SEISMOLOGI TG3111
MODUL KE – 01
PENDAHULUAN
Oleh:
Muhammad Al Fiqri Idham 119120039
Asisten :
Remon 12117119
Lisa Safitri 118120011
Dea Dahlila 118120022
Rosmawati 118120044
Alexander Victoria 118120105
M Rafly Abdillah Noorie 118120168
Yang bertanda tangan di bawah ini, Asisten pembimbing mata kuliah Seismologi
menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
gelombang akan memilih jalur rambat tercepat ketika gelombang akan merambat ke suatu titik
(Firnanza, 2017).
Seismologi merupakan ilmu yan. g mempelajari aktivitas pergerakan fasa atau material
saat terjadi gelombang seismik. Metode seismik adalah metode pemantauan untuk merekam
aktivitas vulkanik gunung api ataupun gempa bumi yang pastinya berhubungan dengan
gelombang seismik (Maryanto, 2016)
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum Seismologi modul 1 berjudul “Gerak Partikel, Gelombang Seismik”
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis dari seismogram tiga komponen pada satu stasiun
2. Mengetahui arah gerak gelombang seismik dari episenter ke stasiun (Back Azimuth)
3. Mengetahui sudut datang gelombang terhadap permukaan dan apparent velocity dari
gelombang yang terobservasi
4. Mengetahui jenis gelombang terobservasi.
4
BAB 2
PENGOLAHAN DATA
Langkah pengerjaan untuk menentukan gelombang P dan S dengan data gempa yang telah
diberikan menggunakan software Seisgram
1. Buka Seisgram
2. Pilih File ⇾ Open File ⇾ Buka file gempa yang telah diberikan sebelumnya, pilih ⇾
Open
5
6
3. Setiap 1 data gempa memiliki 12 stasiun, pilih 5 diantara 12 stasiun yang memiliki
waktu pembacaan gelombang episentrum dengan satu garis kemenerusan yang sama.
Pick Amplitudo maximum dan polarisasinya pada setiap 3 komponen yaitu komponen
vertikal, North to south (Horizontal), dan east tp West (Horizontal). Lakukan pada
minimal 5 total stasiun
7
4. Hasil picking akan disimpan dalam notepad dengan format PICK di folder
seismogram berada.
5. Lakukan pengolahan data dengan excel untuk mendapatkan nilai amplitude Horizontal
(AH), amplitude Vertikal (AV), Sudut (θ), incident angle (i’), kecepatan gelombang P
dan S.
2.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Software Seisgram
2. Microsoft Excel
3. Data Gempa
4. Pensil
5. Penghapus
6. Mistar
7. Pena (minimal 2 warna)
8. Print lampiran modul 2
9. Kalkulator
8
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
i' j Polarisa
Stasi Posi θ(deraj si
un si
A AH at)
A (deraja (deraja Vp Vs
t) t) C D
HH 6086.0
+
Z 1
HH 6762.0 10195. 11873. 4.722 2.715
RAT 48.45 59.17 29.58 -
N 7 33 68 6 2
HH 7630.1
+
E 5
HH 23020.
-
Z 50
KAR HH 55994. 67140. 70977. 5.202 3.196
33.49 71.07 35.54 -
A N 54 34 24 7 8
HH 37046.
-
E 40
HH
454.27 +
Z
HH 4.431 2.483
WAN 335.37 618.10 57.14 767.08 53.69 26.84 +
N 8 5
HH
519.21 +
E
HH 11382.
-
Z 42
HH 9739.3 13373. 17561. 4.188 2.306
KRI 43.26 49.60 24.80 +
N 2 88 89 4 9
HH 9165.4
+
E 9
HH 3585.8
+
Z 2
HH 7893.7 9019.5 9706.1 5.110 3.088
PRA 28.93 68.32 34.16 +
N 1 1 6 9 2
HH 4363.5
+
E 9
9
Tabel 3.2 Tabel nilai back azimuth
Z + - + - + - + -
N + + - - - - + +
E + + + + - - - -
Add 180 0 0 180 0 180 180 0
10
Gambar 3 1 Hasil Perhitungan Manual
11
Gambar 3 2 Hasil Picking stasiun KRI
12
Gambar 3 5 Hasil Picking stasiun WAN
3.2 Pembahasan
Proses picking dilakukan pada 5 atau lebih stasiun yang berbeda memiliki satu garis
lurus waktu kejadian yang sama. Picking dilakukan pada tiap komponen dan di picking nilai
amplitude maksimumnya. Pada Gambar 3.2 merupakan stasiun KRI yang telah dilakukan
picking amplitude maksimum dan penentuan polarisasinya. Pada komponen HHZ,HHN, dan
HHE, Amplitudo maksimum yang didapat secara berturut-turut adalah 11382.42, 9739.32, dan
9165.48 . Kecepatan gelombang P dan S yang terbaca pada stasiun KRI adalah 4.188 km/s dan
2.306 km/s dengan mengasumsikan apparent velocity adalah 5.5 km/s
13
Dari ke-5 stasiun yang telah diambil untuk dilakukan Analisa, stasiun KRI merupakan
stasiun dimana kecepatan gelombang P dan S yang terbaca nya terkecil dari kelima stasiun
lainnya, yaitu 4.188 km/s dan 2.306 km/s.
Setelah mendapatkan nilai-nilai kecepatan dan amplitudonya, dapat diketahui bahwa amplitude
yang dimiliki komponen horizontal lebih besar dari amplitude vertikal, karena gelombang S
berada di komponen horizontal dan gelombang P di komponen vertikal. Oleh karena itu
kecepatan gelombang P (Vp) lebih cepat dari pada gelombang S(Vs) karena amplitudonya
memengaruhi kecepatan gelombang.
Pada tabel 3.2 merupakan nilai back azimuth-nya. Nilai tersebut didapat dari nilai sudut
incident angle dengan rumus N(θ + 180º) mengikuti aturan pada tabel 3.3 yang dilihat dari arah
polarisasi gelombang . Kegunaan dari menentukan nilai dari incident angel(i) ialah untuk Untuk
mendapatkan kecepatan di lapisan permukaan jika apparent velocity dari gelombang seismik
tersebut diketahui ataupun untuk mendapatkan apparent velocity dari gelombang seismik jika
kecepatan di permukaan diketahui. Penentuan Back Azimuth ini berguna unutuk
mengidentifikasi arah menjalarnya dari gelombang seismik.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dari ketiga komponen dari satu stasiun, dapat diketahui bahwa kecepatan gelombang P
dan gelombang S dapat dicari dengan nilai amplitude maksimum pada ketiga
komponen. Komponen HHZ cenderung memiliki amplitude lebih kecil dari pada
komponen HHN dan HHE.
2. Arah gerak gelombang seismik atau back azimuth didapat dari polarisasi yang terjadi
pada ketiga komponen dan sudut yang terbentuk dari gerak partikel horizontal
3. Sudut datang gelombang dipengaruhi oleh incident angle atau sudut yang dibentuk
antara raypath dengan sumbu vertikal. Apparent velocity dapat diketahui jika kecepatan
di permukaan diketahui, begitu pula sebaliknya untuk mengetahui kecepatan di lapisan
permukaan maka apparent velocity gelombang seismik sudah diketahui
4. Gelombang yang terobservasi merupakan gelombang P dan S
4.2 Saran
Untuk melakukan pemickingan yang akurat dapat dilakukan picking pada minimal 4
stasiun berbeda yang memiliki waktu kejadian satu garis lurus yang sama sehingga dapat
dilakukan pengolahan data yang lebih akurat. Kedepannya akan dilakukan peningkatan
pemahaman dalam melakukan praktikum, terlebih dalam mencari nilai apparent velocity
ataupun mencari nilai kecepatan di lapisan permukaan., membaca arah datang gelombang
episentrum menuju ke stasiun.
15
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, N. S. (2016). Pengukuran Perubahan Sudut Polarisasi dan Fluoresensi pada Sampel
Minyak Zaitun. Youngser Physics Journal Vol. 5 No. 4, 475-480.
Firnanza, E. (2017). Penentuan Litologi Lapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Model
Kecepatan 2D Tomografi Seismik Refraksi untuk Geoteknik Jalan Tol, Skripsi.
Lampung: Universitas Lampung.
Maryanto, S. (2016). Seismik Vulkanologi. Malang: UB Press.
Saputri, N. W. (2020). Sistem Peringatan Bencana dan Rencana Tanggap Darurat Masyararakat
Wilayah Zona Merah Kota Padang Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi. Jurnal
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) Vol. 01 No. 01, 41-52.
Sunarjo, D. (2010). GEMPABUMI EDISI POPULER. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika.
Tim Penyusun. (2020). Modul 2 Seismologi Pendahuluan. Lampung Selatan: Institut
Teknologi Sumatera
16
LAMPIRAN
17