Agregat Rentan
( Tunawisma )
KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HORIZON KARAWANG
Kelompok 1
Nama Anggota Kelompok :
1. Tazqirotul Ula
2. Intan Dini Adiyanti
3. Nur Setianingsih
4. Riska Winabah
5. Frisca Audry Deviani
6. Febia Widiantika
7. Dewi Asih Rahmawati
8. Muhammad Akbar
Pengertian
● Faktor Ekonomi
● Faktor social
● Faktor Pendidikan
● Faktor psikologis
● Faktor kultural
● Faktor lingkungan
● Faktor agama
Aspek – aspek yang harus dipertimbangkan dalam Asuhan Keperawatan Pada Tunawisma
a) Accessibility : kemampuan tuna wisma untuk menggunakan pelayanan,meliputi jarak, usaha, biaya, dan
kesadaran tentang butuhnya perawatan diri sebagai kunci bagi para tuna wisma. Akses meliputi waktu dan lokasi
pelayanan.
b) Acceptability : tingkat penerimaan tuna wisma yang dapat mereka gunakanHal ini ditinjau dari perspektif individu,
keluarga, dan komunitas. Tuna wisma akan memilih menggunakan pelayanan kesehatan berdasar persepsi
kompetensi perawatan, pengalaman sebelumnya, bahasa, dan budaya atau sensitivitas perilaku pemberi
pelayanan kesehatan (Magilvy, Congdon, &Martinez, 1994).
c) Affordability: kesanggupan ekonomi. Kondisi tuna wisma yang kurang mampu dalam perekonomian dapat dibantu
oleh pemerintah. Diperlukan suatu bentuk pelayanan yang optimal dengan dukungan dari pemerintah berupa dana
dan kebijakan.
d) Appropriateness : Bentuk asuhan keperawatan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan perawatan diri
tuna wisma dan hal ini merasa dibutuhkan sebagai kebutuhan utama bagi mereka. Perawat perlu menumbuhkan
kepedulian tuna wisma tentang kebutuhan perawatan diri yang diperlukan mereka.
e) Adequacy : Keadekuatan intervensi keperawatan berbasis komunitas meliputi kualitas dan kelengkapan pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan tingkat kebutuhannya (wholly compensatory, partially
compensatory, atau supportive-educative system). Diperlukan rancangan program yang sangat bagus untuk dapat
FAKTOR PERILAKU DAN PSIKOSOSIAL YANG MENYEBABKAN
MASALAH KESEHATAN TUNAWISMA
• Kemiskinan, Antara lain : makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi, persediaan air
yang kurang, tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
• Pendidikan yang rendah, kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari
kemampuan membiayai.
• Kawin muda, hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah diusia tertentu
diangap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar
leas tanggung jawab dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya.
• Seks bebas. Dari perilaku seksual usia dini anak jalanan perempuan, yang mulai seks bebas yaitu anak-
anak jalanan dengan usia dibawah 14 tahundan ada yang melakukan dengan saudaranya sendiri.
Skenario Kasus Pada Tunawisma
Mahasiswa STIKes Horizon Karawang melaksanakan praktek keperawatan komunitas di Daerah
Kertabumi dan ditemukan sekelompok komunitas tunawisma. Ketika dilakukan pengkajian,
dari hasil wawancara mereka mengatakan tidak mempunyai pekerjaan dan kondisi
tunawisma tidak sehat, para tunawisma biasanya mencari barang-barang atau makanan
disembarang tempat demi kebutuhan hidupnya. 60% tunawisma mengalami gangguan
kesehatan fisik dan mental. 70% tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal yang
tetap.52% tunawisma tidak bergantung kepada orang lain atau keluarganya
Analisa Data
Data Hasil Pengkajian Masalah Keperawatan
Perilaku Kesehatan Cenderung
Data survei :
Beresiko
• 60% tunawisma mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental.
Domain : 1
• 70% tunawisma yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
Kelas : 2
• 52% tunawisma tidak bergantung kepada orang lain atau keluarganya. Kode diagnose : 001881
Observasi :
Hasil observasi didapatkan terdapat kelompok tunawisma yang mengalami
gangguan Kesehatan fisik dan mental
Data Wawancara :
Didapatkan Data hasil wawancara dari salah satu tunawisma didapat adanya
gangguan Kesehatan mental dan fisik seperti karena kurangnya bantuan
ekonomi dari pemerintah,kurangnya perhatian dari dinas social dan Kesehatan.
Data Hasil Pengkajian Masalah Keperawatan
Perilaku Kesehatan Cenderung
Data Sekunder :
Beresiko
Berdasarkan data dari Dinas Sosial Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Domain : 1
Jakarta mencatat sebanyak 4.622 orang berstatus Penyandang Masalah
Kelas : 2
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan gelandangan (orang yang tidak memiliki Kode diagnose : 001881
tempat tinggal) yang menempati posisi teratas dengan jumlah 1.044 orang.
Diagnosis Askep Kelompok :
Perilaku Kesehatan
2. Domain : 1 Kelas 2 : 00188
cenderung beresiko
Promosi Kesehatan (Nanda,2018) Manajemen Kesehatan
Ketidakefektifan
3. Domain : 1 Kelas 2 : 00099 pemeliharaan Kesehatan
Promosi Kesehatan (Nanda,2018) Manajemen Kesehatan
Skoring Askep Kelompok
No Kriteria Penilaian Skore
Studi Dokumentasi 00188 Perilaku Kesehatan 1602 Prevensi primer : Prevensi Primer:
Observasi : cenderung beresiko
Perilaku promosi Pendidikan
Hasil observasi Kesehatan kesehatan
didapatkan terdapat Prevensi Sekunder
kelompok tunawisma Terapi kelompok
:
yang mengalami
gangguan Kesehatan Motivasi
1209
fisik dan mental Prevensi
Aktivitas yang
1632 sekunder :
Data Wawancara : disarankan 4360
1302 Modifikasi perilaku
Didapatkan Data hasil Koping 5395
wawancara dari salah Peningkatan
satu tunawisma didapat efikasi diri
adanya gangguan
Kesehatan mental dan
fisik seperti karena Prevensi Tersier :
kurangnya bantuan Prevensi Tersier
ekonomi dari Konseling
1902 Control resiko 5240
pemerintah,kurangnya
perhatian dari dinas
social dan Kesehatan
Implementasi Askep Kelompok