Sementara
anak yang kurus dianggap kurang gizi dan tidak sehat. Padahal, anggapan itu tidak
sepenuhnya benar. Anak kegemukan dengan berat badan berlebih tidak selalu sehat
bahkan berisiko mengganggu kesehatan.
Kebanyakan orang menganggap tak masalah jika anak mengalami kegemukan, seiring
berjalannya waktu atau sang anak mencapai usia remaja atau dewasa akan berubah.
Sayangnya, tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan sebuah penelitian menyebutkan,
kondisi anak sekarang ini akan menentukan seperti apa ketika ia mencapai usia remaja
atau dewasa nanti.
Jadi, kemungkinan anak dengan berat badan berlebih (anak kegemukan) atau obesitas
kondisinya akan bertahan hingga usia tersebut, begitu juga jika ia kurus atau ideal.
Menurut beberapa ahli, kondisi obesitas di usia dewasa biasanya merupakan kelanjutan
dari kegemukan saat usia dini. Obesitas pada anak yang berlanjut ke usia dewasa ini
merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit.
Dalam sebuah penelitian, menyebutkan bahwa berat badan anak saat lahir merupakan
salah satu faktor risiko yang memengaruhi berat badan saat anak remaja nanti. Kurang
lebih 44% anak yang lahir dengan berat badan besar/ berlebih cenderung mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas saat remaja.
Selain itu, faktor genetik dari berat badan ibu dan ayah serta pola makan anak yang
kurang teratur, juga menjadi faktor penyebab obesitas pada anak.
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah obesitas, yaitu:
Memberikan ASI eksklusif
Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan gizi seimbang
Batasi konsumsi fast food
Perhatikan apa saja makanan anak di luar rumah.
Ajak anak dan anggota keluarga lainnya untuk rutin berolahraga, setidaknya
sekali dalam seminggu, minimal 30 menit.
Terapkan pola hidup sehat untuk seluruh anggota keluarga Anda untuk mencegah
obesitas dan penyakit penyerta lainnya.