TERPADU
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA (FKTP)
dr. Neno Fitriyani Hasbie, M.Kes
dr. Neno Fitriyani Hasbie, M.Kes
• Pendidikan:
FK UKI 2012
Pasca Sarjana FKM Universitas Malahayati 2016
• Pekerjaan
Global Fund Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2018-
sekarang)
Universitas Malahayati (2013 – sekarang)
• Alamat Korespondensi: jl. Pramuka no. 27, Universitas
Malahayati
• Email: neno_hasbie@yahoo.com
• No. Hp: 081386290439
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) TERPADU
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan upaya Pencegahan PTM
Terpadu di FKTP
Tingkat Kemampuan 4A
Pokok Bahasan
• DIABETES MELITUS DAN
OBESITAS
• DETEKSI DINI FAKTOR
RISIKO PTM
• PROMOTIF PREVENTIF
• PENANGGULANGAN PTM
Latar belakang
72 % PTM sebagai
Penyebab Kematian
TREN PTM DAN FAKTOR RISIKONYA
PREVALENSI DM MENURUT
HASIL RISKESDAS
8.5%
6.9%
5.7%
2. Dapat dimodifikasi:
• Kegemukan (BB 120% BB idaman atau IMT 23 kg/m2) dan lingkar perut pria ≥ 90 cm dan
wanita ≥ 80 cm
• Kurangnya aktivitas fisik
• Hipertensi, tekanan darah diatas 140/90 mmHg
• Riwayat dislipidemia, kadar lipid (Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau Trigliserida 250 mg/dl)
• Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular
• Diet tidak sehat, dengan tinggi gula dan rendah serat
• Merokok.
TANDA DAN GEJALA DM
Keluhan Klasik, yaitu:
• Sering kencing (poliuri)
• Cepat lapar (polifagia)
• Sering haus (polidipsi)
• Berat badan menurun cepat tanpa penyebab
yang jelas.
Diagnosis Klinis:
• Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah dengan bahan darah plasma
vena. pemeriksaan glukosa secara enzimatik.
• Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler dengan glukometer.
• Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria.
KRITERIA DIAGNOSIS
Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah pada suatu waktu (kapan saja) tanpa mempertimbangkan jadwal atau
waktu makan tertentu.
Puasa disini adalah tidak adanya asupan kalori selama minimal 8 jam.
tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan beban 75 gram
Pre-diabetes
KOMPLIKASI DIABETES
• Indonesia : tiga negara di dunia dengan
jumlah penderita prediabetes tertinggi Cataract CVA
• Penduduk dewasa berusia 20-79 tahun (27,7 Retinopathy
juta penduduk), setelah Cina (48,6 juta) dan Blindness Premature coronary artery disease
(angina, MI, CHF)
Amerika Serikat (36,8 juta).
International Diabetes Federation 2017, Autonomic (Gastroparesis, diarrhea)
Nephropathy
(renal failure)
Oral Anti
Diabetic And Physical
or Insulin Activity
Injection
QoL
Monitoring Education
OBESITAS
~1 dari 5
35.4% dewasa (68 20% anak usia 5-12
juta) mempunyai tahun mempunyai
obesitas kelebihan berat badan
dan obesitas
Adult obesity is BMI ≥ 25; childhood overweight is Z-score > 1.0 to < 2.0; childhood obesity is Z-score > 2.0
Indonesia population – 275,000,000; adults – 192,000,000
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil utama riskesdas 2018. Available at
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. Accessed
on 01 Mar 2021
Indonesia Population 2021 (Demographics, Maps, Graphs) (worldpopulationreview.com) (accessed on 01 March 2021)
Prediabetes
Sindrom Metabolik Komplikasi Makrovaskuler
Gula darah: Naik dan Mikrovaskuler
GDP: 100-125
GDSM: 140-<200
Obesitas: Definisi pada orang dewasa
• Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan di dalam tubuh
• 2 cara sederhana menentukan obesitas: 1 dengan mengukur lingkar perut dan ke 2
dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT)
• Obesitas sentral: lingkar perut: laki-laki >90 cm; perempuan >80 cm
• Rumus indeks masa tubuh (IMT): sebagai berikut
IMT (kg/m2)
Western1 Asian2
Berat (kg)
IMT = Normal ≥18.5 and <25 ≥18 and <23
Tinggi (m )2 2
Pre-obesitas ≥25 and <30 ≥23 and <25
1. WHO. Obesity: preventing and managing the global epidemic. 2000. Available from https://www.who.int/nutrition/publications/obesity/WHO_TRS_894/en/. Accessed May 2020;
2. Misra A et al. J Assoc Physicians India 2009;57:163–70;
DETEKSI DINI DIABETES MELITUS DAN OBESITAS
CEK KADAR
GULA DARAH
INDEKS
CEK LINGKAR MASSA
PERUT TUBUH (IMT)
PEMANTAUAN BERAT BADAN DENGAN
KARTU PANTAU
PENGELOLAAN PENCEGAHAN OBESITAS DI FKTP
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama WAJIB melakukan tatalaksana obesitas
sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di
FKTP dengan
Kompetensi 4A dimana seorang dokter di FKTP harus mampu membuat diagnosis
klinik dan melakukan penatalaksanaan obesitas secara mandiri dan tuntas.
PENGATURAN PENGATURAN
PENGATURAN AKTIVITAS PENGATURAN PERILAKU
POLA MAKAN DAN LATIHAN WAKTU TIDUR MENGELOLA
STRESS
FISIK
Pokok Bahasan
• DIABETES MELITUS DAN
OBESITAS
• PROMOTIF PREVENTIF
• DETEKSI DINI FAKTOR
RISIKO PTM
• PENANGGULANGAN PTM
DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM
CEK
TEKANAN
Deteksi Dini
DARAH
Gangguan
Penglihatan &
CEK Pendengaran
KADAR
GULA
DARAH
DETEKSI DINI
CEK
KANKER
LINGKAR LEHER RAHIM
PERUT/BMI
UNTUK
PEREMPUAN
29
DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO
PTM
Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM
sedini mungkin agar dapat diintervensi dengan tepat dan cepat
sehingga tidak berlanjut menjadi PTM
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan secara
mandiri, berkelompok maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan
Deteksi dini berkelompok dapat dilakukan di tingkat desa
melalui Posbindu, perkantoran, perusahan dan sekolah /
kampus
30
DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM
POSBINDU PTM WAKTU DETEKSI DINI
• Posbindu adalah Upaya • Orang sehat memeriksakan
Kesehatan Berbasis Masyarakat kesehatan minimal 1 tahun sekali
yaitu kegiatan diselenggarakan • Orang berisiko memeriksakan
dari, oleh dan untuk masyarakat kesehatan 3 bulan sampai 6 bulan
• Posbindu merupakan bentuk sekali setiap tahun
peran serta masyarakat dalam • Orang sakit tidak ke Posbindu tetapi
pembangunan kesehatan sebulan sekali ke fasilitas pelayanan
sebagai wujud kepedulian dan kesehatan menggunakan BPJS
tanggung jawab indvidu
terhadap kesehatan dirinya
sendiri
31
KEGIATAN POSBINDU DAN KIT
POSBINDU
ALAT UKUR
TEKANAN DARAH ALAT UKUR ALAT UKUR
TINGGI BADAN GULA DARAH
32
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM SECARA
MANDIRI MAUPUN DI POSBINDU
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar Perut
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah Sewaktu mg/dL
6. Tajam Penglihatan
7. Tajam Pendengaran
33
DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM DI FKTP
Antara Lain :
1. Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
2. Pemeriksaan Kanker Leher Rahim Dengan IVA
3. Pemeriksaan Darah Lengkap untuk Thalasemia
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dengan
Snellen Chart dan Indera Pendengaran dengan
Tes Garpu Tala
5. Pemeriksaan Gas CO untuk Deteksi Perokok
34
PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
FAKTOR RISIKO PTM:
7. Tajam Pendengaran
35
1. BERAT BADAN :
Persiapan :
a.Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari
bungkus plastiknya.
b.Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta
membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci.
d.Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.
36
2. TINGGI BADAN :
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2
meter dan ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana
37
BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN IDEAL
38
3. LINGKAR PERUT :
Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam
pengukuran.
39
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)
Tetapkan batas atas ujung lengkung tulang pangkal
panggul, tandai dengan spidol
2 4
MENGUKUR LINGKAR PERUT (LP)
7
6
PENGUKURAN BADAN LEBIH
/OBESITAS
• Pengukuran berat badan dan tinggi badan
dilakukan untuk mendapatkan nilai IMT
Obesitas.
• Penilaian IMT menggunakan rumus :
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)²
• Cut off ≥ 27 penentu kategori obesitas (dewasa
asia)
42
PEMERIKSAAN KADAR GULA
DARAH
Alat dan bahan :
Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer)
Test strip gula darah dan kolesterol
Auto lancet (Autoclix)
Lancet
Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL untuk
single test strip
Alkohol 70%
Kapas
Tissue kering
44
PEMERIKSAAN DENGAN
GLUKOMETER
(DISESUAIKAN JENIS GLUKO-
METER) :
Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
Bersihkan ujung jari (jari manis/jari
tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi
alkohol 70%, keringkan.
Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara
tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
Usap dengan kapas steril kering
setelah darah keluar. Sentuhkan satu/
dua tetes darah
Baca hasil glukosa darah.
45
PEMERIKSAAN DENGAN
GLUKOMETER
46
INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN
KADAR GULA DARAH
Glukosa Darah Puasa Glukosa Plasma 2 jam Gula Darah Sewaktu
Kriteria
(mg/dL) setelah TTGO (mg/dL) (mg/dL)
Catt :
* dalam 2 kali pengukuran
** perlu konfirmasi Toleransi Glukosa Terganggu/ Gangguan Toleransi Glukosa
(TTGO), Namun bila tidak memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan gula darah
2 jam PP
47
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Alat dan bahan :
Alat pemeriksa kadar kolesterol
Strip Test kolesterol
Auto lancet (Autoclix) Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai
Lancet kriteria :
Alkohol 70% /Alkohol Swab - (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
Kapas - (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
Tissue kering
Sarung tangan
Kotak limbah benda tajam/safety box
11/25/2023 51
Pengaturan Pola Makan
1. Tentukan dahulu apakah orang 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
yang diperiksa penyandang DM darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
atau tidak. Gunakan kolom yang kanan.
sesuai dengan statusnya. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur
2. Kemudian tentukan kolom jenis bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l,
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan
dan perempuan di kolom kanan). satuan mg/dl, angka konversi tercantum).
3. Tentukan status merokok apakah 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian
merokok atau tidak, sesuaikan di tarik garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol
kolomnya masing-masing ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. titik temu antara kolom umur, TD, dan kolom
Lihat lajur angka paling kiri kolesterol menentukan besarnya risiko untuk
(misalnya untuk usia 46 tahun mengalami penyakit kardiovaskular dalam kurun
pakai blok usia 45-49 tahun, 68 waktu 10 tahun mendatang.
tahun pakai blok 65-69 tahun, dst 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
MENGGUNAKAN HASIL LABORATORIUM
Risiko PJPD < 5% Risiko PJPD 5-10% Risiko PJPD 10-20% Risiko PJPD >20%
✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
MEROKOK
✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
OBESITAS
TEKANAN DARAH
GULA DARAH
INDEKS MASSA TUBUH/LINGKAR
PERUT :
LAKI-LAKI < 90 cm
PEREMPUAN < 80 cm
63
DAMPAK KONSUMSI DAMPAK KONSUMSI DAMPAK KONSUMSI
GARAM BERLEBIH GULA BERLEBIH LEMAK BERLEBIH
11/25/2023 66
BACA LABEL PANGAN DAN
PESAN KESEHATAN PADA PANGAN OLAHAN
11/25/2023 67
BACA LABEL PANGAN DAN
PESAN KESEHATAN PADA PANGAN SIAP
SAJI
Leaflet
Standing Banner
S A L A M S E H AT
TERIMA KASIH
76