Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling
konflik di masyarakat.
1
kekayaan masyarakat Indonesia, namun di sisi lain ia dapat menjadi faktor
antara yang suci dan duniawi. Dengan demikian, agama sebagai yang
1
M. Jandra, Islam dalam konteks Budaya da Tradisi Plural, dalam buku Agama dan Pluralitas
Budaya lokal, editor Zakiyyudin Baidhay dan Mutohharun Jina UMS Press 2022. hlm 1-3
2
mendapatkan sebuah ekspresi dan pola budaya yang berbeda-beda sesuai
bersifat partikular.
proses dialog dengan seluruh kebudayaan yang datang dari luar dirinya.
watak masyarakat.3
2
Ibid,hlm.4
3
Bahtiar efendi. “Masyarakat Agama dan tantangan Globalisasi; mempertimbangkan konsep
deprivatisasi Agama” dalam jural ulumul Qur’an no 3/VII.1997, hlm.43
3
Islam sebagai agama, tidak hanya mengenal tradisi atau
Indonesia mengakui sumber universal yang sama yaitu Al-Qur’an dan As-
demikian aspek sosial budaya dari masyarakat setempat tidak serta merta
terkikis.
lokal pada situasi dan kondisi tertentu, akan ada proses adaptasi dari nilai-
bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat. Islam tidak serta merta
mengkikis habis ide-ide pra Islam, budaya dan tradisi yang ada. Hal ini
berlaku juga bagi penduduk Indonesia. 5 Ini merupakan ciri khas ajaran
budaya maupun tradisi yang ada tanpa mengabaikan kemurnian Islam itu
menetapkan hukum.
4
Zakiyudiddin Baidhawy, Islam dan Budaya Lokal, dalam profetika (Jurnal Study Islam, vol.2, juli
2002.PMSI UMS
5
Lihat Simuh, “Interaksi Islam dalam Budaya Jawa”, Muhammadiyah Dalam kritik ( Surakarta,
Muhammadiyah universitiy Press,200), hlm. 149
4
Al Qur’an sendiri menyatakan bahwa tradisi orang-orang terdahulu
( ان هذا اال خلق االولينagama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan
orang dahulu. 6
pentingnya tradisi, namun di sisi lain kita tidak boleh terjebak pada sikap
yang ada tidak boleh dibiarkan statis, harus mampu berkembang sesuai
Jawa dengan Islam, hal ini dapat kita lihat adanya wujud simbol-simbol.
Dalam simbol wujud nyata itulah sesunguhnya wujud kaidah Islam berada
dan inilah yang bisa ditangkap. Simbol tersebut misalnya dalam bentuk
5
mendalam tampaknya mempunyai makna dan maksud tertentu.
Selanjutnya ada upacara tradisi sekaten dan kegiatan keagamaan lain yang
dari sisi luarnya, padahal tentunya kegiatan tersebut tidak harus dipahami
lebih bersifat filosofis. Pergeseran arti dan makna ini menurut KRHT
maka bermunculan perilaku yang dari sudut pandang Islam dianggap tidak
simbolik penyucian atau buang sial. Fokus kesucian bukan terletak pada
8
KHRT Mangun Hadi Nagoro. Abdi ndalem Keraton Surakarta dan sekaligus juga Pengurus
Masjid Agung Surakarta bid. Dakwah & Budaya. Wawancara 12 Juli 2012 pk.16.30
6
perlambang bahwa manusia sebagai makhluk yang penuh noda harus
setiap detik mawas diri dan ingat bahwa dirinya harus disucikan.9
dalam tata cara kehidupan di masyarakat Jawa, oleh karena itu budaya
diterima dan berada pada posisi fleksibel, bisa diterima di mana saja pada
9
KRT H Tafsir Anom, abdi Dalem Keraton Surakarta & Pengurus Masjid Agung Surakarta Bid.
Ibadah Syari’ah, wawancara 29 Agustus 2013, pk.11.30 wib
7
simbol/lambang yang mudah dipahami, sehingga tercipta ketertiban dan
kedamaian dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam, di mana
salah satu misi utama Islam adalah kedamaian dan keselamatan, dan juga
kedamain seluruh alam. Islam juga dipahami oleh umat Islam sebagai
dipengaruhi oleh sifat dasar manusia yang tidak hanya makhluk relegius
nilai yang menjadi landasan pokok dalam menentukan sikap untuk dunia
dan setiap kelompok orang sehingga dinamis sifatnya. Hal ini berarti
10
Musya Asy’ary, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur’an, yogyakarta; Lembaga Study
Filsafat Islam, 1991. hlm 96
8
sistem yang mempunyai koherensi. Bentuk simbolis yang berupa kata,
perilaku sosial.
benda dan lainnya tidak dapat dilepaskan dari seluruh konfigurasi budaya
dan masih harus ditambahkan ke dalam hubungan ini, sejarah dan ekologi
dalam maupun dorongan luar. Oleh karena itu perlu kesadaran ilmiah
terhadap warisan budaya atau tradisi. Sikap semacam ini merupakan sikap
9
Islam sebagai agama yang sempurna, rahmat bagi seluruh alam,
manusia.
mengetahui dan mendalami lebih jauh apa sebenarnya yang terjadi pada
B. Identifikasi Masalah
terlepas dari tarik menarik antar budaya setempat dengan ajaran agama
10
Interaksi sosial budaya dan agama akan timbul beberapa
yang datang dan tetap pada kepercayaan pada aslinya. Ketiga, menerima
nyaman, enak, damai dan tenteram. Hal ini juga dalam kehidupan
juga mau menerima agama yang baru. Ini tergambar dalam kehidupan
C. Ruang Lingkup
dari proses pembauran antara Islam dengan adat jawa khususnya pada
masih bersifat mendua. Satu sisi begitu kuat memegang teguh adat Jawa,
tetapi pada sisi yang lain mengakui dan meyakini agama Islam.
11
Lebih khusus lagi penelitian ini mencoba mengungkapadakah
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
E. Tujuan Penelitian
12
F. Manfaat Penelitian
kepentingan praktis
melingkupinya.
G. Sitematika Penulisan
13
Bab II. Kajian Pustaka: Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Konstruksi
menggunakan Simbol.
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
14