MELLITUS TIPE 2
Sonia Dwi Reina Tumanggor
102016118
Skenario 9
• Penyakit tidak menular khususnya diabetes mellitus tipe2 cenderung
terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit diabetes menjadi
penyebab atau komorbiditas penyakit lainnya seperti stroke dan
jantung coroner. Dokter A di Puskesmas Warnasari ingin melakukan
skrining DM tipe 2 pada penduduk yang berusia >15 tahun. Selama
setahun dari 850 orang yang diperiksa kadar glukosa sewaktu,
didapatkan 100 orang dinyatakan menderita DM tipe 2 dan diobati.
Sasaran Belajar
• Merencanakan kegiatan skrining
• Uji validitas alat sensivisitas & spesifisitas
• Jenis penyakit yg perlu di skrining
• Penyuluhan yg berkaitan dgn deteksi dini DM Tipe 2
Diabetes Mellitus
• Penyakit metabolic defek sekresi insulin, kerja insulin / keduanya hiperglikemia
• International Diabetes Federation (IDF) 2015 : 415 jt / 8,5%.
• 80% orang DM : negara berpenghasilan rendah & menengah.
• Riskesdas 2016 prevalensi DM di Indonesia : 6,9%
• Penyebab kematian tertinggi di dunia dan ketiga di Indonesia
DIAGNOSIS :
1. GDP≥
• 50% pasien DM dewasa 2015, tidak tahu. Sebagian besar126 mg/dl
DM tipe 2 (7.0
dapatmmol/L)
dicegah
sedini mungkin. skrining terhadap adanya 2. GDPP
penyakit dan≥komplikasi
200 mg/dl (11.1
diabetes
keberhasilan penatalaksanaan mmol/L)
• Mengurangi produktivitas kerja dan tingkat pendapatan 7/10 pasien DM mengalami
3. Gejala + GDS
komplikasi mengurangi kualitas hidup / mengarah pada kematian
≥ 200 mg/dl (11.1
• 2018, pemerintah Indonesia memproyeksikan biaya mmol/L)
rawat inap yang diakibatkan oleh
4. HbA1c
penyakit tidak menular adalah sekitar 2,2 triliun rupiah >6,5%
DM
Skrining diagnosa awal dan pendapatkan pengobatan
KENAPA?
1. Diketahui adanya risiko mencegah penyakit
2. Diketahui penyakit secara dini cegah progresi / komplikasi
3. Biaya lebih ringan
SKRINING
Tujuanpencegahan
1. Primer
Tidak ada gejala. Identifikasi factor risiko.
Ex: identifikasi org2 dlm tahap awal ggn kadar glukosa darahkendalikan BB,
tingkatkan pola makan, latihan fisik teratur, cek rutin
2. Sekunder
Org dalam proses awal penyakit. Cegah progresi/komplikasi, memperbaiki prognosis
Ex: identifikasi penyandam DM yg tidak terdeteksi treatment & cek rutin
3. Tersier
Mencegah kecacatan >lanjut & rehabilitasi dini
Ex: skrining riwayat retinopati diabetic pengobatan laser mengendalikan
perdarahan retina cegah kebutaan.
Syarat Skrining yg
Syarat Skrining
Baik
• Penyakit tersebut adalah penyebab • Harus tersedia
utama kematian dan/atau kesakitan • Murah
• Tes skrining valid & reliable • Mudah dilakukan
• Terdapat pengobatan yang aman dan • Hanya sedikit memberi rasa tidak
efektif untuk mencegah penyakit nyaman
atau akibat penyakit. • Valid. Bisa membedakan sakit
(sensitivitas) dengan tidak sakit
(spesifisitas)
• Reliable (konsisten)
• Aman
Jenis Penyakit yg Perlu di Skrining
• Penyakit serius
• Pengobatan sebelum gejala lebih menguntungkan dibandingkan
setelah gejala muncul.
• Prevalens penyakit preklinik/ detectable pre-clinical phase (DPCP)
tinggi pada populasi
Sensitivitas & Spesifisitas
• Tes skrining Validitas tinggi Sensitivitas & Spesifisitas tinggi
Sensitivita
•
s
Spesifisitas
TP
TN
Perencanaan
1. Identifikasi calon peserta sasaran skrining
2. Mengadakan formulir skrining dan sarana pendukung lainnya sesuai jumlah
peserta skrining
3. Melakukan sosialisasi dan informasi kepada peserta dan mendistribusi
formulir skrining
4. Entri data skrining dan Analisa hasil
5. Melakukan tindak lanjut skrining dengan melakukan pemeriksaan GDP dan
GDPP bagi peserta yang hasil Analisa skriningnya berisiko tinggi DM tipe 2
6. Melakukan atau mengedukasi peserta yang hasil skriningnya positif untuk
melakukan uji diagnostik
PENYULUHAN
Kesiumpulan
• Diabetes mellitus adalah penyakit metabolic kronis dengan karakteristik
hiperglikemia diakibatkan oleh defek sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya banyak komplikasi
yang akan menurunkan produktivitas pasien, atau bahkan berujung pada
kematian dini. Skrining perlu dilakukan pada orang-orang yang berisiko karena
tes-tes yang reliabel tersedia, dan perubahan pola hidup dan pengobatan dapat
mengurangi perkembangan dan komplikasi penyakit, bahkan pada orang-orang
yang awalnya asimtomatik. Walaupun skrining DM tipe 2 tidak menurunkan
mortalitas setelah 10 tahun follow-up, penelitian menunjukkan bahwa intervensi
pola hidup dan farmakologikal pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa
dan glukosa puasa dapat menunda perkembangan DM tipe 2 (memodifikasi dan
mengurangi faktor risiko terjadinya komplikasi dan kematian dini).