RESISTIVITAS GEOLISTRIK
MINGGU KE 4
Asisten Praktikum
Disusun oleh:
RA’APELIA SANTOSO (118150049)
BAB I PENDAHULUAN
Dapat mengetahui dan menentukan lokasi sumber air serta menambah wawasan
pengetahuan mengenai pengelolaan dan pemanfaatan air tanah .
LABORATORIUM PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
Untuk mengetahui sebaran air tanah maka perlu diketahui keadaan bawah permukaaan.
Salah satu cara untuk bisa mengetahui kondisi bawah permukan tersebut adalah
melakukan pengukuran geofisika dengan metode geolistrik. Metode geolistrik merupakan
salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya
eksplorasi air tanah. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis merupakan jenis
metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan
cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan untuk
mengetahui nilai tahanan jenisnya. Tahanan jenis merupakan sifat fisika yang
menunjukkan kemampuan material dalam menghambat aliran arus listrik. Tahanan jenis
pada setiap batuan berbeda – beda.
Pendugaan air tanah dapat dikorelasikan dari beberapa harga tahanan jenis batuan seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.1 serata tabel 2.2 berikut ini.
Teknik pengukuran geolistrik ada tiga macam yaitu mapping, sounding dan imaging.
Masing-masing teknik pengukuran geolistrik dapat dilakukan untuk tujuan yang berbeda.
Untuk tujuan penentuan airtanah, struktur gelologi, litologi dan penyelidikan mineral-
mineral logam, maupun untuk keperluan geoteknik, teknik pengukuran geolistrik yang
digunakan adalah teknik sounding. Istilah sounding diambil dari Vertical Electrical
Sounding (VES), yaitu teknik pengukuran geofisika yang bertujuan untuk
memperkirakan variasi resistivitas sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik
pengukuran. Konfigurasi elektoda yang sering digunakan dalam teknik sounding yaitu
konfigurasi Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger memiliki jangkauan yang paling
dalam dibandingkan konfigurasi yang lain.
Konfigurasi Schlumberger menggunakan dua elektroda arus yang sering dinamakan A , B
dan dua elektroda potensial yang dinamakan M, N. Pada konfigurasi Schlumberger, dua
elektroda potensial (MN) diletakkan di antara dua elektroda arus (AB). Jarak elektroda
potensial (MN/2) dibuat tetap, tetapi jarak antara elektroda arus (AB/2) diubah-ubah agar
diperoleh banyak informasi tentang bagian dalam bawah permukaan tanah. Untuk
mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-masing
elektroda arus (AB/2) dan elektroda potensial (MN/2) dapat ditambah secara bertahap,
sehingga efek penembusan arus ke bawah semakin dalam.
Perhitungan data pada tabel diatas dilakukan untuk mencari nilai K yang merupakan factor
geometri untuk menggunakan konfigurasi yang akan digunakan, konfigurasi yang digunakan
dalam praktikum kali ini menggunakan konfigurasi schlumberger didapatkan r1=R2= na dan
r2=R1= a(n+1) maka persamaan resistivitas semu untuk konfigurasi ini, dirumuskan sebagai
berikut:
Nilai ρa merupakan nilai Resistivitas yang akan digunakan dalam pengukuran geolistrik.
Pada pengukuran
LABORATORIUM PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
Pengelolaan data hasil pengukuran geolistrik dilakukan dengan menggunkan software IP2win.
Dari hasil pengolaan menggunakan software tersebut akan dihasilkan kedalaman lapisan, tebal
lapisan dan nilai hambatan atau resistivitas tiap lapisan. Dan kemudian nilai resistivitas tiap
lapisan tersebut berubah menjadi jenis-jenis batuan uang disebut interpretasi data.
Pada lapisan 1 didapatkan nilai kedalaman 1,01 m -2,52 m dengan ketebalan 1,51
m didapatkan nilai resistivitasnya 30Ω.m yang berdasarkan tabel dihasilkan
litologi batuan bawah permukaan merupakan batuan lempung/ gambut.
Selanjutnya pada lapisan 2, 3, dan 4 didapatkan nilai kedalaman 2,52 m-3,48 m,
3,48 m-4,02m dan 4,02 m-4,95 m berturut-turut dengan ketebalan 0,955 m, 0,524
m dan 0,93 m yang menghasilkan nilai resistivitas 51,6 Ω.m yag merupakan
litologi batuan lempung/gambut. Litologi batuan lempung merupakan caprock
yang baik yang mana merupakan batuan yang memiliki porositas dan
permeabilitas yang rendah, sehingga mampu menghambat air tanah dalam
reservoar untuk berpindah/bermigrasi. Dengan adanya batuan penutup, maka air
tanah akan tetap berada dalam batuan reservoar.
Selanjutnya pada lapisan 5 hingga lapisan 10 didapatkan nilai resistivitas
0,851Ω.m hingga 2.51Ω.m yang mana termasuk kedalam range angka 0-10 yang
merupakan litologi air tanah. Pada lapisan tersebut memiliki keragaman
kedalaman yang mana dimulai dari kedalaman 14,1 m hingga 134 m. akuifer ini
merupakan akuifer terkekang dengan lapisan kedap bagian atas berupa
batulempung. Akuifer tertekan yang dimanfaatkan dikenal juga dengan istilah
sumur dalam. Kualitas air tanah yang berada pada akuifer ini tidak dipengaruhi
oleh musim, baik musim penghujan maupun musim kemarau.
Pengambilan air tanah di rekomendasikan dilakukan pada lapisan 7,8 dan 9 yang
kedalamannya 60m keatas, dikarenakan ketersediaan air bersih yang baik.
LABORATORIUM PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
BAB IV KESIMPULAN
1. Semakin besar nilai resistivitasnya maka arus semakin sulit mengalir. Batuan yang
berpori dan berongga memiliki resistivitas yan tinggi dibandingkan batuan yang kompak.
2. Jenis litologi batuan pada lapisan atas hingga menengah di dominasi oleh litologi batuan
lempung, selanjutnya pada lapisan menengah hingga kebawah didominasi oleh batuan air
tanah.
3. Resistivitas bergantung terhadap jenis batuan yang ada dibawah permukaan. Semakin
dalam permukaan nilai resistivitas semakin kecil.
LABORATORIUM PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
Reynold, J.M., 1997, an Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Willey
And Son, New York
Telford, W.M., Geldart, L.P and Sheriff, R.E. 1976. Applied Geophysics. Second Edition.
Cambridge University Press, New York.