Anda di halaman 1dari 3

RADIKALISME AGAMA DALAM PRESPEKTIF ISLAM

Nama : Kanun Khafidzt Faathonah Toreh


Kelas : Akhwal Al-Syaksyiah 1 A (As 1 A)
Nim : 20211028

A. Deskripsi Singkat
Mencuatnya fenomena ISIS di berbagai negara, termasuk indonesia, memunculkan
kembali perbincangan kajian-kajian radikalisme agama. Tulisan ini mengkaji gerakan
radikalisme agama (Islam) yang sering diopinikan sebagai paham keagamaan yang berpotensi
melahirkan terorisme. Aspek-aspek yang dikaji meliputi teks-teks keagamaan yang sering
dijadikan pembenaran dalam implikasinya terhadap pelaku gerakan radikal. Berdasarkan
hasil kajian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa lahirnya paham radikal adalah
disebabkan penafsiran yang sempit dan tidak utuh terhadap nas-nas syara’ yang kemudian
berimplikasi pada pemahaman yang keliru terhadap doktrin agama islam.
Kata Kunci: Radikalisme agama dalam perspektif agama islam

B. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami arti dari radikalisme secara bahasa dan istilah
2.

C. Materi
1. PENGERTIAN RADIKALISME
PENDAHULUAN
Mari kita membuka pembahasan kali ini dengan mengetahui arti atau makna dari kata
yang menjadi topik permasalahan kali ini yaitu Radikalisme. Kata-kata yang satu ini
sering menjadi topik ketika terjadi sebuah permasalahan yang terkait dengan terorisme
dan hal-hal yang mengancam kedaulatan NKRI.
ISI MATERI
Secara bahasa, radikal berasal dari bahasa latin yakni “radix” yang mempunyai arti
“akar”, pangakal, bagian bawah, menyeluruh, dan dalam bahasa inggris yaitu “radicalis”
yang berarti “sampai akar-akarnya”. Maksudnya orang dengan paham radikal
menghendaki perubahan dalam hal ini merujuk kepada perubahan yang baik sampai ke
akar-akarnya (mendalam/menyeluruh). Sedangkan secara istilah radikal adalah sebuah
pergerakan yang tekstualis, fundamentalis, revivalis yang selalu menggunakan kekerasan
dalam mengejarkan pahamnya. Ternyata fundamentalis dan radikal adalah kata yang
memiliki persamaan dalam konteks menggunakan kekerasan dalam mencapai tujuan.
Didalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) radikal diartikan sebuah aliran yang
menginginkan perubahan baik dalam hal sosial ataupun politik dengan melalui langkah
kekerasan secara ekstrim dan drastis. Radikal adalah sebuah pemahaman yang
menginginkan adanya perubahan atau perombakan yang besar untuk menuju kemajuan
menurut penganutnya. Radikal merupakan sikap seseorang yang ingin melakukan
perubahan secara cepat dan mendasar pada hukum dan metode pemerintahan.
Radikalisme sangat erat kaitannya dengan fundamentalis, fundamentalis menurut
Wikipedia yaitu gerakan sebuah aliran, paham, atau agama yang berupaya kembali
kepada sebuah keyakinan dasar, kelompok menyakini paham fundamentalis sering terjadi
pergesekan antara kelompoknya dan agamanya sendiri karena menganggap paling benar
sendiri, sedangkan yang lain tidak benar.

2. Ormas Radikal di Indonesia Pasca Orde Baru


PENDAHULUAN
Ormas Radikal di Indonesia Pasca Orde Baru, Topik pembahasan kali ini adalah
Ormas-ormas yang berperan dalam lahirnya gerakan-gerakan radikalisme pada awal
runtuhnya masa Orde Baru dimana pada saat itu NKRI sedang jatuh dalam kekejaman
kelompok-kelompok radikalisme yang ingin mengubah tatanan di Indonesia dengan
menjadikan hukum syariat islam sebagai hukum dasar negara.
ISI MATERI
Langkah awal dari terbukanya kesempatan untuk politik ormas radikalisme, dimulai
dengan berakhirnya masa kepempimpinan presiden Soeharto. Kesempatan tersebut
dibuktikan dengan banyaknya desakan dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung
dalam gerakan aktivis 98. Hal tersebut menjadi dorongan untuk gerakan mobilisasi massa
islam secara transparan dalam ruang publik. Menurut Peter G. Ridder ada empat kategori
kelompok islam setelah keruntuhan orde baru. Kelompok tersebut diantaranya, modernis,
tradisionalis, noe-modernis, dan islamis. Kemunculan empat kelompok diatas memicu
kemunculan ormas-ormas radikal lainnya seperti Front Pembela Islam, FKAWJ, Front
Umat Islam, dan lain-lain. Ormas-ormas tersebut masih bagian dari kategori islamis,
sebab keberadaanya pun tidak hanya melakukan transformasi tetapi melakukan
metamorfosis juga dalam bentuk bermacam-macam.
Kelompok ormas ini juga memiliki cita-cita yang mereka usung dapat diklasifikasi
menjadi tiga; Pertama, mencita-citakan terbentuknya negara islam yaitu MMI dan HTI
(Hizbut Tahrir Indonesia). HTI dengan semangat ideologi untuk menyebarluaskan dan
menerapkan syariat hukum islam secara universal atau menyeluruh di indonesia dengan
cara halaqoh, door to door, serta mengerakan massa dalam jumlah besar untuk melakukan
aksi-aksi demonstrasi untuk pendekatan politik. Seluruh anggota HTI diatur sesuai
dengan hukum syara’ dan dengan pengikut yang cukup banyak tidak heran HTI memiliki
jaringan internasional dia berbagai negara.
Kedua,Menginginkan permberlakuan peraturan daerah berdasarkan syariat islam.
Gerakan Tarbiyah dan KPSSI (Komite Persiapan Penegakan Syariah Islam) adalah salah
satu contoh gerakan untuk mewujudkan perberlakuan peraturan tersebut, Gerakan
Tarbiyah dengan kegiatan yang diberi label dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
tujuan akhirnya bermuara pada politik. Gerakan Tarbiyah yang dimotori alumni-alumni
Gerakan Tarbiyah lulusan timur tengah terus melakukan perubahan-perubahan pasca orde
baru tumbang. Target sasaran Gerakan Tarbiyah adalah dakwah berbasis kampus dan
masjid-masjid, selain itu juga mereka menyasar kepada masyarakat umum di pedesaan
dengan program peribadatan seperti kajian-kajian, traning, kursus-kursus dan ceramah-
ceramah gratis. Berbeda dengan KPSSI dengan cara mengerakkan massa untuk memaksa
pemerintah daerah menerapkan syariah islam sebagai rujukan utama dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa. Merealisasikan visi misi KPPI adalah melalui kegiatan dakwah-
politik dan politik-dakwah.
Ketiga, Gerakan Salafi-Wahabi yang selalu ingin memurnika acaran islam sesuai
dengan yang telah diperintahkan Nabi dan Al-qur’an. Gerakan ini mengelabui masyarakat
yang memasukan kata salafi kepada masyarakat yang sudah tidak asing lagi dengan kata
salaf ataupun salafiyah. Mereka juga menggunakan metode pendekatan agar ajaran
kelompok mereka menyebar luas dengan cara antara lain: Memberikan beasiswa ke Arab
Saudi bagi mahasiswa, memberikan dana bantuan ke pesantren-pesantren dengan syarat
memasukan paham wahabi, membentuk kader paham wahabi, membuat situs-situs
agama.
KESIMPULAN
Runtuhnya orde baru mengakibatkan munculnya ormas-ormas radikal yang memiliki
tujuan menjadikan hukum syariat islam sebagai landasan hukum di Indonesia. Munculnya
ormas-ormas tersebut membuat masyarakat binggung dalam membedakan kelompok
radikal dan non-radikal karena banyaknya penawaran yang cukup menjanjikan dari
kelompok radikal.

Anda mungkin juga menyukai