KAMPUH LAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Mesin Di Universitas Pasundan
Disusun oleh :
173030112
SKRIPSI
Pembimbing I
Pembimbing II
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.
Pada penyelesaian laporan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan pihak yang terkait. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu dalam penyelesaian skripsi ini diantaranya :
1. Allah SWT, dengan kuasa-Nya membuat semuanya dapat terlaksana
dengan baik dan lancar.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi do’a restu serta
semangat bagi penulis.
3. Bapak Ir. Herman Somantri, M.T. Selaku dosen pembimbing I.
4. Bapak Dr. Ir. Heri Sonawan, M.T. Selaku dosen pembimbing II.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Pasundan Bandung.
6. Teman – teman satu perjuangan yang senantiasa memberikan dorongan
semangat bagi penulis.
Dan pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih dan
mendo’akan kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga semua amal
kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
2.1.2 Tugas Akhir “Rancang Bangun Alat Proses Pembuat Bevel Welding
Spesimen Dengan Ketebalan Maksimal 15 mm”............................................5
2.4 Poros.............................................................................................................8
2.5 Mesin Gerinda Tangan...............................................................................10
4.4.1 Poros..................................................................................................24
5.1 Kesimpulan................................................................................................39
5.2 Saran...........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
DAFTAR GAMBAR
Desain lasan yang sesuai dengan spesifikasi material yang disambungkan dapat
mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan sambungan
tanpa mengesampingkan kualitas sambungan itu sendiri. Kampuh V menjadi salah
satu desain yang paling banyak dipakai. Desain ini dapat menghasilkan kualitas
lasan yang sangat baik dan juga digunakan pada material dengan ketebalan sedang
sampai tebal.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu
periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal
– hal tertentu yang diamati.
2. Deskriptif
Deskriptif adalah teknik pengumpulan data melalui referensi – referensi
berupa buku, jurnal maupun internet atau bisa disebut dengan studi
literatur.
3. Diskusi / Bimbingan
Diskusi / bimbingan adalah berdiskusi untuk mendapatkan solusi dari
pembimbing dalam mempelajari kasus / masalah yang terjadi.
Bab 2 mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian.
Bab 3 tentang metode yang digunakan dalam penelitian, berupa alur proses kerja
dari awal hingga akhir.
Bab 5 berisikan kesimpulan terhadap penelitian dan juga saran hasil penelitian.
Perinsip kerja mesin bevel pelat ini memotong benda kerja atau chamfering
menggunakan cutter yang diputarkan menggunakan motor listrik, benda kerja
dijepit dengan cekam penjepit, mesin ini dapat mengatur ketinggian dan sudut
bevel.
Benda kerja yang telah dijepit dan diatur besaran sudutnya digerakan secara
horizontal. Alat dapat berfungsi dengan baik, yaitu hasil penggerindaan lebih
seragam dan rata dibanding dengan menggunakan gerinda tangan, keselamatan
operator lebih aman dan waktu lebih efisien.
Pada evaluasi ini setiap konsep produk dibandingkan dengan konsep – konsep
produk yang lain, satu persatu secara berpasangan dalam hal kemampuan
memenuhi keinginan pengguna dan kemudian menjumlahkan skor yang diperoleh
setiap konsep produk. Konsep produk dengan skor tertinggi adalah yang terbaik.
Matriks pengambilan keputusan digambarkan sebagai berikut.[5]
Tabel 2. Matriks pengambilan keputusan.
Sebuah kampuh las harus dirancang untuk pengelasan yang efisien secara
ekonomis dan mudah pelaksanaannya serta untuk meminimalkan jumlah endapan
tanpa menyebabkan cacat las.
Gambar 2. Kampuh las V.
Keterangan :
A = Sudut kampuh
S = Kedalaman kampuh
R = Celah akar
Kampuh las dapat dipersiapkan dengan proses permesinan atau pemotongan panas
lainnya. Metode pemotongan panas yang dapat dipakai meliputi : pemotongan
gas, pemotongan busur plasma, pemotongan busur udara, pemotongan laser, dan
sebagainya.
II.4 Poros
Poros merupakan sebuah elemen mesin berbentuk silinder pejal yang
berfungsi sebagai penerus daya dan tempat dudukan elemen – elemen seperti
pulley, kopling, roda gigi, dan juga sebagai penerus daya dan putaran dari
penggerak mesin.
F x l x 32
√
d= 3
π x σt
(Pers. 2-4)
3. Bahan Poros
Bahan poros disesuaikan dengan kondisi operasi contohnya baja
konstruksi mesin , baja paduan, baja krom, dll.[8]
Rancang bangun alat ini menggunakan batu gerinda jenis flat wheels, batu gerinda
jenis ini dapat digunakan untuk memotong (cut off) jenis material solid metal dan
stainless steel, batu gerinda yang digunakan untuk memotong besi yaitu A 30P
BF, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Dimensi : 180 x 22 x 3 mm
Jumlah grain : 30 mata potong (grain) dalam 1 inchi
m
Kecepatan potong : 4800
min
Kedalaman pemakanan : 1,5 mm
Jenis abrasive : Almunium oxide
m
Kecepatan maksimal : 72 (7630 rpm)
s
ae
h m=f z
√ Dc
(Pers. 2-7)
Keterangan :
mm
V f = kecepatan pemakanan
min
ft
f z = pemakanan tiap gigi
gigi
a e = kedalaman pemakanan mm
Nilai luasan bidang potong dengan batu gerinda potong tersebut dapat dicari
dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
A = h m x tb (Pers. 2-8)
Setelah besar luasan bidang diperoleh, maka pencarian gaya potong dapat
menggunakan rumus :
Keterangan :
N
τ b= tegangan geser
mm ²
F = gaya potong N
II.8 Baut Cekam
Baut cekam adalah pengikat sliding block pencekam benda kerja yang di
ikat atau di kunci dengan menggunakan baut / skrup, agar mampu mecekam benda
kerja dengan kuat. Ukuran baut yang digunakan harus sesuai dengan gaya yang
bekerja pada baut tersebut. Tegangan yang bekerja harus lebih kecil dari tegangan
yang dapat diterima baut yang digunakan sehingga tidak terjadi deformasi saat
dibebani.[9] Untuk menghitung kekuatan baut pencekam yaitu menggunakan
rumus sebagai berikut :
Fc σt
< (Pers. 2-10)
A N
Keterangan :
F c = gaya cekam
N = safety factor.
BAB III
METODOLOGI
Gambar 3. Diagram alir Rancang Bangun Alat Bantu Proses Pembuatan Kampuh Las.
III.2 Tahap Rancang Bangun
Tahapan rancang bangun ini dimulai dengan :
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah atau yang biasa disebut analisa kebutuhan merupakan
langkah awal yang sangat penting yang digunakan untuk mengidentifikasi
hal apa saja yang diperlukan agar tujuan dalam penelitian dapat terpenuhi.
2. Pengumpulan Informasi
Pengumpulan informasi dilakukan untuk menunjang data – data yang
dibutuhkan dalam melakukan perancangan dan pembuatan alat bantu
proses pembuatan kampuh las. Data – data tersebut bisa diperoleh melaui
jurnal, katalog, buku – buku, dan lainnya. Data yang diperlukan antara lain
pemilihan elemen mesin berupa dimensi poros dan ukuran batu gerinda.
3. Pembentukan Konsep Desain
Tahap ini dimaksudkan untuk dapat memberi inovasi dan alternatif desain
dalam melakukan penelitian yang didasarkan dari alat yang sudah ada,
sehingga alat yang baru tersebut dapat digunakan dan sesuai dengan
keinginan masyarakat sesuai dengan fungsinya.
4. Analisa dan Perhitungan
Pada tahap ini, penulis merinci apa saja yang diperlukan dan
perhitungannya, sehingga pada saat pembuatan dapat dikerjakan secara
maksimal.
5. Proses pembuatan Alat
Setelah melakukan penentuan konsep desain dan perhitungan alat yang
akan dibuat, kemudian melakukan pembuatan alat. Proses pembuatan yang
digunakan antara lain :
a. Cutting ( pemotongan bahan baku dan pelat )
b. Drilling ( pengeboran lubang – lubang kerangka alat )
c. Welding ( pengelasan kerangka alat )
d. Turning ( pembubutan poros )
6. Pengujian Alat
Pada tahap ini, penulis melakukan pengujian alat bantu proses pembuatan
kampuh las yang telah dibuat untuk mendapatkan data hasil dari
pembuatan, agar alat tersebut dapat dievaluasi.
7. Evaluasi
Setelah melakukan pengujian alat kemudian penulis melakukan evaluasi
dari hasil pembuatan alat bantu proses pembuatan kampuh las sehingga
alat tersebut dapat digunakan dengan efisien.
8. Gambar Detail
Pada tahap ini, penulis membuat gambar kerja yang terdiri dari gambar
susunan dan gambar detail.
9. Produk
Pada tahap ini, penulis melakukan fiksasi produk jadi yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil evaluasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan alat bantu proses pembuatan kampuh las ini memepertimbangkan hal
– hal yang penting yaitu desain dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk
proses pembuatan kampuh las secara mudah dan aman.
Dari tabel 4.2.3 konsep alternative desain 2 merupakan konsep desain yang
pengembangannya layak untuk dilanjutkan, hal ini mengingat bahwa konsep
alternatif desain 2 dapat memenuhi kebutuhan.
IV.4.1 Poros
Material poros S45C dengan tegangan tarik dan tegangan geser sebagai
berikut :
kg
σ t=58
mm ²
Karena poros menerima beban dinamis maka dipilih angka keamanan (N) pada
range beban dinamis, diambil nilai maksimum yaitu 8.
Tegangan tarik yang diijinkan.
σt
σ t= (Pers. 4-1)
N
58 m
σ t= x 9.81
8 s
N
σ t=71,1225
mm ²
σt
τ g= (Pers. 4-2)
2
7,25
τ g= x 9,81
2
N
τ g=35,56125
mm ²
a. Poros atas
F B x l x 32
d=
√
3
π x σt
(Pers. 4-4)
25,16 x 112 x 32
d=
√
3
π x 71,1225
d=7,391mm
Maka didapatkan nilai untuk diameter poros atas yaitu minimal 7,391 mm.
Sehingga poros yang digunakan dalam perancangan 10 mm.
b. Poros bawah
Di ketahui :
l=300 mm
l 1=129 mm
l 2=171 mm
Berat kontruksi yaitu 23,388 kg dikarenakan ditumpu oleh dua poros maka
berat konstruksi masing – masing poros yaitu 11, 694 kg.
Sehingga, F kons=114,77 N
N
σ t=71,1225
mm ²
Momen di titik A
Σ M A =0
F kons x l 1 −F B x l=0
F kons x l 1
F B=
l
114,77 x 129
F B=
300
F B=49,35 N
Momen di titik B
Σ M B=0
F A x l−F kons x l 2=0
F kons x l 2
F A=
l
114,77 x 171
F A=
300
F A=65,41 N
Menghitung diameter poros.
Mb
σ t= (Pers. 4-5)
Wb
FA xl
σ t=
π x d3
32
FA x l
σ t= x 32
π x d3
3 F A x l x 32
d=
π x σt
F A x l x 32
d=
√
3
π x σt
(Pers. 4-6)
65,41 x 300 x 32
d=
√
3
π x 71,1225
d=11,201 mm
Maka didapatkan nilai untuk diameter poros bawah yaitu minimal 11,201
mm. Sehingga poros yang digunakan dalam perancangan 16 mm.
1,5 mm
h m=0,65 mm
√ 180 mm
h m=0,060 mm
Keterangan :
V f = kecepatan pemakanan
F z = pemakanan tiap gigi
n = putaran mesin gerinda
h m = rata – rata ketebalan pemakanan
a e = kedalaman pemakanan
Dc = diameter batu gerinda
c. Luas bidang potong
A=hm x t b (Pers. 4-10)
A=0,060 mm x 3 mm
A=0,18 mm ²
3. Gaya penggerindaan
kg
Material yang akan digerinda baja ST 37 dengan σ t=37
mm ²
Tegangan geser :
σt
τ g= (Pers. 4-11)
2
kg
37
mm ²
τ g=
2
kg
τ g=18,5
mm ²
Gaya ini dapat diterima, karena manusia maksimum untuk mendorong, menarik
beban dan untuk memulai atau menghentikan beban yaitu pria 20 kg dan wanita
15 kg dan untuk menahan beban saat bergerak yaitu pria 10 kg dan wanita 7 kg.
Di ketahui :
F s = gaya gesek
F g = gaya gerinda
F c= gaya cekam
Untuk mencekam benda kerja, maka gaya gesek antara benda kerja dengan
pencekam harus lebih besar dari gaya berat benda kerja tersebut, sehingga benda
kerja dapat berada pada posisi yang stabil saat proses penggerindaan.
m
F g=3,33 x 9,81 =32,66 N
s
Σ F s =0
F g−F s −F s=0
F g−2 . F s=0
Fg
F s=
2
32,66
F s=
2
F s=16,3 N
Maka :
F c =F s . μs (Pers. 4-13)
F c =16,3 x 0,74
F c =12,08 N
Jadi gaya cekam minimal untuk dapat mencekam benda kerja adalah sebesar
12,08 N.
kg
σ t = tegangan tarik = 37 = 362,85 N
mm ²
N
τ g = tegangan geser = 0,5 x 362,85 = 181
mm ²
N = faktor keamanan = 2
Tegangan normal yang terjadi pada baut dapat dipastikan aman karena tegangan
normal pada baut lebih kecil dari tegangan normal yang diizinkan pada baut.
N
Nama Komponen
O Proses Pemesinan Bahan
Base Plate 1. Cutting Baja ST37
2. Pengeboran / gurdi
3. Pengecatan
1
Total baiaya material yang dikeluarkan untuk membuat alat bantu ini adalah
Rp. 1.542.000,-
Waktu pemotongan
Waktu
No Alat potong Hasil Penggerindaan Waktu
rata-
[menit]
rata[menit]
[[2]. Rendi
23,34
30,16
14,35
15,38
1. Kacamata safety
2. Ear plug
3. Safety shoes
4. Wearpack
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian rancang bangun alat bantu proses
pembuatan kampuh las yaitu :
1. Hasil dari perancangan alat bantu proses pembuatan kampuh las ini,
yaitu alat tersebut dirancang dengan kontruksi sederhana dengan dimensi
547 x 463 x 320 mm, bobot alat 24 kg dengan gaya dorong yang harus
dikeluarkan oleh operator 3,33 kg dan mudah dalam pengoperasian.
2. Hasil akhir dari pembuatan alat bantu ini yaitu sebuah alat yang dapat
berfungsi sesuai dengan tujuannya. Alat tersebut mampu membuat
kampuh V dengan sudut kampuh 60° – 70° ketebalan benda kerja 6 – 10
mm, panjang maksimum 200 mm dan tinggi maksimum 100 mm.
3. Waktu pengoperasian tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini
ditunjukan dengan waktu proses pembuatan kampuh V menggunakan
alat bantu ini memerlukan waktu 15,38 menit, sedangkan waktu proses
pembuatan kampuh V secara manual tanpa alat bantu memerlukan waktu
27,15 menit.
V.2 Saran
Dalam perancangan alat bantu proses pembuatan kampuh V ini masih
terdapat beberapa saran terkait pengembangan alat, yaitu dalam perancangan
selanjutnya dapat diperhatikan segi estetika supaya harga jual dari alat bantu
proses pembuatan kampuh V ini dapat meningkat dan juga penambahan alat
peneumatik atau hidrolik supaya alat ini dapat digerakan secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA