Muhammad Al Fiqri Idham - LAGEM3 - TGC
Muhammad Al Fiqri Idham - LAGEM3 - TGC
MODUL KE – 03
MENGHITUNG NILAI RESISTIVITAS TANAH
Oleh:
Muhammad Al Fiqri Idham 119120039
Asisten :
Mustika
Santo Tri Prabowo
Levenia Anggraeni Handerlin Putri 118120004
Imelda Safitri 118120016
Dea Dahlila 118120022
Elisabet Ade Saputri Simamora 118120068
Atha Febiyoga Tamam 118120076
Prastowo Adhi Irwanto 118120111
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi terdiri dari atas lapisan-lapisan dengan tahanan jenis yang berbeda-beda, sehingga
potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Lapisan-lapisan
tersebut terdiri dari berbagai jenis tanah yang memiliki perbedaan nilai resistivitas tanah. Tanah
berasal dari pelapukan batuan yang prosessnya dapat secara kimia maupun fisik dan dibedakan
berdasarkan ukuran butiran partikel tanah yaitu kerikil, pasir, lanau, dan lempung. Dengan
mengaplikasikan metode geofisika yaitu metode geolistrik yang mengukur resistivitas suatu
material, dapat digunakan untuk menentukan nilai tahanan pada suatu lapisan atau batuan. Hal
ini dapat membantu dalam menemukan salah satunya adalah lapisan akuifer tanah.
Metode geolistrik merupakan salah satu cabang ilmu geofisika yang mempelajari bumi
dan lingkungannya berdasarkan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat ini adalah tahanan jenis,
konduktivitas, konstanta dielektrik, kemampuan menimbulkan potensial listrik sendiri, arus
listrik diinjeksukan kdalam bumi melalui dua lektroda arus dan distribusi potensial yang
dihasilkan diukur dengan elektroda potensial.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan
dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari batuan sangat
sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana,
yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu resistor. Metode geolistrik resistivitas atau
tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk
mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam
batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam
bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi
harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur (Kearey & Brooks, 2002)
Hambatan listrik dari kompinen rangkaian atau perangkat didefinisikan sebagai rasio
tegangan yang diterapkan pada arus listrik yang mengalir melaluinya:
𝑉
𝑅=
𝐼
Jika resistansi konstan pada rentang tegangan yang cukup besar, maka hukum Ohm, I = V/R,
dapat digunakan untuk memprediksi perilaku material. Apakah suatu bahan mematuhi hukum
Ohm atau tidak, resistansinya dapat dijelaskan dalam hal resistivitas curahnya. Resistivitas, dan
dengan demikian resistansi, bergantung pada suhu. Hambatan listrik dari sebuah kawat
diharapkan lebih besar untuk kawat yang lebih panjang, lebih kecil untuk kawat dengan luas
penampang yang lebih besar, dan diharapkan bergantung pada bahan dari mana kawat dibuat
(resistivitas). Secara eksperimental, ketergantungan pada sifat-sifat ini adalah salah satu yang
langsung untuk berbagai kondisi, dan hambatan kawat dapat dinyatakan sebagai
ρL
𝑅=
𝐴
ρ = resistivity
4
L = Length (Panjang)
A= luas penampang
Setiap batuan memiliki karakteristik tersendiri tak terkecuali dalam hal sifat
kelistrikannya. Salah satu sifat batuan tersebut adalah resistivitas (tahanan jenis) yangn
menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar
nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik,
begitu pula sebaliknya (Grandis, 2006)
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
6
BAB 4
HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pada Praktikum modul 3 ini praktikan diminta untuk menghitung nilai resistivitas tanah
dengan mencari tegangan, arus dan rho dari 3 jenis tanah yang berbeda yaitu sand, soil, dan
clay. Pada percobaan ini kita menggunakan 2 jenis baterai yaitu baterai 9 V dan 1.5 V.
7
Pada tabel 1 pengamatan, Menggunakan baterai 9 V pada sand dilakukan percobaan
tiga kali untuk mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar 0.0073 V, 0.0102 V, dan
0.0061 V. Kuat arus yang didapatkan dalam percobaan tiga kali menghasilkan nilai 0.0038 ohm,
0.0042 ohm, dan 0.0043 ohm. Pada soil mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar
0.0123 V, 0.0154 V, dan 0.0127 V. Kuat arus yang menghasilkan nilai 0.0042 ohm, 0.0045
ohm, dan 0.0047 ohm. . Pada Clay mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar 0.0024
V, 0.0033 V, dan 0.0019 V. Kuat arus yang menghasilkan nilai 0.0047 ohm, 0.0044 ohm, dan
0.0039 ohm.
Dapat dilihat pada tabel 2, pada sand menghasilkan nilai Vrata-rata sebesar 0.00787 V
, Irata-rata sebesar 0.0041 A, rho sebesar 5.16666108 ohm m dan R sebesar 1.9187 ohm. Pada
soil menghasilkan nilai Vrata-rata sebesar 0.01347 V , Irata-rata sebesar 0.00447 A, rho sebesar
8.11857205 ohm m dan R sebesar 3.01493 ohm. Pada Clay menghasilkan nilai Vrata-rata
sebesar 0.00253 V , Irata-rata sebesar 0.00433 A, rho sebesar 1.57424862 ohm dan R sebesar
0.58462 ohm.
Pada tabel 3 pengamatan, Menggunakan baterai 1,5 V pada sand dilakukan percobaan
tiga kali untuk mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar 0.0073 V, 0.0102 V, dan
0.0061 V. Kuat arus yang didapatkan dalam percobaan tiga kali menghasilkan nilai 0.0161ohm,
0.0182ohm, dan 0.0193 ohm. Pada soil mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar
0.0123 V, 0.0154 V, dan 0.0127 V. Kuat arus yang menghasilkan nilai 0.0177 ohm, 0.017 ohm,
dan 0.0193 ohm. . Pada Clay mencari beda potensial menghasilkan nilai sebesar 0.0024 V,
0.0033 V, dan 0.0019 V. Kuat arus yang menghasilkan nilai 0.0161 ohm, 0.0153 ohm, dan
0.0169 ohm.
Dapat dilihat pada tabel 4, pada sand menghasilkan nilai Vrata-rata sebesar 0.00787 V
, Irata-rata sebesar 0.01715 A, rho sebesar 0.17034271 ohm m dan R sebesar 0.4587ohm. Pada
soil menghasilkan nilai Vrata-rata sebesar 0.01347 V , Irata-rata sebesar 0.018 A, rho sebesar
0.27783344 ohm m dan R sebesar 0.74815 ohm. Pada Clay menghasilkan nilai Vrata-rata
sebesar 0.00253 V , Irata-rata sebesar 0.00433 A, rho sebesar 0.0584337 ohm dan R sebesar
0.15735 ohm.
8
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Menghitung Nilai Resistivitas Tanah” Untuk
nilai resistansi yang didapatkan dari setiap pengukuran masing-masing jenis tanah sesuai
dengan teori hukum ohm yang mana nilai resistansi berbanding terbalik dengan nilai arus dan
beda potensial. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai resistivitas masing-
masing jenis tanah, nilai resistivitas berbanding terbalik dengan nilai arus yang dihasilkan
sehingga apabila nilai arusnya kecil maka nilai resistivitasnya akan semakin besar. Nilai
resistivitas paling kecil pada jenis clay, dalam hal ini dapat terliat bahwa dalam Clay memiliki
mineral yang konduktif dibandingan soil dan sand. Clay ini memiliki sifat lebih konduktif dari
kedua tanah lainnya karena batuan atau tanah terkompak dengan baik sehingga permeabilitas
lebih baik daripada tanah lain. Nilai resistansi terbesar dimiliki oleh soil. Hal ini dikarenakan
soil tidak terkompak begitu baik dibandingkan tanah lainnya, Soil yang didapatkan memiliki
sortasi yang buruk sehingga lebih resistif daripada tanah lainnya Hasil dari rho yang didapatkan
menghasilkan rho tiap jenis tanah yang berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan karena factor
luar penampang, Panjang dimensi yang dipakai, dan juga hambatan yang didapatkan
9
BAB 5
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
X`
12
LINK VIDEO :
https://drive.google.com/file/d/1VSG2MDnVzRVkmP-
_uJML9lplLJeW27Ly/view?usp=sharing
13