Anda di halaman 1dari 19

ANALISA DATA

No Diagnosa Keperawatan
Data
. Komunitas
1. DS: Perilaku Kesehatan
Hasil Angket Cenderung Berisiko
 Sebanyak 3% (13 KK) di Banjar X, Desa Y belum (00188)
bisa menerapkan cuci tangan dengan benar.
 Sebanyak 25% (100 KK) di Banjar X, Desa Y
hanya menggunakan air mengalir untuk mencuci
tangan.
 Sebanyak 11% (44 KK) menggunakan air PDAM
untuk sumber air minum.
 Sebanyak 85% (343 KK) di Banjar X, Desa Y
mengolah limbah air dapurnya dengan cara
dibuang ke selokan, 3% (13 KK) dengan cara
dibuang ke halaman, dan 1% (3 KK) dengan cara
dibiarkan menggenang.
 Sebanyak 55% (222 KK) di Banjar X, Desa Y
mengolah limbah air kamar mandinya dengan cara
dibuang ke selokan.
 Sebanyak 14% (58 KK) di Banjar X, Desa Y
mengolah sampah dengan cara dibakar.
 Sebanyak 6% (23 KK) di Banjar X, Desa Y
mengolah sampah dengan cara dikubur.
 Sebanyak 3% (13 KK) di Banjar X, Desa Y
mengolah sampah dengan cara dibiarkan saja.
 Sebanyak 1% (4 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki kebiasaan BAB di WC/Jamban.
 Sebanyak 18% 73 KK (73 KK) di Banjar X, Desa
Y memiliki kebiasaan mandi < 2 kali sehari.
 Sebanyak 7% (29 KK) di Banjar X, Desa Y
memiliki kebiasaan menggunakan handuk dalam
keluarga secara bersama-sama.
 Sebanyak 39% (157 KK) di Banjar X, Desa Y
memiliki kebiasaan membersihkan bak
mandi/penampungan air > seminggu.
 Sebanyak 7% (30 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
didatangi oleh petugas pemeriksaan jentik
nyamuk.
 Sebanyak 41% (167 KK) di Banjar X, Desa Y
memiliki kebiasaan merokok.
 Sebanyak 7% (28 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
menyajikan makanan bergizi seimbang.
 Sebanyak 62% (248 KK) di Banjar X, Desa Y
mencuci sayur dengan cara dipotong terlebih
dahulu kemudian di cuci.
 Sebanyak 20% (80 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
mengonsumsi garam yang beryodium.
 Sebanyak 13% remaja (50 orang) di Banjar X,
Desa Y merokok.
 Sebanyak 8% remaja (30 orang) di Banjar X, Desa
Y mengkonsumsi alkohol.
 Sebanyak 52% (143 KK) yang merupakan
pasangan usia subur (PUS) di Banjar X, Desa Y
tidak menggunakan alat kontrasepsi.

DO:
Lembar Observasi
 Sebanyak 22% (87 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki SPAL yang tertutup.
 Sebanyak 2% (10 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki SPAL yang lancar.
 Sebanyak 17% (69 KK) di Banjar X, Desa Y di
Banjar X, Desa Y tidak memiliki keadaan tempat
sampah tertutup.
 Sebanyak 9% (38 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki kondisi rumah secara umum bersih.
 Sebanyak 13% (51 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki kondisi luar rumah bersih.
 Sebanyak 15% (9 KK) di Banjar X, Desa Y
terdapat jentik nyamuk di tempat penampungan
airnya.
 Sebanyak 8% (34 KK) di Banjar X, Desa Y
memiliki resapan septic tank kurang dari 10 meter.
 Sebanyak 28% (43 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki kondisi kandang yang bersih.
 Sebanyak 31% (48 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki jarak kandang >10 meter dengan tempat
tidur.

DS: Ketidakefektifan
Hasil Angket Pemeliharaan Kesehatan
 Sebanyak 67% (269 KK) di Banjar X, Desa Y (00099)
mayoritas tidak pernah mendapatkan penyuluhan
kesehatan.
 Sebanyak 24% (96 KK) di Banjar X, Desa Y
fasilitas pelayanan kesehatan tidak mudah
dijangkau.
 Sebanyak 3% (13 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memanfaatkan media informasi kesehatan.
 Sebanyak 29% (118 KK) di Banjar X, Desa Y
tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dalam 6
bulan terakhir.
 Sebanyak 7% (9 KK) di Banjar X, Desa Y yang
memiliki bayi/balita memberikan ASI eksklusif
hanya sampai usia 4 bulan.
 Sebanyak 15% (18 KK) di Banjar X, Desa Y yang
memiliki bayi/balita memberikan makanan
pendamping ASI dari usia < 6 bulan.
 Sebanyak 9% (11 KK) di Banjar X, Desa Y yang
memiliki bayi/balita melakukan penimbangan
berat badan bayi/balita di pelayanan kesehatan
setiap > 2 bulan sekali.
 Sebanyak 15% (18 KK) di Banjar X, Desa Y yang
memiliki bayi/balita tidak pernah mengajak balita
ke posyandu.
 Sebanyak 36% remaja (164 orang) di Banjar X,
Desa Y tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan
dari petugas kesehatan.
 Sebanyak 69% remaja (259 orang) di Banjar X,
Desa Y tidak tahu tentang PKPR.
 Sebanyak 52% remaja (60 orang) di Banjar X,
Desa Y yang mengetahui PKPR tidak
memanfaatkan PKPR.
 Sebanyak 11% remaja (42 orang) di Banjar X,
Desa Y jika mempunyai masalah, cara mengatasi
masalahnya yaitu dengan cara dibiarkan saja.
 Sebanyak 72% remaja putri (127 orang) di Banjar
X, Desa Y tidak melakukan pemeriksaan
SADARI.
 Sebanyak 100% ibu hamil (11 orang) di Banjar X,
Desa Y tidak mendapat pemeriksaan PMTCT.
 Sebanyak 91% ibu hamil (10 orang) di Banjar X,
Desa Y tidak melakukan senam hamil.
 Sebanyak 52% (143 KK) yang merupakan
pasangan usia subur (PUS) di Banjar X, Desa Y
tidak melakukan pemeriksaan SADARI.
 Sebanyak 42% lansia (27 orang) di Banjar X,
Desa Y tidak mengikuti posyandu lansia.
 Sebanyak 7% lansia (6 orang) di Banjar X, Desa
Y mengatakan upaya mengatasi masalah
kesehatan adalah dengan cara diobati sendiri.

DO:
Lembar Observasi
 Sebanyak 1% (5 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
memiliki ventilasi rumah.
 Sebanyak 2% (10 KK) di Banjar X, Desa Y tidak
terdapat pencahayaan rumah yang cukup.

DS: Defisiensi Kesehatan


Hasil Angket Komunitas (00215)
 Sebanyak 20% (79 KK) di Banjar X, Desa Y
mengatakan ada keluarga yang mengalami sakit
dalam kurun waktu 6 bulan.
 Sebanyak 43% (175 KK) di Banjar X, Desa Y
mengatakan sering mengalami demam.
 Sebanyak 0,2% (1 KK) di Banjar X, Desa Y
mengatakan ada anggota keluarga yang
mengalami batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
 Sebanyak 8% (31 KK) di Banjar X, Desa Y
mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi.
 Sebanyak 23% remaja (87 orang) di Banjar X,
Desa Y memiliki keluhan kesehatan yaitu
disminore/nyeri haid.
 Sebanyak 4% remaja (13 orang) di Banjar X, Desa
Y memiliki keluhan kesehatan yaitu gangguan
kulit.
 Sebanyak 31% lansia (19 orang) di Banjar X,
Desa Y lansia mengatakan masalah kesehatan
yang sering ditemukan pada lansia adalah
gangguan insomnia (pola tidur), 22% lansia (14
orang) gangguan penglihatan dan pendengaran,
18% lansia (11 orang) gangguan instabilitas, 11%
lansia (7 orang) gangguan imobilisasi, 8% lansia
(5 orang) gangguan inkontinensia, 8% lansia (5
orang) gangguan penurunan intelektual, 2% lansia
(1 orang) gangguan bowel.
 Sebanyak 57% lansia (32 orang) di Banjar X,
Desa Y mengatakan penyakit yang sedang dialami
lansia adalah rheumatik, 14% lansia (8 orang)
mengalami batuk, 11% lansia (6 orang)
mengalami hipertensi, 7% lansia (4 orang)
mengalami penyakit lainnya, 5% lansia (3 orang)
mengalami katarak, 2% lansia (1 orang)
mengalami gangguan pencernaan, 2% lansia (1
orang) mengalami TBC, 2% lansia (1 orang)
mengalami kencing manis.
 Sebanyak 52% (209 KK) di Banjar X, Desa Y
menyatakan tidak mendapatkan sosialisasi
mengenai kebijakan kesehatan.

DO:
Lembar Observasi
 Sebanyak 81% (328 KK) di Banjar X, Desa Y
mayoritas tidak memiliki TOGA.
 Sebanyak 67% (272 KK) di Banjar X, Desa Y
mayoritas tidak memiliki sarana P3K.

PRIORITAS MASALAH
Setelah teridentifikasi beberapa masalah keperawatan komunitas, selanjutnya
dilakukan pembobotan untuk menentukan prioritas masalah. Pembobotan masalah
dilakukan oleh mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, dan warga di wilayah Banjar X,
Desa Y, Denpasar Utara tahun 2021.
Pembobotan tersebut sebagai berikut:

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


Diagnosa 1: Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
NO. KRITERIA SKOR BOBOT HASIL
1. Sifat Masalah
Skala :
 Tidak/kurang sehat 3 1 1
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala
 Mudah 2 2 2
 Sebagian 1
 Tidak Dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala
 Tinggi 3 1 1
 Cukup 2
 Rendah 1

4. Menonjolnya masalah
Skala
 Segera 2 1 1
 Tidak perlu 1
 Tidak dirasakan 0

TOTAL 5

Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


NO. KRITERIA SKOR BOBOT HASIL
1. Sifat Masalah
Skala :
 Tidak/kurang sehat 3 1 1
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala
 Mudah 2 2 2
 Sebagian 1
 Tidak Dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala
 Tinggi 3 1 2/3
 Cukup 2
 Rendah 1

4. Menonjolnya masalah
Skala
 Segera 2 1 1
 Tidak perlu 1
 Tidak dirasakan 0

TOTAL 4 2/3

Diagnosa 3: Defisiensi Kesehatan Komunitas


NO. KRITERIA SKOR BOBOT HASIL
1. Sifat Masalah
Skala :
 Tidak/kurang sehat 3 1 1
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala
 Mudah 2 2 1
 Sebagian 1
 Tidak Dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala
 Tinggi 3 1 2/3
 Cukup 2
 Rendah 1

4. Menonjolnya masalah
Skala
 Segera 2 1 1
 Tidak perlu 1
 Tidak dirasakan 0

TOTAL 3 2/3
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan.
Skor dipilih
x Bobot =Nilai Skoring
Skor tertinggi

Dari hasil pembobotan masalah maka didapatkan prioritas masalah kesehatan


sebagai berikut:
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
3. Defisiensi Kesehatan Komunitas
INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Keperawatan NOC NIC


O
Kode Hasil Kode Hasil

1. Perilaku Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer


Cenderung Beresiko 1632 1. Perilaku patuh: Aktivitas yang disarankan 5510 1. Pendidikan kesehatan
(00188) (dari 2 ditingkatkan menjadi 5) 7400 2. Panduan sistem pelayanan kesehatan
1602 2. Perilaku promosi kesehatan (dari 2 4350 3. Manajemen Perilaku
ditingkatkan menjadi 5)
1606 3. Partisipasi dalam keputusan perawatan Prevensi Sekunder
kesehatan (dari 2 ditingkatkan menjadi 5) 5395 1. Peningkatan efikasi diri
Ket: 4490 2. Bantuan penghentian merokok
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan Prevensi Tersier
3: kadang-kadang menunjukkan 5430 1. Dukungan kelompok
4: sering menunjukkan
5: secara konsisten menunjukkan
Prevensi Sekunder
1629 1. Perilaku penghentian penyalahgunaan
alkohol (dari 2 ditingkatkan menjadi 5)
1903 2. Kontrol resiko: penggunaan alkohol (dari
2 ditingkatkan menjadi 5)
1906 3. Kontrol resiko: penggunaan tembakau
(dari 2 ditingkatkan menjadi 5)
1625 4. Perilaku berhenti merokok (dari 1
ditingkatkan menjadi 4)
Ket:
1: tidak pernah dilakukan
2: jarang dilakukan
3: kadang-kadang dilakukan
4: sering dilakukan
5: dilakukan secara konsisten

Prevensi Tersier
1504 1. Dukungan sosial (dari 2 ditingkatkan
menjadi 5)
1209 2. Motivasi (dari 2 ditingkatkan menjadi 5)
Ket:
1: tidak adekuat
2: sedikit adekuat
3: cukup adekuat
4: sebagian besar adekuat
5: sepenuhnya adekuat
2. Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
Pemeliharaan Kesehatan 1823 1. Pengetahuan: promosi kesehatan (dari 2 5510 1. Pendidikan kesehatan
(00099) yaitu pengetahuan terbatas, ditingkatkan 6484 2. Manajemen lingkungan: komunitas
menjadi 5 pengetahuan sangat banyak) 4350 3. Manajemen Perilaku
1602 2. Perilaku promosi kesehatan (dari 2 4470 4. Bantuan modifikasi diri
ditingkatkan menjadi 5) 5540 5. Peningkatan kesiapan pembelajaran
1632 3. Perilaku patuh: Aktivitas yang disarankan 7400 6. Panduan sistem pelayanan kesehatan
(dari 2 ditingkatkan menjadi 5)
1606 4. Partisipasi dalam keputusan perawatan Prevensi Sekunder
kesehatan (dari 2 ditingkatkan menjadi 5) 6520 1. Skrining kesehatan
1805 5. Pengetahuan: perilaku kesehatan 5395 2. Peningkatan efikasi diri
kesehatan (dari 2 yaitu pengetahuan
terbatas, ditingkatkan menjadi 5 Prevensi Tersier
pengetahuan sangat banyak) 7110 1. Peningkatan keterlibatan keluarga
1855 6. Pengetahuan: gaya hidup sehat kesehatan 5440 2. Peningkatan sistem dukungan
(dari 2 yaitu pengetahuan terbatas, 5430 3. Dukungan kelompok
ditingkatkan menjadi 5 pengetahuan
sangat banyak)

Prevensi Sekunder
1908 1. Deteksi resiko (dari 2 ditingkatkan
menjadi 5)
Prevensi Tersier
1504 1. Dukungan social (dari 2 ditingkatkan
menjdi 5)
1209 2. Motivasi (dari 2 ditingkatkan menjdi 5)
0902 3. Komunikasi (dari 2 yaitu banyak
terganggu ditingkatkan menjadi 5 yaitu
tidak terganggu)
0907 4. Memproses komunikasi (dari 2 yaitu
banyak terganggu ditingkatkan menjadi 5
yaitu tidak terganggu)
Ket:
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan
3: kadang-kadang menunjukkan
4: sering menunjukkan
5: secara konsisten menunjukkan

3. Defisiensi Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer


Komunitas 2701 1. Status Kesehatan Komunitas (dari 2 5510 1. Pendidikan kesehatan
ditingkatkan menjadi 5) 8500 2. Pengembangan kesehatan komunitas
7970 3. Monitor kebijakan kesehatan
Prevensi Sekunder 6484 4. Manajemen lingkungan: komunitas
2807 1. Keefektifan skrining kesehatan
komunitas (dari 2 ditingkatkan menjadi Prevensi Sekunder
2801 5) 6520 1. Skrining kesehatan
2. Kontrol risiko komunitas: penyakit 6610 2. Identifikasi resiko
kronik (dari 2 ditingkatkan menjadi 5)
2700 Prevensi Tersier
Prevensi Tersier 8700 1. Pengembangan program
1. Kompetensi komunitas (dari 2
ditingkatkan menjadi 5)
Ket:
1: buruk
2: cukup baik
3: baik
4: sangat baik
5: sempurna

POA (Plan Of Action)


Dx Kep Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
dana jawab
Perilaku Masyarakat Banjar X, 1. Pendidikan
Kesehatan Desa Y mampu menjaga kesehatan,
Cenderung kebersihan lingkungan kerjasama
Beresiko dan melaksanakan dengan pihak
perilaku sesuai anjuran puskesmas
kesehatan a. Melakukan
Prevensi Primer penyuluhan
1. Perilaku patuh: tentang
Aktivitas yang - PHBS - Seluruh Sabtu, 20 Balai Mahasiswa Laptop, Mahasiswa,
disarankan warga Februari Banjar X LCD, kelian banjar X,
2. Perilaku promosi Banjar X 2021/ Leaflet ketua STT banjar
kesehatan Desa Y 09.00 X
3. Partisipasi dalam WITA
keputusan perawatan
kesehatan - Bahaya - Remaja 10.00 Balai Mahasiswa Laptop, Mahasiswa,
merokok dan putra WITA Banjar X LCD, kelian banjar X,
Prevensi Sekunder konsumsi Banjar X Leaflet ketua STT banjar
1. Perilaku penghentian alkohol Desa Y X
penyalahgunaan 2. Manajemen
alkohol perilaku
2. Kontrol resiko: - Mengadakan - Seluruh Minggu, Sekitar Swadaya Sapu, sabit, Mahasiswa,
penggunaan alkohol kerja bakti warga 21 lingkungan serok, kelian banjar X,
3. Kontrol resiko: Februari Banjar X ember dan petugas Jumantik
penggunaan tembakau memberishkan Banjar X 2021/ senter (Juru pemantau
4. Perilaku berhenti lingkungan Desa Y 07.30 jentik)
merokok dan WITA
Prevensi Tersier pemberantasa
1. Dukungan sosial n sarang
2. Motivasi nyamuk di
lingkungan
Banjar X Desa
Y

Ketidakefek Masyarakat Banjar X, 1. Pendidikan


tifan Desa Y mampu kesehatan
Pemeliharaa
n Kesehatan mengidentifikasi, a. Melakukan
mengelola dan mencari penyuluhan
bantuan untuk tentang
mempertahankan - Pemberian ASI Ibu hami, ibu Senin, 22 Balai Mahasiswa Laptop, Mahasiswa,
kesehatannya Eksklusif memiliki Februari Banjar X , banjar X LCD, Ketua PKK
Prevensi Primer bekerjasama bayi & PUS 2021/ Leaflat banjar X
1. Pengetahuan: promosi dengan bidan 09.30
kesehatan desa WITA
2. Perilaku promosi
kesehatan - Pelayanan Remaja 10.00 Balai Mahasiswa Laptop, Mahasiswa,
3. Perilaku patuh: Kesehatan Banjar X WITA Banjar X , banjar X LCD, Ketua STT
Aktivitas yang Peduli Remaja Leaflat banjar X
disarankan (PKPR)
4. Partisipasi dalam bekerjasama
keputusan perawatan dengan
kesehatan KISARA
5. Pengetahuan: perilaku - Kanker Ibu PKK dan 10.30 Balai Mahasiswa Laptop, Mahasiswa,
kesehatan payudara dan remaja putri WITA Banjar X , Bnajar X LCD, Ketua STT dan
6. Pengetahuan: gaya pemeriksaan Leaflat PKK banjar X
hidup sehat SADARI
Prevensi Sekunder bekerja sama
1. Status perawatan diri dengan pihak
2. Deteksi resiko puskesmas
Prevensi Tersier
1. Dukungan sosial 2. Manajemen
2. Motivasi perilaku
3. Komunikasi - Senam hamil Ibu hamil Senin, 22 Balai Swadaya Laptop, Mahasiswa,
4. Memproses bekerja sama Februari Banjar X Puskesmas LCD, Ketua PKK
komunikasi dengan 2021/ Sound banjar X
beberapa bidan 16.30
di puskesmas WITA
3. Melakukan
Skrining
Kesehatan
- Tekanan Seluruh Selasa, 23 Balai Mahasiswa Tensi Mahasiswa,
Darah warga banjar Februari Banjar X dan banjar meter, Kelian Banjar X,
- Gula Darah X 2021/ X stetoskop, Ketua PKK dan
- Tinggi Badan 07.30 alat stik STT, kader

- Berat Badan WITA gula darah, posyandu lansia


timbangan dan balita banjar

4. Peningkatan BB,Penguk X

sistem uran TB

dukungan
- Posyandu Lansia dan Selasa,23 Balai - - Mahasiswa,

lansia dan balita banjar Februari Banjar X Kader Posyandu

balita X 2021/ lansia dan balita


14.00 banjar X
WITA

Defisiensi Masyarakat Banjar X, 1. Pendidikan


Kesehatan Desa Y mampu mengatasi kesehatan
Komunitas
masalah kesehatan atau a. Melakukan
faktor yang mengganggu penyuluhan
kesejahteraan atau tentang
meningkatkan resiko - Hipertensi Lansia banjar Rabu, 24 Balai Swadaya Laptop, Mahasiswa dan
masalah kesehatan - Rheumatik X Februari Banjar X Mahasiswa LCD, kader lansia
kelompok 2020/ , kader Leaflat banjar X
Prevensi Primer 09.00 lansia
1. Pendidikan kesehatan WITA
2. Pengembangan
kesehatan komunitas - Disminorea Remaja putri Rabu, 24 Balai Swadaya Laptop, Mahasiswa,
3. Monitor kebijakan banjar X Februari Banjar X STT LCD, Ketua STT
kesehatan 2020/ Leaflat banjar X
4. Manajemen 10.00
lingkungan: komunitas WITA

2. Manajemen
Prevensi Sekunder
lingkungan :
1. Skrining kesehatan
komunitas
2. Identifikasi resiko
- Penanaman 5 10 rumah Rabu, 24 10 rumah Mahasiswa Cangkul Kelian Banjar X
Prevensi Tersier macam TOGA warga banjar Februari warga dan dan TOGA dan warga yang
1. Pengembangan di 10 rumah X 2021/ Banjar X beberapa rumahnya
program warga banjar X 07.00 TOGA dari ditanami TOGA
WITA warga

3. Pengembangan
program Lansia Rabu, 24 Balai Swadaya Laptop, Kader lansia
- Senam lansia Banjar X Februari Banjar X kader LCD, banjar X
2021/ lansia Sound
16.30 banjar X
WITA

Anda mungkin juga menyukai