Anda di halaman 1dari 14

Program Kesehatan Ibu dan Anak

Esterlina Ratuanak

102016285

ety.ratu@yahoo.com

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup,
AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR 19,1
maka terdapat 4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti ada 9.774 ibu
meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran kematian Neonatal, Bayi dan Balita jauh lebih
tinggi, dengan AKN 19/1.000 KH, AKB 34/1.000 KH dan AKABA 44/1.000 KH berarti ada
1
9 Neonatal, 17 bayi dan 22 Balita meninggal tiap jam. .

Skenario

Puskesmas Argomulyo mendapat predikat sebagai puskesmas yang buruk akibat dari
tingkat kematian ibu yang tinggi. Berdasarkan data tahun lalu AKI (angka kematian ibu) =
500/100000 kelahiran hidup. Baru-baru ini ada seorang ibu hamil ke 2 usia 17 tahun yang
melahirkan ditolong oleh dukun dengan berat badannya hanya 1800 gram, meninggal setelah
3 hari perawatan di rumah. Diketahui Ibunya menderita anemia dengan hb 7,5 g/dl. Anak
pertama meninggal pada usia 1 bulan.
Identifikasi Istilah
Tidak ada

1
Rumusan Masalah

Tingkat kematian ibu yang tinggi di Puskesmas Argomulyo


Analisis Masalah (Mind Map)

Adapun, analisis masalah pada skenario 1 dapat dijabarkan pada sebuah mind map
sebagai berikut: Analisis factor yang
mempengaruhi
mrmmempengaruhi penyuluhan

Rumusan Pemeriksaan ibu


Program hamil
Masalah
kesehatan

Kursus dukun

Gerakan sayang ibu


Evaluasi program

Hipotesis

Tingkat kematian ibu yang tinggi karena kurangnya efektifitas program kesehatan di
puskesmas argomulyo.`

Angka Kematian Ibu

Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian
ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun
per 1000 kehamilan hidup pada tahun yang sama. Penyebab tingginya Angka Kematian
Ibu:2,6
1. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera
setelah persalinan (SKRT 2001), yaitu karena perdarahan (28%), eklamsia (24%), dan
infeksi (11%).
2. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan
ibu hamil.
- 4 T: Terlalu muda untuk hamil pertama kali, terlalu tua untuk hamil pertama kali,
terlalu sering hamil (jarak kehamilan terlalu singkat), terlalu banyak melahirkan

2
(multipara). 4T ini dapat diatasi dengan melaksanakan program Keluarga
Berencana.1,2
- 4K adalah 4 Keterlambatan yang terjadi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu
keterlambatan untuk menyadari adanya kelainan atau penyulit pada kehamilan dan
persalinan, keterlambatan mengambil keputusan untuk mencari pertolongan dari
tenaga kesehatan, keterlambatan tiba ditempat pelayanan kesehatan dan
keterlambatan mendapatkan pertolongan oleh tenaga kesehatan.1,2
- Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain karena kurang energi kronis
(KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).1,2

Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu


sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama
kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum
yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalahpenyebab utama kematian.
Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utamaperdarahan post partum. Penyebab
lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placena), di mana seluruh atau
sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus,
dan inversi uterus.

Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat
kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia
biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan
(intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan(postpartum). Eklampsia merupakan
komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeclampsia.Preeklampsia,
ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin), edema
(pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba.

Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim),
umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Penyebab utamanya adalah bakteri yang
disebut Group A Streptococcus(GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang
rusak saat melahirkan. Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala
berikut:menggigil, nyeri perut bawah, keputihan, perdarahan dari vagina, pusing dan pingsan.

3
Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses persalinan,
misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak.

Infeksi Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab
tidak langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis.Ibu
hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah
dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinanprematur, berat
badan lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.Malariamerupakan infeksi parasit yang
ditularkan oleh nyamuk. Tuberkulosis (TB)adalah infeksi yang termasuk dalam target
kedaruratan WHO sejak tahun 2005. Hepatitisadalah infeksi virus yang menyerang fungsi
hati.

Penyebab umum kegagalan pernapasan akut adalah embolisme paru (pulmonary


embolis) dan paling sering terjadi pada periode setelah melahirkan (postpartum). Tanda-tanda
embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan tanpa sebab, nyeri dada,dan batuk yang
dapat disertai darah. Embolisme paru dapat dikelola segera dengan obat-obatan anti
trombosis dan perawatan kedaruratan

Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. KIA merupakan salah satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan
suatu wilayah atau negara.Sasaran primer khususnya pada ibu hamil,ibu menyusui,bayi dan
anak balita, sedangkan sasaran sekunder yaitu dukun bersalin dan kader kesehatan.Di
Indonesia Kesehatan Ibu dan Anak masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, hal ini
berkaitan dengan:2,6

 Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Balita masih
tinggi
 Prevalensi Antenatalcare (ANC) pada ibu hamil masih kurang
 Prevalensi Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah
 Prevalensi Tetanus Neonatorum masih cukup tinggi
Tujuan dari program Kesehatan ibu dan anak adalah untuk Menurunkan kematian
( mortalitas) dan kesakitan (morbiditas) pada ibu, dengan menjaga kesehatan Ibu selama

4
hamil, pada saat bersalin dan saat menyusui,dan meningkatkan derajat kesehatan anak,
melalui peningkatan status gizi dan pencegahan sedini mungkin dari berbagai penyakit
menular dengan imunisasi dasar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal. Program KIA yang ditujukan pada Ibu adalah Antenatal Care (ANC), Gizi ibu
hamil, Promosi Kesehatan, Kursus Dukun Bersalin dan Gerakan Sayang Ibu (GSI). Kegiatan-
kegiatan Kesehatan Ibu dan anak :

 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah.
 Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
 Pemantauan tumbuh kembang balita.
 Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali
dan campak 1 kali pada bayi.
 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
 Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit ringan.
 Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi - bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari).
 Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak- kanak dan para dukun bayi serta
kader - kader kesehatan.

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan


AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”
yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan
Obstetri Essensial.

Pelayanan Antenatal
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. Tujuan Ante natal care (ANC) yaitu menurunkan angka kematian ibu,
diagnosis dini penyakit ,menetapkan faktor resiko ibu hamil dan mempersiapkan persalinan
yang aman.

5
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai.Pelayanan atau asuhan standar minimal terdiri atas:
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
 Ukur tekanan darah.
 Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
 Ukur tinggi fundus uteri.
 Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
 Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
 Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
 Test laboratorium (rutin dan khusus).
 Tatalaksana kasus
 Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal


sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Minimal 1 kali pada trisemester pertama.
 Minimal 1 kali pada trisemester kedua.
 Minimal2 kali pada trisemester ketiga.
Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan
tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara
bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke
fasilitas pelayanan kesehatan.Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
 Pencegahan infeksi
 Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
 Manajemen aktif kala III

6
 Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tingg
 Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanankesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :
 Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
 Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 –14 hari).
 Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36 –42 hari).

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam peningkatan akses dan kualitas penanganan


komplikasi neonatus tersebut antara lain penyediaan puskesmas mampu PONED dengan
target setiap kabupaten/kota harus mempunyai minimal 4 (empat) puskesmas mampu
PONED.Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta
fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan
nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS
PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani

Pelayanan Puskesmas

Pengertian Puskesmas: Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsionil yang


Merupakanpusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Kegiatan Pokok Puskesmas:


Sesuai dengan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang
dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian bkegiatan
pokok

7
puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut: KIA, KB, Usaha Perbaikan
Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan pemantauan penyakit menular, pengobatan
termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Keseha
tan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan masyarakat, Kesehatan Kerja,
Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana,
pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi kesehatan, Kesehatan Usia lanjut
danpembinaan pengobatan tradisional.
.
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Dengan lain perkataan kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya.Landasan
Teori: Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasi atau menghambat
pemanfaatan pelayanan pemeriksaan kehamilan, berkaitan dengan keterjangkauan tempat
yang diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan dari tempat tinggal ibu
hamil ke puskesmas.Masih banyak ibu-ibu yang belum menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdektesinya faktor-faktor resiko tinggi. Resiko ini baru dapat
diketahui pada saat persalinan yang seringkali karena kasusnya sudah
terlambatdapatmembawa akibat fatal yaitu kematian. Selain dari kurangnya
pengetahuanakanpentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada
kehamilan dan persalinan.3,4

Kegiatan POSYANDU (Pos pelayanan terpadu)

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak


 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah
 Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan
protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
 Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

8
2. Keluarga Berencana
 Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus
kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan
golongan ibu beresiko tinggi
 Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan.
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan
konseling KB.
 Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.1
3. Immunisasi
 Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan
campak 1x pada bayi.
4. Peningkatan gizi
 Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
 Pemberian makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada
anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
 Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
 Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM),
kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.1,8
5. Penanggulangan Diare
 Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
 Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila
diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.1,

Pelayanan KB
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati
hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam
menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi
pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas

9
bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.Pelayanan KB bertujuan untuk menunda
(merencanakan) kehamilan. Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau
menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi :
 KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus).
 Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
 Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan tubektomi).
Sampai saat ini di Indonesia cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate/CPR)
mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka ini merupakan pencapaianyang cukuptinggi
diantara negara-negara ASEAN. Namun demikian metode yangdipakai lebih banyak
menggunakan metode jangka pendek seperti pil dansuntik. Menurut data SDKI 2007 akseptor
KB yang menggunakan suntik sebesar 31,6%, pil 13,2 %, AKDR 4,8%, susuk 2,8%,
tubektomi 3,1%, vasektomi 0,2% dan kondom 1,3%. Hal ini terkait dengan tingginya angka
putus pemakaian (DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu pemantauan yang terus
menerus.Disamping itu pengelola program KB perlu memfokuskan sasaran pada kategori
PUS dengan “4 terlalu” (terlalu muda, tua, sering dan banyak)1,8

Evaluasi Program dengan Pendekatan Sistem

Secara umum yang diamksudkan dengan penilaian disini ialah melakukan penilaian
yang dapat diterapkan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pada tahap akhir program
untuk melihat apakah program yang direncanakan telah merupakan program yang tepat,
dilaksanakan sesuai dengan rencana serta apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
atau tidak.Penilaian dapat dibedakan atas tiga macam yakni :3,4
 Formative EvaluationPenilaian yang dilakukan pada tahap awal yakni sebelum
program tersebut dilaksanakan. Jadi penilaian yang dialkukan disini termasuk bagian
dari pekerjaan perencanaan.
 Promotive EvaluationPenilaian yang dilakukan pada saat program tersebut
dilaksanakan. Tujuan ialah untuk melihat apakah program berjalansesuai dengan
rencana atau tidak. Jika tidak sesuai atau jika terjadi penyimpangan, maka tentu saja
diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan sedemikian rupa sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
 Summative EvaluationPenilaian yang dilakukanpada akhir program. Tujuannya ialah
untuk melihat apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

10
Ruang Lingkup dan Ukuran Penilaian Ruang lingkup penilaian serta ukuran penilaian
dari hasil yang dicapai banyak macamnya. Secara umum penilaian dapat dilakukan terhadap
tiga hal yang bersifat pokok yakni :
 Terhadap proses pelaksanaan program, yakni mengukur apakah program tersebut
berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
 Terhadap hasil program (out come/out put) yakni melihat apakah tujuan tercapai atau
tidak.
 Terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil yang dicapai (dampak)

Cara melakukan penilaian banyak macamnya, tergantung dari apayang akan dinilai
dan ruanglingkup atau tingkat penilaian apa yang ingin dikerjakan. Untuk mengukur efisiensi
program yakni yang menyangkut pembiayaan yang dilaksanakan, maka seringdilakukan
analisa khusus yang disebut cost effectiveness analysis, yakni melakukan analisa program
dari suatu pembiayaan dan kesimpulan ditarik dengan membandingkannya terhadap hasil
analisa program lain yang sejenis.Penterapannya dalm bidang kesehatan tidaklah semudah
yang diperkirakan, karena ukuran keuntungan yang efektif dalam bidang kesehatan sering
tidak jelas.
Pengawasan,dalam banyak buku administrasi dan managemen, malah disebutkan
penilaian adalah sebagian dari pengawasan. Penilaian adalah pengawasan yang dilakukan
dengan mengadakan perhitungan terhadap keseluruhan penyelenggaraan. Sedangkan yang
dimaksudkan dengan pengawasan ialah melakukan pengukuran dan sekaligus koreksi setiap
penampilan karyawan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
rencana.4

Angka morbiditasdan mortalitas

Morbiditas adalah istilah lain untuk sakit. Seseorang dapat memiliki beberapa co-morbiditas
secara bersamaan. Prevalensi adalah ukuran yang paling sering digunakan untuk menentukan
tingkat morbiditas dalam suatu populasi. Data dikumpulkan sesuai dengan jenis penyakit,
usia jenis kelamin, wilayah.Morbiditas skor atau morbiditas
diprediksi ditugaskan untuk pasien sakit.Mortalitas adalah istilah lain untuk kematian.
Tingkat mortalitas adalah jumlah kematian akibat penyakit dibagi dengan total populasi.
Angka kematian dapat dibedakan menjadi tingkat kematian mentah; angka kematian
perinatal; angka kematian ibu; angka kematian bayi; angka kematian anak, angka kematian

11
standar; dan usia-spesifik angka kematian.Angka kematian umumnya dinyatakan sebagai
jumlah kematian per 1000 individu per tahun.Beberapa angka kematian yang umum dipakai
dalam mortalitas:
 Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
 Angka kematian bayi Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
 Angka kematian neonatalAngka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu.
 Angka Kematian Post Neo-NatalAngka Kematian Post Neo-natal atauPost Neo-natal
Death Rateadalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan
sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
 Angka Kematian Anak Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia
1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan
tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.
 Angka Kematian BalitaAngka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia
0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan
tahun itu (termasuk kematian bayi).
 Angka Kematian Ibu (AKI),banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.3,5

Pemberdayaan Masyarakat
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses
fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
 Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat,
khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
 Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka
kematian maternal.

12
 Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
menolong perempuan saathamil dan persalinan.
 Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh
tenaga kesehatan profesional.
 Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi
masalah mereka sendiri
 Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan maternal.
 Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
mengatasi masalah kesehatan.
Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu
untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi
kesehatan ibu; kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai
hubungan dan kekuasaan yang memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk
melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang
potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan
melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat
diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan
pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang
gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa,
kejadian bencana, kecelakaan dan lain-laindengan memanfaatkan potensi setempat, secara
gotong royong.Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu untuk hidup sehat.Memperhatikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan Desa
Siaga tersebut, maka Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
merupakan salah satu komponen yang penting dalam pencapaian tujuan Desa Siaga dalam hal
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.7

13
Kesimpulan

Dalam upaya untuk mengatasi masalah anemia yang terjadi pada ibu hamil perlu
mengetahui terlebih dahulu tentang hubungannya dengan faktor – faktor resiko yang
mungkin menjadi penyebab,sehingga dapat diketahui penyebab utama yang akan
memudahkan kepala puskesmas untuk dapat manurunkan angka kejadian anemia pada ibu
hamil danpengaruh buruknya terhadap tumbuh kembang bayi.

Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana aksi percepatan penurunan


angka kematian ibu di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2013.h.3-23.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006),Pedoman Umum pengelolaan
Posyandu,Jakarta Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3. Jakarta:
Binarupa Aksara; 1996.h.17-25,38-9,125-34.
3. Sulaeman ES. Manajemen kesehatan. 2009. h.43-53.
4. Trihono. Arrime, pedoman management puskesmas. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2002.
5. Budiarto, Dr. Eko, SKM. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC, 2002. Hal 49-52
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan indonesia 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.h.118-129, 148-155, 194-261.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penyelenggaraan puskesmas
mampu poned. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.h.6-9.
8. Soeprono R. Anemia pada Wanita Hamil. Berkala Ilmu Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai