Anda di halaman 1dari 52

PROFIL PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RUANG RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DOK II
JAYAPURA
PERIODE 1 Januari 2013 31 Desember 2013
SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Guna mencapai gelar Sarjana Kedokteran

DISUSUN OLEH:
HUDSON GERSON WORABAI
0100840154

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA
PAPUA
2014
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1. LATAR BELAKANG
DM merupakan sesuatu yang tidak dapat di tuangkan dalam satu jawaban yang jelas dan
singkat tetapi secara umum dapat di katakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik
dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana didapat difisiensi insulin absolut atau
relatif dan gangguan fungsi insulin.
perkiraan WHO
tahun 2000 umur 20 tahun 150 juta orang.
diperkirakan 25 tahun (2025) 300 juta orang.
DM Tipe 2 meliputi lebih dari 90% dari semua populasi.

Indonesia keempat dunia setelah India, Cina dan Amerika dalam prevalensi DM.

Tahun 2000 sebesar 8,4 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat pada tahun 2030.

Dari hasil Riskesdas tahun 2013

Penderita DM di Papua menduduki posisi ke 12 dengan prevalensi 2,1 %

Tahun 2007 Papua menduduki Posisi ke 30 dengan prevalensi 0,8 %,


1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah profil penderita Diabetes


Mellitus tipe 2 di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Dok 2 Jayapura Periode 1 Januari
2013 31 Desember 2013 ?
1.3 TUJUAN
PENELITIAN

Untuk mengetahui profil penderita Diabetes


Melitus Tipe 2 di Bagian Penyakit Dalam RSUD
TUJUAN UMUM
Dok II Jayapura Periode 1 Januari 2013 31
Desember 2013.
1. Mengetahui karakteristik demografi berdasarkan umur, jenis kelamin,berat

badan, pendidikan, pekerjaan dan ras/etnik pada penderita Diabetes mellitus

tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura.

2. Mengetahui gambaran kadar glukosa darah sewaktu dan kadar HbA1c pada

penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam

RSUD Dok II Jayapura.


1.3.2. TUJUAN
3. Mengetahui gambaran komplikasi akut dan kronik pada penderita Diabetes
KHUSUS
Melitus Tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura.

4. Mengetahui gambaran penyakit penyerta pada penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura.

5. Mengetahui karakteristik penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Rawat

Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura periode 1 januari 2013 31

Desember 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah.


1.4. Manfaat penelitian

1. Memberikan tambahan data dan pengetahuan


tentang profil penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
1.4.1. Manfaat
2. Data yang didapatkan dapat menjadi sumber
Teoritis
data untuk penelitian selanjutnya.

Mendapatkan data tambahan sebagai bahan


pertimbangan untuk memberikan pelayanan
1.4.2. Manfaat kesehatan terhadap penderita Diabetes Melitus
Praktis
Tipe 2 dengan lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DIABETES MELLITUS

Diabetes melitus, berasal dari kata Yunani: Siphon (pipa) gula yang
menggambarkan gejala diabetes tak terkontrol

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis di mana pangkreas tidak dapat


memproduksi insulin secara cukup.

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan


peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan sekresi Insulin dan
kerusakan fungsi Insulin.
Klasifikasi dan Etiologi Diabetes Melitus

Berdasarkan klasifikasinya Diabetes Melitus diabagi menjadi 4 yaitu Diabetes


Mellitus Tipe 1, Diabetes Melitus Tipe 2,Diabetes Mellitus Tipe lain dan Diabetes
Mellitus Gestasional.

Diabetes Melitus Tipe 1 adanya gangguan pada pankreas, menyebabkan


pankreas tidak mampu memproduksi insulin dengan optimal.

Diabetes Melitus Tipe II disebabkan karena sel-sel tubuh tidak merespon


insulin yang dilepaskan oleh pankreas.

Diabetes Mellitus Tipe Lain merupakan diabetes yang terjadi karena


adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen
serta mengganggu sel beta pankreas sehingga mengakibatkan kegagalan dalam
menghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh

Diabetes Mellitus Gestasional diabetes yang disebabkan karena kondisi


kehamilan.Gejala diabetes gestational mirip dengan gejala diabetes tipe 2
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus

Diagnosis Diabetes Melitus harus di dasarkan atas pemeriksaan kadar


glukosa darah .

Untuk diagnosis Diabetes Mellitus, pemeriksaan yang di anjurkan adalah


pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma
vena.

Penegakan Diagnosa DM dilakukan berdasarkan pada pemeriksaan


kadar glukosa darah.

Pemeriksaan penyaring pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu


(GDS) kadar glukosa darah puasa (GDP), kemudian dapat diikuti dengan
tes toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.

Hemoglobin terglikasi atau HbA1c adalah salah satu fraksi hemoglobin


didalam tubuh manusia yang berikatan dengan glukosa secara enzimatik
Kriteria penegakan Diagnosis.

Glukosa Plasma Puasa Glukosa Darah 2 jam

(GDP) setelah makan

Normal <100 mg/dl <140 mg/dl

Pra-Diabetes 100-125 mg/dl ----

IFG atau IGT ___ 140-199 mg/dl

Diabetes > 126 mg/dl > 200 mg


Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes melitus adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik.

Tujuan penatalaksanaan DM :

1. Jangka pendek: menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman, dan
mencapai target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati, dan neuropati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi pada pasien diabetes melitus dibagi menjadi dua yaitu komplikasi
metabolik akut dan komplikasi metabolik kronik

Komplikasi metabolic Akut Diabetes Melitus koma hipoglikemia,


Hiperglikemia, Ketoasidosis, dan Koma Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik
(KHHNK)
Koma hipoglikemia terjadi akibat terapi insulin secara terus-menerus

Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula dalam darah
lebih tinggi dari nilai normal

ketoasidosis terjadi akibat proses pemecahan lemak secara terus-menerus yang


menghasilkan produk sampingan berupa benda keton yang bersifat toksik bagi otak,

koma HHNK terjadi akibat hiperosmolaritas dan hiperglikemia yang menyebabkan


hilangnya cairan dan elektrolit sehingga terjadi perubahan tingkat kesadaran
Komplikasi Kronik Diabetes Melitus komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung
koroner, pembuluh darah otak, dan mikrovaskular adalah retinopati, nefropati, neuropati.

Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada usia
dewasa antara 20 sampai 74 tahun

Neuropati diabetik merupakan gangguan somatic dan autonom dari system saraf perifer.

Nefropathy Diabetik Kelainan yang terjadi pada ginjal penderita DM dimulai dengan
adanya mikroalbuminuria, dan kemudian bekembang menjadi proteinuria

Payah jantung koroner (PJK) Komplikasi penyakit jantung koroner pada pasien diabetes
melitus disebabkan karena adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disetai
dengan nyeri dada atau disebut dengan SMI (silent myocardial infarction)

Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik dari penyakit diabetes melitus.
Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis.
Penyakit-penyakit penyerta Diabetes Mellitus

Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjal atau laju filtrasi
glomerulus (LFG) < 60 mL/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih

Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung didefinisikan sebagai serangan cepat (rapid
onsed) dari gejala-gejala atau tanda-tanda (symtoims and signs) akibat fungsi jantung yang tidak normal

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal

Tuberkulosis atau TB atau TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang
organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi
lipid dalam plasma.

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota famili
hepadvirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi
sirosis hati atau kanker hati

Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolic atau patologik pada ginjal
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu
Definisi Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Mellitus tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
disebabkan oleh gangguan resistensi insulin dan sekresi insulin
Gangguan sekresi insulin terjadi karena sel beta pankreas tidak mampu
mensekresikan insulin sesuai dengan kebutuhan.

Patofisiolgi Diabetes Melitus Tipe 2

Resistensi insulin yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan karena fungsi fisiologis insulin
terganggu, yaitu menurunnya kemampuan insulin dalam berikatan dengan reseptor sehingga
jumlah glukosa yang dimetabolisme di dalam sel berkurang

Semua tipe diabetes terjadi akibat defisiensi relatif kerja insulin. Selain itu, pada diabetes tipe
1 dan 2, kadar glukagon tampak meningkat secara abnormal. Gangguan metabolik yang
terjadi bergantung pada derajat penurunan kerja insulin. Jaringan adiposa paling peka
terhadap kerja insulin
Etiologi Diabetes Melitus Tipe 2

Faktor resiko DM tipe 2 antara lain adalah :


1. Riwayat keluarga menderita diabetes (contoh: orang tua atau saudara kandung dengan DM
tipe 2)
2. Obesitas (Indeks Massa Tubuh 25 kg/m2)
3. Aktivitas fisik
4. Ras/etnis
5. Gangguan Toleransi Glukosa
6. Riwayat Diabetes Gestational atau melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg
7. Hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg)
8. Kadar kolesterol HDL 35 mg/dL (0,90 mmol/L) dan/atau kadar trigliserida 250 mg/dL
(2,82 mmol/L)
9. Polycystic Ovary Syndrome atau Acantosis Nigricans
10. Riwayat kelainan darah
Manifestasi Klinis Diabetes Melitus tipe 2

gejala yang sering dikeluhkan pasien adalah poliuria, polidipsia dan


polifagia.

Diabetes Mellitus tipe 2 tidak memperlihatkan gejala apapun. Hanya


pada pemeriksaan kadar glukosa darah, glukosa darah relatif tinggi
dan ketidaknormalan tes toleransi glukosa

Gejala lain yaitu kelemahan, kelelahan, perubahan penglihatan yang


mendadak, perasaan gatal pada tangan atau kaki, kulit kering, adanya
lesi luka yang penyembuhannya lambat
Diagnosis Diabetes mellitus tipe 2

Diagnosis Diabetes Mellitus harus didasarkan atas pemeriksaan konsentrasi glukosa


darah

Kriteria diagnosis diabetes melitus menurut ADA adalah sebagai berikut: 1)


HbA1C 7 % atau 2) Gula Darah Puasa 126 mg/dl atau 3) 2 jam PP 200 mg/dl
atau 4) Gula Darah Sewaktu 200 mg/dl pada pasien dengan gejala klasik
hiperglikemia.

Tes hemoglobin terglikosilasi gliko hemoglobin/hemoglobin glikolasi disingkat


HbA1C merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8
sampai 12 minggu sebelumnya.
Penatalaksanaan dan terapi Diabetes Melitus tipe 2

Penatalaksanaan farmakologi dalam rangka untuk menurunkan kadar


gula darah perlu perubahan gaya hidup dan diet gagal untuk
mencapai atau mempertahankan kontrol glikemik normal .

Untuk mencapai tujuan pengendalian glukosa darah, tekanan


darah, berat badan, dan profil lipid, dengan mengajarkan
perawatan mandiri dan perubahan perilaku atau yang lebih dikenal
dengan 4 pilar penatalaksanaan DM yaitu : Edukasi, Terapi gizi
medis, Latihan jasmani dan Intervensi farmakologis
Terapi
Obat antidiabetik oral
Terdapat beberapa klasifikasi obatan anti diabetik oral dan yang paling sering digunakan adalah

1. Metformin
Metformin dari golongan insulin-sensitizing agents dimana ia tidak menstimulasi perlepasan
insulin dari pankreas sebaliknya hanya meningkatkan sensitivitas hepar terhadap insulin

2. Thiazolidinedione (TZD)
TZD juga dari golongan insulin-sensitizing agents dan berfungsi sebagai Peroxisome
Proliferator Activated Receptor -gamma (PPAR)

3. Sulfonilurea
sulfonilurea menstimulasi sekresi insulin dari sel beta pancreas untuk memberikan kesan
hipoglikemi langsung.

4. Analog Meglitidine
Analog meglitidine menstimulasi fase pertama dari perlepasan insulin
Obat antidiabetik non-oral

1. Insulin
Karena fungsi sel beta pankreas cenderung memburuk pada penyakit diabetes melitus tipe 2,
banyak pasien akhirnya akan memerlukan terapi insulin. Terdapat tiga jenis insulin yaitu
short-acting, long-acting dan mixed insulin preparations.

2. Terapi GLP-1
GLP-1 dihasilkan dari gene pro glukagon di L-cell pada usus halus dan disekresikan sebagai
respons terhadap nutrisi. GLP-1 memberikan efek dengan cara menstimulasi perlepasan
glucose - dependent insulin dari selislet pankreas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi Deskriptif-

Jenis Penelitian Retrospektif dengan mengambil data dari


rekam medis RSUD Dok 2 Jayapura.

Lokasi : Dilakukan di bagian

Lokasi dan Waktu penyakit dalam RSUD Dok 2


Penelitian Jayapura
Waktu : 1 Januari 2013 sampai 31
Desember 2013
Populasi dan Sampel

Semua penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang pernah


dirawat di Ruang Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II
Populasi
jayapura pada periode 1 januari 2013 31 Desember 2013.

Sampel diambil dari total populasi penderita Diabetes Mellitus

Sampel Tipe 2 di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura


Periode 1 Januari 2013-31 Desember 2013

Besar sampel adalah 48 sampel penderita Diabetes Mellitus Tipe


2 yang pernah terdiagnosis dan tercatat dalam Rekam Medik, di
Besar sampel Ruangan Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura, Periode 1
Januari 2013 31 Desember 2013.
Sampel diambil dari total sampel paien yang
pernah terdiagnosis sebagai penderita DM
tipe 2 dan tercatat di dalam rekam medik, di
Teknik Pengambilan Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok
Sampel II Jayapura, Periode 1 Januari 2013 31
Desember

Variabel Penelitian, meliputi


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Ras/etnik
Variabel Penelitian
6. Kadar Glukosa Darah, HbA1c
7. Komplikasi Akut dan Kronik
8. Penyakit-penyakit penyerta Diabetes Mellitus
tipe 2
9. Tekanan darah
1. Usia adalah umur penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang tercatat di dalam Rekam
Medik saat penderita Dirawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II
Jayapura dan dikelompokan menjadi penderita Diabetes Melitus Tipe 2 < 50 tahun,
50-55 tahun, 56-60 tahun dan > 60 tahun.
2. Jenis kelamin adalah identitas penderita Diabetes Melitus Tipe 2 sesuai dengan
keadaan Biologis atau Fisik yang tercatat di dalam Rekam Medik dan dikelompokan
menjadi penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Jenis kelamin Laki-Laki dan
Perempuan.
Definisi
3. Pendidikan adalah keterangan mengenai pendidikan penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Operasional
yang tercatat di dalam Rekam medik saat di Rawat di Ruang Inap Penyakit Dalam
RSUD Dok II Jayapura.
4. Pekerjaan adalah keterangan mengenai pendidikan penderita Diabetes Melitus Tipe 2
saat di Rawat di Ruang Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II yang tercatat di dalam
Rekam Medik.
5. Ras/Etnik adalah suku dari penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang berasal dari suku
Papua maupun Non-Papua yang di rawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD
Dok II Jayapura yang tercatat di dalam Rekam Medik.
lanjutan

6. Kadar Glukosa Darah adalah jumlah kadar Glukosa Darah


penderita Diabetes Melitus yang dilihat dari Kadar Glukosa
Darah HbA1c, Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Kadar
Glukosa Darah Puasa saat di Rawat di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura yang tercatat di dalam
Rakam Medik.
7. Komplikasi Akut dan Kronik adalah komplikasi yang terjadi pada
penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang tercatat di dalam Rekam
Medik dari Komplikasi Akut maupun Kronik yang di Rawat di
Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Dok II Jayapura
8. Gejala-gejala penyerta adalah gejala-gejala yang timbul pada saat
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Rawat di Ruang Inap
Penyakit dalam RSUD Dok II Jayapura.
9. Tekanan darah adalah hasil pengukuran tekanan systole
dan diastole penderita DM yang tercatat dalam catatan
rekam medik
Teknik pengumpulan data diambil dari data
sekunder berupa rekam medik. Data
dikumpulkan kembali dengan melihat semua
3.6. Teknik Pengumpulan
data catatan rekam medik mengenai kasus diabetes
melitus tipe 2 di RSUD dok II Jayapura
Periode 1 Januari 2013 31 desember 2013

Data diolah secara manual, kemudian disajikan


3.7. Pengolaan Data dan
Analisis dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
p

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian yang dilakukan dibagian
penyakit dalam RSUD Dok II jayapura periode 1
Januari 2013 sampai 31 Desember 2013 dengan cara
pengambilan data dari rekam medik diperoleh 72 kasus
diabetes Mellitus Tipe 2 dan sampel yang memenuhi
syarat sebanyak 48 kasus. Data yang diambil dengan
melihat dari Sosio-Demografi penderita meliputi ( usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan ras/suku ),
tekanan darah penderita, kadar gkukosa darah
sewaktu dan kadar HbA1C, komplikasi akut dan
kronik, penyakit-penyakit penyerta pada penderita.
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFI USIA
Usia (tahun) N %

50 15 31,25

50. 60 17 35,42

60 16 33,33

Total 48 100

DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN


SOSIO-DEMOGRAFI KARAKTERISTIK JENIS
Jenis Kelamin
KELAMIN
n P

Laki-laki 25 52,08

Perempuan 23 47,92

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN SOSIO-
DEMOGRAFI KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan n %

Tidak sekolah 1 2,08

SD 11 21,91

SMP 8 16,66

SMA 15 30,20

S1 8 16,66

S2 1 2,08

Tidak diketahui 5 10,41

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK
SOSIO-DEMOGRAFI PEKERJAAN
Pekerjaan N %

PNS 15 31,67

IRT 17 35,42

SWASTA 14 29,16

Tidak Diketahui 2 4,16

Total 48 100

DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK


SOSIO-DEMOGRAFI DARI RAS/ETNIK
Ras / Etnik N %

Melanosoid 24 50

Non-Melanosoid 24 50

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN PEMERIKSAAN
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN KADAR HbA1C
GDS (mg/dl) N %

200 4 8,34
200 44 91,66

Total 48 100

DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN PEMERIKSAAN


KADAR HbA1C
HbA1C (mg/dl) n %
7% 4 8,34
7% 38 79,16
Tidak diketahui 6 12,5

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
KOMPLIKASI AKUT DAN KRONIK
Kompilikasi Akut dan kronik DM T 2 n %

KAD 0 0

Hipoglikemia 2 4,16

Hiperglikemia 5 10,41

KHONK 0 0

TOTAL 48 100

Retinophaty 4 8,33

Neuropati 8 16,66

NefropatI 6 12,5

PJK 2 4,16

Ulkus Diabetukum 8 16,66

Tanpa komplikasi 11 21,91

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
PENYAKIT-PENYAKIT PENYERTA
Penyakit-penyakit penyerta n %
DM T 2

ISK 4 8,33
CKD 6 12,5
TB Paru 8 16,66
Hipertensi 34 70,84
Hepatitis 4 8,33
Dislipidemia 3 6,26
AKI 3 6,26

Total 48 100
DISTRIBUSI FREKUENSI BERDASARKAN
TEKANAN DARAH

Tekanan darah N %

Normal 12 25

Pre-Hipertensi 2 4,16

Stage 1 Hipertensi 16 33,33

Stage 2 Hipertensi 18 37,51

Total 48 100
Karakteristik Usia

prevalensi kasus paling tinggi pada umur 50-60 tahun.


setelah seseorang mencapai umur 30 tahun maka akan terjadi
peningkatan kadar glukosa, sehingga mempunyai riwayat penyakit
DM Tipe II.
semakin lanjut usia maka pengeluaran insulin oleh pancreas
semakin berkurang.
Penelitian ini berbanding lurus dengan penelitian sukamto dkk (14),
dimana factor resiko umur rata-rata 60 keatas mempunyai resiko
yang tinggi.
prevalensi umur ini juga di pengaruhi oleh pola hidup dan pola
makan yang kurang baik sehingga mempengaruhi peningkatan
glukosa darah seseorang.
Karakteristik jenis kelamin
Proporsi penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
laki-laki 25 orang (52,08 %)
perempuan 23 orang (47,92 %)

Penderita DM T II banyak pada laki-laki.


Karakterisstik pendidikan
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kejadian Diabetes
Mellitus Tipe 2 tersebar pada semua
tingkatan pendidikan. Walaupun memiliki
pengetahuan tentang faktor risiko diabetes,
tidak menjamin seseorang terhindar dari
Diabetes Mellitus Tipe 2. Dengan Adanya
kesadaran untuk hidup sehat dan dukungan
dari keluarga atau lingkungannya sangat
diperlukan untuk terhindar dari Diabetes
Mellitus Tipe 2.
pekerjaan

Pada tingkatan pekerjaan bisa


mempengaruhi kesehatan seseorang bila
ditinjau dari segi ekonomi-sosial. Pekerjaan
sendiri mempengaruhi kebutuhan
seseorang dan pengetahuan yang luas, jika
seseorang memiliki pekerjaan yang tidak
mendukung dalam tingkatan ekonomi-sosial
maka bisa mempengaruhi seseorang
Ras / etnik
Melanosoid dan Non-Melanosoid masing-
masing (50 %)
prevalensi keduanya berbanding sama yaitu

Melanosoid sebanyak 24 orang bagi suku


Melanosoid dan Non-Melanosoid sebanyak
24 orang (50%) dan tidak menutup
kemungkinan penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 akan bertambah pada kedua suku
Melanosoid Maupun Non-Melanosoid.
GDS & HbA1C
1. GDS < 200 mg/dl 4 orang (8,34 % )
2. proporsi tertinggi kadar
GDS > 200 mg/dl 44 orang (91,66 %),glukosa
darah HbA1C < 7 % mg/dl 4 orang (8,34 % )
prevalensi tertinggi yaitu dengan hasil
pemeriksaan kadar lebih dari 7 % sebanyak 38
orang dengan presentase 79,16 %, sisanya
sebanyak 6 orang dengan presentase 12,5 % tidak
diketahui atau tidak ada data tentang pencatatan
rekam medik yang terdapat dalam status
penderita.
Komplikasi akut dan kronik
komplikasi tertingi adalah Ulkus Diabetikum
dan Neuropati diabetik(16,66 %)
prevalensi terkecil yaitu Hipoglikemia %

payah Jantung Koroner (4,16 %), Retinopati


(8,33 %), Nefropati12,5 %,
Hiperglikemi10,41 %, dan 21,91 %. Dari
penelitian ini menunjukan bahwa kurang
lebih 78 % penderita Diabetes Mellitus
mengalami berbagai komplikasi akut
maupun kronik.
Penyakit penyerta
Tertinggi hipertensi 70,84% dan
Terendah : AKI dan Dislipidemia 6,26 %,
CKD 12,5 %,
TB Paru 16,66 %, dan
Hepatitis 8,33 %.
Tekanan darah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perbandingan
tekanan darah yaitu :
tekanan darah normal (25 %)
Hipertensi (70,84%),
prevalensinya dari :
stage 1 hipertensi (33,33%)
stage 2 hipertensi (37,51%),
pre-hipertensi (4,16 %)
Dari penelitian lain oleh Siswanto et al kelurahan
Tajur Cileduk diketahui bahwa presentasi DM TIpe 2
derajat 1 + derajat 2 pada penderita DM tipe 2
sebesar 47,7 %. 32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

Dari data penelitian yang diperoleh dibagian Penyakit Dalam Pria dan Wanita RSUD Dok
II Jayapura Periode 1 Januari 2013-31 desember 2013 yang memenuhi Syarat dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kebanyakan penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 berjenis kelamin laki-laki dengan
distribusi usia terbanyak pada kelompok umur 50-60 tahun (32,42%) Dan distribusi
pendidikan terakhir SMA (30,20%), dengan pekerjaan terbanyak adalah sebagai IRT
(35,42%), dan dengan Ras/suku melanosoid dan Non-Melanosoid berbanding sama
(50%).
2. Kebanyakan penderita diabetes Mellitus Tipe 2 adalah dengan Kadar Glukosa Darah
sewaktu lebih dari 200 mg/dl (91,66%) dan dengan Kadar HbA1C lebih dari 7 %
(79,16%).
3. Kebanyakan penderita diabetes Mellitus Tipe 2 dengan komplikasi akut dan kronik
adalah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan komplikasi Ulkus Diabetikum dan
Neuropati diabetik.
4. Kebanyakan penderita diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penderita Diabetes Mellitus
dengan Penyakit Penyerta Hipertensi.
5. Kebanyakan penderita Diabetes Mellitus adalah penderita dengan stage 2 hipertensi
(37,51%)
Saran

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan


pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin terutama pada orang
dengan usia diatas 50 tahun.
2. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mengontrol glukosa darah
sewaktu dan kadar HbA1C.
3. Meningatkan kepedulian masyarakat terhadap bahayanya Diabetes
Mellitus Tipe 2 dengan komplikasi
4. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mengontrol pola makan yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
5. Untuk penelitian yang lebih baik diharapkan data-data yang diperoleh dari
rekam medic pasien berupa data yang lengkap.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai