SRI MELINDA
17.03.043
MAKASSAR 2020
ii
SRI MELINDA
NIM. 17.03.043
MAKASSAR 2020
i
iii
SRI MELINDA
NIM. 17.03.043
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Darwis, SPd. M.Kes Dr. Ns. HM. Thabran Talib, SKM,MARS
Syamsuddin, A.Md.PK.SKM.M.Kes
ii
1
SRI MELINDA
NIM. 17.03.043
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Darwis, SPd. M.Kes Dr. Ns. HM. Thabran Talib, SKM,MARS
iii
2
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Tim Penguji
iv
3
NIM : 17.03.043
v
4
ABSTRAK
PEMBIMBING : H. Darwis dan H. Muh Thabran Talib (66 Halaman + 12 Tabel + 1 Gambar)
Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) merupakan aplikasi yang digunakan dalam program
Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada 1 januari 2014. Aplikasi ini sebelumnya juga telah
digunakan dalam program jaminan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah seperti
JAMKESMAS pada tahun 2010 dengan revisi sebelumnya. Tarif INA-CBGs merupakan tarif paket
yang meliputi seluruh komponen sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik
medis maupun non-medis. Tujuan dalam penelitian ini untuk diketahuinya perbedaan tarif INA-CBGs
dengan rumah sakit dan mengetahui faktor-faktor perbedaan tarif. Desain penelitian ini adalah
literature review atau tinjauan pustaka. Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan beberapa
artikel terkait kemudian dilakukan inklusi dan ekstraksi data, jumlah artikel yang diteliti sebanyak 9
artikel. Berdasarkan hasil dapat dilihat dari selisih positifnya penelitian A.A Made wijaya kusuma dan
Ketut Ariawati 21,7%, Hotma Dumaris 20,4%, Indriyati Oktaviano Rahayuningrum dkk 25,4%,
Lestari Handayani dkk 32,5%. adapun selisih negatifnya penelitian Lilissuriani dkk 26,9%, Retno
nurhidayati 27,4%, Sartika dewi dkk 15,0%. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa perbedaan
tarif INA-CBGs dengan rumah sakit menghasilkan selisih positif dan negatif adapun selisih positif
yaitu terdapat 4 artikel sedangkan selisih negatif yaitu terdapat 3 artikel, adapun faktor-faktornya yaitu
Diagnosa utama, diagnose sekunder, prosedurm tindakan, episode/lama rawat, tugas dan
tanggungjawab, severity level.
vi
5
ABSTRACT
SUPERVISOR : H. Darwis dan H. Muh Thabran Talib (66 Pages + 12 Tabels + 1 Picture)
Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) is an application used in the National Health Insurance
program which started on January 1, 2014. This application has previously been used in health
insurance programs launched by the government such as JAMKESMAS in 2010 with previous
revisions. INA-CBGs rates are package rates that cover all components of hospital resources used in
both medical and non-medical services. The purpose of this research is to know the difference
between INA-CBGs and hospital rates and to know the factors of different rates. The design of this
research is a literature review or literature review. Collecting data by collecting several related
articles, then data inclusion and extraction, the number of articles studied was 9 articles. Based on
the results, it can be seen from the positive differences of research A.A Made wijaya kusuma and
Ketut Ariawati 21.7%, Hotma Dumaris 20.4%, Indriyati Oktaviano Rahayuningrum et al 25.4%,
Lestari Handayani et al 32.5%. As for the negative difference in the research of Lilissuriani et al.
26.9%, Retno nurhidayati 27.4%, Sartika dewi et al 15.0%. Based on the results it can be concluded
that the difference in INA-CBGs rates with the hospital results in a positive and negative difference,
there are 4 articles while the negative difference is 3 articles, as for the factors, namely the main
diagnosis, secondary diagnosis, procedures, actions, episodes / duration. care, duties and
responsibilities, severity level.
vii
6
PRAKATA
atas kehaditar Allah SWT, karna berkat rahmat dan hidayah-nya menyusun karya
tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Perbedaan Tarif Indonesia Case Base Groups
(INA-CBGs) dengan Tarif Rumah Sakit” Ini dapat di selesaikan guna memenuhi
terima kasih kepada Ayahanda H. ABD RAHMAN dan Ibunda HJ. HACIDA dan
seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan baik materi, moril maupun doa
selama menjalani pendidikan hingga tahap akhir menyelesaikan studi pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar Program studi D3 Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak
selama proses penulisan tugas akhir ini, serta semua pihak yang telah memberikan
Selatan
viii
7
2. Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes., M.EDM selaku Ketua Stikes Panakkukang
Makassar.
Makassar
banyak saran, Nur Adliah AR, Nahdatilasari Nuer, Nurul Azizah Islamiah dan
Arnandi Adriansyah yang telah membantu dan menemaniku tanpa kenal lelah
saya menyadari penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca.
SRI MELINDA
ix
8
DAFTAR ISI
Prakata..................................................................................................... viii
Daftar Isi.................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Desain Penelitian........................................................................ 30
6. Ekstraksi Data........................................................................ 34
A. Hasil............................................................................................. 39
B. Pembahasan ................................................................................. 52
BAB V PENUTUIP
A. Kesimpulan .................................................................................. 62
B. Saran ............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
10
DAFTAR TABEL
xii
11
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
12
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan ialah suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya.
untuk menjaga dirinya agar tetap sehat. Peningkatan biaya kesehatan menjadi
salah satu cara yang dilakukan pemerintah dalam pembiayaan kesehatan ialah
(Universal Health Coverage) pada tahun 2019, artinya pada tahun tersebut
1
2
CBGs) bagi rumah sakit diterapkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.
pada cara pembayaran yang diterapkan pada sebagian besar rumah sakit.
supaya penetapan tarif dapat disesuaikan dengan unit cost yang lebih efektif
dengan penghitungan unit cost yang dilakukan oleh Tim Tarif Kementerian
Kesehatan. Dilakukan analisis data dasar dan data costing RS yang diperoleh
yang terstandar ini akan dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi
3
Tidak jarang terlihat pasien komplain pada saat mengambil obat di apotik
yang disebabkan oleh obat yang tidak tersedia (kosong) ataupun jumlah obat
yang diterima dirasakan pasien kurang. Di pihak lain, banyak rumah sakit
dianggap terlalu kecil dan tidak sesuai dengan jasa medis, harga obat dan
reagen atau bahan habis pakai terkini.Akibatnya dari sudut pandang pasien,
Pada perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA-CBGs di RSUP
Dr.M. Djamal Padang, tarif riilnya dihitung perincian jenis pelayanan, dalam
hal ini standar tarifnya telah ditentukan dalam Peraturan Daerah. sedangkan
4
tarifnya ditetapkan oleh pemerintah pusat (centre for casemix kemenkes RI).
Perbedaan tarif terlihat begitu jelas, karena standar tarif dalam peraturan
daerah Sumbar khususnya untuk kasus PTCA jauh lebih tinggi dari pada tarif
PICO kita dapat memastikan penelitian yang dicari sesuai dengan pertanyaan
perbedaan tarif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sakit
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
professional.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengertian INA-CBGs
yang dimulai pada 1 Januari 2014. Aplikasi ini sebelumnya juga telah
versi 1.5 yang berkembang sampai dengan saat ini menjadi versi 5
a. Interface
b. Fitur
7
8
c. Grouper
d. Penambahan variable
e. Tarif INA-CBGs
Pada aplikasi ini yang akan digunakan pada tahun 2016 telah
sampai saat ini telah digunakan oleh rumah sakit, balai dan klinik yang
Tabel 2.1
Kelebihan dan Kekurangan metode pembayaran prospektif
PIHAK KELEBIHAN KEKURANGAN
Provider Pembayaran lebih adil Kurangnya kualitas koding
sesuai dengan kompleksitas
akan menyebabkan
pelayanan ketidaksesuaian proses
Proses klaim lebih cepatgrouping (pengelompokan
kasus)
Pasien Kualitas pelayanan baik Pengurangan kuantitas
pelayanan
Dapat memilih provider Provider merujuk ke
dengan pelayanan terbaik luar/RS lain
Pembayar Terdapat pembagian resiko Memerlukan pemahaman
keuangan dengan provider mengenai konsep prospektif
dalam implementasinya
Biaya administrasi lebih Memerlukan monitoring
rendah pasca klaim
Mendorong peningkatan
sistem informasi
Tabel 2.2
Kelebihan dan Kekurangan metode pembayaran Retrospektif
PIHAK KELEBIHAN KEKURANGAN
Provider Resiko keuangan sangat Tidak ada insentif untuk
kecil yang memberikan preventif
care
Pendapatan rumah sakit “Suplier induced-demand”
tidak terbatas
Pasien Waktu tunggu yang lebih Jumlah pasien di klinik
singkat sangat banyak
“Overcrowded clinics”
Lebih mudah mendapat Kualitas pelayanan kurang
pelayanan dengan teknologi
terbaru
10
dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber
tingkat lanjutan.
masyarakat.
klinik utama atau yang setara, rumah sakit umum dan rumah sakit
khusus.
kesehatan.
inap dan 289 kelompok kasus rawat jalan. Setiap group dilambangkan
berikut :
Gambar 1
Struktur Kode INA-CBGs
1 2
3
4
13
Keterangan:
Main Groups)
(Case Groups)
kasus
kelompok kasus
Tabel 2.3
Casemix Main Group
NO Deskripsi Kode CMG Kode CMG
1 Central nervous system groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat Groups U
4 Respiratory system Groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
14
b. Case Group
Tabel 2.4
Group Tipe Kasus dalam INA-CBGs
GROUP TIPE KASUS
1 Prosedur Rawat Inap
2 Prosedur Besar Rawat Jalan
3 Prosedur Signifikan Rawat Jalan
4 Rawat Ianap Bukan Prosedur
5 Rawat Jalan Bukan Prosedur
6 Rawat Ianap Kebidanan
7 Rawat Jalan Kebidanan
8 Rawat Inap Neonatal
9 Rawat Jalan Neonatal
0 Error
c. Case Type
99.
d. Severity Level
komorbiditi)
komorbiditi)
Tabel 2.5
Contoh kode INA-CBGs
Tipe Kode Deskripsi Kode INA-
Layanan INA-CBGs CBGs
Rawat I-4-10-I Infark Miocard
Inap Akut(ringan)
I-4-10-II Infark Miocard
Akut(sedang)
I-4-10-III Infark Miocard Akut(berat)
Rawat Q-5-18-0 Konsultasi atau
Jalan pemeriksaan lain-lain
Q-5-35-0 Infeksi akut
Istilah ringan, sedang dan berat dalam deskripsi dari
komorbiditi).
17
daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik medis maupun
non-medis.
sakit. Apabila dalam satu kelompok terdapat lebih dari satu rumah
Mangunkusumo
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, dan Rumah Sakit
Kanker Dharmais.
kelas serta FKRTL selain rumah sakit , maka tarif INA-CBGs yang
regionalisasi masing-masing.
b. Rs Khusus
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
sesuai kekhususannya.
meliputi :
1) Special procedure
20
2) Special drug
3) Special investigation
4) Special prosthecis
5) Subacute cases
6) Chronic cases
Special CMG atau special group pada tarif INA-CBGs saat ini
untuk mengganti biaya yang keluar dari alat, bahan atau kegiatan
diberikan.
a. Pasal 15
22
b. Pasal 16
c. Pasal 17
bawah penetapannya.
d. Pasal 18
kelas.
e. Pasal 19
INA-CBGs.
sebesar Rp 250.000,00/set.
f. Pasal 20
Tabel 2.6
Harga Dasar Satuan obat
Faktor Pelayanan
Harga Dasar Satuan Obat
Kefarmasian
< Rp50.000,00 0,28
Rp50.000,00 sampai dengan 0,26
Rp250.000,00
Rp250.000,00 sampai dengan 0,21
Rp500.000,00
Rp500.000,00 sampai dengan 0,16
Rp1.000.000,00
Rp1.000.000,00 sampai dengan 0,11
Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00 sampai dengan 0,09
Rp10.000.000,00
>Rp10.000.000,00 0,07
26
1. Diagnosa Utama
ICD-10.
kondisi yang ada di daftar tabulasi (volume 1), daftar sebab luar
2. Diagnosis Sekunder
27
utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode
dan 22 bab.
3. Prosedur Tindakan
4. Episode
pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit baik rawat jalan
medis yang ditulis oleh dokter akan sangat membantu koder dalam
6. Severity Level
terbagi menjadi :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Studi literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data
atau sumber yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang biasa
ditemukan dari berbagai sumber seperti jurnal, internet, dan pustaka lainnya.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah review dengan metode
B. Pencarian literature
1. Kata kunci
Perbedaan tarif INA-CBGs dengan Rumah Sakit. Hal ini telah sesuai
2. Database Pencarian
30
31
3. Strategi Pencarian
Tabel 3.1
Strategi pencarian Literature Review
Database Pencarian Strategi Pencarian
Google Schoolar Perbedaan tarif INA-CBGs
dengan Rumah Sakit
Garuda Perbedaan tarif INA-CBGs
dengan Rumah Sakit
Tabel 3.2
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
INKLUSI EKSLUSI
Artikel tahun 2015-2020
Faktor yang menyebabkan Jurnal abstrak
perbedaan tarif INA-CBGs
dengan Rumah Sakit
32
Nasional di RSUZA
33
Bali.
6. Ekstraksi Data
Tabel 3.3
Hasil Ekstraksi data Literature Review
No Judul, Nama Desain Perbedaan Tarif Faktor yang
Peneliti, Tahun Penelitian menyebabkan
INA- Rumah Selisih perbedaan tarif
CBGs Sakit
BAB IV
A. Hasil
2015-2020.
bentuk tabel yang berisi rangkuman dari setiap artikel yang telah
didapatkan.
39
40
Tabel 4.1
Karakteristik Data Literature
No Nama penulis Nama Judul Metode Hasil Penelitian Sumber
. (Tahun) Jurnal (Design, Database
(Vol,No) Populasi,
Variabel)
1. A.A.Made Jurnal Perbedaan tarif riil Deskriptif, Nilai positif yang diterima rumah Google
Wijaya Penelitian dan INA-CBGs sampling, sakit, namun bila ditinjau dari Scholer
Kusuma dan dan penyakit Talasemia pasien kasus perkasus, terdapat 68 kasus
ketut Ariawati, pengemban di ruang perawatan talasemia (21,7%) yang mengalami nilai
(2017) gan anak RSUP sanglah negatif atau defisit selama
[1] pelayanan Bali perawatan
kesehatan,
Vol. 2 (2)
2. Lilissuriani, Jukema perbedaan biaya riil Observationa Total tarif Rs unit pelayanan Google
Irwan Saputra, (Jurnal rumah sakit dan l analitik rawat inap untuk kasus Scholer
dan Mahlil Kesehatan tarif INA-CBGs dengan katastropik penyakit jantung
ruby, 2017 Masyarakat untuk kasus rancangan koroner bulan pelayanan januari
[2] Aceh), Vol. katastropik dengan penelitiannya hingga agustus adalah
3 (1) penyakit jantung yaitu Rp1.977.669.924,-lebih besar dari
koroner pada retrospektif, tarif INA-CBGs. RS juga
pasien rawat inap metode mengalami kerugian sebesar 27%
peserta Jaminan suevei dimana total tarif rumah sakit
Kesehatan dengan ternyata lebih besar dibandingkan
Nasional di pendekatan total tarif INA-CBGs. Namun
RSUZA cross karena rumah sakit menaikkan
sectional 50% maka terbukti rumah sakit
mendapat keuntungan sebesar
40
41
41
42
42
43
Handayani, Penelitian sakit dan tarif INA- dengan sebagian besar lebih rendah dari Scoler
Suharmiati, Sistem CBGs : sudahkah pendekatan tarif INA-CBGs tahun 2016
Niniek Lely Kesehatan, pembiayaan kualitatif, sehingga tarif INA-CBGs tahun
Pratiwi, 2018 Vol. 21(4) pelayanan step down 2016 sudah merefleksikan biaya
[7] kesehatan rumah actual pelayanan atau sudah
sakit dibayar cukup adil untuk diterapkan. tarif
dengan layak ? di yang merefleksikan biaya actual
84 RSU yang pelayanan akan mendorong RS
berstatus Badan memenuhi kebutuhan medis yang
Layanan Umum diperlukan pasien serta
(BLU) dan Badan memberikan reward kepada RS
Layanan Umum yang telah melakukan pelayanan
Daerah (BLUD) dengan outcome memuaskan
8. Oktamianiza, Menara Faktor-faktor Deskriptif, Secara keseluruhan terjadinya Garuda
2017 Ilmu. penyebab cross perbedaan tarif riil rumah sakit
[8] Vol.12 (3) perbedaan tarif real sectional dengan tarif INA-CBGs pasien
rumah sakit dengan JKN dengan kasus PTCA sebesar
tarif INA-CBGS 50 kasus
pada kasus Populasi:
Pecutaneous berkas rekam
Transluminal medis
Coronary
Anggioplasty
(PTCA) di RSUP
Dr.M. Djamil
Padang
9. Sartika Dewi, Jurnal Disparitas tarif Deskriptif, Setiap bulannya menunjukkan Google
andresta Kebijakan INA-CBGs dan observasi,pas disparitas tarif yang cukup tingg. Scholer
Meliala dan Kesehatan tarif rumah sakit ien section sesuai dengan jumlah pasiennya
43
44
Anastasia Indonesia, pasien BPJS rawat caecaria maka pasien dengan severity level
Susty Vol. 8 (2) inap di RSUD I terlihat paling tinggi selisih
Ambarriani, Kolonodale, tarifnya antara tarif INA-CBGs
2019 Kabupaten dan tarif rumah sakit yaitu sebesar
[9] Morowali Utara Rp.-61,765,977, severity level II
sebesar Rp.-41,176,636 dan
severity level III sebesar Rp.-
7,596,731.
44
45
Berdasarkan pada tabel diatas, tarif INA-CBGs yang lebih kecil dari
tarif Rumah sakit terdapat pada hasil penelitian Hotma Dumaris (2015)
[3], Retno Nurhidayati (2015) [6] dan Sartika Dewi, Andresta Meliala
dan Anastasia Susty Ambarriani (2019) [9]. tarif INA-CBGs yang lebih
besar atau setara dari tarif Rumah sakit terdapat pada hasil penelitian
Tabel 4.2
Perbedaan tarif INA-CBGs dengan Rumah Sakit
Perbedaan Tarif
No Judul persentase
INA-CBGs RS SELISIH
1 Perbedaan tarif Rp. Rp. Rp. 21,7%
riil dan INA- 2.453.721.03 1.918.936.4 534.784.590
CBGS penyakit 0 40
Talasemia di
ruang perawatan
anak RSUP
sanglah Bali
[1]
2 perbedaan biaya Rp.444.715.6 Rp.1.977.66 Rp.532.954. 26,9%
riil rumah sakit 00 9.924 324
dan tarif INA-
CBGs untuk
46
kasus
katastropik
dengan penyakit
jantung koroner
pada pasien
rawat inap
peserta Jaminan
Kesehatan
Nasional di
RSUZA
[2]
3 Analisis Rp. Rp. Rp. 20,4%
perbedaan tarif 278.676,05 221.682,79 56.993,26
rumah sakit dan
tarif INA-CBGs
pelayanan rawat
jalan di RSUD
Budhi Asih
[3]
4 Analisis tarif Rp. Rp. Rp. 780.000 25,4%
rumah sakit 3.060.000 2.280.000
dibandingkan
dengan tarif
Indonesian Case
Based Groups
pada pasien
rawat inap
peserta jaminan
kesehatan
nasional
dirumah sakit
Pemerintah dan
Swasta
[4]
5 Penyebab - - -
perbedaan tarif
INA-CBGS
pada kasus
sectio caesarean
dengan indikasi
malpresentasi di
RSUD Tugurejo
47
Kota Semarang
[5]
6 Analisis Rp. Rp. Rp. 27,4%
perbedaan tarif 452.982.000, 624.304.363 171.322.363
klaim Indonesia 00 ,00 ,00
Case Base
Groups (INA-
CBGs)
berdasarkan
kelengkapan
diagnosis dan
prosedur medis
pasien rawat
bersama
trisemester 1 di
RSUD Kota
Yogyakarta
[6]
7 Unit cost rumah Rs A Rs A Rs A 32,5%
sakit dan tarif Kelas 1: Kelas 1: Kelas 1:
INA-CBG : 23.866.825 16.088.734 7.778.091
sudahkah
pembiayaan Rs B Rs B Rs B 63,3%
pelayanan Kelas 1: Kelas 1: Kelas 1:
kesehatan rumah 16.518.625 6.056.378 10.462.247
sakit dibayar
dengan layak ? Rs C Rs C Rs C 32,5%
di 84 RSU Kelas 1: Kelas 1: Kelas 1:
Badan Layanan 23.866.825 16.088.734 7.778.091
Umum (BLU)
dan Badan
Layanan Umum
Daerah (BLUD)
[7]
8 Faktor-faktor - - -
penyebab
perbedaan tarif
real rumah sakit
dengan tarif
INA-CBGS
pada kasus
Pecutaneous
48
Transluminal
Coronary
Anggioplasty
(PTCA) di
RSUP Dr.M.
Djamil Padang
[8]
9 Disparitas tarif Rp.16.619.80 Rp.19.573.2 Rp.2.953.40 15,0%
INA-CBGs dan 0 00 0
tarif rumah sakit
pasien BPJS
rawat inap di
RSUD
Kolonodale,
Kabupaten
Morowali Utara
[9]
CBGs dengan rumah sakit, ada yang menghasilkan selisih positif dan
negatif adapun persentase dari selisih positifnya yaitu 21,7% [1], 20,4%
[3], 25,4% [4], 32,5%, 63,3% dan 32,5% [7]. kemudian pada selisih
negatifnya dengan persentasenya yaitu 26,9% [2], 27,4% [6] dan 15,0%
[9].
49
Tabel 4.3
Faktor Perbedaan Tarif INA-CBGs dengan Rumah Sakit
No FAKTOR PERNYATAAN
1. Diagnosa Utama 1. Pada beberapa kode ada yang jauh lebih
besar daripada tarif RS dimana pada kode
INA-CBGs tersebut s seluruh kasus
menghasilkan selisih positif yang besar.
[3]
2. Diagnosa Sekunder 1. terdapat diagnosis sekunder yang
menambah derajat keparahan.
Penambahan kode diagnosis dan prosedur
dari diagnosis sekunder tersebut dapat
menambah tarif INA-CBGs. [1]
3. Prosedur Tindakan 1. ketepatan pengodean diagnosis/prosedur.
[2]
4. Episode/Lama 1. pada lama rawat lebih dari 3 hari. [1]
Rawat 2. lama dirawat. [2]
3. lama rawat pasien tidak efisien 70,0%. [8]
5. Tugas dan 1. Tarif rumah sakit lebih rendah dari tarif
Tanggungjawab INA-CBGs. Jenis RS, kelas perawatan,
penggunaan icu, lama perawatan
meningkatkan tarif RS. [4]
2. ketidaktelitian koder. [6]
3. Kesalahan dalam pemberian kode
diagnosa baik diagnosa primer maupun
diagnosa sekunder/komplikasi oleh
petugas koding (koder). [7]
4. Faktor penyebab perbedaan tarif yaitu
ketidaktepatan penulisan diagnose 74,0%.
[8]
6. Severity Level 1. kelas perawatannya dan tingkat
keparahannya/severity level. [5]
2. Faktor-faktor yang menimbulkan
perbedaan tarif klaim INA-CBGs sebelum
50
Utama yaitu pada beberapa kode ada yang jauh lebih besar dari pada
tarif rumah sakit dimana pada kode INA-CBGs tersebut seluruh kasus
penelitian [3].
tarif INA-CBGs. Faktor ini terdapat pada penelitian [1]. Pada faktor
Episode/Lama rawat yaitu pada lama rawat lebih dari 3 hari [1], lama
dirawat [2] dan lama rawat pasien tidak efisien 70,0% pada penelitian
[8].
Pada faktor Tugas dan Tanggungjawab yaitu tarif rumah sakit lebih
penggunaan ICU dan lama perawatan meningkatkan tarif rumah sakit [4],
pada penelitian [8]. Kemudian pada faktor Severity Level yaitu kelas
paling tinggi selisih tarifnya antara tarif INA-CBGs dan tarif rumah sakit
B. Pembahasan
data koding rumah sakit. Data costing merupakan data biaya yang
Apabila dalam satu kelompok terdapat lebih dari satu rumah sakit,
Mangunkusumo
53
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, dan Rumah Sakit
Kanker Dharmais.
regionalisasi masing-masing.
a. Pasal 15
b. Pasal 16
Kesehatan terkait.
c. Pasal 17
d. Pasal 18
unit cost perlu dilakukan agar rumah sakit dapat menjual jasa
memuaskan
besar dari pada tarif yang dibayarkan BPJS Kesehatan. Hal ini
a. Diagnosa Utama
nomenklatur.
penggunaan ICD-10.
b. Diagnosis Sekunder
c. Prosedur Tindakan
volume 3
d. Episode
dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit baik rawat
klaim.
sama.
operasi.
f. Severity Level
60
Prosedur Tindakan [2], faktor Episode/Lama rawat [1], [2], [8], faktor
Tugas dan Tanggungjjawab [4], [6], [7], [8], faktor Severity Level [5],
[6], [8], [9]. Faktor perbedaan tarif lebih bnyak kepada severity level
oleh BPJS Kesehatan, hal ini menguntungkan bagi pihak rumah sakit
61
dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sudah cukup baik.
dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, hal ini merugikan bagi rumah sakit,
hal ini merugikan bagi rumah sakit, hal ini juga berdampak pada
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil Literatur Review yang dilakukan pada beberapa jurnal maka dapat
disimpulkan bahwa :
sakit lebih besar daripada tarif INA-CBGs, hal ini dapat merugikan
sakit.
62
63
B. Saran
unit cost untuk mengetahui tentang besaran tarif rumah sakit yang
rasional.
2. Diketahui Selisih tarif INA-CBGs dan tarif rumah sakit yang sangat
efisien.
3. Disarankan kepada petugas rekam medis untuk lebih teliti dalam hal
DAFTAR PUSTAKA
A.A.Made Wijaya Kusuma & Ketut Ariawati.(2017). Perbedaan Tarif Riil dan INA-
CBG’S Penyakit Talasemia Diruang Perawatan anak RSUP Sanglah
Bali.Jurnal Penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan, Vol. 2 (2) :
95-101
Dewi Sartika. (2019). Disparitas Tarif INA-CBG dan TarifRumah Sakit Pasien
BPJS Rawat Inap di RSUD Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara.Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 8 (2)
Handayani Lestari, Suharmiati & Niniek Lely Pratiwi. (2018). Unit Cost Rumah
Sakit dan Tarif INA-CBG : sudahkah pembiayaan pelayanan kesehatan rumah
sakit dibayar dengan layak?. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan ,Vol.
21(4):219-227-219-227
H. Dumaris. (2015). Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG
Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Budhi Asih.Jurnal Administrasi Rumah Sakit
Indonesia,Vol. 3(1)
Lilissuriani, Saputra Irwan & Mahlil Ruby. (2017). Perbedaan Biaya Riil dan Tarif
INA-CBG untuk Kasus Katastropik dengan Penyakit Jantung Koroner pada
Pasien Rawat Inap peserta Jaminan Kesehatan Nasional.Jukema (Jurnal
Kesehatan Masyarakat Aceh), Vol. 3 (1): 198-205.
Nurhidayati Retno. (2015). Analisis Perbedaan Traif Klaim Indonesia Case Base
Group (INA-CBG) Berdasarkan Kelengkapan Diagnosis dan Prosedur Medis
Rawat Bersama Trisemester 1 di RSUD Kota Yogyakarta.Skripsi. Surakarta:
Program Studi Kesehatan Masyarakat universitas Muhammadiyah Surakarta
65
Suryono Arif. (2017). Analisis Tarif Rumah Sakit Dibandingkan dengan Tarif
Indonesia Case Based Groups Pada Pasien Rawat Inap Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Rumah Sakit.Prosiding Seminar Nasional &
International, Vol. 1 (1)
L
A
M
P
I
R
A
N
67
Asiyah pada tahun 2005 dan kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Inpres Layang
Pertama di SMP PGRI 04 Makassar dan menyelesaikan pada tahun 2014 dan pada
tahun 2014 melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negri 04 Makassar dengan
jurusan IPA dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2017. Penulis melanjutkan