Anda di halaman 1dari 18

Pendekatan Klinis pada Anemia Mikrositer Hipokromik

dengan Gangguan Defisiensi Besi

Sonia Dwi Reina Tumanggor


102016118
SKENARIO
Pemeriksaan
Wanita 26 tahun, datang dengan • Fisik
Diagnosis
Anamnesis • Penunjang
keluhan utama berdebar-debar sejak • WD
1 minggu yg lalu. • DD

IDENTIFIKASI ISTILAH
-
Pencegahan
Epidemiologi

RUMUSAN MASALAH
RM
Wanita 26 tahun, berdebar-debar sejak 1
minggu yg lalu.
Prognosis Etiologi

HIPOTESIS
Wanita tersebut diduga menderita
Anemia Mikrositer Hipokromik
Penatalaksana Patofisiologi
Gejala
Klinis
1. Identitas pasien : Wanita 26 tahun
4. Riwayat penyakit dahulu
2. Keluhan Utama :
Berdebar-debar sejak 1 minggu yg lalu. 5. Riwayat menstruasi : seperti biasa
3. Riwayat penyakit sekarang 6. Riwayat Perdarahan : -
• 1 tahun yang lalu merasa cepat lelah
7. Riwayat persalinan : -
• Kerja ringan saja capek;lelah;berdebar-debar
• Kalau istirahat keluhan hilang 8. Riwayat penyakit keluarga -
• Saat berdiri terlalu lama pandangan mata 9. Riwayat Sosial -
gelap

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis

TTV :
TD : 120/80; HR: 100 x/menit, RR: 24/ menit. Suhu: 360 C

•Warna kulit : pucat, plethora, kulit telapak tangan kuning seperti jerami
Konjungtiva : anemis
•Purpura: ptechie dan ekimosis
Sklera : tidak ikterik Head to Toe
•Mata : ikterus, konjungtiva anemis, perubahan fundus, sklera ikterik
Mulutperdarahan
•Mulut : ulserasi, : mukosa
gusi, atrofitidak pucatstomastitis
papil lidah,
•Pembesaran KGB : tidak teraba
organ : hepatomegali, splenomegali atau hepatosplenomegali,
Cor; Pulmo; Abd : DBN
limfadenopati
Ekstremitas
•Nyeri tulang : kuku pucat ; rabaan dingin
atau nyeri sternum
Pemeriksaan Penunjang

1. SCREENING TEST 3. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI


KHUSUS
*Darah Lengkap/Rutin
*Indeks eritrosit Cadangan besi ( serum iron, TIBC,
• SADT Feritin serum)
• . Test COOMB’s, elektroforesis-Hb

2. PEMERIKSAAN RUTIN 4. PEMERIKSAAN SUMSUM


TULANG
LED
-Untuk diagnosis definitif
Hitung diferential
-2 tindakan :
*Hitung retikulosit:
-Aspirasi sumsum tulang
-Biopsi sumsum tulang

* Pemeriksaan wajib
Hasil
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin

Hb: 7,2 g/dl


Leukosit : 5500 µl
Trombosit : 250000 µl

Sediaan Apusan Darah Tepi

Gambaran Mikrositik
Hipokrom + sel pensil
DD/: ANEMIA PENYAKIT KRONIK THALASSEMIA
DEFISIENSI BESI β
Et/: Ggn. Pembentukan eritrosit Ggn. Pembentukan eritrosit Destruksi eritrosit yang
Gangguan maturasi Defisiensi eritropoetin : berlebihan(hemolitik)
sitoplasma eritrosit  inflamasi, terjadi pada pasien kelainan Hb Defek sintesis
defisiensi Fe dengan infeksi kronis. rantai βpeningkatan eritropoiesis
tidak efektif

Gejala badan lemah,lesu, cepat lelah, mata tidak khas, lebih di dominasi oleh Ikterik; Iritabilitas, lesu, kelelahan;
ber-kunang-kunang, serta telinga penyakit kronis nya
umum Berdenging Takikardi;Anoreksia

Pucat + + +

Perdarahan /+
organomegali + : Hepatosplenomegali
tanpa limfadenopati ;
karakteristik •koilonikia (kuku sendok) Ferritin Serum: N / meningkat  Abnormal facies : ex. exposure
TIBC to upper central teet
•atropi papil lidah, cadangan besi sumsum tulang = +  Perawakan pendek
•stomatitis angularis, disfagia •Kadar eritropoietin rendah  Hiperpigmentasi kulit
maupun pica. •Hitung retikulosit rendah
Pubertas terlambat
SI ↓, TIBC ↑, Ferritin serum ↓ , •Leukosit dan trombosit normal
Berdasarkan Pemeriksaan Lab
ANEMIA
THALASEMIA PENYAKIT KRONIK  
DEFISIENSI BESI
Mikro-Normo + anisopoikilositosis, Mikrositer Hipokrom
SADT Mikrositer Hipokrom + Pencil cell
normoblast, sel target, fragmentosit

Derajat Anemia Ringan sampai Berat Ringan sampai Berat Ringan  

MCV Menurun Menurun Menurun/ N  

MCH Menurun Menurun Menurun/ N  

Besi serum Normal/ ↑ Menurun <39 Menurun <50  

TIBC Normal/↓ Meningkat >360 Menurun <300  

Saturasi Transferin Meningkat >20% Menurun <15% Menurun/ N 10-20%  

Besi sumsum Tulang Positif kuat Negatif Positif  

Protoporfirin Eritrosit Normal Meningkat Meningkat  

Feritin serum Meningkat >50µg/L Menurun <20µg/L N 20-200 µg/L  

Elektroforesis Hb Hb.A2 meningkat N N  

Retikulosit Count N / rendah -


↑↑
RDW Tinggi meningkat -
WORKING DIAGNOSIS
Anemia Mikrositer Hipokromik dengan Gangguan Defisiensi Besi

Berdasarkan indeks eritrosit dan Morfologi : Mikrositik Hipokrom


Menurut Etiologinya : Ggn. Pembentukan sel eritrosit
Ggn. Maturasi sitoplasma eritrosit

Definisi: anemia yang disebabkan kekurangan Fe untuk


Sintesis hemoglobin
KRITERIA DIAGNOSTIK
Anemia hipokrom mikrositik dengan salah satu dari :
●Dua dari 3 parameter dibawah ini
○ SI < 50 mg/dL
○ TIBC > 350 mg/dL
○ Saturasi transferin < 15%
●Feritin serum <20 mg/L
●BMP: hemodiserin [-]
●Terapi sulfas-ferosus 3x200mg [4 minggu]
menghasilkan kenaikan Hb >2g/dL
Epidemiologi
Masalah kesehatan dunia terutama mengenai anakusia 1–2 tahun dan wanita usia subur.

Prevalensi ADB : 3,4%.


Negara bagian California Amerika Serikat tahun 2002
498 anak, usia : 12 - 36 bulan
dari keluarga berpenghasilan rendah

Indonesia
Angka kejadian : 40-
50%. .
survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
Kejadian ADB

kelompok usia balita kelompok usia


anak sekolah

48,1% 47,3% 25-84%


16-50% perempuan tidak
hamil
35%-99%
wanita hamil
Etiologi
• Kebutuhan zat besi meningkat
• Kehilangan zat besi karena perdarahan
• Konsumsi zat besi yang kurang
• Gangguan absorpsi zat besi
PATOGENESIS
3 TAHAP PROSES DEFISIENSI BESI

Stadium II:
Iron Deficient
• Penurunan cadangan besi Erythropoesis • penurunan kadar Hb, MCH,
MCV, MCHC
• serum ferritin • penyediaan besi untuk
• peningkatan kadar free
erythrocyte protoporphyrin
(<10-12μg/L) eritropoesis berkurang
• gangguan pada bentuk
(FEP).
• SADT : mikrositosis dan
• Hb dan zat besi masih normal. eritrosit
hipokromik.
• anemia secara klinis belum
terjadi ( Hb : N )
Stadium I: • SI ↓, TIBC ↑ Stadium III:
Deplesi cadangan Anemia Defisiensi
besi Besi
GEJALA KLINIS
Terdapat 3 gejala anemia yang dapat digolongkan menjadi

Gejala Umum Gejala khas Gejala penyakit dasar


• sindrom anemia • koilonikia (kuku sendok) • anemia akibat penyakit cacing
• Pucat : Konjungtiva ; • atropi papil lidah, tambang :
mukosa mulut; telapak • stomatitis angularis,
tangan • disfagia • dispepsia, parotis
• Hb turun < 7-8 g/dL • Atrofi mukosa gaster membengkak, dan kulit
telapak tangan bewarna
• badan lemah,lesu, cepat kuning, seperti jerami.
lelah,
• mata berkunang-kunang,
telinga berdenging
Mencari penyebab perdarahan kronik sal. Cerna 
kolonoskopi dan esofagogastroduodenoskopi (EGD) terapi
kausatif
Medika mentosa
Pemeriksaan
Non medika mentosa
darah samar dan pemeriksaan feses lengkap

1. diet tinggi besi dengan


1. Terapi oral makanan yang banyak
Ferro sulfat 3x200 mg, 3x1, 3-6 bulan. mengandung besi.
Pilihan lain
Ferous glukonat, ferrous fumarat, dan 2. Tidak mengkonsumsi makanan maupun

obat-obatan yang dapat menurunkan


suksinat
absorbsi besi seperti
2. Terapi parenteral fosfat dan obat golongan
Iron dextran complex, iron sorbitol antasida.
citric acid complex 3. Vit c 3x 100
Pencegahan

1. Pendidikan kesehatan, yaitu :


•Kesehatan lingkungan
•Penyuluhan gizi
2. Pembrantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik
3. Suplementasi besi: terutama untuk segmen penduduk yang rentan seperti ibu hamil anak dan balita
4. Fortifikasi bahan makanan dengan besi
Komplikasi Prognosis

Baik
kardiomegali,
sangat baik
Gagal jantung decomp
Gangguan pertumbuhan Tidak baik
danperkembangan dapat ditemukan pada pasien
dengan kondisi penyerta
maupun komorbiditas yang
berat

Pada Anak yang lebih muda


IQ lebih rendah,
kurangnya kemampuan belajar, dan
kecepatan pertumbuhan yang
suboptimal
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, pasien menderita anemia
mikrositer hipokrom dilihat pada apusan darah tepi.
Berdsarkan penyebabnya yaitu defisiensi besi.
Defisiensi besi adalah keaadan berkurangnya zat besi
dalam tubuh untuk sintesis hemoglobin. Untuk mendiagnosis
anemia defisiensi besi dapat melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan anemia defisiensi besi adalah pemberian
zat besi secara oral, pemberin zat besi secara intramuskular,
dan tranfusi darah.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai