Notulensi Widia Compress
Notulensi Widia Compress
Group YARSI-4
Notulensi Case Based Discussion (CBD)
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Koja, Jakarta Utara
Ringkasan :
Pasien pria berusia 47 Tahun datang dari poli PD dengan membawa hasil pemeriksaan
lab reaktif antigen HIV.
Keluhan pasien diawali dengan nyeri ulu hati sejak 1 bulan SMRS, nyeri dirasakan
hilang timbul. Pasien juga mengeluh BAK terasa perih terkadang keluar darah, dan juga
pegal-pegal seluruh badan. Dimulai 2 minggu yang lalu keluhan disertai dengan badan panas
dan terasa meriang yang muncul hilang timbul, pasien juga mengeluh gatal-gatal pada tangan
dan kaki, serta adanya mual, nafsu makan makin berkurang serta penurunan berat badan
secara drastis. Dari 4 hari yang lalu SMRS BAB pasien berwarna hitam > 5x per hari
konsistensi terkadang cair ataupun padat, muntah > 8x per hari. Pasien datang ke poli dengan
keadaan sangat pucat dan lemas. Sebelumnya pasien mengaku mempunyai perilaku
berhubungan bebas dan sempat memakai obat-obat terlarang dahulunya. Pasien punya
riwayat merokok tetapi sudah berhenti kira-kira 5 tahun lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, dengan
kesadaran compos mentis, dan konjungtiva pucat. Tanda-tanda vital tensi 103/57, nadi
108x/menit, suhu 36’c, dan pernafasan 18x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb : 4,6 Ht 15% Tr 133.000 Ureum: 87.7mg/dL Kreatinin : 2.82mg/dL, Serta screening HIV
menunjukkan hasil Reaktif.
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,
Ringkasan :
Abstrak: Dispepsia adalah kumpulan gejala/keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa
tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang,
perut rasa penuh/begah. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional.
Penelitian dilakukan di RSUP M. Djamil Padang pada bulan Mei hingga Juni 2014.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 orang. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah kuesioner dispepsia untuk menilai gambaran klinis, dan catatan hasil
endoskopi untuk menilai gambaran endoskopi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mementukan frekuensi keluhan, derajat keluhan, insiden pasien dispepsia yang
mengalami tanda bahaya berdasarkan jenis kelamin, faktor risiko dispepsia, diagnosis
endoskopi dan lokasi lesi saluran cerna atas pasien dispepsia.
Simpulan: Hasil pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas yang sering ditemukan
dari kasus dispepsia yaitu gastritis, dispepsia fungsional, gastritis erosif, dan duodeniti
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,
Ringkasan :
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks esophagus (PGRE)
merupakan suatu keadaan dimana terjadinya refluks isi lambung ke dalam esofagus yang
mengakibatkan timbulnya gejala klinik. Refluks dapat terjadi dalam keadaan normal yang
biasanya berhubungan dengan kondisi tertentu, seperti posisi berbaring setelah makan, pada
saat muntah. Bila terjadi refluks, esofagus akan segera berkontraksi untuk membersihkan
lumen dari refluksat tersebut sehingga tidak terjadi suatu kontak yang lama antara refluksat
dan mukosa esofagus.
Penyakit ini frekuensinya cukup tinggi di negara maju. Di Indonesia sendiri kasus
GERD ini belum ada data epidemiologinya, namun kasus Penyakit ini seringkali tidak
terdiagnosis sebelum menimbulkan keluhan yang berat.
Penyebab GERD pada populasi ras kulit putih lebih tinggi dibanding dengan ras yang
lainnya dan dari segi geografis dijumpai bervariasi antar negara dan benua, di benua Afrika
dan Asia prevalensinya sangat rendah sedangkan di Amerika utara dan Eropa rasionya tinggi.
Peluang pada pria dan wanita yaitu dengan rasio laki-laki dan wanita untuk terjadinya GERD
adalah 2:1 sampai 3:1.
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,
Ringkasan :
a. Melakukan anamnesis, pasien seorang pria datang dengan keluhan sesak nafas
dari minggu lalu. Pasien mengeluh lemas, mual dan muntah. Pasien
merupakan penderita B20 on ARV selama 7 bulan dan TB on OAT 5 bulan.
Pasien kontrol bulanan, terakhir kontrol bulan lalu tanggal 12 Juni 2019
b. Melakukan pemeriksaan fisik. Tensi 126/80mmHg.
c. Pasien diberikan terapi ARV 2NRTI+1NNRTI
Duviral 2x1 tab, Efavirenz 1x600mg
OAT 2HRZE
Rimfampisin 450mg (2x/minggu)
Isoniazid (INH) 300mg (2x/minggu)
Pirazinamid 1000mg (2x/minggu)
Etambutol 1000mg (2x/minggu)
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,
Review Kegiatan :
Pemasangan Infus
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,
Ringkasan :
Pasien wanita berumur 52 tahun dibawa ke IGD RSUD Koja karena nyeri perut
semakin memberat dan pasien merasa badannya semakin lemas. 2 minggu SMRS pasien
merasakan nyeri perut kanan atas. Nyeri terasa hilang timbul. Pasien juga mengeluh
kembung. Pasien sering merasakan mual (+) kadang disertai muntah (+). Mual
berlangsung setiap waktu dalam 2 minggu belakangan ini. Frekuensi muntah 5x dalam 4
hari belakangan. Nyeri perut kanan terasa menjalar ke seluruh lapang peut dan ke
punggung sejak 4 hari SMRS, nyeri terasa sangat hebat. BAB dan BAK pasien normal.
Bulan lalu pasien didiagnosis Kolelitiasis dengan keluhan yang sama dan sempat di rawat
inap. Riwayat merokok ada tapi sudah berhenti 2 tahun lalu. Riwayat DM, hipetensi,
jantung koroner dan TB disangkal.
Pada tanda vital tidak ditemukan kelainan, hanya BB pasien yang overweight dengan
IMT 26.5 kg/cm2. Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan epigastrium dan hipokondrium
dekstra. Murphy sign positif. Pada pemeriksaan lanjutan terdapat trombositosis 394 /uL
dan hipokalemi 3.13 mEq/L. Hasil USG menunjukkan kesan kolelitiasis dengan diameter
batu 0.9cm.
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Resume Kasus
Pasien seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan
lemas seluruh badan sejak 3 hari SMRS. Pasien merasakan mual, tetapi tidak muntah dan
tidak nyeri ulu hati. Demam tidak ada.
Status generalis pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran Composmentis. Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah tekanan darah 77/50 mmHg, frekuensi
nadi 87 kali / menit isi cukup, pulsasi teraba kuat, suhu 36,7 oC, dan frekuensi napas 20 kali /
menit. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik +/+ pada mata. Hasil
pemeriksaan penunjang diperoleh Hb 10, Leu 25.73, Ht 32.2 Trom 136 Ur 253.4 Kreat 6.31.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, mengarah kepada
Infeksi Bakterial akut dan CKD. Rencana pengobatan yang diberikan adalah IVFD Asering
500cc 6 tetes per menit, Inj. Ondansentron 4 mg, dan tirah baring.
Foto Kegiatan
Absensi
No NAMA NIM TANDA TANGAN
Pembimbing,