nutrisi.
 Bayi kejang. Kejang pada bayi memang kadang terjadi. Jika kejang dipicu
oleh demam, bisa diberikan obat penurun panas yang tentu saja dosisnya
sesuai dengan anjuran dokter. Namun jika penyebabnya bukan demam, maka
Anda perlu mencurigai adanya masalah lain pada Si Kecil.
 Bayi lemah. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan,
ataupun infeksi berat.
 Bayi sesak nafas. Frekuensi napas bayi pada umumnya lebih cepat daripada
orang dewasa, yakni sekitar 40-60 kali per menit. Jika bayi bernapas kurang
dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka perlu waspada.
 Bayi merintih. Saat bayi merintih terus-menerus, bisa jadi ada masalah yang
terjadi dan membuatnya tidak nyaman.
 Pusat kemerahan. Tali pusar yang berwarna kemerahan menunjukan adanya
infeksi. 
 Demam. Suhu normal bayi berkisar antara 36,5-37,5 derajat Celsius. Saat Si
Kecil mengalami demam, berikan ASI sesering mungkin untuk mencegahnya
kekurangan cairan, pakaikan baju yang tipis agar panas cepat menguap, serta
berikan kompres hangat di dahi dan ketiak. 
 Mata bayi bernanah banyak. Nanah berlebihan pada mata bayi menunjukan
adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan.
 Bayi diare.
 Bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi umumnya terjadi karena bayi
kekurangan ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi pada waktu kurang dari
24 jam setelah lahir atau lebih dari 14 hari setelah lahir, kuning menjalar
hingga telapak tangan dan kakinya, maka konsultasikan hal tersebut kepada
dokter. 
 BAB bayi terlihat pucat.
D. Pencegahan (Ayu)
a. Periksakan keadaan bayi anda.
b. Susui segera bayi anda setelah lahir.
c. Cuci tangan dulu sebelum memegang bayi.
d. Makan makanan yang bergizi saat hamil.
e. Jangan merokok saat hamil.
E. Kesimpulan
Bayi yang baru lahir sangat mudah terkena berbagai macam penyakit maupun infeksi,
sebagai orang tua kita harus memperhatikan kesehatan bayi dan mengetahui apa saja
tanda-tanda dari infeksi. Infeksi dapat dicegah dengan pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai