Anda di halaman 1dari 18

Anemia Mikrositik Hipokrom

Siti Cantika
102016243
A2
Skenario 1
Wanita 26 tahun datang dengan keluhan berdebar
– debar sejak 1 minggu yang lalu.
Mind Map

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Epidemiologi
Etiologi
KU
Patogenesis
Gejala Klinis
Klasifikasi
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Anamnesis
 Identitas Perempuan 26 tahun
KU : Berdebar – debar sejak 1
 Keluhan utama
minggu yang lalu
 Riwayat penyakit sekarang RPS :
 Riwayat penyakit dahulu Sejak 1th yang lalu cepat lelah
 Riwayat penyakit keluarga Tidak kuat kerja berat
Lelah dan berdebar timbul jika kerja
 Riwayat pribadi
berat
 Meliputi data sosial, ekonomi,Membaik
pendidikan,
jika kebiasaan,
istirahat pekerjaan,
riwayat perkawinan Menstruasi normal
Tidak ada perdarahan
RPD : -
RPK : -
Pemeriksaan Fisik
 Hasil pemeriksaan :
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 TTV
◦ TD : 120/80
◦ HR : 100x/menit
◦ RR : 24x/menit
◦ T : 36oC
 Head to toe :
◦ Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik
◦ Lidah tidak pucat
◦ Kgb tidak membesar
◦ Pulmoabdomen dalam batas normal
◦ Extremitas : dingin, jari – jari pucat
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin
◦ Hb : 7,2 g/dL
◦ Leukosit : 5.500/mm
◦ Trobombosit : 250.000/mm
 Apusan darah tepi
◦ Mikrositik hipokrom
◦ Sel seperti pencil
 Indeks Eritrosit
◦ MCV : 80 – 100 fl
◦ MCH : 26 – 34 pg
◦ MCHC : 32 – 36%
 Kadar serum besi (SI), TIBC, Saturasi transferin (ST)
 Ferritin serum
 Hb Elektroforesis
 Pemeriksaan sum – sum tulang
Diagnosis
Anemia
Anemia
Defisiensi
Defisiensi
Fe Anemia
Fe Penyakit
Anemia Penyakit
Kronik Thalasemia
Thalasemia
Kronik

Definis Anemia defisiensi besi Anemia yang disebabkan oleh Terjadi akibat gangguan
Derajat
i terjadiRingan
ketika- Berat Ringan kronis
penyakit inflamasi Ringan
sintesis rantai polipeptida
Anemnia defisiensi besi yang dan malignansi. Inflamasi komponen protein pada
terjadi cukup berat kronis dapat disebabkan oleh hemoglobin sehingga hal ini
MCV/MCH sehingga
Menurun/Menurun infeksi danMenurun/Menurun
penyakit bukan mengakibatkan
Menurun/Menurunsintesis sel
menyebabkan infeksi. Penyakit keganasan
Bisa Normal darah merah juga akan
eritropoesis terganggu yang dapat menyebabkan terganggu.
dan menyebabkan anemia diantaranya adalah Struktur sel darah merah
terbentuknya
Serum Iron Menurunanemia.
<30 limfoma, karsinoma,
Menurun <50dan yang sama yaitu mikrositik
Normal/Meningkat
sarcoma. hipokrom
TIBC Meningkat >360 Menurun <300 Normal/Menurun

Saturasi Menurun <15% Menurun/Normal Meningkat >20%


Gejala
TransferinLemah, cepat lelah, Karena anemia
10% -derajat
20% ringan Sama seperti anemia tetapi
pucat sering kali gejala tertutupi terdapat
Koilonikia, atrofi oleh penyakit yag mendasari. hepatosplenomegali
Serum papil Menurun
lidah, disfagia
<20 µg/l Pada pf hanya
Normalditemukan Meningkat >50 µg/l
Ferritin konjunctiva
20pucat.
– 200 µg/l
Working Diagnosis
 Anemia Mikrositik Hipokrom

Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh


defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan heme serta
gangguan metabolisme besi lainnya.

Anemia defisiensi besi terjadi ketika defisiensi besi yang terjadi


cukup berat sehingga menyebabkan eritropoesis terganggu dan
menyebabkan terbentuknya anemia. Keadaan ini akan menyebabkan
kelemahan sehingga menjadi halangan untuk beraktivitas dan juga
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada anak
Etiologi
 Kebutuhan zat besi meningkat
 Kehilangan zat besi karena perdarahan
 Konsumsi zat besi yang kurang
 Gangguan absorpsi zat besi
Epidemiologi
 Prevalensi anemia diperkirakan 9% di negara-negara maju, sedangkan
di negara berkembang prevalensinya 43%.
 Anak-anak dan wanita usia subur (WUS) adalah kelompok yang
paling berisiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada balita
sebesar 47%, pada wanita hamil sebesar 42%, dan pada wanita yang
tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 30%.

 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan


bahwa persentase anemia di Indonesia pada WUS tidak hamil (≥ 15
tahun) di perkotaan sebesar 19,7%.
 Selanjutnya hasil Riskesdas 2013 menunjukkan persentase anemia
pada WUS umur 15-44 tahun sebesar 35,3%
Patofisiologi
 Tahap pertama ( Iron depletion / Store iron deficiency)
◦ Berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi. Hemoglobin
dan fungsi protein besi lainnya masih normal.

 Tahap kedua (Iron deficient erythropoietin / Iron limited


erythropoiesis)
◦ Didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoisis.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh nilai besi serum menurun
dan saturasi transferin menurun, sedangkan TIBC meningkat dan free
erythrocyte porphyrin (FEP) meningkat.

 Tahap ketiga (iron deficiency anemia)


◦ Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak
cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb. Dari gambaran tepi
darah didapatkan mikrositosis dan hipokromik yang progesif.
Gejala Klinis
 Gejala umum
◦ Badan lemah, cepat lelah
◦ Lesu
◦ Mata berkunang – kunang
◦ Telinga berdenging

 Gejala Khas
◦ Koilnikia (Kuku sendok)
◦ Atrofi papil lidah
◦ Stomatitis angularis
◦ Disfagia
◦ Pica
Tatalaksana
 Terapi kausal
◦ Mengatasi penyebab perdarahan yang terjadi, misalnya pengobatan infeksi
cacing

 Pemberian preparat besi (Fe)


◦ Ferrous sulfat peroral 3 x 200mg selama 3-6 bulan.
◦ Diberikan pada saat perut kosong
◦ Pada pasien yang tidak tahan keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah
dapat diberikan saat makan
◦ Dapat diberikan Vitamin C 3 x 100mg untuk meningkatkan penyerapan zat
besi
Tatalaksana
 Terapi besi parenteral
◦ Iron dextran complex (50 mg/ml) subkutan atau intravena
◦ Bertujuan mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi hingga 50-100mg
◦ Dilakukan hanya atas indikasi :
a. Intoleransi pemberian oral
b. Terjadi kehilagan darah dalam jumlah besar
c. Ganggguan pencernaan yang dapat kambuh
d. Kebutuhan besi dalam waktu singkat, misalnya sebelum operasi
Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat muncul dari penyakit ADB apabila
tidak memeroleh penangan yang baik yaitu, overdosis supplement besi
oral atau IM yang dapat menimbulkan ganggungan pada saluran cerna
dan reaksi anafilaktik, masih adanya perdarahan yang tersisa akibat
pengobatan yang tidak maksimal, serta timbulnya gejala sisa pika yaitu
dorongan kompulsi untuk memakan makanan yang tidak seharusnya
dimakan.
Prognosis
Penyakit ini memiliki prognosis yang baik bila dilakukan
penanganan dengan cermat. Hal ini dikarenakan penurunan Hb yang
terjadi pada pasien biasanya tidak berlangsung secara derastis dibanding
dengan anemia tipe lain.
Namun kondisi pasien dapat memburuk bila yang menjadi penyebab
keganasan adalah karena adanya neoplasma dalam tubuh.
Kesimpulan
Dari hasil anamnesis wanita 26 tahun datang dengan keluhan
berdebar – debar sejak 1 minggu yang lalu dan hasil pemeriksaan
terdapat penurunan Hb, pada apusan darah terdapat mikrositik hipokrom
dan sel pencil. Di diagnosis mengalami Anemia mikrositik hipokrom.
Jika tidak ditangani dengan cepat akan terjadi komplikasi dan
memberikan prognosis buruk.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai