Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RancanganPenelitian

Jenis desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik,

dengan metode posttestonlygroupdesign. Metode ini juga merupakan

eksperimen sungguhan, namun tidak diadakan pretest oleh karena kasus-

kasus telah direndominsasi baik pada kelompok eksperimen maupun pada

kelompok kontrol. Kelompok-kelompok tersebut dianggap sama sebelum

dilakukan perlakuan. Dengan metode ini, memungkinkan peneliti mengukur

pengaruh perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen dengan cara

membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok pembanding

(Notoatmodjo, 2018)

3.2 Lokasi dan WaktuPenelitian

1. Tempat Penelitian :Laboratorium UniversitasMalahayati,

Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian : Mei2020 – Selesai

3.3 SubjekPenelitian

Hewan coba yang digunakan adalah mencit betina Swiss Webster,

berumur 8-10 minggu sebanyak 24 ekor dengan berat badan 30-32 gram.

Mencit dipelihara pada wadah plastik tertutup kawat, dalam suasana

Laboratorium UniversitasMalahayati Bandar Lampung. Sebelum percobaan

mencit diberi makan pelet dan diberi minum air suling secukupnya.

32
33

3.3.1 Sampel Penelitian

Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan Swiss Webster.

Sampel dibagi dalam 4 kelompok yang dipilih secara acak. Banyaknya

jumlah sempel ditentukan dengan menggunakan rumus Federer.

Keterangan :

t = treatment = perlakuan (pada penelitian ini, t=4)

r = replication = pengulangan = n (jumlah sampel minimal yang

dibutuhkan dalam tiap kelompokperlakuan)

(t-1) (r-1) ≥ 15

(4-1) (r-1) ≥ 15

3r-3 ≥ 15

3r ≥ 18

r≥6

Nilai replikasi sebanyak 6 telah memenuhi syarat.

Jadi untuk 4 kali perlakuan diperlukan 4 x 6 = 24 ekor mencit

3.3.2 Teknik Sempling

Tikus sebanyak 24 ekor dibagi dalam 4 kelompok secara random,

yaitu kelompok Air Perasan Umbi Wortel 55cc (APUW I), kelompok Air

Perasan Umbi Wortel 40cc II (APUW II),kelompok kontrol , kelompok

pembanding. Kelompok kontrol APUW I yaitu mencityang dilukai diobati

dengan menggunakan air perasan umbi wortel 55cc secara topikal.

Kelompok APUW II yaitu mencit yang dilukai diobati dengan

menggunakan air perasan umbi wortel 40cc secara topikal. Kelompok


e
in
d
l1
oS
A
W
p
m
a
U
IP
v
%
0 34

kontrolyaitu mencit dilukai diobati dengan akuades secara topikal.

Kelompok pembanding yaitu luka diberi povidone iodine secara topika

P
K
35

Gambar 3.3Teknik Sampling

3.3.3 Kriteria Sampel

a. Kriteriainklusipadapenelitianini:

1. Mencit Swiss Webster jantan

2. Berat 30-32 gram

3. Usia 8-10 minggu

4. Tidak pernah digunakan untuk penelitian

5. Sehat (bergerak aktif dan rambut tidak mudah rontok)

KriteriaEksklusi:

1. Cacat ( anggota tubuh tidak lengkap)

2. Kematian saat eksperimen

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen

Variabelindependenpadapenelitianiniefekperasanumbiwortel( Dauc

usCarota L.) dalammempercepatpenyembuhanlukainsisimencit Swiss

Webster

3.4.2 Variabel dependen

Variabeldependenpadapenelitianiniadalahpovidone iodine 10%

secara topical dalammempercepatpenyembuhanlukainsisimencit Swiss

Webster.
36

3.5 Definisi Operasional

Tabel3.5 :DefinisiOperasional

Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


ukur Ukur
Air APUW I Spuit APUW I
APUW I Ratio
Perasan didapatkan dan yang yangsebanyak 0,5
umbi dengan Lembar sudah dibuat cc/ hari yang
wortel 55cc menambahka observa menjadi 55cc akan
(APUW I) n 15cc si nantinya akandiberikan
akuadesdarila diambil dan pada
rutan APUW diukur punggung
II yang menggunaka mencit dan
nantinya akan n diamatipeny
diberikan spuitsbanyak embuhanluk
pada luka 0,5 cc / hariainsisinya
mencit dalam untuk setiap yang
1 kali ekor mencit berdasarkan
pemberianjadi keduaujungl
0,5 cc/ hari ukasudahme
nutup
Pemberian APUW II Spuit APUW I APUW II Ratio
Air didapatkan dan yang yang sebanyak 0,5
Perasan dengan Lembar sudah dibuat cc/ hari yang
37

umbi menggerus 10 observa menjadi akan


wortel gram umbi si konsentrasi diberikan
40cc wortel 10% nantinya pada
(APUW II) sehingga air akan diambil punggung
keluar dari dan diukur mencit dan
umbi lalu menggunaka diamati
ditambah 40 n spuit penyembuha
cc akuades sbanyak 0,5 n luka insisi
yang nantinya cc / hari nya yang
akan untuk setiap berdasarkan
diberikan ekor mencit kedua ujung
pada luka luka sudah
mencit dalam menutup
1 kali
pemberian
jadi 0,5 cc /
hari
Larutan Larutan Spuit Produk Larutan Ratio
Povidone povidone iodine dan larutan povidone
iodine 10% 10% yang Lembar povidone iodine 10%
digunakan observa iodine 10% sebanyak 0,5
adalah sebanyak si yang cc / hari yang
12 cc yang digunakan diberikan
nantinya akan dalam pada
digunakan pada penelitian ini punggung
24 ekor mencit adalah mencit dan
dalam 1 kali betadine yang diamati
pemberian jadi nantinya akan penyembuha
0,5 cc/ hari diambil dan n luka insisi
diukur nya yang
menggunaka berdasarkan
n spuit kedua ujung
sebanyak 0,5 luka sudah
cc / hari menutup
untuk setiap
ekor mencit
Waktu Luka menutup Lemba Observasi Penyembuha Nominal
penyembu sempurna, r yang nlukainsisipa
han luka dalam arti observa dilakukanseti dapenelitiani
kedua tepi luka si apharinyapad nidinilaidaril
saling bertautan apukul 15.00 ama rata –
dan sudah tidak untukselanjut rata hari yang
38

terlihat lagi nya di diperlukansa


tanda-tanda catatpadalem mpailukamen
peradangan barobservasis utupsempurn
ampailukame a,
nutupsempur dalamartiank
na eduatepilukas
alingbertauta
ndansudahtid
akterlihatlagit
anda-
tandaperadan
gan.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat :

1. Scalpel untuk membuat lukainsisi

2. Sarung tangan untuk alatperlindungan

3. Kapas untuk mengoleskanantiseptik

4. Penggaris untuk mengukur panjang lukainsisi

5. Kandang untuk tempat hidupmencit

6. Botol minuman mencit untuk minummencit

7. Alat cukur untuk menyukur bulu pada punggungmencit

8. Cotton bud untuk mentotolkan bahan uji pada punggungmencit

9. Spidol untuk memberi tanda pada punggungmencit

10. Spuit tuberculin untuk menyuntikkanketamin

11. Saringan kain untuk menyaring bahanuji


39

12. Alat penggerus untuk menggerus bahanuji

13. Timbangan digital untuk menimbang bahanuji

3.6.2 Bahan :

1. Umbi wortel (Daucus carotaL.)

2. Akuades

3. Ketamin

4. Alkohol70%

5. Air suling dan pelet untukmencit

6. Povidone iodine 10%

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan dan Adaptasi

Sebelumdilakukanpenelitian,

mencitdiadaptasikanterlebihdahuludengansuasanalaboratorium minimal selama 7

hari. Mencitkemudiandipeliharadalamkandang, diberimakanpeletdanminum air

sulingsecukupnya. Setelah diadaptasikan, mencitsebanyak 24

ekordikelompokkansecaraacakmenjadi 4 kelompok yang masing-

masingterdiridari 6 ekormencit.

3.7.2 Pengumpulan Bahan Uji

1. Umbi wortel didapatkan dari pasarswalayan, Bandar Lampung.

2. Akuades didapatkan dariapotek, di daerahBandar Lampung

3. Alkohol 70% didapatkan dari apotek di daerah Bandar Lampung


40

4. Ketamin didapatkan dari apotek di daerah Bandar Lampung

5. Povidone Iodine 10% didapatkan dari apotek di daerah Bandar Lampung.

3.7.3 Persiapan Bahan Uji

Bahanbaku yang digunakanadalahumbiwortelpasarswalayan, Bandar

Lampung dan povidone iodine 10% dariapotekdaerah Bandar Lampung.

AkuadesdanalkoholdiperolehdariLaboratoriumFakultasKedokteranUniversitasMal

ahayati. Sebanyak 10 gram umbiwortel yang telahditimbangtersebutdikupas,

dicucibersihdengan air mengalir, dianginkandengansuhuruangan. Umbi

wortelsebanyak 10 gram dihaluskanhingga air keluardariumbi, ditambah 40cc

akuadeskemudiandisaringmenggunakansaringankain. Pemberian air

perasanakandilakukansetiaphariselamapenelitianberlangsungdengancaradioleskan

padalukainsisimencit Swiss Webster. Air perasanumbiworteldibuatsetiaphari.

3.7.4 Prosedur Kerja

1. Mencit dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 ekor

mencit tiapkelompok.

2. Pada punggung mencit yang telah dicukur dibuat garis sepanjang 1 cm

yang diukur menggunakan penggaris dan spidol. Garis hasil

pengukuran ini dijadikan dasar untuk melakukan penyayatan

padamencit.

3. Mencit disuntik ketamin 0,04 ml secara intra muskular sampai mencit

teranastesi.

4. Setelah teranastesi, dilakukan tindakan antiseptik dengan mengoleskan

alkohol 70% secara topikal pada punggung mencit yang telah dicukur
41

dan diberigaris.

5. Dibuat luka insisi (tidak mengenai otot) sepanjang 1 cm dengan

kedalaman 1 mm pada garis yang telah dibuat sebelumnya,

menggunakan scalpel.

6. Darah yang keluar dibersihkan dengan akuades dengan cara

debridement sampai perdarahanberhenti.

Masing-masing kelompok mencit diberi perlakuan sebagai berikut :

7. Air Perasan Umbi Wortel I (APUWI)

Luka insisi diobati dengan menggunakan air perasan umbi wortel

sebanyak 55cc secara topikal.

8. Air Perasan Umbi Wortel II (APUWII)

Luka insisi diobati dengan menggunakan air perasan umbi

wortel sebanyak 40cc secara topikal.

9. Kontrol(K)

Luka insisi diobati dengan akuades secara topikal.

10. Pembanding(P)

Povidone iodine 10%

Pengobatan luka insisi pada kelompokan mencit dilakukan 1 kali setiap

hari pada siang hari dengan cottonbudsampai kedua tepi luka insisi saling

bertautan.

3.8 Setelah penelitian selesai dilakukan, mencit akan diterminasi dengan cara

dislokasi leher untuk mencegah hewan mengalami kesakitan.


42

3.9 Analisis Data

Mengecek frekuensi distribusi, uji normalitas menggunakan Shapiro wilk

karena sampel pada penelitian ini < 50 sampel dan uji homogenitas distribusi data.

Kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui perbedaan antar kelompok

perlakuan dengan menggunakan uji komparatif one-wayANOVA apabila data

berdistribusi normal. Namun, apabila tidak berdistribusi normal, data dianalisis

dengan menggunakan Kruskal-Wallis. Uji lanjut post hoc LSD dilakukan untuk

menganalisis Faktor pembeda di masingmasing kelompok (Notoatmodjo, 2012).

3.10 Alur Penelitian

Pembuatan Proposal Pemesanan tikus dan


persiapan kandang

Persiapan air peasan


umbi wortel, povidone
iodine 10% serta alat dan
bahan lainnya
Persiapan

Pencukuran rambut pada


Pembuatan luka insisi
mencit Swiss Webster
pada hari ke pada
8 punggung mencit
sepanjang 1 cm dengan
kedalaman 1 mm

Pemberian Perlakuan Perlakuan I dan II, Pada


luka diberikan APUW I
dan II secara topical
dengan dosis 0,5 cc / hari

Perlakuan III, Pada luka


Pengamatan Hasil diberikan povidone
iodine 10% secara topical
dengan dosis 0,5 cc / hari
Analisa Data
Perlakuan IV, Pada luka
diberikan control
denganakuadesdosis 0,5
Laporan
cc / hari

Anda mungkin juga menyukai