Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo

Volume 1 No 3 Oktober 2020


Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98

STUDI TENTANG POTENSI BAHAYA DI LABORATORIUM RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI 2019

STUDY OF POTENTIAL HAZARD IN THE LABORATORY IN THE GENERAL


HOSPITAL OF KENDARI 2019
1 2 3
Cinthia Aristha ,*Ambo Sakka , Syawal K Saptaputra
1,3
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia
2
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari,
Indonesia
1 2 3
sieneng069@gmail.com ambo.sakka@uho.co.id syawalkesker2012@gmail.com

*Correspondence Author
Ambo Sakka
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Prodi Kesmas FKM ; Universitas Halu Oleo Kendari
Email: ambo.sakka@uho.co.id

Abstrak
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SMK3). Laboratorium RSUD Kota Kendari merupakan bagian dari pelayanan penunjang medis yang
menyelenggarakan pelayanan medis berupa uji Hematologi, Imunoserologi, Mikrobiologi & Parasitologi, Kimia
Darah, Urinalisis, Analisis Feses, Analisis Cairan Tubuh, Tes Kesehatan, dan lainnya dalam penyediaan
pelayanan rawap inap maupun rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran potensi
bahaya di Laboratorium RSUD Kota Kendari.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data meliputi: wawancara mendalam dan observasi.
Informan pada penelitian ini yaitu informan kunci: Kepala Laboratorium RSUD Kota Kendari dan informan biasa:
Staf Laboratorium RSUD Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi bahaya fisik berupa
kebisingan sedang, getaran, alat yang menimbulkan debu, iklim/suhu rendah dalam ruangan yang dapat
menimbulkan risiko cedera, serta tidak adanya rambu lantai licin.Potensi bahaya biologi memiliki potensi bahaya
terkait penularan penyakit. Potensi bahaya kimia meliputi potensi bahaya terkait dengan penggunaan bahan
kimia sebagai reagen dalam proses pemeriksaan. Potensi bahaya ergonomi berupa penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) dan sarana yang tidak sesuai ukuran tubuh. Potensi bahaya psikososial berupa tekanan emosional
terhadap pekerja yang dapat merujuk pada stress kerja. Potensi bahaya mekanikal seperti hampir tertusuk jarum
dan atau tertusuk jarum jika tidak memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP).Potensi bahaya
elektrikal pada kondisi kabel yang tidak tertata rapi dan colokan/saklar yang tidak rapat.

Kata Kunci : Bahaya Fisik, Biologi,Kimia,Mekanikal,Psikososial.

Abstract

General Hospital of Kendari has not implemented the Occupational Health and Safety Management System
(SMK3). Laboratory of General Hospital of Kendari is a part of medical support services that provide medical
services consisting of Haematology, Immunoserology, Microbiology and Parasitology, Blood Chemistry,
Urinalysis, Faeces Analysis, Body Fluids Analysis, Health Tests, and others in the provision of inpatient services
as well as outpatient services. This study determines to describe potential hazards in the General Hospital
Laboratory. This research was qualitative research usinga descriptive qualitative method by the phenomenology
approach. Data collected by interview and observation. The informants in this study were key informant which is
Head of Laboratory in the General Hospital of Kendari, and the ordinary informant which is the Laboratory Staff
of the General Hospital of Kendari. The results showed that the potential physical hazards contained, vibrations,
tools that cause dust, climate/low temperatures in the room can cause danger, also no slippery floor signs.
Potential biological hazards have potential hazards related to disease transmission. Potential chemical hazards
include potential hazards associated with the use of chemicals as reagents in the inspection process. Potential
ergonomic hazards from the use of Personal Protective Equipment (PPE) and facilities that do not fit body
size.Potential psychosocial hazards in the form of emotional stress to workers that can refer to working
stress.Potential mechanical hazards such as most needles or needlestick injuries if they do not pay attention
toOperational Standard Procedure (SOP).Potential electrical hazards on unordered cable conditions and unmet
plugs/switches.

Keywords:Biological,Chemical, Mechanical, Physical,Psychosocial Hazards.

85
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
Pendahuluan Menteri Kesehatan No.66 tahun 2016 terdari
Laboratorium medis adalah salah satu dari 8 item yaitu potensi bahaya fisik,kimia,
institusi yang menangani berbagai bahan dan biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal dan
potensi agen pathogen berbahaya yang ada elektrikal, jenis potensi bahaya ini memliki
kemungkinan bahwa sampel tertentu dampak dan pengaruh yang sangat kuat yang
mengandung agen patogen, misalnya spesimen dapat membahayakan komponen rumah sakit
dahak atau darah yang mengandung agen (3). Risiko bahaya yang mungkin terjadi menurut
patogen Mycobacterium Tuberculosis (TB) PMKNo. 66 tahun 2016 yaitu bahaya fisik, kimia,
Hepatitis B, C & HIV, Salmonellosis, Brucellosis biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal dan
dan banyak lainnya. Potensi bahaya lain dapat elektrikal(4).
berupa bahan kimia seperti gas dan pelarut, Peluang dan akibat yang ditimbulkan oleh
sumber listrik, penanganan benda tajam, bahaya yang telah diketahui akan dianalisis
bahaya ergonomis seperti duduk dikursi yang menggunakan penilaian risiko matriks AS/NZS
sangat tinggi yang dapat menyebabkan 4360:1999 penilaian suatu risiko dengan cara
Musculoskeletal Disorders karena berdiri lama membandingkannya terhadap tingkat atau
dan tugas yang berulang atau terkait dengan kriteria risiko yang telah ditetapkan. Metode ini
penanganan material dan menggunakan menganalisa dan menilai suatu risiko dengan
peralatan manual(1). cara membandingkan terhadap suatu deskripsi /
Teknisi laboratorium medis merupakan uraian dari parameter (peluang dan akibat)
salah satu kelompok kerja paramedis penting yang digunakan(5).
yang berkontribusi besar untuk keperluan Sebagai informasi bahwa laboratorium
medis, bedah dan lainnya serta merupakan RSUD Kota Kendari tidak memiliki laporan
populasi paling berisiko dikarenakan kegiatan tentang kejadian kecelakaan kerja, penyakit
mereka yang memerlukan paparan darah dan akibat kerja maupun penyakit akibat hubungan
cairan tubuh.Tugas mereka dalam menangani kerja.Observasiawal yang dilakukan di
sejumlah instrumen dan bahan seperti jarum Laboratorium RSUD Kota Kendari terdapat
suntik, mikroskop, berbagai bahan kimia dan salah satu potensi bahaya seperti hampir
berbagai peralatan listrik setiap hari dalam tertusuk jarum saat pengambilan sampel pada
pekerjaan mereka. Berdiri dalam waktu lama, pasien yang kemungkinan dapat menyebabkan
leher membungkuk, memfokuskan diri pada kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
mikroskop dan pipet tes, berada di depan Hal ini tentu merupakan salah satu potensial
komputer serta berurusan dengan pasien bahaya dan dapat menimbulkan adanya
menular adalah beberapa sifat kegiatan dalam kecelakaan kerja apabila tidak ada penanganan
profesi mereka. Laporan mengungkapkan lebih lanjut.
bahwa rata-rata65,6% responden telah terkena Berdasarkan uraian tesebut maka peneliti
jenis bahaya biologis. Sedangakan pada bahaya tertarik untuk mengidentifikasi faktor apa saja
kimia 38,24% respondenmenemukan tidak yang menyebabkan potensi bahaya yang ada di
adanya penandaan dan pelabelan pada bahan Laboratorium RSUD Kota Kendari 2019.
kimia serta 15,2% terkena cairan yang mudah
Metode
terbakar(2).
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Potensi bahaya menurut Peraturan
86
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
kualitatif dengan menggunakan metode beberapa cara. Data primer dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif dengan pendekatan berupa data tentang potensi bahaya fisik, kimia,
fenomenologis yaitu peneliti terlebih dahulu biologi, ergonomi, psikososial, mekanikal dan
melakukan wawancara mendalam dan elektrikal dikumpulkan melalui wawancara
observasi kemudian mengumpulkan informasi mendalam dan observasi. Sedangkan data
lalu dianalisis menggunakan Matriks Analisis sekunder diperoleh peneliti secara tidak
Risiko AS/NZS 4360:1999 dengan tujuan untuk langsung atau dari sumber yang sudah ada
mendapatkan informasi secara mendalam melalui media media perantara seperti internet,
tentang Potensi Bahaya di Laboratorium Rumah jurnal, kemenkes dan permenkes dari dokumen-
Sakit Umum Daerah Kota Kendari tahun 2019. dokumen yang sudah ada di Rumah Sakit
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2019. Dalam
tahun 2020 dan berlokasi di Laboratorium upaya memperoleh data, baik data primer
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota maupun sekunder digunakan metode triangulasi
Kendari yang beralamat di Jl. Brigjen Z.A yang terdiri atas penelitian pustaka yang
Sugianto No: 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota dilakukan dalam upaya untuk mengumpulkan
Kendari, Sulawesi Tenggara. Variabel yang data sekunder, terutama mengenai konsep-
diteliti dalam penelitian ini adalah potensi konsep dasar atau teori-teori yang berkenaan
bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dengan obyek kajian, seperti literatur yang
psikososial, mekanikal dan elektrikal. Informan mengkaji mengenai potensi bahaya di
kunci dalam penelitian ini adalah kepala laboratorium dan literatur-literatur lainnya yang
laboratorium, sedangkan informan biasa terdiri berhubungan dengan penelitian ini dan
atas staf laboratorium yang berjumlah 4 orang, penelitian lapangan berupa wawancara
dan seorang cleaning service RSUD Kota mendalam, observasi dan telaah dokumen(5).
Kendari. Pengumpulan data dilakukan dengan

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1.Analisis Potensi Bahaya di LaboratoriumRumah Sakit Umum DaerahKota Kendari
Menggunakan Matriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999

Potensi Jenis Potensi Tingkat Peluang Tingkat Akibat


Peluang x Akibat
Bahaya Bahaya dan Kriteria Dan Kriteria
Fisik Kebisingan: C 2 M Moderat, tidak
Suara yang (Moderate/ (Minor/ melibatkan manajemen
dihasilkan oleh Sedang) Minor) puncak, namun sebaiknya
penggunaan alat dan segera diambil tindakan
atau proses di penangan/kondisi bukan
laboratorium darurat
Getaran: C 1 R Rendah, risiko cukup
Gerakan yang (Moderate/Sedang) (Insignificant/Tidak ditangani dengan prosedur
dihasilkan oleh Significant) rutin yang berlaku
pengguanaan alat
dan atau proses di
laboratorium
Iklim Kerja/Suhu: A 2 S Signifikan, memerlukan
Suhu rendah yang (Almost Certain/ (Minor/ perhatian dari pihak
ada diruang Hampir Pasti) Minor) manajemen dan
laboratorium melakukan tindakan
perbaikan secepat
mungkin.

87
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
Penggunaan Kipas C 3 S Signifikan, memerlukan
Angin Yang (Moderate/ (Moderate/ perhatian dari pihak
Kotor/Jarang Sedang) Sedang) manajemen dan
Dibersihkan:dapat melakukan tindakan
memicu ganngguan perbaikan secepat
pernafasan mungkin.
Lantai Licin : D 3 M Moderat, tidak
Terpeleset/Terjatuh (Unlikely/ (Moderate/ melibatkan manajemen
akibat tidak adanya Kecil Sedang) puncak, namun sebaliknya
tanda/rambu-rambu Kemungkinan) segera diambil tindakan
lantai licin penanganan/ kondisi
bukan darurat.
Kimia Penggunaan Bahan D 4 S Signifikan, memerlukan
Kimia: Korosif, Iritan, (Unlikely/Kecil (Mayor/ perhatian dari pihak
Toksik, Cairan mudah Kemungkinan) Major) manajemen dan
terbakar, Cairan melakukan tindakan
mudah meledak, perbaikan secepat
Cairan mudah mungkin.
terbakar dan meledak
Penyimpanan Bahan C 3 S Signifikan, memerlukan
Kimia: (Moderate/Sedang) (Moderate/ perhatian dari pihak
Posisi mudah Sedang) manajemen dan
tersenggol/tertendang melakukan tindakan
perbaikan secepat
mungkin.
Tumpahan Bahan E 4 S Signifikan, memerlukan
Kimia: (Rare/ (Major/ perhatian dari pihak
Terhirup, Merusak Jarang Sekali) Mayor) manajemen dan
Jaringan Kulit melakukan tindakan
perbaikan secepat
mungkin.
Biologi Terkena penyakit A 3 T Tinggi, Memerlukan
menular akibat (Almost (Moderate/ perencanaan khusus
paparan pada certain/Hampir Sedang) ditingkat manajemen
pengambilan sampel, pasti) puncak, dan penanganan
proses, dan limbah dengan segera/kondisi
hasil pemeriksaan darurat.
sampel
Binatang penganggu: C 1 R Rendah, risiko cukup
berupa kucing Di (Moderate/ (Insignificant/ ditangani dengan prosedur
Laboratorium RSUD Sedang) Tidak Signifikan) rutin yang berlaku
Kota Kendari
Ergonomi Tugas berulang dan C 2 M Moderat, Tidak
atau kecepatan tinggi (Moderate/ (Minor/ melibatkan manajemen
Sedang) Minor) puncak, namun sebaliknya
segera diambil tindakan
penanganan/
kondisi bukan darurat.
Penggunaan APD C 3 S Signifikan, memerlukan
kurang ergonomis (Moderate/ (Moderate/ perhatian dari pihak
Sedang) Sedang) manajemen dan
melakukan tindakan
perbaikan secepat
mungkin.
Sarana kerja yang C 2 M Moderat, Tidak
kurang ergonomis (Moderate/ (Minor/ melibatkan manajemen
Sedang) Minor) puncak, namun sebaliknya
segera diambil tindakan
penanganan/
kondisi bukan darurat.
Psikososial Tekanan mental: C 2 M Moderat, tidak
complain durasi (Moderate/ (Minor/Minor) melibatkan manajemen
pengambilan sampel, Sedang) puncak, namun sebaiknya
pasien bayi atau segera diambil tindakan
balita. penangan/kondisi bukan
darurat

88
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
Beban kerja: C 1 R Rendah, risiko cukup
kapasitas kerja lebih (Moderate/ (Insignificant/ ditangani dengan prosedur
pada petugas shift Sedang) Tidak Signifikan) rutin yang berlaku
malam
Mekanikal Hampir tertusuk dan D 3 M Moderat, tidak
atau Tertusuk (Unlikely/Kecil (Moderate/ melibatkan manajemen
JarumSuntik Kemungkinan) Sedang) puncak, namun sebaiknya
segera diambil tindakan
penangan/kondisi bukan
darurat
Adanya kabel tidak C 2 M Moderat, tidak
tertata rapi (Moderate/ (Minor/Minor) melibatkan manajemen
Sedang) puncak, namun sebaiknya
segera diambil tindakan
penangan/kondisi bukan
darurat
Elektrikal Saklar engkel dan D 2 R Rendah, risiko cukup
terminal yang tidak (Unlikely/Kecil (Minor/Minor) ditangani dengan prosedur
rapat di tembok Kemungkinan) rutin yang berlaku
(Lok. Administrasi)
Adanya kabel tidak C 3 S Signifikan, memerlukan
tertata rapi (Moderate/ (Moderate/ perhatian dari pihak
Sedang) Sedang) manajemen dan
melakukan tindakan
perbaikan secepat
mungkin.

Dari tabel tersebut dijelaskan bahwa diambil tindakan penanganan/kondisi bukan

terdapat beberapa potensi bahaya yang ada di darurat.

laboratorium RSUD Kota Kendari. Potensi Kebisingan pada frekuensi rendah dapat

bahaya fisik adalah potensi bahaya yang ada di menimbulkan dampak negatif terhadap psikologi

dalam tempat kerja yang bersifat fisika seperti seperti gangguan terhadap emosional seperti

kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, penurunan informasi kerja, yang dapat

dan pencahayaan sehingga dapat menimbulkan kehilangan efisiensi dan

menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan produktifitas kerja serta sebagai salah satu

terhadap tenaga kerja yang terpapar(6). penyebab stress dan gangguan kesehatan

Beradasarkan hasil penelitian dalam lainnya(7).

wawancara dan observasi potensi bahaya Sedangkan untuk sumber getaran yang

kebisingan dapat dinyatakan ada.Kebisingan dihasilkan oleh alat medis centrifuge, jika dinilai

tersebut berasal dari beberapa alat medis yang dengan menggunakan matriks Analisis Risiko

digunakan seperti centrifuge, BSC, dan AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan

chemistry analyzer yang berdasarkan penilaian C dengan kriteria Moderate/sedang dan

masih dalam kategori sedang. tingkatan akibat 1 dengan kriteria

Potensi bahaya fisik berupa iklim atau Insignificant/Tidak Signifikan sehingga Peluang

suhu rendah, jika dinilai dengan menggunakan x Akibat adalah R Rendah, risiko cukup

matriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999, ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.

maka ditingkatan C dengan kriteria Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa

Moderate/sedang dan tingkatan akibat 2 dengan berbeda-beda tergantung dari intensitas,

kriteria Minor/Minor sehingga Peluang x Akibat frekuensi, dan durasi atau lamanya penggunaan

adalah M Moderate, tidak melibatkan alat tersebut. Bila pekerja terpapar getaran

manajemen puncak, namun sebaiknya segera secara terus-menerus, efek getaran dapat

89
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
menimbulkan gangguan atau kelainan dalam C dengan kriteria Moderate/sedang dan
peredaran darah dan saraf, kerusakan ada tingkatan akibat 3 dengan kriteria
persendian dan tulang, memengaruhi Moderate/Sedang sehingga Peluang x Akibat
konsentrasi kerja dan mempercepat adalah S Signifikan, memerlukan perhatian dari
kelelahan(8). manajemen dan melakukan tindakan perbaikan
Hasil penelitian dalam wawancara dan secepat mungkin.
observasi potensi terkait dengan getaran dapat Hasil observasi lainnya mengenai potensi
dikatakan ada dan masih dalam kategori bahaya yang dapat mengakibatkan risiko
rendah. tergelincir, terpeleset dan terjatuh karena tidak
Risiko gangguan kesehatan pada pekerja adanya rambu atau tanda peringatan “AWAS
dapat diakibatkan oleh pajanan suhu rendah di LANTAI LICIN!!” saat melakukan pembersihan.
tempat kerja yaitu saat suhu lingkungan menjadi Jika dinilai dengan menggunakan matriks
rendah akan dapat mengurangi kekuatan otot, Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999, maka
kekakuan sendi dan menimbulkan peluang ditingkatan D dengan kriteria
ketidaknyamanan yang menyebabkan Unlikely/Kecil dan tingkatan akibat 3 dengan
kecelakaan kerja akan lebih sering terjadi. Hal kriteria Moderate/Sedang sehingga Peluang x
tersebut dikarenakan penurunan suhu inti tubuh Akibat adalah M Moderate, tidak melibatkan
akibat dari vasokontriksi pada kulit yang tidak manajemen puncak, namun sebaiknya segera
mampu mengeluarkan panas secara diambil tindakan penanganan/kondisi bukan
maksimal(9). darurat.
Iklim/suhu rendah di laboratorium dapat Potensi bahayadapat bersumber dari
memberi gangguan bagi petugas yang bekerja penggunaan bahan kimia sebagai reagen dalam
di ruangan yang dilengkapi AC, beberapa proses pemeriksaan. Paparan reagen yang
menyatakan merasa tidak nyaman dengan suhu dapat menimbulkan risiko seperti iritasi kulit
ruangan yang terlalu rendah saat bekerja akibat tumpahan bahan kimia yang mengenai
sehingga merasa kedinginan. Jika dinilai kulit, menyebabkan luka bakar pada kulit, iritasi
dengan menggunakan matriks Analisis Risiko mata akibat terkena percikan, iritasi saluran
AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan A pernafasan, bahkan dapat menyebabkan
dengan kriteria Almost Certain/Hampir Pasti dan kerusakan paru, membran mukosa saluran
tingkatan akibat 2 dengan kriteria Minor/Minor pernafasan atas, kulit dan mata bila terpapar
sehingga Peluang x Akibat adalah S Signifikan, terus menerus. Penggunaan Etanol dan
memerlukan perhatian dari manajemen dan Eterdalam kegiatan praktikum dapat berisiko
melakukan tindakan perbaikan secepat timbulnya nyala api akibat cairan dan uap, dapat
mungkin. mengakibatkan iritasi saluran pernafasan,
Potensi bahaya Debu diakibatkan saluran pencernaan,mata dan kulit (10).
pemakaian kipas angin yang jarang dibersihkan Hasil penelitian dalam wawancara
sehingga menghasilkan debu yang dapat terhadap informan menyatakan bahwa adanya
beterbangan, hal tersebut dapat memicu penggunaan bahan kimia sebagai reagen dalam
gangguan pernapasan seperti ISPA, jika dinilai proses pemeriksaan di laboratorium RSUD Kota
dengan menggunakan matriks Analisis Risiko Kendari. Jika dinilai dengan menggunakan
AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan matriks Analisis Risiko AS/NZS 4360:1999,
90
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
maka peluang ditingkatan D dengan kriteria kimia tersenggol dan terjatuh yang kemudian
Unlikely/Kecil Kemungkinan dan tingkatan dapat menimbulkan percikan dan terpapar pada
akibat 4 dengan kriteria Mayor/Mayor sehingga kulit pengguna laboratorium(11).
Peluang x Akibat adalah S Signifikan, Hasil penelitian dalam observasi
memerlukan perhatian dari manajemen dan menemukan adanya tempat penyimpanan
melakukan tindakan perbaikan secepat bahan kimia yang dapat menimbulkan potensi
mungkin. bahaya tersenggol/tertentang/tertumpah seperti
Bahan kimia yang digunakan laboratorium penyimpanan bahan kimia yang diletakan
RSUD Kota Kendari diantaranya yaitu carbol dibawah lantai juga berdekatan dengan alat
fuchin, lugol, giemsa, methanol, dan alcohol lainnya sehingga posisi yang ditimbulkan tidak
yang memiliki klisifikasi cairan mudah terbakar, ergonomis dan menimbulkan potensi bahaya
korsif, mutagenitas pada sel nutfah, irtasi baik dari penyimpanan bahan kimia di laboratorium
pada mata,kulit dan inhalasi serta tosisitas akut RSUD Kota Kendari.
baik oral, kulit dan inhalasi. Penggunaan bahan Potensi bahaya lainnya terkait dengan
kimia tersebut dapat menjadi potensi bahaya tumpahan bahaya kimia yang Jika dinilai
yang besar apabila tidak diimbangi dengan dengan menggunakan matriks Analisis Risiko
tindakan aman yang sesuai SOP dan AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan E
penggunaan APD saat bekerja. dengan kriteria Rare/Jarang Sekali dan
Bahaya kimia berpotensi menimbulkan tingkatan akibat 4 dengan kriteria Mayor/Mayor
gangguan kesehatan yang sangat luas dari sehingga Peluang x Akibat adalah S Signifikan,
yang ringan seperti bersin-bersin, kulit gatal memerlukan perhatian dari manajemen dan
sampai terberat seperti kelainan organ hati dan melakukan tindakan perbaikan secepat
saraf, gagal ginjal atau cacat fungsi paru (11). mungkin.
Potensi bahaya pada penyimpanan bahan Bahaya dari tumpahan bahan kimia jika
kimia seperti posisi yang mudah terhirup atau merusak jaringan kulit dapar
tersenggol/tertendang juga dapat mengganggu memberi efek yang sangat besar bagi korban,
pekerja saat melakukan aktivitas dengan alat dampak kerugian seperti kehilangan waktu kerja
yang berada di sekitar bahan kimia tersebut dan kerusakan pada organ tubuh seperti kulit
sehingga kemungkinannya untuk dapat memberi gangguan terhadap produktivitas
tersenggol/tertendang lebih besar, jika dinilai kerja di laboratorium RSUD Kota Kendari.
dengan menggunakan matriks Analisis Risiko Kegiatan yang dilakukan harus sesuai
AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan dengan SOP dan petunjuk untuk melakukan
C dengan kriteria Moderate/sedang dan kegiatan yang efektif dalam bekerja juga harus
tingkatan akibat 3 dengan kriteria diberikan sebelum melakukan proses
Moderate/Sedang sehingga Peluang x Akibat pemeriksaan. Penggunaan APD juga harus
adalah S Signifikan, memerlukan perhatian dari ditekankan pada seluruh pengguna
manajemen dan melakukan tindakan perbaikan laboratorium(11).
secepat mungkin. Potensi bahaya biologi berkaitan dengan
Beberapa kasus ditemukan banyaknya infeksi atau agen biologis seperti bakteri, virus
pengguna laboratorium yang sering teledor dan dan jamur yang dapat ditularkan melalui kontak
kuranghati-hati sehingga benyebakan bahan langsung dengan pasien terinfeksi atau cairan
91
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
tubuh(12). Potensi bahaya lain yang timbul yaitu
Potensi bahaya biologi pada berasal dari binatang penganggu seperti kucing
paparanpengambilan sampel pasien melalui yang berkeliaran baik didalam maupun diluar
cairan tubuh seperti darah, urin, veses, dan laboratorium yang masih termasuk lingkungan
jaringan tubuh lainnya yang dapat laboratorium RSUD Kota Kendari, jika dinilai
mengakibatkan risiko pada penularan penyakit dengan menggunakan matriks Analisis Risiko
terhadap petugas baik saat pengambilan AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan
sampel dilakukan, proses pemeriksaan, maupun C dengan kriteria Moderat/Sedang dengan
pasca pemeriksaan yaitu hasil limbah biologi tingkatan akibat 1 dengan Kriteria
yang ditimbulkan. Paparan ini terjadi pada Insignificant/Tidak Signifikan sehingga Peluang
setiap kondisi kerja di laboratorium jika dinilai x Akibat adalah R Rendah, risiko cukup
dengan menggunakan matriks Analisis Risiko ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.
AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan A Menurut PMK No.48 tahun 2016 bahwa
dengan kriteria Almost Certain/Hampir Pasti dan Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
tingkatan akibat 3 dengan kriteria interaksi kompleks antara aspek pekerjaan yang
Moderate/Sedang sehingga Peluang x Akibat meliputi peralatan kerja, tata cara kerja, proses
adalah T Tinggi, Memerlukan perencanaan atau sistem kerja dan lingkungan kerja dengan
khusus ditingkat manajemen puncak, dan kondisi fisik, fisiologis dan psikis manusia
penanganan dengan segera/kondisi darurat. karyawan untuk menyesuaikan aspek pekerjaan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan kondisi karyawan dapat bekerja dengan
Tambunan (2018), Pada aktivitas kewaspadaan aman, nyaman, efisien dan lebih produktif.
standar risiko bahaya biologi berupa tertular Melakukan tugas yang berulang dan atau
virus penyakit pernah terjadi yaitu tertular virus tugas dengan kecepatan tinggi dalam hal ini
influenza dan Hepatitis B dan C. Penularan virus yang dimaksud ialah tanpa jeda seperti pada
penyakit dapat melalui inhalasi ataupun melalui pengambilan sampel pasien darurat yang juga
cairan tubuh(13). dengan kondisi jarak yang cukup jauh dari
Selain virus, jamur, bakteri dan parasit laboratorium mengharuskan petugas sesegara
faktor biologis penyebab penyakit akibat kerja mungkin melakukan pengambilan sampel
yang lain berasal dari binatang pengganggu tersebut, hal ini dapat terjadi lebih dari satu atau
seperti serangga, tikus, dan binatang dua pasien dengan petugas yang sama, jika
pengganggu lainnya. Selain itu petugas dinilai dengan menggunakan matriks Analisis
kesehatan maupun orang lain yang berada Risiko AS/NZS 4360:1999,maka peluang
dilingkungan rumah sakit juga berpotensi ditingkatan C dengan kriteria Moderate/Sedang
terkena penyakit dari binatang pengganggu lain yaitu kejadian yang akan terjadi pada beberapa
seperti serangga, tikus dan lain-lain. Binatang- kondisi tertentu dan tingkatan akibat dari bahaya
binatang tersebut biasanya suka tinggal tersebut dapat berupa kondisi terburu-buru
ditempat-tempat yang kotor, sehingga sehingga menyebabkan potensi bahaya lain
berpotensi untuk menularkan penyakit baik seperti risiko terjatuh, terpeleset, dan atau
kepada petugas kesehatan, pasien maupun kelelahan yang akibatnya bernilai 2 dengan
orang lain yang berada dilingkungan rumah Kriteria Minor/Minor, sehingga Peluang x Akibat
sakit (14). adalah M Moderat, tidak melibatkan manajemen
92
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
puncak, namun sebaiknya segera diambil dengan postur tidak netral atau canggung(6).
tindakan penangan/kondisi bukan darurat. Sering ditemui alat kerja yang tidak ergonomis,
Risiko bahaya ergonomi dapat meningkat sehingga terjadi sikap kerja paksa dan tenaga
dengan tugas yang berulang atau kecepatan kerja melakukan aktivitas tersebut secara
tinggi(6). Dalam hal ini dapat juga dengan berulang-ulang dalam jangka waktu yang
tergesa-gesa, hal tersebut juga dapat lama(15).
menimbulkan kecelakaan kerja lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dalam
Potensi bahaya lain terkait dengan wawancara diketahui adanya potensi bahaya
penggunaan APD yang kurang ergonomis yang ditimbulkan oleh sarana kerja yang kurang
seperti handscoon yang terlalu bersar dapat ergonomis bagi pekerja yang memiliki postur
menyebabkan potensi bahaya lain seperti tubuh lebih kecil mengakibatkan beberapa
tertusuk jarum. Potensi bahaya ini tidak hanya kondisi kerja harus memaksakan posisi yang
merujuk pada kecelakaan kerja, namun dapat tegap dan tegang sehingga memberikan efek
menjadi sebab penyakit akibat kerja kurang nyaman saat bekerja, jika dinilai dengan
dikarenakan paparan penyakit menular dari menggunakan matriks Analisis Risiko AS/NZS
pasien jika sputum tersebut sudah dipakai 4360:1999, maka peluang ditingkatan C dengan
terlebih dahulu pada pasien, jika dinilai dengan kriteria Moderate/Sedang dan akibat ditingkatan
menggunakan matriks Analisis Risiko AS/NZS 2 dengan kriteria Minor/Minor sehingga
4360:1999, maka peluang ditingkatan C dengan Peluang x Akibat adalah M Moderat, tidak
kriteria Moderate/Sedang dan tingkatan akibat 3 melibatkan manajemen puncak, namun
dengan Kriteria akibat yaitu Moderate/Sedang sebaiknya segera diambil tindakan
sehingga Peluang x Akibat adalah S Signifikan, penanganan/kondisi bukan darurat.
memerlukan perhatian dari pihak manajemen Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dan melakukan tindakan perbaikan secepat sarana kerja yang ergonomis dapat
mungkin. meningkatkan produktivitas dan menurunkan
Alat Pelindung Diri (APD) perlu keluhan musculoskeletal Dalam upaya
sebelumnya dipilih secara hati-hati agar pencapaian produktivitas yang optimal, maka
dapatmemenuhi beberapa ketentuan yang sarana kerja sebagai faktor pendukung utama
diperlukan, alat tersebut tidak dalam sistem kerja harus diupayakan senyaman
menyebabkanrasa ketidaknyamanan yang mungkin(15).
berlebihan, harus dapat dipakai secara fleksibel, Potensi bahaya psikososial, yaitu potensi
dan alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
tambahan bagi pemakainya yangdikarenakan kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan
bentuknya yang tidak tepat atau karena salah yang kurang baik atau kurang mendapatkan
dalam penggunaanya(13). perhatian.Potensi bahaya psikososial
Penyusunan tempat kerja dan tempat kemungkinan besar dapat mengakibatkan
duduk yang sesuai harus diatur sedemikian terjadinya stress akibat kerja. Stress akibat kerja
sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya akan berdampak buruk terhadap kesehatan
bagi kesehatan.Risiko potensi bahaya ergonomi kerja dan keselamatan kerja(16).
yang timbul akan meningkat bila terdapat Hasil penelitian dalam wawancara
pendukung yang kurang sesuai dan atau diketahui adanya potensi bahaya psikososial
93
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
seperti tekanan mental dapat terjadi dalam Hasil penelitian dalam wawancara
beberapa kondisi pada saat adanya pasien atau menjelaskan bahwa adanya beban kerja dalam
keluarga pasien yang protes atau complain beberapa kondisi tertentu yang dapat melebihi
terhadap petugas mengenai durasi proses kapasitas pekerja, seperti jumlah pekerja tidak
pemeriksaan sampel yang dapat terjadi dua sesuai dengan banyaknya pasien sehingga
samapai tiga kali dalam seminggu dapat dapat menimbulkan kelelahan kerja.Hal ini
memeberikan tekanan mental yang dapat berlaku dengan ketentuan hanya terjadi pada
merujuk pada pada stress kerja. saat banyaknya pasien pada waktu tertentu
Tekanan mental lainnya seperti perasaan yang tidak diimbangi dengan jumlah tenaga
emosional juga dapat terjadi pada saat kerja yanga ada pada saat itu juga.
pengambilan sampel pasien yang masih bayi Beban kerja yang terlalu berlebihan akan
atau balita sehingga hal-hal diatas jika dinilai mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun
dengan menggunakan matriks Analisis Risiko psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit
AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan kepala, gangguan pencernaan dan mudah
C dengan kriteria Moderate/Sedang dan akibat marah. Sedangkan pada beban kerja yang
ditingkatan 2 dengan dengan kriteria terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan
Minor/Minor, sehingga Peluang x Akibat adalah karena pengulangan gerak yang menimbulkan
M Moderat, tidak melibatkan manajemen kebosanan yang mengakibatkan kurangnya
puncak, namun sebaiknya segera diambil perhatian pada pekerjaan. sehingga secara
tindakan penanganan/kondisi bukan darurat. potensial membahayakan pekerja(17).
Selain tekanan mental, potensi bahaya Bahaya mekanis bersumber dari
psikososial lainnya yaitu beban kerja.Setiap peralatan mekanis atau benda bergerak dengan
beban kerja yang diterima seseorang harus gaya mekanika baik yang digerakkan secara
sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik menual maupun dengan penggerak yang dapat
maupun psikologis.Beban kerja psikologis dapat mengakibatkan kecelakaan seperti terjepit,
berupa sejauh mana tingkat keahlian dan terpotong, terpukul, tergulung, tersayat, dan
prestasi kerja yang dimiliki individu dengan atau tertusuk benda tajam(18).
individu lainnya(17). Potensi bahaya mekanikal seperti hampir
Beban kerja pada petugas shif malam tertusuk yang kemungkinan besar dapat
laboratorium RSUD Kota Kendari pada kondisi merujuk pada insiden tertusuk jarum suntik
tertentu dapat melebihi kapasitas kerja seperti dapat terjadi.Potensi bahaya ini dapat
pada pasien yang lebih banyak dibanding meningkat jika petugas tidak mematuhi SOP
dengan jumlah petugas, jika dinilai dengan dan tidak memperhatikan APD. Jika dinilai
menggunakan matriks Analisis Risiko AS/NZS dengan menggunakan matriks Analisis Risiko
4360:1999, maka peluang ditingkatan C dengan AS/NZS 4360:1999, maka peluang ditingkatan
kriteria Moderate/Sedang dan akibat dari D dengan kriteria Unlikely/Kecil Kemungkinan
bahaya tersebut ditingkatan 1 dengan Kriteria dengan akibat ditingkatan 3 dengan kriteria
akibat yaitu Insignificant/Tidak Signifikan, Moderate/Sedang, sehingga Peluang x Akibat
sehingga Peluang x Akibat adalah R Rendah, adalah M Moderat, tidak melibatkan manajemen
risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin puncak, namun sebaiknya segera diambil
yang berlaku. tindakan penanganan/kondisi bukan darurat.
94
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
Kejadian hampir tertusuk jarum suntik Potensi bahaya mekanikal lainnya
atau nearmiss dapat menjadi sumber potensi berdasarkan PMK No.66 tahun 2016 bahwa
bahaya yang meningkatkan risiko untuk tertusk bahaya mekanikal ialah bahaya yang timbul dari
jarum. Apabila jarum suntik bekas yang tertusuk alat mekanik yang dapat menyebabkan bahaya
pada petugas adalah jarum suntik yang tergulung, terpotong, tersayat, tertusuk.
digunakan untuk injeksi vena, intravena maupun Hasil penelitian dalam observasi
subkutan dan telah digunakaan untuk injeksi menemukan beberapa ruangan di laboratorium
pada pasien yang memiliki penyakit menular yang memiliki gulungan kabel tidak tertata rapi
akan berdampak fatal yang mengakibatkan atau penggunaan kapel telentang yang jika hal
tertularnya penyakit tersebut ke petugas tersebut dibiarkan dapat menjadi potensial
laboratorium, sehingga tidak hanya bahaya mekanikal seperti tersandung, terjatuh
menyebabkan kecelakaan kerja namun juga dan bisa juga terjadi potensi bahaya elektrikal.
dapat dikategorikan sebagai penyakit akibat Sangat penting bagi manajemen dan
kerja. pekerja untuk memahami bagaimana potensi
Kejadian hampir tertusuk jarum di bahaya seperti terpeleset, tersandung, dan
laboratorium RSUD Kota kendari dapat terjatuh dapat terjadi serta bagaimana cara
meningkatkan risiko potensi bahaya tertusuk menghilangkan atau meminimalkan bahaya
jarum suntik yang jika tidak ditangani segera. tersebut di tempat kerja(8).
Jika terjadi maka hal itu merupakan hal yang Listrik merupakan salah satu faktor utama
sangat fatal yang dapat menyebabkan dan bahkan penyebab terbesar terjadinya
menularnya penyakit dan terjadi infeksi terlebih kebakaran baik di Industri,gedung,perumahan
lagi ketika jarum suntik tersebut telah digunakan maupun fasilitas umum. Dan tidak sedikit pula
untuk injeksi pasien yang dipastikan positif kecelakaan kerja akibat listrik(20).
AIDS, maka hal yang perlu dilakukan adalah Potensi bahaya elektrikal di laboratorium
melakukan pemeriksaan medis untuk tes darah RSUD Kota Kendari dapat berasal dari saklar
agar mengetahui tindakan apa yang selanjutnya engkel dan terminal yang terpasang tidak rapat
dapat dilakukan. Untuk mencegah terjadinya di tembok sehingga memungkinkan pekerja atau
insiden tertusuk jarum maka yang perlu petugas tidak sengaja menyentuh dan
dilakukan adalah selalu menggunakan APD dan mengakibatkan risiko tersetrum.Meskipun kecil
lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan. kemungkinan hal ini terjadi, namun dapat
Risiko persepsi terhadap cidera jarum menjadi potensial bahaya elektrikal seperti
tertusuk adalah pandangan subyektif dan kesetrum/konsleting dan apabila hal tersebut
pemahaman tentang kemungkinan terjadinya terjadi maka akan menyebabkan kerugian besar
kecelakaan dengan dampak negatif untuk dan bahkan trauma pada bagian tubuh yang
menyuntikkan jarum tertusuk, sehingga mengalaminya.
berdampak pada keselamatan petugas dan Pada pemasangan saklar engkel dan
keselamatan pasien. Persepsi risiko dengan terminal yang tidak rapat di tembok dapat
terjadinya luka tertusuk jarum dapat berdampak menyebabkan risiko tersetrum jika dibiarkan dan
negatif jika persepsi tersebut tidak baik, tidak berhati-hati, jika dinilai dengan
sehingga luka tertusuk jarum dapat dengan menggunakan matriks Analisis Risiko AS/NZS
mudah terjadi(19). 4360:1999, maka peluang ditingkatan D dengan
95
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
kriteria Unlikely/Kecil Kemungkinan dengan kecelakaan listrik berakhir dengan kematian,
akibat ditingkatan 2 dengan dengan kriteria lebih dari60% kecelakaan listrik darii hasil kerja
Minor/Minor, sehingga Peluang x Akibat dalam tegangan rendah yang padahakekatnya adalah
matriks penilaian risiko adalah R Rendah, risiko tegangan terpakai, sekitar 50% dari kecelakaan
cukup ditangani dengan prosedur rutin yang tersebutdisebabkan oleh pemakaian alat-alat
berlaku. listrik dan faktor ketidaksengajaan(21).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Simpulan dan Saran
Wahyu (2013), Bahaya yangpaling banyak
Terdapat potensi bahaya fisik berupa
ditemukan adalah tersengat listrik yang
kebisingan dalam kategori sedang, getaran
disebabkan olehbeberapa hal yaitu isolasi kabel
rendah, iklim/suhu rendah yang dapat
mengelupas, salah menghubungkan kabelke
menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan
kutub yang sebenarnya, memasang filler pada
kesehatan padapetugas laboratorium, debu
holder, tidak memasangsoket listrik sesuai
yang dihasilkan oleh penggunaan alat yang
standar. Bahaya dari kondisi kabel yang
tidak rutin dibersihkan, dan tidak adanya tanda
terkelupasadalah bisa menimbulkan sengatan
atau rambu-rambu saat pembersihan dilakukan.
arus listrik apabila operator menyentuhbagian
Potensi bahaya kimia berupa penggunaan
yang mengelupas tersebut(21).
bahan kimia sebagai reagen dalam proses
Potensi bahaya elektrikal lain yang dapat
pemeriksaan, posisi salah satu bahan kimia
timbul yaitu disebabkan oleh kabel yang tidak
yang mudah tersenggol/tertendang, dan
tertata rapi atau dibiarkan melintang sehingga
tumpahan bahan kimia apabila tidak mengikuti
dapat membahayakan petugas sehingga
SOP yang berlaku dan tidak menggunakan APD
mengakibatkan risiko kecelakaan seperti
saat bekerja. Potensi bahaya biologi berupa
terjatuh dan menyebabkan cedera.
penularan penyakit saat pengambilan sampel
Kabel-kabel yang tidak tertata rapi atau
dan atau pemeriksaan sampel, serta potensi
dibiarkan melintang sehingga tidak hanya dapat
bahaya binatang pengganggu yang dalam
menyebabkan potensi bahaya mekanikal seperti
kategori rendah.Potensi bahaya ergonomi
risiko terjatuh, terpeleset atau tergulung namun
berupa penggunaan APD kurang ergonomis
pada kabel yang teraliri listrik dapat
dalam kategori tinggi, tugas berulang dan atau
mengakibatkan potensi bahaya elektrikal seperti
kecepatan tinggi, serta sarana kerja yang
tersetrum, korsleting listrik, dan atau ledakan
kurang ergonomis dalam kategori sedang.
dan kebakaran, jika dinilai dengan
Potensi bahaya psikososial berupa tekanan
menggunakan matriks Analisis Risiko AS/NZS
mental seperti pada complain durasi
4360:1999, maka peluang ditingkatan C dengan
pengambilan sampel, pasien bayi atau balita
kriteria Moderate/Sedang akibat ditingkatan 3
dalam kategori sedang, dan beban kerja pada
dengan kriteria Moderate/Sedang, sehingga
kapasitas kerja lebih pada petugas shift malam
Peluang x Akibat adalah S Signifikan,
dalam kategori rendah. Potensi bahaya
memerlukan perhatian dari pihak manajemen
mekanikal berupa kejadian hampis tertusuk
dan melakukan tindakan perbaikan secepat
jarum (nearmiss) dalam kategori sedang dan
mungkin.
posisi kabel yang tidak rapi dalam kategori
Berdasarkan hasil statistik kecelakaan
rendah.Potensi bahaya elektrikal pada posisi
karena listrik diketahuibahwa hampir 95%
96
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
kabel yang tidak tertata rapi dalam kategori Syndrome#:~:text=Bila pekerja terpapar
signifikan dan kondisi saklar engkel dan terminal getaran secara,konsentrasi kerja dan
yang tidak rapat di tembok dalam kategori mempercepat kelelahan.
rendah. 9. Wulandari NMD. Gambaran Gangguan
Disarankan agar pihak rumah sakit Kesehatan Pekerja Dengan Paparan Suhu
melakukan perbaikan dan perawatan pada alat Dingin di Bagian Produksi Di PT. Sari Segar
dan fasilitas kesehatan yang digunakan untuk Laut Indonesia Tahun 2015. Univ Udayana
SDM rumah sakit. [Internet]. 2015 [cited 2020 Jul 19];8.
Available from: http://safetynet.asia/bahaya-
Daftar Pustaka
bekerja-di-suhu-dingin/
1. Tait FN, Mburu C, Gikunju J. Occupational
10. Alayyannur, Putri Ayuni, Putri Ayuni; Haqi,
safety and health status of medical
Dani Nasirul; Mulyono; F. RA. Risk Analysis
laboratories in Kajiado county, Kenya. Pan
of Occupational Safety and Health in
Afr Med J. 2018;29:1–18.
Pharmaceutical Analysis Laboratory in
2. Woodliff HJ. Medical Laboratory
Indonesia. Indian J Forensic Med Toxicol.
Technicians. Br Med J. 2014;1(5491):860.
2019;13(3).
3. PMK No. 66. PMK No. 66 Tahun 2016
11. Evryanti. Kajian Risiko Keselamatan dan
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja Pada Petugas Kesehatan
Di Rumah Sakit. 2016;
dan Petugas Kebersihan Klinik X tahun
4. Winarsunu T. Psikologi Keselamatan Kerja.
2012. FKM Univ Indones. 2012;
malang: iniversitas muhammadiyah malang;
12. Gobel SN, Rares FES, Homenta H. Pola
2008.
bakteri aerob yang berpotensi
5. Djaelani. Teknik Pengumpulan Data Dalam
menyebabkan infeksi nosokomial di
Penelitian Kualitatif. J Maj Ilm pawitatan.
Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert
2013;20.
Wolter Mongisidi Manado. J e-Biomedik.
6. ILO. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
2016;4(2).
Sarana untuk Produktivitas. 1st ed. Jakarta;
13. Tambunan YR. Identifikasi Potensi Bahaya
2013.
Pekerjaan pada Perawat Instalasi Rawat
7. Prasetyaquality. Potensi Bahaya dan Risiko
Inap di Rumah Sakit Ketergantungan Obat
di Tempat Kerja [Internet]. 23 Novemer
Cibubur Jakarta Tahun 2018. Universitas
2016. 2016 [cited 2020 Jun 21]. Available
Sumatera Utara Medan; 2018.
from:ttps://pelatihank3terbaru.wordpress.co
14. Ekowati AD. Upaya Pegendalian Faktor
m/2016/11/23/potensi-bahaya-dan-risiko-di-
Bahaya Biologis Di Instalasi Rawat Inap 1
tempat-kerja/
bagian Penyakit Dalam RSUP Dr Sardjito
8. Safetysign. Bahaya Getaran Pada Alat Kerja
Yogyakarta. Issn. 2009;36.
dan Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm
15. Solichul Hadi A. Bakri T. Sarana Kerja Yang
Vibration Syndrome [Internet]. 3 Januari
Tidak Ergonomis Meningkatkan Keluhan
2017. 2017 [cited 2020 Jun 21]. Available
Muskuloskeletal Pada Pekerja Garmen Di
from:ttps://www.safetysign.co.id/news/283/B
Bali. UNIBA. 2016;2.
ahaya-Getaran-Pada-Alat-Kerja-Pekerja-
16. Irzal. Faktor Bahaya Psikososial. In: Dasar-
Berisiko-Terkena-Hand-Arm-Vibration-
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
97
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume 1 No 3 Oktober 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : 2723-519X; page 85-98
Edisi 1. Jakarta: Penadamedia Grup; 2016.
p. 156.
17. Ihsan T, Siti Salami IR. Hubungan Antara
Bahaya Fisik Lingkungan Kerja Dan Beban
Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Pada
Pekerja Di Divisi Stamping Pt. X Indonesia.
J Dampak. 2015;12(1):10.
18. Fill M. Analisis Risiko Keselamatan Kerja
Dengan Metode Hirac Pada Alat
Suspension Preheater Bagian Produksi Di
Plant 6 dan 11 Field Citeureup
PT.Indocement Tunggal Prakarsa. UIN.
2013;
19. Sari NP. Hubungan Persepsi Risiko Dengan
Luka Tertusuk Jarum / Needlestick Injury
Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat Di
RS dr.Soepraoen Dan RS Islam Aisyiyah
Malang. Univ Brawijaya. 2017;
20. Ratnasari ST. Analisis Risiko Keselamatan
Kerja Pada Proses Pengeboran Panas
Bumi Rig Darat #4 PT APEXINDO Pratama
Duta Tbk Tahun 2009. FKM Univ Indones.
2009;6–29.
21. Ruth F, Hanna. Identifikasi Bahaya
Pekerjaan Pemeliharaan Jaringan Listrik
pada Teknisi Pekerjaan dalam Keadaan
Bertegangan di PT . PLN ( Persero ) Area
Medan Tahun 2017. Univ Sumatera Utara
[Internet]. 2017;4. Available from:
http://repositori.usu.ac.id

98
Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Halu Oleo
Volume X No XX April 2020
Published by FKM UHO
e-ISSN : xxxxxxxxx; page

Anda mungkin juga menyukai