Anda di halaman 1dari 4

EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

DI RUANG KANA B RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh:

1. Icha Sofyanti 317007

2. Mezi Oktasari 317015

3. Safira Aulia 317028

4. Windi Widianingsih 317033

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

PROFESI NERS

TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan
pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani dan pada umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan
luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan merupakan suatu
trauma bagi penderita dan ini bisa menimbulkan berbagai
keluhan dan gejala. Akibat dari prosedur pembedahan
pasien akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri
sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. (Perry
& Potter, 2005).
Data World Health Organization (WHO)
diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama
dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang
hidup (Haynes, et al. 2009). Penelitian di 56 negara dari
192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2
juta prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun
berpotensi komplikasi dan kematian (Weiser, et al. 2008).
(WHO, 2009).
Tindakan operasi merupakan suatu ancaman
potensial atau aktual kepada integritas seseorang baik bio-
psiko-sosial yang dapat menimbulkan respon berupa
nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya timbul setelah
operasi. Nyeri yang terjadi pada pasien post operasi
terkait nyeri pada saat aktifitas seperti batuk, mengedan,
mobilisasi, ganti balutan, dll. Penatalaksaan nyeri yang
tidak adekuat pada saat perawatan luka khususnya
pergantian balutan dapat menyebabkan ketegangan otot,
keletihan, ansietas dan depresi yang dapat
memperlambat penyembuhan dengan cara menekan
efektifitas sistem imun (Zahra, 2010).
Nyeri merupakan sensasi objektif, rasa yang tidak
nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual dan potensial (Smeltzer&Bare, 2002). Kenyamanan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi oleh setiap orang bagaimanapun keadaannya
begitu juga
dengan pasien pasca operasi. Semua pasien pasca
operasi akan mengalami nyeri setelah efek anestesi
hilang. Nyeri pasca operasi akan berdampak pada
aktivitas sehari-hari dan istirahat serta tidurnya sehingga
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi
nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen
non-farmakologi. Salah satu manajemen non-farmakologi
yang digunakan adalah relaksasi Benson. Relaksasi
Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik
pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit pada
pasien yang sedang mengalami nyeri atau
mengalami kecemasan. Dan, pada relaksasi Benson ada
penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata
yang merupakan rasa cemas yang sedang pasien alami.
Kelebihan dari latihan teknik relaksasi dibandingkan
teknik lainnnya adalah lebih mudah dilakukan dan tidak
ada efek samping apapun (Solehati & Kosasih, 2015).

B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh teknik relaksasi benson terhadap nyeri
pada pasien post operasi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi benson
terhadap nyeri pada pasien post operasi.
Sumber :
Potter, Patricia A., & Perry, Anne Griffin.,(Ed. 4.) (2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik
(Vol. 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth
(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo...
(dkk), EGC, Jakarta.
Solehati Tetti, Kokasih Cecep Eli. (2015). Konsep dan Aplikasi
Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Zahra. (2010). Pengkajian Perawatan Luka. 10 September
2013. http.//Zahra.youtube.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai