Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tujuan, Fungsi, dan Orientasi dan Bimbingan Konseling


Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan
Konseling

Dosen Pengampu:
Dra. Sri Samiasih, M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Sofia Aisyah 1401419149 / 13
2. Dila Ayuningtyas 1401419162 / 21
3. Irni Nur Auliasari 1401419172 / 28

Rombel D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tujuan, Fungsi dan Orientasi Bimbingan dan Konseling ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan usaha serta bantuan dari berbagai pihak
terutama Ibu Sri Samiasih selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bimbingan
Konseling. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi dan ikut membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.

Semarang, 27 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................2

C. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II .....................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................................3

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling ................................................................3

C. Orientasi Bimbingan dan Konseling ............................................................7

BAB III ..................................................................................................................12

PENUTUP .............................................................................................................12

A. Kesimpulan .................................................................................................12

DAFTAR ISI .........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini ilmu pendidikan terus menerus mengalami perkembangan.
Fawri dan Neviyarni (2021: 197) menyatakan bahwa pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang memiliki strategi pembelajaran yang baik dan
pelaksanaan yang baik juga. Cara mendidik anak terus dikembangkan seiring
kebutuhan pendidikan yang semakin tinggi untuk menghadapi tuntutan zaman.
Aspek-aspek inti beserta aspek pendukung terus dikembangkan demi
terciptanya pendidikan yang ideal untuk generasi penerus bangsa. Aspek-
aspek tersebut salah satunya adalah aspek bimbingan dan konseling.
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 diterbitkan untuk menjadi acuan
baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan konseling mulai dari planning,
organizing, staffing, leading dan controlling (Zamroni & Rahardjo, 2015).
Fernando (2020: 29) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan
suatu proses dalam membantu individu mengatasi hambatan-hambatan
perkembangan dirinya sehingga dapat mencapai perkembangan kemampuan
pribadinya secara optimal.
Bimbingan dan konseling adalah sebuah ilmu yang dikembangkan demi
terciptanya pendidikan yang ideal. Bimbingan adalah proses menuntun dari
seseorang untuk membantu seseorang untuk dapat memahami suatu masalah
serta dapat memahami dirinya. konseling adalah proses pemberian pandangan
seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut lebih mampu
memahami masalah yang sedang dihadapinya.
Sementara itu, arti bimbingan konseling sendiri adalah proses
pemberian bantuan berupa tuntunan dan pemberian pendapat ataua pandangan
dari seorang konselor kepada seseorang agar dapat lebih memahami suatu
masalah serta dapat mengambil keputusan yang tepat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana fungsi bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana orientasi bimbingan dan konseling?

C. Tujuan
1. Mengetahui tujuan bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui fungsi bimbingan dan konseling.
3. Mengetahui orientasi bimbingan dan konseling.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu
individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar
dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkungannya. Evi (2020: 72) menegaskan agar kemampuan yang
dimiliki oleh setiap individu dapat berkembang dengan baik maka diperlukan
lingkungan yang dapat membantu seseorang tersebut.
Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahannya itu. Secara khusus tujuan bimbingan dan
konseling di sekolah ialah agar peserta didik dapat mengembangkan seluruh
potensinya seoptimal mungkin, berikut penjelasannya.
1. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
3. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
4. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya
dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
5. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihakpihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut.

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Sari (2020) menyatakan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah
agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu

3
merencanakan masa depannya. Berikut merupakan fungsi bimbingan dan
konseling:
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini,
konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara
optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis
dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif
Fungsi preventif berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi
ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
3. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-
fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel sekolah lainnya secara sinergi sebagai
teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Di sekolah, dalam memberikan layanan BK, terdapat

4
pedoman yang seharusnya dilakukan oleh guru BK yaitu: melakukan
identifikasi dan pengumpulan data, menganalisis dan mendiagnosis
masalah, melakukan prognosis, memberikan perlakuan secara sistematis
dan kontinu, mengevaluasi dan menindaklanjuti (Ridha, 2019:26). Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi
Fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi
yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu
para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih
dan menyusun materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses
pembela jaran, maupun menyusun bahan pela jaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseling.

5
7. Fungsi Penyesuaian
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan
memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9. Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi
konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai
dengan minat konseli.
Fungsi yang dikemukakan di atas dapat di singkat sebagai berikut:
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan
lingkungan.
2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindari diri dari berbagai permasalahan yang dapat
menghambat perkembangan dirinya.
3. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang didalamnya.

6
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memlihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan
kondisi positif yang dimilikinya.
5. Fungsi advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

C. Orientasi Bimbingan dan Konseling


Sukardi dan Kusmawati (2008: 56) menyatakan bahwa layanan
orientasi yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar
terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru ini.
Dalam bimbingan konseling sendiri orientasi dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu orientasi perorangan, orientasi perkembangan, dan orientasi
permasalahan. Berikut adalah penjelasan dari 3 orientasi tersebut:
1. Orientasi Perorangan
Dalam orientasi perseorangan adalah suatu layanan bimbingan konseling
yang menghendaki seorang konselor menitikberatkan pandangannya
terhadap setiap individu yang ada. Contoh ketika seorang
konselormemasuki sebuah kelas, sebuah kelas pasti terdiri dari sejumlah
siswa, maka seorang konselor harus mampu menitikberatkan pandangannya
kepada masing-masing siswa. Tetapi pandangan terhadap kelompokpun
tidak boleh di pandang sebelah mata.
Konselor harus lebih menitikberatkan kepada individu sebagai
pandangannya. Maksudnya adalah mengutamakan individu dan kelompok
atau kelas adalah faktor yang mampu berpengaruh dalam hal tertentu pada
individu. Dengan begitu, maka kelompok atau kelas dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk kepentingan individu tersebut.

7
Terdapat ada sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan
dalam bimbingan dan konseling dapat dicatat sebagai berikut :
a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling diarahkan bagi penigkatan perwujudan diri
sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan
dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-
memotivasinya dan kemampuan-kemampuan potensialnya, yang
semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai
kebutuhan, motivasi,dan potensinya itu kearah pengembangannya yang
optimal, dan pemanfaatannya yang sebesarbesarnya bagi diri dan
lingkungannya.
c. Setiap klien harus diterima sebagai indvidu dan harus ditangani secara
individual.
d. Menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat,
kemampuan,dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-
program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin. Dalam
hal itu, penyelenggaraan program yang sistematis untuk mempelajari
individu merupakan dasar yang tak terelakkan bagi berfungsinya
program bimbingan.
2. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan merupakan bimbingan konseling yang
menitikberatkan pada pentingnya perkembangan yang ada dalam individu.
Orientasi ini memandang keseluruhan proses perkembangan yang ada.
Dengan kata lain, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan
kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur
perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan
dipusatkan untuk menunjang kemampuan intern individu bergerak menuju
kematangan dalam perkembangannya.
Orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti
gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan terpadukan,

8
serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya ditegaskan bahwa, praktek bimbingan dan konseling tidak lain
adalah memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang
berkelanjutan.
Permasalahan yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai
terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan
klien bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta
memperngaruhi lajunya perkembangan klien.
Perkembangan individu dapat dilihat dari sudut perkembangan kognisi.
Dalam perkembangannya, anak-anak berkemungkinan mengalami
hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk:
a. Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan
lain di luar apa yang dipahaminya.
b. Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan
perhatian pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal.
c. Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang
terbalik dari alur yang dipahami semula,
d. Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada
susunan urutan yang ditetapkan. Sedangkan, tugas bimbingan dan
konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu.
3. Orientasi Permasalahan
Bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki tujuan untuk
menyelesaikan atau mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan yang
ada. Jika dipandang demikian, maka bimbingan dan konseling tentu sangat
berkaitan dengan masalah. Untuk itu orientasi permasalahan dalam
bimbingan konseling adalah bimbingan konseling yang menitikberatkan
pada masalah yang sedang terjadi pada individu.
Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh individu amat bervariasi.
Rahmi dan Sovayunanto (2019) menegaskan bahwa masalah individu
seringkali membutuhkan intervensi jangka pendek. Sementara itu, terdapat
kelompok masalah yang berkenaan dengan:

9
a. Perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)
Masalah ini biasanya terjadi pada individu yang memiliki masalah
pada gaya hidupnya. Mereka yang memiliki gaya hidup yang buruk
cenderung memiliki masalah pada kesehatan tubuhnya. Masalah ini
biasanya terjadi pada usia-usia lanjut, namun dewasa ini juga banyak
yang masih terlihat muda yang memiliki masalah kesehatan yang
serius.
b. Keuangan, keadaan lingkungan dan pekerjaan (KLP)
Dalam masalah ini, motif ekonomi merupakan titikberat pandangan
dalam masalah ini. Masalah ini biasanya terjadi pada mereka yang
belum memiliki pekerjaan yang tetap dan keadaan ekonomi yang
stabil.
c. Kegiatan sosial dan reaksi (KSR)
Manusia adalah individu yang akan selalu berhubungan dengan
individu lainnya. Dan sebagai makhluk sosial, hubungan tidak selalu
berjalan baik. Masalah ini biasa terjadi pada suatu kelompok
masyarakat.
d. Hubungan muda-mudi, pacaran da perkawinan (HPP)
Cinta adalah hal indah yang setiap orang ingin dapatkan. Dewasa ini
hubungan tentang ini adalah antara pacaran dan perkawinan atau
pernikahan. Namun hubungan seperti ini juga tak selalu berjalan baik,
ada saja masalah yang terjadi didalamnya. Seperti perselisihan
pendapat maupun masalah yang terjadi karena faktor lain.
e. Hubungan sosial kejiwaan (HSK)
Kejiwaan merupakan bagian dari individu yang tidak bisa terlepaskan.
Jika kejiwaan seseorang sedang terganggu, maka secara otomatis
pribadi tersebut bermasalah. Sosial kejiwaan adalah masalah kejiwaan
yang diakibatkan karena hubungan sosial yang tidak baik. Ini biasanya
sangat berkaitan dengan faktor lingkungan
f. Keadaan pribadi kejiwaan (KPK)

10
Sedangkan kejiwaan secara pribadi merupakan jiwa yang terbentuk
akibat pribadi individu tersebut. Sifat-sifat dan kebiasaan biasanya
dapat menimbulkan masalah kejiwaan secara pribadi.
g. Moral dan agama (MDA)
Manusia selalu butuh kepercayaan atau agama. Namun terkadang
agama memerlukan penjelasan lebih. Dan sesuatu yang menimbulkan
ketidakpahaman itu biasanya menimbulkan masalah.
h. Keadaan rumah dan keluarga (KRK)
Masalah ini meliputi tentang urusan rumah tangga, seperti masalah
anak atau istri.
i. Masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)
Setiap individu yang sedang sekolah atau universitas, ketika sudah
menyelesaikan belajarnya pasti punya rencana kedepan. Namun
terkadang mereka juga bingung tentang masa depan tersebut.
Kebingungan ini yang menimbulkan masalah
j. Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)
Sekolah atau kuliah pastilah memiliki tugas-tugas yang harus
dikerjakan. Namun terkadang tugas itu memiliki kendala yang tak
terduga.
k. Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)
Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki kurikulum atau prosedur
pembelajaran. Masalah ini meliputi bagaimana menciptakan kurikulum
atau prosedur pembelajaran yang terbaik agar materi pembelajaran
mampu tersampaikan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan
Konseling memiliki tujuan, funsi dan juga orientasi. Bimbingan dan konseling
adalah sebuah ilmu yang dikembangkan demi terciptanya pendidikan yang
ideal. Tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya. Adapun fungsi bimbingan konseling yaitu
1) fungsi pemahaman, 2) fungsi pencegahan, (3) fungsi pengentasan 4) fungsi
pemeliharaan dan pengembangan 5) fungsi advokasi. Bimbingan konseling
berorientasi pada perorangan, perkembangan serta permasalahan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Evi, Tika. (2020). Manfaat Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa. Jurnal
Pendidikan dan Konseling. 2 (1): 72-75.
Fawri, Andika & Neviyarni. (2021). Konsep Manajemen Bimbingan dan
Konseling. Jurnal Ilmu Pendidikan. 3 (1): 196-202.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i1.266
Fernando, Frendi (2020). Konsep Bimbingan Konseling Anak Usia Dini Serta
Alternatif Medianya Melalui Permainan Tradisional. Journal of Early
Childhood Education and Development. 2 (1): 27-39.
https://doi.org/10.15642/jeced.v2i1.536
Rahmi, Siti & Sovayunanto, Riski. (2019). Big Five Factors of Personality Guru
Bimbingan dan Konseling pada Tujuan Layanan Konseling Individual di
Sekolah. Jurnal Borneo Humaniora. 08-14.
http://ojs.borneo.ac.id/ojs/index.php/humaniora
Ridha, Andi Ahmad. (2019) Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan
Fungsi Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Jurnal Psikologi. 15 (1):
25-34. http://dx.doi.org/10.24014/jp.v14i2.6549
Sari, Gurita Arum. (2020). Guru Bimbingan Konseling dalam Fungsi pada
Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh Dari Rumah. Jurnal Ika : Ikatan Alumni
Pgsd Unars. 8 (2): 452-461. https://unars.ac.id/ojs/index.php/pgsdunars/index
Sukardi, D. K. & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). Manajemen Bimbingan Dan Konseling
Berbasis Permendikbud Nomor 111 Tahun 2015. Jurnal Konseling
Gusjigang. 1 (1): 0–11. https://doi.org/10.24176/jkg.v1i1.256

13

Anda mungkin juga menyukai