Anda di halaman 1dari 1

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

SSJ menampilkan kondisi yang kurang parah, yang mana kulit < 10% dari permukaan tubuh,
sedangkan NET melibatkan perluasan > 30% dari luas permukaan tubuh. SSJ/NET menampilkan
pasien dengan perluasan kulit 10-30% dari luas permukaan tubuh. Pada kasus ini pasien menujukan
perluasan kulit > 30% sehingga diagnosis SJS dapat disingkirkan.

Dalam perjalanan penyakitnya, NET dapat mengalami penyulit yang mengancam nyawa berupa
sepsis dan multiple organ failure. Prognosis NET dapat diperkirakan berdasarkan SCORTEN.

Komplikasi primer yang didapatkan pada pasien SJS & NET yakni bercak hipopigmentasi dan
hiperpigmentasi, komplikasi skunder yakni kelainan pada mata (keratitis, lagoftalmus, simblefaron,
erosi kornea) dan komplikasi tersier adalah kelainan pada liver, yakni dapatkan peningkatan serum
transaminase. Penurunan sistem pertahanan tubuh, luasnya epidermilisis akan menurunkan fungsi
kulit sebagai barier tubuh sehingga dapat sebagai pintu maksudnya kuman ke dalam tubuh, hal ini
dapat menyebabkan sepsis.

Penentuan prognosis pada pasien SSJ & N ET penting dilakukan. Penilaian prognosis dengan
menggunakan SCORTEN. Penilaian prognosis dengan SCORTEN sebaiknya dilakukan dalam 24 jam
pasien dirawat. Dengan mengetahui prognosis pasien SSJ & NET sejak awal, Para klinisi akan
mengetahui presentasi angka mortalitas, dan lebih Holistik dalam melakukan perawatan pasien SSJ
dan NET. Semakin tinggi nilai SCORTEN semakin tinggi resiko Mortalitas pasien tersebut. SCORTEN
antara lain usia, luasnya nekrolisis epidermal, denyut jantung, blood urea nitrogen (BUN), gula darah
acak, dan serum bikarbonat.

Rahmawati. 2016. studi retrospektif sindrom Steven -Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksik.
Departemen Fungsional kesehatan kulit kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Rumah
Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai