Retinopati Diabetic.
Pembimbing :
dr. Moch. Soewandi.Sp.M
Disusun oleh :
Vitalis Diego Nelciano Wungubelen
NIM 112021181
Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Pengumpulan data
Analisa masalah
Penguasaan teori
Referensi
Cara penyajian
Bentuk laporan
Total
Nilai %= (Total/35)x100%
Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%),
dan 5 =sangat baik (100%)
Komentar penilai
Bab I
I. Latar Belakang
Bab I I
Daftar Pustaka
1.1. Definisi
Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai
oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus,1 meliputi
arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena. 2
endotel pembuluh darah.4 Hal ini didukung oleh hasil pengamatan bahwa
tidak terjadi retinopati pada orang muda dengan diabetes tipe 1 paling
sedikit 3-5 tahun setelah awitan penyakit ini. Hasil serupa telah diperoleh
pada diabetes tipe 2, tetapi pada pasien ini onset dan lama penyakit lebih
darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapis sel endotel tanpa
Perdarahan vitreus
Adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau
1.5. Patogenesis
Hiperglikemia kronik merupakan faktor utama terjadinya retinopati
diabetika. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diabetes Control
and Complication Trial (DCCT) menunjukkan bahwa pasien yang
mendapat terapi insulin dengan kadar HbA1c dibawah 7% lebih jarang
terjadi retinopati yang progresif dibandingkan dengan yang tidak
mendapat terapi insulin.5 Beberapa proses biokimiawi yang terjadi pada
hiperglikemia dan menimbulkan terjadinya retinopati diabetika antara
lain:6
- Aktivasi jalur poliol
Pada hiperglikemik terjadi peningkatan enzim aldose
reduktase yang meningkatan produksi sorbitol. Sorbitol adalah
senyawa gula dan alkohol yang tidak dapat melewati membran
basalis sehingga tertimbun di sel dan menumpuk di jaringan
lensa, pembuluh darah dan optik. Penumpukan ini
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik yang menimbulkan
gangguan morfologi dan fungsional sel. Konsumsi NADPH
selama peningkatan produksi sorbitol menyebabkan penigkatan
stress oksidatif yang akan mengubah aktivitas Na/K-ATPase,
gangguan metabolisme phopathydilinositol, peningkatan
produksi prostaglandin dan perubahan aktivitas protein kinase
C isoform
1. Glikasi Nonenzimatik
Kadar glukosa yang berlebihan dalam darah akan berikatan
dengan asam amino bebas, serum atau protein
menghasilkan Advanced gycosilation end product
(AGE).Interaksi antara AGE dan reseptornya menimbulkan
inflamasi vaskular dan reactive oxygen species(ROS) yang
berhubungan dengan kejadian retinopati diabetika
proliferatif.
1.6. Patofisiologi
gangguan hemodinamik ( pada sel darah merah dan agregasi platelet ).7
berbentuk nyala api karena lokasinya didalam lapisan serat saraf yang
bercak terletak di lapisan retina yang lebih dalam tempat sel-sel akson
berorientasi vertikal.7
dinding retina ( cotton wool spot, infark pada lapisan serabut saraf ). Hal
ini menimbulkan area non perfusi yang luas dan kebocoran darah atau
plasma melalui endotel yang rusak. Ciri khas dari stadium ini adalah
( IRMA ), dan rangkaian vena yang seperti manik-manik. 1,3 Bila satu dari
dalam retina dan sekitarnya. Edema ini dapat bersifat fokal dan difus.
Edema ini tampak sebagai retina yang menebal dan keruh disertai
makular.8
korpus vitreum mulai berkontraksi menjauhi retina dan darah keluar dari
pembuluh tersebut maka akan terjadi perdarahan massif dan dapat timbul
burnet-out.8
- Kesulitan membaca
- Penglihatan kabur
posterior.
penglihatan
Gambar 6. Proliferative Diabetic Rtinopathy.8
1.9. Penatalaksanaan
darah, selain itu tekanan darah, masalah jantung, obesitas dan lainnya harus
B.Pengobatan
retina pada pasien yang secara klinis menunjukkan edema bermakna dapat
klinis tidak bermakna maka biasanya hanya dipantau secara ketat tanpa
dan pelepasan retina dengan cara menimbulkan regresi dan pada sebagian
mengenai bagian sentral yang dibatasi oleh diskus dan pembuluh vascular
1.9. PROGNOSIS
Pada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna
akan memiliki prognosa yang lebih jelek dengan atau tanpa terapi laser,
1.10. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd Ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
2. American Academy of Ophthalmology. Retina and vitreous in basic and clinical science course. 2015-
2016.
3. Riordan-Eva P, Cunningham ET. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. 18th ed. New York:
4. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia. Waspada diabetes. Jakarta; 2014.
5. Eshaq RS, Aldalati AMZ, Alexander JS, Harris NR. Diabetic retinopathy: Breaking the barrier.
Pathophysiology. 2017;24(4):229-41.
6. Tarr JM, Kaul K, Chopra M, Kohner EM, Chibber R. Pathophysiology of diabetic retinopathy. ISRN
Ophthalmol. 2013;2013:343560.
7. Lorenzi M. The polyol pathway as a mechanism for diabetic retinopathy: Attractive, elusive, and
8. Cen S, Hsu Y, Lin Y, Huang YC, Chen CJ, Lin WD, et al. Current concepts regarding developmental
9. Ahsan H. Diabetic retinopathy-biomolecules and multiple pathophysiology. Diab Met Syndr: Clin Res
Rev. 2014.
10. Royle P, Mistry H, Auguste P, Shyangdan D, Freeman K, Lois N, et al. Pan-retinal photocoagulation
and other forms of laser treatment and drugs therapies for nonproliferative diabetic retinopathy: Systemic
review and economic evaluation. Health Technol Assess. 2015;19(51):v-xxviii, 1-247 11. Antonetti DA,
Bab III
Laporan Kasus
1. Identitas Pasien :
- Usia : 54 tahun
- Agama : Islam
2. Keluhan Utama :
OS datang dengan keluhan utama dengan keluhan mata kanan buram sejak 2
3. Keluhan tambahan :
OS mengaku silau melihat cahaya terutama pada siang hari, mata berair , pusing
Os datang dengan keluhan mata kanan buram sejak 2 bulan lalu. Awalnya
melihat seperti ada bayangan hitam yang berjalan , kemudian mulai buram
secara perlahan. Os mengaku silau saat melihat cahaya matahari , dan sesekali
keluar air mata, pusing dan nyeri kepala. Os belum minum obat apapun hingga
saat ini. Os mengaku tidak memiliki Riwayat darah tinggi, namun memiliki
Riwayat diabetes yang telah diderita sejak 2 tahun terakhir. Pemeriksaan kadar
gula darah terakhir 223. Os tidak memiliki riwayat alergi obat apapun dan
6. Riwayat obat
Os belum meminum obat apapun untuk gejala mata yang dialami. Namun
hiperemi
Kornea Jernih
regular
Pupil Bentuk : bulat regular
mendekati fovea
V. Diagnose banding :
VI. Tatalaksana :
- Triamisolon asetonoid
VII. Edukasi