Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Resiko

Cedera Pada Diagnosa Medis Retinopati Diabetik

Stikes Horizon Karawang


Nama Anggota Kelompok 1
1. Frisca Audry Deviani
2. Riska Winabah
3. Tazqirotul Ula
4. Nur Setianingsih
5. Dewi Asih Rahmawati
6. Febia Widiantika
7. Intan Dini Adiyanti
8. Muhammad Akbar
Laporan Kasus
Tn. F datang ke RSUD Karawang dengan keluhan mata nya
buram sudah 5 bulan terakhir, disertai dengan vertigo dan
gangguan pada pendengaran. Didapatkan hasil GDS 189
mg/dL. Kemudian, klien mengeluhkan melihat bintik-bintik
hitam berjalan seperti semut dan kilatan cahaya pada mata
kanannya. Namun, tidak ada riwayat mata merah, nyeri,
lapang pandang berkurang atau berair.
Retinopatik Diabetik

Retinopatik Diabetik adalah Komplikasi diabetes


yang memengaruhi mata.Retinopati diabetik
disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada
jaringan di belakang mata (retina). Gula darah yang
kurang terkontrol merupakan faktor risiko.
Analisa Data
Data Kode Diagnosa Keperawatan

Data Wawancara : 00099 Domain 1 : promosi


• Masyarakat mengatakan Sudah kesahatan
Mengalami DM sejak 5 bulan yang lalu
dan tidak mengontrol gula darah
Kelas 2 : manajemen
• Masyarakat mengatakan tidak Kesehatan
terkontrolnya gula darah mengakibatkan Diagnosa :
gangguan pada penglihatan Ketidak efektifan
pemeliharaan Kesehatan
Data Observasi :
Pada saat pemeriksaan kesehatan sebanyak
25 orang responden terdapat 7 orang yang
mengalami retinopatik diabetik serta rata-
rata GDS pada saat pemeriksaan didapatkan
hasil 189mg/dL.

Data Survey :
28 % masyarakat mengalami Retinopatik
Diabetik
Data Kode Diagnosa Keperawatan

Secondary Survey : 00035 Domain 1 : Faktor resiko


Retinopati merupakan salah satu komplikasi Kelas 2 : control resiko
diabetesmelitus (DM) pada mata tersering
yang paling ditakuti karena
Diagnosa :
dapatmenyebabkan buta permanen. Risiko terhadap Cedera
Diabetes melitus merupakan
masalahkesehatan masyarakat secara
internasional dengan estimasi
prevalensiberkisar dari 2, 0-11, 7%. Kota
Pontianak merupakan ibu kota
provinsiKalimantan Barat dengan kasus
diabetes melitus tertinggi di Indonesia.
Komplikasi kronis DM dapat berupa
mikroangiopati (retinopati diabetika,
nefropati diabetika, neuropati diabetika)
maupun makroangiopati (stroke, penyakit
jantung koroner). Retinopati diabetika dapat
terjadi setelah 4-5tahun menderita DM, Di
Indonesia, 42% penyandang diabetes
terdiagnosis menderita retinopati diabetika
6,4% diantaranya adalah retinopati
diabetika proliferatif yang mengancam
penglihatan.
Skoring
No kriteria Penilaian skor

1 Pentingnya masalah untuk diatasi 1: rendah 2


2: sedang
3: tinggi

2 Perubahan positif pada komunitas jika 0: tidak ada 3


1: rendah
masalah diatasi 2: sedang
3: tinggi

3 Peningkatan kualitas hidup jika masalah 0: tidak ada 3


1: rendah
diatasi 2: sedang
3: tinggi

4 Rangking dari semua masalah 1: paling tidak penting 6


6: sangat penting

Total 14
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orangorang yang termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu mereka
yang belum menderita DM, tetapi berpotensi untuk menderita DM diantaranya :
a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2))
c. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)
d. Riwayat keiuarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
f. Disiipidemia (HvL<35mg/dl dan atauTrigliserida>250mg/dl).
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT) untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya DM dan upaya untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Oleh karena sangat penting
dalam pencegahan ini. Sejak dini hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang pentingnya
kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat menjaga badan agar tidak terlalu gemuk:, dan risiko merokok
bagi kesehatan.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit dengan
tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal penyakit. Dalam pengelolaan
pasien DM, sejak awal sudah harus diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan
terjadinya penyulit menahun. Pilar utama pengelolaan DM meliputi:
a. penyuluhan
b. perencanaan makanan
c. latihan jasmani
d. obat berkhasiat hipoglikemik.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan
tersebut menetap. Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar
disiplin terkait sangat diperlukan, terutama dirumah sakit rujukan,
misalnya para ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung,
mata, rehabilitasi medis, gizi dan lain-lain.
KAMU
NANYA ??
KAMU BERTANYA-TANYA???

Anda mungkin juga menyukai