Anda di halaman 1dari 18

Peran Koperasi Mina Muara Sejahtera Dalam Upaya Pengembangan

Masyarakat Nelayan di Desa Muara, Kecamatan Wanasalam

Geulisdiani Anugrah, Patma Sulistiana, Rifky Apriansyah

Jurusan Pendidikan Sosiologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
lisdianianugrah@gmail.com, patmasulistiana16@gmail.com,
apriansyahrifky7@gmail.com
ABSTRACT

This study aims to determine the role of the Mina Muara Sejahtera
Cooperative in the development of fishing communities in Muara village,
Wanasalam sub-district. This study uses qualitative research, with data collection
techniques observation, interviews and documentation, then uses the technique of
data validity triangulation. The results of this study indicate that the Mina Muara
Prosperous Cooperative has a role in improving the welfare of the fishing
community, through community development with fish auction sites, capture
fisheries programs and vaname shrimp cultivation programs.
Keywords: Cooperative, Development, Community

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Koperasi Mina Muara


Sejahtera dalam upaya pengembangan masyarakat nelayan di desa Muara,
kecamatan Wanasalam. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian
menggunakan teknik keabsahan data triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa koperasi mina muara sejahtera, memiliki peranan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, melalui pengembangan
masyarakat dengan program tempat pelelangan ikan, program perikanan tangkap
dan progam budidaya udang vaname.

Kata Kunci: Koperasi, Pengembangan, Masyarakat


1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau
17.499 dan luas total perairan 6.400.000 km² (Biro Komunikasi, 2018).
Memiliki wilayah perairan yang luas menjadikan Indonesia sebagai negara
maritim, dengan potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar. Pada
tahun 2019, nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai Rp.
73.681.883.000 dimana nilai tersebut naik 10.1% dari hasil ekspor tahun
2018 (KKP, 2020). Hal ini menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi
yang sangat besar dalam sumber daya laut, terutama perikanan.
Desa Muara merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Wanasalam, kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kecamatan Wanasalam
memiliki jumlah nelayan paling banyak di Kabupaten lebak, dengan
jumlah nelayan 1.926 pada tahun 2015 (Dinas Kelautan dan perikanan
Kabupaten lebak, 2016 dalam Rahayu, 2017). Hal ini membuat 57,92%
dari seluruh nelayan yang ada di kabupaten Lebak berada di Kecamatan
Wanasalam. Di desa Muara, terdapat pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan
tempat pelelangan ikan (TPI) yang bertujuan untuk mendukung aktivitas
nelayan.
Masyarakat nelayan di desa Muara mengalami beberapa persoalan,
terutama yang berkaitan dengan keadaan ekonomi. Mereka cenderung
hanya mengandalkan satu sumber nafkah yaitu pada perikanan tangkap.
Ketika cuaca buruk terjadi, nelayan yang menggunakan perahu sederhana
seringkali mengalami kesulitan ketika pergi melaut, sehingga
menyebabkan hasil tangkapan tidak maksimal. Bahkan terdapat juga
nelayan yang tidak jadi pergi melaut ketika cuaca buruk. Hal ini tentu
berbeda dengan nelayan yang memiliki fasilitas lengkap atau memiliki
perahu modern yang lebih canggih, mereka cenderung mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal.
Minimnya fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat nelayan, seperti
perahu yang masih tradisional, mempengaruhi tingkat pengoptimalan
hasil tangkapan ikan, karena hasil yang diperoleh cenderung terbatas.
Selain itu, jumlah hasil tangkapan nelayan juga dipengaruhi oleh situasi
laut yang sedang tidak musim tangkap ikan, musim ini sering disebut
dengan “paila”. Sehingga ketika kondisi tersebut, sebagian masyarakat
nelayan memutuskan untuk melakukan pinjaman kepada renternir, karena
dianggap bisa menyelesaikan persoalan pemenuhan kebutuhan ekonomi
mereka.
Masyarakat nelayan yang ada di desa Muara tentu memiliki
peluang yang sangat tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka,
terutama dengan sumber daya laut yang dimiliki. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat nelayan di desa Muara, yaitu
melalui sebuah pengembangan masyarakat yang berfokus pada nelayan.
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berdasarkan prinsip-prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai (Zubaedi, 2013 : 5).
Salah satu organisasi yang memiliki peranan dalam
pengembangan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
adalah koperasi. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan
orang yang secara sukarela berjuang bersama untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan suatu badan usaha
yang dikelola secara demokratis (Sudarwanto, 2013: 19). Ditengah-tengah
masyarakat nelayan desa Muara, terdapat koperasi Mina Muara Sejahtera.
Koperasi Mina Muara Sejahtera bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan serta melakukan pemberdayaan dan pengembangan pada
masyarakat nelayan. Koperasi Mina Muara Sejahtera tidak semata-mata
hanya mencari laba dalam menjalankan organisasi, tetapi memiliki fokus
dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Serta
menjadi gerakan ekonomi rakyat yang dapat membangun tatanan
perekonomian daerah bahkan nasional.
Koperasi Mina Muara Sejahtera memiliki program diantaranya
simpan pinjam, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), perikanan tangkap,
perikanan budidaya (budidaya udang vaname) dan Brilink. Program-
program tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan yang di hadapi
masyarakat nelayan di desa Muara, terutama dalam pengentasan
kemiskinan. Koperasi Mina Muara Sejahtera juga sering melakukan kerja
sama dengan pemerintah bahkan dengan pihak swasta dalam melakukan
penyuluhan atau pelatihan kepada masyarakat, terutama pada masyarakat
nelayan mengenai pengoptimalan pemanfaatan sumber daya laut.
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas yaitu berjudul “Strategi Pengembangan
Masyarakat Community Development) Melalui Program Pengembangan
Koperasi dan UMKM Berbasis Kearifan Lokal” Oleh Waluyo Handoko
tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa program pengembangan Koperasi (koperasi
masyarakat ekonomi) dan UMKM telah menjadi model pengembangan
masyarakat sebagai strategi konstruktif (membangun), solusi (problem
solving) dan transformatif (potensi pengolahan dan sumber daya) untuk
mencapai masyarakat pembangunan pedesaan. Selain itu, pengembangan
koperasi dan UMKM menjadi salah satu solusi dalam mengurangi angka
pengangguran dan angka kemiskinan yang sejalan dengan kebijakan
pemerintah pusat melalui Kementrian Koperasi dan UKM.
Penelitian berikutnya yang relevan adalah “Peranan Koperasi
Sebagai Penyedia Kebutuhan Nelayan Di Kabupaten Barru” Oleh
Djumran Yusuf, Amiluddin dan Jumraini tahun 2014. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, membahas mengenai
peranan koperasi nelayan budi bahari yang menjadi penyedia modal,
perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari untuk nelayan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji peran koperasi sebagai penyedia kebutuhan
nelayan di Koperasi Budi Bahari Kabupaten Barru. Masalah utama yang
dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana peran koperasi sebagai
salah satu penyedia kebutuhan nelayan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Koperasi Budi Bahari memberikan peran yang cukup besar dengan
modal pinjaman, penyediaan peralatan dan kebutuhan sehari-hari anggota
koperasi yang bekerja sebagai nelayan.
Penelitian ini memfokuskan bagaimana peran koperasi mina muara
sejahtera dalam upaya pengembangan masyarakat nelayan melalui
program-program yang dimiliki koperasi, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat nelayan di desa Muara. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran koperasi Mina Muara
Sejahtera dalam upaya pengembangan masyarakat nelayan di desa Muara,
Kecamatan Wanasalam. Penelitian ini memiliki kegunaan antara lain
untuk menjadi referensi bagi pemerintah desa Muara, terutama Dinas
Kelautan dan perikanan Kabupaten Lebak dalam menentukan kebijakan,
agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para
nelayan. Serta menjadi bahan acuan koperasi Mina Muara Sejahtera dalam
menjalankan program-programnya, agar terus melakukan pengembangan
masyarakat nelayan dengan optimal.
2. Metode
2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif, hal ini dikarenakan peneliti ingin mendeskripsikan kondisi
yang terjadi dilapangan. Selain itu, peneliti menggunakan penelitian
kualitatif karena objek dari penelitian adalah realitas mengenai
pengembangan yang ada di masyarakat nelayan melalui koperasi Mina
Muara Sejahtera yang memiliki sifat dinamis.

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian kualitatif memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga


waktu penelitian ini dimulai dari bulan September sampai bulan
November 2021. Dengan lokasi penelitian bertempat di desa Muara,
kecamatan Wanasalam, kabupaten Lebak, provinsi Banten.
2.2 Subjek dan Instrumen Penelitian
Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi anggota
koperasi mina muara sejahtera, baik sebagai pengurus ataupun anggota
diluar struktur kepengurusan koperasi. Sedangkan instrumen penelitian
ini adalah peneliti itu sendiri.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan
merupakan wawancara mendalam, karena peneliti berupaya mencari
informasi dari informan secara menyeluruh, baik dalam menggali
sikap, pengetahuan dan pandangan informan terhadap masalah.
Teknik observasi digunakan karena peneliti akan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek dan subjek penelitian.
Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan jurnal, skripsi, dan buku yang relevan dengan penelitian
serta dokumen arsip koperasi mina muara sejahtera.
2.4 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
collection, data reduction, data display, dan Conclusion
Drawing/Verivication).
2.5 Teknik Keabsahan data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber. Dilakukan karena peneliti ingin mengecek data
dari berbagai sumber, agar data yang disajikan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Gambaran Umum Koperasi Mina Muara Sejahtera

Masyarakat desa Muara merupakan masyarakat yang plural, karena


memiliki karakteristik gabungan dari masyarakat perkotaan dan
pedesaan, hal ini menciptakan akulturasi pada nilai yang ada sehingga
membuat struktur di masyarakat. Desa Muara sebagai salah satu desa
yang ada di kecamatan Wanasalam, dengan jumlah nelayan 1.926 pada
tahun 2015 (DKKP lebak, 2016 dalam Rahayu, 2017), menjadikan
mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Kesejahteraan masyarakat nelayan dipengaruhi oleh sumber daya
perikanan, baik operasional penangkapan ikan ataupun budidaya
sehingga kondisi lingkungan wilayah pesisir dan laut menentukan
keberlanjutan kondisi sosial ekonomi mereka (Syatori, 2014 : 241).
Seringkali masyarakat nelayan mengalami persoalan ekonomi, yang
membuat mereka membutuhkan modal usaha dan bantuan untuk
menunjang aktivitas melaut. Salah satu lembaga yang bertujuan untuk
membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup atau
kesejahteraan masyarakat adalah koperasi.
Koperasi Mina Muara Sejahtera berdiri secara resmi pada tanggal
12 Februari 2016, dan merupakan koperasi serba usaha dengan
badan hukum No.02/BH/DINKOP/IX/11/2016. Koperasi Mina Muara
Sejahtera dibentuk atas dasar keinginan masyarakat nelayan desa
Muara dalam upaya mengembangkan usaha dibidang perikanan, agar
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah anggota koperasi Mina Muara Sejahtera pada tahun 2020
sebanyak 581 orang, dengan seluruh anggota bermata pencaharian
sebagai nelayan. Koperasi Mina Muara Sejahtera keanggotaannya
bersifat kelompok dan individu, dengan memiliki kelompok usaha
bersama (KUB) sebanyak 51 kelompok yang beranggotakan 9 anggota
dan 1 ketua kelompok. Kemudian terdapat juga anggota yang sifatnya
individu sebanyak 71 orang.
Koperasi Mina Muara Sejahtera memiliki visi yaitu mewujudkan
koperasi Mina Muara Sejahtera sebagai koperasi yang mandiri dan
produktif untuk kesejahteraan masyarakat nelayan. Koperasi Mina
Muara Sejahtera memiliki program-program unit usaha diantaranya,
simpan pinjam, tempat pelelangan ikan (TPI), perikanan tanggap,
perikanan budidaya (udang vaname) dan brilink. Koperasi menjadi
sebuah kelompok sosial di masyarakat, yang bersifat formal. Anggota
kelompok saling berinterksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, dan memperoleh sebuah kesejahteraan.
3.2 Program-program Koperasi Mina Muara Sejahtera
3.2.1 Program Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Tempat pelelangan ikan (TPI) di desa Muara, merupakan
salah satu unit usaha dari Koperasi Mina Muara Sejahtera.
Tempat pelelangan ikan (TPI) memiliki fungsi dalam kegiatan
perikanan, yang menjadi salah satu faktor penggerak dan
meningkatkan usaha serta kesejahteraan nelayan. TPI memiliki
tujuan untuk membantu memasarkan hasil tangkapan nelayan
secara cepat, dan untuk mendapatkan harga setinggi mungkin.
Tempat pelelangan ikan Binuangeun, merupakan milik
pemerintah daerah kabupaten Lebak. Namun pengelolaannya
diserahkan kepada pihak ketiga yaitu Koperasi Mina Muara
Sejahtera, sehingga terdapat kerja sama yang terjalin antara
Koperasi Mina Muara sejahtera dengan pemerintah. Kerja sama
yang melibatkan pemerintah dan koperasi menjadi gambaran
bahwa, terdapat upaya pengembangan dari bawah (development
from blow). Dalam hal ini, pemerintah memperhatikan kebutuhan
masyarakat, terutama dalam sarana dan prasarana penunjang hasil
tangkapan mereka.
Terdapat dua jenis pungutan biaya dalam tempat pelelangan
ikan Binuangeun, yaitu 3% retribusi untuk daerah sesuai dengan
Peraturan Daerah tahun 2010, Nomor 8 tentang retribusi jasa
usaha. Kemudian terdapat 5% sebagai iuran nelayan. Beban
tersebut hanya ditanggung oleh nelayan yang menjadi pemenang
lelang, sehingga tidak ditanggung oleh semua nelayan yang ikut
berpartisipasi dalam lelang.
Hasil dari 5% pungutan biaya tersebut dialokasikan kepada
koperasi, dengan beberapa pembagian. Hasil sebanyak 2,5%
digunakan untuk operasional tempat pelelangan ikan. Sedangkan
2,5% yang terisa ketika hari raya idul fitri dan idula adha akan
dibagikan kepada anggota, masing-masing 1%. Kemudian 0,5%
diperuntukan untuk kepentingan masyarakat dalam berbagai
kegiatan seperti kegiatan keagmaan, kepemudaan dan
kemasyarakatan. Selain itu dana tersebut digunakan untuk
kepentingan anggota, misalnya untuk biaya kesehatan, pendidikan
dan perbaikan kapal nelayan yang menjadi anggota. Sehingga
hasil dari retribusi tidak hanya dirasakan oleh anggota saja,
melainkan untuk masyarakat umum.
3.2.2 Program Perikanan Tangkap
Program perikanan tangkap dalam Koperasi Mina Muara
Sejahtera meliputi bantuan sarana dan prasarana untuk melaut
bagi anggota nelayan, serta pendistribusian hasil tangkap.
Koperasi Mina Muara Sejahtera menerima bantuan dari
kabupaten, provinsi dan kementerian kelautan dan perikanan
pusat berupa kapal, alat selam dan lain sebagainya. Pada saat ini
koperasi Mina Muara Sejahtera mempunyai 21 kapal jenis 3 GT.
Bantuan-bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak tersebut,
memberikan sumber daya kepada koperasi dan juga anggota.
Sebagaimana pengembangan masyarakat difokuskan pada upaya
menolong orang-orang lemah yang memiliki minat, untuk bekerja
sama dalam kelompok, melakukan identifikasi terhadap
kebutuhan dan melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi
kebutuhan (Zaenudin, 2014: 6).
Sistem dari penggunakan kapal tersebut dilakukan secara
berkelompok, dengan koordinasi ketua KUB. Masyarakat nelayan
mendapatkan hasil tangkapan berupa gurita, ikan layur, ikan
tinggiri dan kerapu. Komoditi tersebut, merupakan komoditi
yang sering diekspor oleh pihak koperasi. Pihak koperasi
menetapkan biaya sebesar 3% dari setiap hasil tangkapan
kelompok. Selain itu terdapat laporan produksi oleh kelompok
setiap bulan, laporan tersebut hanya dibuat oleh kelompok yang
mendapatkan bantuan kapal. Laporan yang dilaksanakan setiap
bulanya menjadi sebuah evaluasi dan juga pengawasan, bagi
pihak koperasi untuk terus melakukan pengoptimalan program,
serta partisipasi anggota.
Koperasi Mina muara sejahtera memiliki gudang
penyimpanan ikan yang dibekukan. Gudang tersebut berfungsi
untuk mengantisipasi ketika harga ikan melonjak tinggi, hal ini
merupakan alternatif solusi agar masyarakat tidak perlu khawatir
dengan stok ikan yang tersedia dan tetap bisa mendapatkan ikan.
Koperasi Mina Muara Sejahtera juga melakukan
pendistribusian hasil tangkap. Cara pendistribusian dilakukan
dengan membeli hasil lelang nelayan, kemudian koperasi
bermitra dengan eksportir. Sehingga hasil tangkap nelayan
memiliki daya jual yang tinggi dibandingkan dengan harga jual
dipasaran. Ini merupakan sebuah pengembangan dari bawah yang
memanfaatkan sumber daya lokal, untuk pemenuhan kebutuhan
dan produksi masyarakat.
Pada program perikanan tanggap, ketua kelompok memiliki
peranan penting dalam mendorong partisipasi anggota untuk
terlibat dalam program.
“Tugas ketua kelompok itu mengkoordinasi anggota,
mulai dari merintah buat kumpul jika ada rapat, mengecek
anggota ke laut atau tidak, mengingatkan anggota
misalnya ada informasi serta sering juga ngborol-ngbrol
terkait keadaan pasar dan laut, juga kebutuhan” (Sapik,
ketua KUB Setia Jaya).

Ketua kelompok memiliki kewajiban dan peran terhadap


pelaksaan partisipasi masyarakat dalam setiap program. Terutama
perikanan tanggap yaitu dengan mengkoordinasi, memberikan
informasi, dan memberikan dorongan kepada nelayan untuk terus
aktif dalam program koperasi Mina Muara Sejahtera.

“Anggota jika mau melaut lapor dulu ke ketua, tapi


ketua lebih sering nanya terlebih dahulu, mau melaut
kapan, terus apa aja yang kurang. Misalnya ada rapat
contohnya rapat akhir tahun dan sosialisasi atau
penyuluhan, nanti ketua yang ngasih informasi terus
ngumpulin anggota. Sering juga diskusi apa yang
dibutuhin nelayan atau keperluan nelayan” (Aceng Bahri,
anggota koperasi mina muara sejahtera).

Partisipasi anggota dalam pelaksaan program perikanan


tangkap sangatlah penting, karena anggota berperan untuk
mendapatkan hasil tangkapan. Pengembangan masyarakat harus
selalu mencoba memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan agar
setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat aktif dalam kegiatan
(Zubaedi, 2014: 40). Anggota juga berpertisipasi dalam proses
pelelangan untuk mecapai harga lelang yang tinggi. Selain itu
ketika mengadakan rapat terutama rapat akhir tahun, partisipasi
masyarakat sangat dibutuhkan. Hal tersebut berhubungan dengan
pemberian masukan kepada koperasi oleh anggota, agar lebih
baik dan memutuskan sebuah program dengan demokrasi.

3.2.3 Program Budidaya Udang Vaname


Program budidaya udang vaname pada koperasi mina
muara sejahtera dimulai pada tahun 2020, dengan total karyawa
sebanyak 17 orang. Karyawan dari unit usaha budidaya udang
vaname tidak semua berasal dari desa Muara, namun terdapat 2
orang yang berasal dari Lampung. Hal tersebut dilakukan karena
koperasi mencari sumber daya yang sudah memiliki ilmu untuk
memuai budidaya, dan nantinya akan diajarkan juga kepada
karyawan lain.
Budidaya udang vaname merupakan sebuah inovasi yang
dilakukan oleh koperasi, agar masyarakat tidak hanya
mengandalkan hasil tangkapan saja. Namun memanfaatkan
sumber daya alam yang dimiliki, salah satunya yaitu bibit udang
untuk dibudidayakan karena memiliki daya jual yang tinggi.
Koperasi terus melakukan inovasi dan eksperimen
mengenai budidaya udang vaname yang baik. Pengetahuan akan
inovasi, diperoleh dari beberapa sumber yaitu pengetahuan lokal
dan bantuan teknologi internet.
“Budidaya udang vaname ini terus mengalami
pembaharuan dari segi perawatan, saya pribadi
mendapatkan informasi tentang hal-hal tersebut dari
youtube sejak awal berdirinya unit usaha budidaya”
(Wading Riana, Ketua Koperasi Mina Muara Sejahtera).

Gambar 1. Tambak budidaya udang vaname koperasi mina muara


sejahtera.

Pelaksaan program budidaya udang vaname sesuai dengan


nilai-nilai atau kearifan lokal yang ada di masyarakat. Koperasi
tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya dalam proses
budidaya, dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
dengan dibuatnya penampungan limbah. Budidaya udang vaname
juga memanfaatkan air laut sebagai media tumbuh kembang
udang, dan menggunakan tambak beton. Tambak beton
digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan perubahan
struktur tanah, dan menjaga kualitas tanah agar tidak tercermar
dari zat-zat yang sifatnya merusak.

Terdapat perbedaan dalam program budidaya udang


vaname, dengan program lain di koperasi mina muara sejahtera.
Dimana dalam unit usaha budidaya udang vaname, koperasi
membuka kemitraan yang mana masyarakat umum bebas untuk
bergabung dengan kemitraan tersebut.
“Kita koperasi mina muara sejahtera, membuka
kemitraan dengan masyarakat, tidak melihat golongan bisa
dari guru, polisi, TNI, pedagang, buruh dan lain sebagainya
diperbolehkan untuk ikut kemitraan. Kemitraan ini juga
baru berjalan 3 bulan, dan baru 2 anggota yang ikut
kemitraan tapi dua-duanya polisi” (Wading Riana, Ketua
Koperasi Mina Muara Sejahtera).

Kemitraan pada budidaya udang vaname baru diikuti oleh 2


orang, hal tersebut belum mencapai tujuan dari dibuatnya
kemitraan budidaya udang vaname. Tujuan dari dibuatnya
kemitraaan budidaya udang vaname yaitu mendorong masyarakat
untuk melakukan inovasi, dengan pemanfaatan sumber daya alam
yang ada yaitu udang. Kemudian untuk menjadi alternatif solusi
masyarakat, untuk mendapatkan penghasilan ketika musim
“paila” (paceklik).

Sistem laba dalam kemitraan budidaya udang vaname


terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah 50% dan 50%
diperuntukan bagi kemitraan yang menanggung biaya produksi.
Kedua 30% dan 70% dipergunakan untuk kemitraan yang
menanggung biaya pembuatan kolam. Kemudian yang ketiga, 70
% dan 30% jika semua beban ditanggung oleh masyarakat yang
bermitra.

Koperasi mina muara sejahtera dalam kemitraan budidaya


udang vaname, memberikan kebebasan kepada mitra untuk
berpartisipasi dalam budidaya. Masyarakat yang bermitra dapat
membudidayaan udang vaname, artinya berpartisipasi secara
langsung dalam pengurusan dibantu oleh pihak koperasi. Dalam
hal ini, mitra juga diberi kebabasan jika hanya ingin menanamkan
modal. Koperasi tidak menekankan kewajiban mitra untuk
berpartisipasi secara langsung dalam proses pengelolaan, namun
harapan besar koperasi adalah mitra ikut serta dalam proses
pengelolaan, agar tujuan dari dilaksanakannya budidaya udang
vaname dapat terwujud. Sebagaimana menurut Ife dan Frank,
1997 (dalam Zaenudin, 2014:28) seseorang tidak dapat menekan
masyarakat untuk berpartisipasi, tetapi sebuah iklim dapat
diciptakan dalam masyarakat sehingga mereka merasakan
kewajiban atau tugas moral untuk berpartisipasi.

3.3 Peran Koprasi Mina Muara Sejahtera dalam Upaya


Pengembangan Masyarakat Nelayan di Desa Muara, Kecamatan
Wanasalam
Pengembangan masyarakat memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat lapis bawah dalam
mengidentifikas kebutuhan, mendapatkan sumber daya dalam
memenuhi kebutuhan dan memberdayakan secara bersama-sama.
Setiap program pengembangan masyarakat dirancang untuk
mendorong pengembangan sumber daya, keterampilan dan peluag
hidup secara lebih baik bagi rakyat kecil (Zubaedi, 2014: 5).
Pengembangan masyarakat dapat menjadi sebuah proses
restrukturasi dengan cara menetapkan pola-pola swadaya partisipasi
dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan sosial-ekonomi,
sehingga masyarakat dapat lebih mungkin memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kegiatan pengembangan masyarakat biasanya berlangsung
dalam sebuah kelompok, kegiatan sosial atau organisasi
kemasyarakatan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(Zubaedi, 2014: 5).
Koperasi menjadi salah satu bentuk upaya pengembangan pada
masyarakat. Bentuk inti dari koperasi yaitu himpunan masyatakat
untuk berbagi dalam semua aspek kehidupan atas dasar kerja sama
(Ife dan Frank, 2008: 335). Koperasi memiliki bentuk yang beragam,
disesuikan dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat.
Koperasi Mina Muara Sejahtera merupakan koperasi nelayan
yang bertujuan untuk melakukan pengembangan dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat nelayan. Program-program yang terdapat di
koperasi Mina Muara Sejahtera, tidak sepenuhnya berorientasi pada
laba namun memperhatikan kondisi dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ife dan Frank (2008: 354) koperasi merupakan cara-cara
yang sangat penting bagi orang-orang untuk mengelola keuntungan
ekonomi yang saling menguntungkan, melalui pengumpulan produksi
atau konsumsi.
Koperasi Mina Muara Sejahtera menjadi sebuah pengelola dana
masyarakat yang bersumber dari retribusi TPI, sebanyak 2.5% yang
diperuntukan untuk kebutuhan masyarakat nelayan dalam kegiatan
kemasyarakatan, jaminan kesehatan dan sarana atau prasarana melaut.
Hal tersebut memberikan kekuatan kepada masyarakat untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana menurut Zubaedi
(2014: 6) program pengembangan memunginkan anggotanya
memperoleh daya dukung atau kekuatan dalam memenuhi kebutuhan.
Program perikanan tangkap menjadi salah satu unit usaha yang
melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah serta partisipasi
masyarakat. Ketua KUB dalam program ini memiliki posisi sentral
karena bertugas untuk mengkoordinasikan, menyampaikan informasi
dan menjadi wadah aspirasi kebutuah nelayan. Partisipasi anggota
dalam program perikanan tanggap sangat penting, hal tersebut agar
terus berlangsungnya proses tangkap ikan, dan masyarakat
mendapatkan pengasilan serta penyampaian aspirasi. Kerja sama yang
baik antar kedua belah pihak yaitu koperasi dan anggota, dapat
meningkatkan pengoptimalan pemanfaatan hasil tangkap. Oleh karena
itu menurut Ife dan Frank (2008: 285) partisipasi merupakan suatu
bagian penting dari pemberdayaan dan pemenuhan kesadaran,
semakin banyak orang yang menjadi peserta aktif dan semakin
lengkap partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan proses
masyarakat serta proses inklusif yang diwujudkan.
Proses pendistribusian hasil tanggap yang dilakukan oleh
koperasi Mina Muara Sejahtera, menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan penghasilan nelayan. Dalam hal ini koperasi menjadi
penggerak terjadinya ekspor hasil tangkap masyarakat nelayan,
sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Ekspor hasil
tangkap menjadi daya tarik tersendiri, karena hasil tangkap nelayan
memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga sangat diminati sampai
pasar luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Jepang dan Thailand.
Program budidaya udang vaname memberikan dorongan kepada
masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam dan memperkaya
pengetahuan tentang budidaya. Dalam pelaksaan program budidaya
koperasi juga memperhatikan aspek lingkungan, nili-nilai dan
pengetahuan lokal yang ada di masyarakat. Program kemitraan yang
ada di unit usaha budidaya udang vaname, merupakan sebuah
cerminan bahwa koperasi Mina Muara Sejahtera tidak memarginalkan
golongan atau kelompok masyarakat, selain nelayan.
Partisipasi masyarakat nelayan dalam program-program
koperasi, merupakan suatu proses menuju pengembangan masyarakat
yang dapat memeberikan sumber daya dan kekuatan kepada anggota.
Sehingga dapat mencapai kesejahteraan. Proses pengembangan
masyarakat tidak dapat dilihat hanya sebagai sarana untuk mencapai
tujuan, tetapi sebagai tujuan yang penting sehingga proses dan hasil
atau sarana dan tujuan digabungkan (Ife dan Frank, 2008: 340).
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, kami memperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Koperasi nelayan Mina Muara Sejahtera sangat berperan penting
dalam kehidupan masyarakat nelayan di Desa Muara, Kecamatan
Wanasalam yaitu sebagai wadah untuk mengembangkan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
2. Program Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dalam program ini koperasi
Mina Muara Sejahtera menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah.
Dimana pihak pemerintah berperan dalam menyediakan tempat
pelelangan ikan dan pihak koperasi sebagai pihak yang mengelola
pelelangan ikan. Sebanyak 2.5% dana retribusi dari TPI diperuntukkan
untuk kebutuhan masyarakat nelayan dalam kegiatan kemasyarakatan,
jaminan kesehatan dan sarana atau prasarana melaut, sehingga
memungkinkan anggotanya memperoleh daya dukung atau kekuatan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Program perikanan tangkap, dalam prograam ini para nelayan anggota
koperasi diberikan berbagai macam sarana dan prasarana untuk melaut,
yaitu berupa kapal model 3 GT, alat selam dan lain sebagainya.
Partisipasi anggota koperasi dalam program perikanan tangkap sangat
penting, untuk melangsungkan program kopersi. Koperasi juga
berperan sebagai distributor ekspor hasil tangkap nelayan, sehingga
pendapatan masyarakat meningkat.
4. Program budidaya Udang Vaname merupakan inovasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan  masyarakat nelayan dengan cara
budidaya udang, sehingga masyarakat  tidak hanya bergantung pada
hasil tangkapan laut saja. Program budidaya udang vaname juga
memberikan dorongan kepada masyarakat, untuk memanfaatkan
sumber daya alam dan memperkaya pengetahuan tentang budidaya.
Dalam program ini masyarakat diluar nelayan bebas untuk bergabung
dalam pembudidayaan yaitu dengan bermitra, sehingga membuat
masyarakat yang berkerja diluar nelayan tidak terkucilkan atau
terasingkan. Budidaya udang vaname menjadi salah satu
pengembangan yang dilakukan koperasi dengan memanfaatkan sumber
daya alam dan pengetahuan lokal yang dimiliki.

Daftar Rujukan
Buku
Ife, Jim dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Putaka
Pelajar.
Sudarwanto, Adenk. 2013. Akuntansi Koperasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Zubaedi. 2014. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta:
Kecana.
Skripsi
Rahayu, Sierfi. 2017. Strategi Dinas Perikanan Dalam Pengembangan
Potensi Perikanan Tangkap di Kecamatan Wanasalam Kabupaten
Lebak. Skripsi dipublikasi. Serang : FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Jurnal
Handoko, Waluyo. 2013. Strategi Pengembangan Masyarakat Community
Development) Melalui Program Pengembangan Koperasi dan
UMKM Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Ilmu Politik dan
Pemerintahan, Vol 1, No 2, hlm: 245-259.
Syatori. 2014. Ekologi Politik Masyarakat Pesisir (Analisis sosiologi
Kehidupan Sosial - Ekionomi dan Keagamaan Masyarakat Nelayan
Desa Citemu Cirebon). Jurnal Holistik, Vol.15, No.2, hlm : 241.
Yusuf, Djumran., Amiluddin dan Jumraini. 2014. Peranan Koperasi
Sebagai Penyedia Kebutuhan Nelayan di Kabupaten Barru. Jurnal
IPTEKS PSP, Vol 1, No 2, hlm: 174-184.
Internet
Biro Informasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi. (2018). Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah
Kelautan Indonesia. Diakses melalui https://maritim.go.id/menko-
maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/. Pada
tanggal 3 Oktober 2021.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2020). Konservasi Perairan
Sebagai Upaya Menjaga Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia .
Diakses melalui https://kkp.go.id/djprl/artikel/21045-konservasi-
perairan-sebagai-upaya-menjaga-potensi-kelautan-dan-perikanan-
indonesia. Pada 3 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai