Pada ibu dgn preeklamsia, ada penurunan BP dlm waktu 48 jam, namun BP
meningkat antara 3-6 hari pasca melahirkan.
Wanita dgn hipertensi kronis slm kehamilan
mengalami peningkatan risiko terhadap
perburukan hipertensi dan/atau preeklamsia.
Risiko tingkat keparahan hipertensi, adanya
kondisi medis yg terkait (obesitas, DM tipe-2,
penyakit ginjal), atau obat antihipertensi yg
digunakan slm kehamilan.
Hipertensi pasca persalinan mgkn disebabkan
oleh tdk terdiagnosisnya hipertensi kronis
esensial maupun krn memburuknya hipertensi
setelah melahirkan pd wanita dgn preeklamsia.
Komplikasi Maternal
• anamnesis,
• temuan klinis, ada atau tidaknya gejala
Manajemen terkait,
awal akan • hasil laboratorium (protein urin, trombosit,
enzim hati, serum kreatinin, dan
tergantung pada elektrolit),
• respon terhadap pengobatan hipertensi.
Oleh karena itu, semua ibu dengan
hipertensi postpartum harus dievaluasi
pada saat menggunakan obat-obat ini.
Jika pasien memiliki hipertensi dengan
tanpa gejala, tidak ada proteinuria, dan
hasil laboratorium normal, langkah
selanjutnya adalah mengontrol TD.
Obat Antihipertensi dianjurkan jika tekanan sistolik >
150 mmHg dan /atau jika tekanan darah diastolik >
100 mmHg
Bolus suntikan intravena baik labetalol atau
hydralazine digunakan awalnya jika ada
peningkatan sistolik terus-menerus > 160 mm Hg
atau diastolik>110 mm Hg ; ini selanjutnya diikuti
dengan obat oral untuk menjaga tekanan darah
sistolik<150 mm Hg dan diastolic BP<100 mmHg
Ada beberapa obat antihipertensi untuk
mengobati postpartum hypertension. Pada
GH-preeklamsia direkomendasikan
nifedipine (10-20 mg setiap 4-6 jam) atau
pengobatan yang lama dengan nifedipine
XL (10-30mg /12 jam)