TINJAUAN PUSTAKA
depan adalah suatu posisi kepala terhadap tubuh pada bidang sagital yang
adalah tepat di atas bahu dengan leher sebagai penegaknya. Leher yang
merupakan bagian paling atas dari kurvatura tulang belakang atau spina
vertebra, dan pada bidang sagital membentuk sudut dengan batang tubuh
sekitar 49º - 59º. Sudut ini disebut sudut kraniovertebra normal. Semakin
Postur tubuh FHP dapat dikenali dengan posisi telinga yang lebih
maju daripada bahu, dimana seharusnya posisi telinga sejajar dengan bahu
dan bahu yang benar merupakan langkah awal menuju koreksi yang benar.
Langkah yang tepat untuk mengkoreksi postur leher yang salah adalah
leher yang lemah dan lelah seiring berjalnnya waktu (Winarti, 2012).
Gambar 2.1 Forward Head Posture dan Normal Posture
vertebralis yang terdiri dari tujuh ruas vertebra, yang berfungsi untuk
dan spesifik. Mobilitas servikal yang tinggi tersebut dihasilkan dari tiga
derajat kebebasan gerak berupa fleksi - ekstensi, fleksi lateral kanan dan
kiri, serta rotasi lateral kanan dan kiri, yang dikenal sebagai gerakan tiga
A. Segmental Servikal
2010) :
oleh atlas arc dengan dens dimana gerak utamanya rotasi kanan-
1. Bagian Anterior
otot sisi kiri dan sisi kanan bekerja bersama-sama. Pada aksi
fleksi kepala dan leher ke arah lateral atau rotasi pada sisi
fleksi yang ditahan dan rotasi pada sisi yang sama. Otot ini
(Hibsat, 2010).
b. Otot Hyoid
2. Bagian Posterior
c. Erector Spine
temporalis.
dengan otot bagian lateral dan anterior pada sisi yang sama
2010).
3. Bagian Lateral
b. Otot Sternocleidomastoid
sekitar dua inci ke lateral dari kosta satu. Kedua caput otot
(Hibsat, 2010).
Gambar 2.5 Otot Leher Bagian Lateral
berkepanjangan pada otot leher dan bahu, yang berujung pada terjadinya
spasme atau bahkan strain pada otot. Misalnya postur leher saat membaca,
berulang-ulang dan dalam waktu yang lama, juga akan menimbulkan stres
dengan layar yang terlalu rendah atau pengunaan gadget berlebihan dan
perubahan yang jelas terjadi pada sistem otot pada usia lanjut, dimana
terjadi pengurangan massa otot (Chiropractors’ Association of Australia,
2012).
dan bahu. FHP merupakan akibat dari kebiasaan buruk dalam beraktivitas,
sofa. Kebiasaan buruk yang terus menerus ini dapat juga diperburuk
dengan sprain atau strain pada otot leher yang telah terjadi sebelumnya,
Setiap inch (1 inci = 2.54 cm) postur kepala maju ke depan pada
(Kapandji, 2008). Hal ini menyebabkan otot leher dan punggung atas
posisi dagu agar tidak jatuh ke dada. Dengan posisi otot terus menerus
paru kurang lebih sebesar 30% (Kapreli, 2009). Postur FHP juga dapat
memiliki korelasi langsung dengan durasi dan frekuensi sakit kepala, yang
juga meningkatkan tekanan darah. Postur FHP yang salah dalam jangka
saraf, dan instabilitas. Postur leher yang salah juga mempunyai kaitan yang
erat dengan sakit kepala, fungsi abnormal mata dan telinga, serta kelainan
yaitu anamnesis umum yang mencakup tentang data pribadi dan berbagai
khusus yang berisi tentang keluhan utama penderita, baik itu nyeri, kaku,
atau rasa tidak nyaman pada leher. Sifat keluhan utama, lamanya keluhan,
(Suharto, 2009).
posisi kepala dan leher penderita pada keadaan statis dan dinamis.
kekakuan pada otot, serta membandingkan otot pada sisi kanan dan kiri
(Suharto, 2009).
sensorik akibat kelainan neurologis yang dialami oleh penderita FHP pada
gerakan aktif, pasif, dan tes isometrik melawan tahanan untuk sendi leher
untuk kasus FHP, yang dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan postur awal
FHP dengan Forward Head Test dan pemeriksaan lebih lanjut luas gerak
Pastikan punggung dan bahu menempel bersandar pada dinding. Beri jarak
antara tumit kaki dan dinding sekitar 2 - 3 inci (sekitar 5 cm) agar pantat
bisa menempel dengan mudah pada dinding dan keseimbangan tubuh tetap
terjaga. Posisi ini disebut postur normal dari tiap subjek. 2) Terapis
mencari dan mempalpasi titik tengah dari bahu, yaitu titik tengah dari
tulang yang disebut humeral head. Beri tanda pada titik tersebut. Ukur
jarak antara titik tersebut dan dinding dengan menggunakan meteran. Catat
hasil pengukuran dengan kode *1. 3) Tetap pada posisi yang sama, terapis
mencari dan mempalpasi titik tengah dari telinga, yaitu titik tengah dari
kanal telinga yang disebut external auditory meatus. Beri tanda pada titik
tersebut. Ukur jarak antara titik tersebut dan dinding dengan menggunakan
rumus (*2 - *1). Hasil yang seharusnya dan tepat adalah 0 (nol), karena
pada posisi anatomis seharusnya telinga dan bahu membentuk garis lurus
(Range of Motion atau ROM) untuk menilai luas gerak sendi servikal pada
bidang sagital dengan menggunakan goniometer. Sudut normal
kecil dari 49º, maka penderita positif mengalami FHP. Semakin kecil
jika dibandingkan dengan nyeri pada bagian tubuh yang lain, dan inti dari
rehabilitasi dan meredakan nyeri pasien. Tidak ada modalitas lain, seperti
panas, dingin, ultrasound, obat, atau jarum, yang diperlukan dalam latihan
(Mooney, 2005).
mengajarkan kepada pasien dengan rasa nyeri pada leher atau punggung
McKenzie, Treat Your Own Neck. Latihan ini akan meredakan berbagai
keluhan pada leher, dan dapat pula digunakan sebagai cara untuk
1) Siting Chin Tuck : bertujuan untuk menguatkan otot punggung atas dan
depan
kepala ke belakang.
3) Side Bending
kuat
4) Neck Rotation
d. Ulangi ke kanan
5) Neck Flexion
dengan dada
e. Untuk uluran yang lebih terasa, dengan lembut tariklah leher lebih
6) Shoulder Shrugs
b. Tarik napas dan secara perlahan angkat bagian atas dari bahu
otot dan nyeri melalui efek relaksasi, melalui penguluran spine dan otot
yang dilakukan pada sepanjang gerakan latihan dengan repetisi yang telah
postur tubuh yang salah saat beraktivitas, dan yang terakhir adalah
sekunder), adanya infeksi ringan atau berat pada daerah cervical atau
Position
persendian yang terdiri dari otot, tulang, dan ligamen. Fleksibilitas pada
otot yang spasme tidak sama terhadap otot yang normal, otot yang spasme
oleh pemendekan. Nyeri atau rasa tidak nyaman, juga keterbatasan luas
gerak sendi yang terjadi pada spasme otot dalam kasus FHP dapat
terjadinya cedera berulang pada otot dan mencegah otot menjadi semakin
spasme dan secara bertahap mengubah postur leher dan kepala pada FHP
teratur, yang jika dalam waktu lama dapat dapat berubah menjadi taut
band atau kontraktur pada otot dan terbentuk nodul yang menyebabkan
rasa tidak nyaman yang berujung pada nyeri. Serabut otot yang
otot tersebut. Otot dapat kembali bergerak dan memanjang dengan mudah
sehingga metabolisme di sekitar otot tersebut dapat dengan lancar
menurunkan rasa tidak nyaman, nyeri dan secara tidak langsung juga
mengembalikan keterbatasan luas gerak sendi dan postur tubuh yang salah,