PRAKTIKUM FISIKA
Oleh:
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
44
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Labolatorium Pembimbing Laporan
Praktikum
44
Lembar asistensi
44
Daftar Isi
44
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Bahwasanya kami telah dapat membuat “Laporan tentang Praktikum
Fisika” walaupun banyak sekali hambatan dan kesulitan yang kamihadapi
dalam menyusun laporan ini, dan mungkin laporan ini masih terdapat
kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan
keterbatasan kemampuan kami.
Penyusun
44
BAB I
Pendahuluan
44
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Era modernisasi tidak hanya menuntut seorang mahasiswa
menguasai teori-teori saja tetapi trampil juga dalam praktek serta kerja
lapangan, maka seorang mahasiswa sangatlah perlu merealisasikan teori
yang diperoleh dari bangku kuliah, salah satu realisasinya adalah
Praktikum Fisika.
1.3. MANFAAT
Manfaat ini diharapkan dapat memberikan masukan baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
1. Kegunaan Teori
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran untuk
mengembangkan dan memperluas wawasan pengetahuan kepada
Mahasiswa pada kegiatan Praktikum Fisika.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan praktikum fisika untuk
menyadari pentingnya langkah – langkah dan ketentuan yang harus
dipenuhi dalamkegiatan tersebut.
44
BAB II
Pembahasan
44
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL MATEMATIS
(KODE PERCOBAAN F-1)
I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul matematis
II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Beban setangkup 1 buah
3. Rollmeter (70 cm) 1 buah
4. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Bandul Matematis
Bila sebuah bandul digantungkan dengan kawat dan diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, makan bandul tersebut akan melakukan ayunan dengan
getaran selaras (gambar 1).
f=
1 l
2a g√
T =2 π −
√ l
g
44
f = Jumlah getaran per detik
T = waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 getaran sempurna (det)
g = Percepatan gravitasi
l = Panjang kawat (cm)
PERCOBAAN I
Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 10 cm untuk 5 kali
getaran :
44
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0063
5 ( 5−1 )
=0 , 018
D 0 ,018
I= ×100 %= ×100 %=0 ,56 %
: t 3 ,24
Ralat Nisbi
4 π 2 l 4×( 3 , 14 )2 ×0 , 10 3 ,94
g1 = = = =10 , 94
T2 ( 0 ,6 )2 0 ,36 m/detik2
PERCOBAAN II
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0515
5 ( 5−1 )
=0 , 050
D 0 ,050
I= ×100 %= ×100 %=1 , 20%
: t 4 ,14
Ralat Nisbi
44
t 4 ,14
T 2= = =0 , 8
5 5 detik
2
4 π 2 l 4×( 3 , 14 ) ×0 , 15 5 , 91
g2 = 2 = = =9 , 23
T (0 ,8 )2 0 ,64 m/detik
PERCOBAAN III
D 0 , 06
I= ×100 %= ×100 %=1 , 36%
: t 4 , 42
Ralat Nisbi
t 4 , 42
T 3= = =0 , 88
5 5 detik
4 π 2 l 4×( 3 , 14 )2 ×0 , 2 7 , 89
g3 = = = =9 , 86
T2 ( 0 , 88 )2 0 ,8 m/detik2
PERCOBAAN IV
44
Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2
1 4,49 -0,07 0,0049
2 4,90 -0,06 0,0036
3 5,05 -0,09 0,0081
4 4,99 -0,03 0,0009
5 4,96 0,00 0
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0175
5 ( 5−1 )
=0 , 00088
D 0 ,00088
I= ×100 %= ×100 %=0 ,018 %
: t 4 , 96
Ralat Nisbi
t 4 , 96
T 4= = =0 , 99
5 5 detik
PERCOBAAN V
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 ,043
5 ( 5−1 )
=0 , 046
44
D 0 ,046
I= ×100 %= ×100 %=0 , 83 %
: t 5 , 54
Ralat Nisbi
t 5 ,54
T 5= = =1 ,1
5 5 detipk
4 π 2 l 4×( 3 , 14 )2 ×0 , 3 11, 83
g5 = 2 = = =9 , 78
T ( 1 ,1 )2 1 , 21 m/detik2
Ralat Mutlak :
G=
√
( g−g )2
n ( n−1 )
=
5 √
1 ,5013
( 5−1 )
=0 ,274
G 0,274
I= ×100%= ×100%=2,75%
: g 9,97
Ralat Nisbi
g= g±G
44
KESIMPULAN :
- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat
gravitasi bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 9,696 m/dt2namun karena banyak faktor
yang terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan
ini, maka terjadipenyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi
bumidi kota Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya adalah 10,14
m/dt2.
TUGAS PENDAHULUAN
f=
1 l
2a g√
1 1
T= =
T =2 π −
√ l
g
f 1 g
2a l √
Jika :
y f
Sinθ= =
l mg
mg
K=
l
44
Dimana :
K=m. w2
W =4 πf
mg m4π2
K= =m . w2 =m 4 π 2 . f 2 = 2
Maka : l T
Jadi :
f 2=
4 π 2 .l
g
,f=
√ g
2
1
= √ gl
4 π .l 2a
T 2=
4 π2l
g √
, t=
4 π 2l
l √
=2 a
1
g
44
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul fisis
II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Rollmeter (70 cm) 1 buah
3. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Bandul fisis.
Bila kita mempunyai batang dan digunakan pada suatu proses (gambar 2)
44
maka akan berlaku persamaan :
[(T 12
+T
22 ) / 8 ( a1 + a2 ) + ( T 12 −T 22 ) /8 ( a1 −a2 ) ]=( t
2
/ g ) . .. . .. .. . .. .. . .. .. . . ( 2 )
Yang mana :
T1 = waktu getar untuk titik gantung A
T2 = waktu getar untuk titik gantung B
a1 = jarak untuk titik gantung A dengan pusat massa C (cm)
a2 = jarak untuk titik gantung B dengan pusat massa C (cm)
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Bandul Fisis :
1. Letakkan beban pada suatu kedudukan dan carilah pusat massa ( C )
untuk kedudukan tersebut. Perlu diingat pusat massa ( C) letaknya
senantisa berubah karena tergantung pada letak beban.
2. Gantungan beban pada titik A dan ukur jaraknya terhadap pusat massa ( C
).
3. Ayunkan batang dengan member ayunan kecil, catatlah waktu yang
dibutuhkan untuk 5 kali getaran sempurna.
4. Ambil titik yang lain ( B ) terhadap ( C ) sebagai titik gantung dan ukurlah
jaraknya terhadap pusat massa. Ulangi langkah 1-3.
5. Ulangi percobaan yang sama untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
44
ANALISA DATA ( F2 )
PERCOBAAN I
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0029
3 ( 3−1 )
=0 , 022
D 0,22
I= ×100%= ×100%=0 ,36 %
: t 6 ,08
Ralat Nisbi
6 , 08
T 1= =1 , 22
5 detik
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0063
3 ( 3−1 )
=0 , 01
44
D 0 , 01
I= ×100 %= ×100 %=0 , 21%
: t 4 , 76
Ralat Nisbi
4 , 76
T 2= =0 , 95
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T +T 2 T 2 −T
12 2 1 22 π2
+ =
8 ( a1 +a2 ) 8 ( a1 −a2 ) g
( 1, 22 )2 + ( 0 , 95 )2 (1 , 22 )2 −( 0 , 95 )2 ( 3 , 14 )2
+ =
8 ( 50+5 ) 8 (50−5 ) g
9,8596
0,0054+0,0036=
Maka : g
9 , 8596
g= =10 , 95
Jadi : 0 , 009 m/dt2
PERCOBAAN II
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 02207
3 ( 3−1 )
=0 , 061
44
D 0 ,061
I= ×100 %= ×100 %=1, 05 %
: t 5 ,82
Ralat Nisbi
5 , 82
T 1= =1,16
5 detik
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0053
3 ( 3−1 )
=0 , 029
D 0 ,029
I= ×100 %= ×100 %=0 ,64 %
: t 4 , 50
Ralat Nisbi
4 , 50
T 2= =0 , 90
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T 2 +T T 2 −T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a1 +a2 ) 8 ( a1 −a2 ) g
44
9,8596
0,0049+0,0051=
Maka : g
9 , 8596
g= =9 ,86
Jadi : 0 , 0010 m/dt2
PERCOBAAN III
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0673
3 ( 3−1 )
=0 , 1 ,06
D 0 ,106
I= ×100 %= ×100 %=1,85 %
: t 5 ,71
Ralat Nisbi
5 , 71
T 1= =1 , 14
5 detik
44
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0119
3 ( 3−1 )
=0 ,044
D 0 ,044
I= ×100 %= ×100 %=0 ,96 %
: t 4 , 58
Ralat Nisbi
4 , 58
T 2= =0 , 91
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T +T 2 T 2 −T
12 2 1 22 π2
+ =
8 ( a1 +a2 ) 8 ( a1 −a2 ) g
9,8596
0,0048+0,0063=
Maka : g
9 , 8596
g= =9 , 96
Jadi : 0 , 0011 m/dt
44
Ralat Mutlak :
G=
√
( g−g )2
=
√
0 , 24
n ( n−1 ) 3 ( 3−1 )
=0 , 20
G 0 ,2
I= ×100%= ×100%=1,95%
: g 10,26
Ralat Nisbi
g=g±G
KESIMPULAN :
- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat
gravitasi bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 10,06 m/det2namun karena banyak faktor
yang terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan
ini, maka terjadi penyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi
bumidi kota Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya.
44
TUGAS PENDAHULUAN
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL FISIS
PERCOBAAN ( F2 )
1. Pembukaan Persamaan ( 1 )
T =2 π
√ Kc2 +a 2
g.a
Dimana :
K : waktu getar
Kc : Jari-jari gravitasi terhadap pusat massa
G : Percepatan gravitasi
a : Jarak pusat massa
44
2. Pembukaan Persamaan ( 2 )
T +T 2 T 2 −T
12 2 1 22 π2
+ =
8 ( a1 +a2 ) 8 ( a1 −a2 ) g
Dimana :
I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan (viskositas) dari suatu cairan dengan
menggunakan viskosimeter oswald.
II. PERALATAN
44
1. Viskosimeter Oswald dengan perlengkapan 1 set
2. Gelas ukur 1 buah
3. Gelas tabung biasa 2 buah
4. Cairan yang akan di tera
5. Pipet 1 buah
6. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam suatu cairan atau sebaliknya maka akan timbul
gaya yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Oswald
Dalam percobaan ini cairan mengalir dalam sebuah pipa ( U ) dengan jumlah
volume tertentu.
Apabila kita menganggap bahwa :
- Cairan yang digunakan adalah Incompressible dan Newtonian.
- Aliran cairan adalah : Linier dan Steady.
- Kecepatan aliran dekat dinding mendekati nol.
Misalnya cairan : Bensin, Bensol, Ether, dan Alkohol maka didapat hubungan
:
n=K .t ........................(1)
Yang mana :
n = Angka kekentalan/viskositas cairan satuan dyne det/cm3.
( 1 dyne = 1 poise )
K = Konstanta yang harganya tergantung pda volume cairan, jari-
jari kapiler,
panjang pipa kapiler, gravitasi, kecepatan massa cairan dll.
t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam satuan
detik.
44
Bila ( t ) diatur dan ( K ) diketahui (dari tabel), maka harga ( r ) dapat
ditentukan.
44
Viscometer Oswald
Data percobaan :
Jenis Cairan t1 t2 t3 t4 t5
Alkohol 1,85 2,02 2,08 2,01 2,11
Ralat Mutlak :
t=
n√
( t−t )2
( n−1 )
=
5√
0 , 039
( 5−1 )
=0 , 0019
t 0 , 0019
I= ×100 %= ×100 %=0 , 094 %
: t 2 , 014
Ralat Nisbi
44
0 ,12
n1−2=K . f − poise
t
0 , 12
n1 =0 , 05768. ( 2, 014+0 , 0019 )− =0 , 11627−0 , 059=0 , 05727
2 , 014 Poise
0 ,12
n2 =0 , 05768. ( 2 ,014−0 , 0019 )− =0 ,11605−0 , 059=0 , 05705
1 , 734 Poise
KESIMPULAN :
a. Faktor yang mempengaruhi kekentalan / viskosimeter zat cair antara lain :
- Suhu
- Rapat massa dan zat cair
- Bentuk massa dan volume zat cair
I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan ( viskositas ) dari suatu cairan dengan
menggunakan viskosimeter Bola jatuh.
44
II. PERALATAN :
1. Cairan yang akan ditera
2. Viskosimeter bola jatuh dengan perlengkapan 1 set.
3. Bola kaca 2 buah.
4. Bola besi 2 buah
5. Mikrosmeter 1 buah
6. Stop watch 1 buah.
III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam cairan atau sebaliknya maka akan timbul gaya
yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Bola Jatuh
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang akan diukur
angka kekentalannya. Bola tersebut mula – mula akan mengalami percepatan
dan dikarenakan gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka
besarnya kecepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat
tersebut kecepatan bola tetap san disebut “Kecepatan Terminal”. Hubungan
antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari
“Hukum Stokes”.
44
R = jari-jari tabung bagian dalam pada tabung yang dipakai untuk percobaan,
jari-jarinya=1,76 cm, sehingga persamaan (1) menjadi :
m ( r−m )
.......................................... ( 3 )
n=FVm
Yang mana : F : ( 1+1,36r)
µ : (2/g) r2g
Dengan demikian bila harga n dan m diketahui sedangkan harga r dan Vm
diukur, maka n dapat ditentukan dari persamaan ( 3 ).
Bola Dimasukkan
Bola /kelereng
80 cm
44
Air Minyak Kelapa Oli
PERCOBAAN I
- Menggunakan cairan : Air.
- f : Rapat massabola besi 7,8 gr/m3, bola kaca 2.52 gr/cm3.
- f0 : Rapat massa cair 1 gr/cm3
- g : Gravitasi kota Jombang 10,14 m/det2
- s : Jarak 80 cm
- Waktu yang diperlukan bola kaca dengan berat 20 gr dan d=2,5 cm, r=
1,25 cm.
t 1 +t 2 +t 3 1 , 71:+1 ,89+1, 71
t= = =1 ,77 det
3 3
s 80
Vm= = =45 , 20
t 1 , 77 cm/det
44
s 80
Vm= = =58 , 69
t 1 , 363 cm/det
2. r 2 g 2. ( 0 ,80 )2 ( 10 , 14 ) 12 ,97
η= ( f −f 0 )= ( 7 , 8−1 ) = ( 6 ,8 )=0 , 16252 poise
9 .Vm 9 ( 58 , 69 ) 528 ,21
PERCOBAAN II
- Cairan yang digunakan : minyak kelapa yang rapat massanya 0,84 gr/cm 3,
waktu yang diperlukan bola kaca dengan berat 20 gr dan d= 2,5 cm, r = 1,25
cm.
t 1 +t 2 +t 3 1 , 90+2 , 02+1 , 84
t= = =1 , 92 det
3 3
s 80
Vm= = =41 , 667
t 1 , 92 cm/det
2
2. r 2 g 0 2. ( 1 ,25 ) ( 10,14 ) 31, 6875
η= ( f −f )= ( 2 ,52−0, 84 )= ( 1 , 68 )=0, 1419 poise
9 .Vm 9 ( 41, 667 ) 375, 003
- Waktu yang diperlukan besi berat 43,50 gr dan d = 2,2 cm, r = 1,1 cm.
t 1 +t 2 +t 3 0 ,74 +0 , 65+0 , 55
t= = =0 , 646 det
3 3
s 80
Vm= = =123 , 83
t 0 , 646 cm/det
2
2. r 2 g 0 2. ( 1 ,10 ) ( 10 ,14 ) 24 , 54
η= ( f −f )= ( 7 ,80−0 ,84 )= ( 6 , 96 )=0 , 147 poise
9 .Vm 9 ( 123 , 83 ) 1114 , 47
- Waktu yang diperlukan kelereng berat 4,5gr dan d = 1,6 cm, r = 0,80 cm.
t 1 +t 2 +t 3 1 , 49+1 , 46+1 ,39
t= = =1 , 45 det
3 3
s 80
Vm= = =55 , 17
t 1 , 45 cm/det
44
2 . r2 g 2. ( 0 , 80 )2 ( 10 , 14 )
η= ( f −f )=
0
( 7 , 8−0 ,84 )=0 . 182 poise
9 . Vm 9 ( 55 , 17 )
PERCOBAAN III
- Cairan yang digunakan : oli yang rapat massanya 0,89 gr/cm3.
- Waktu yang diperlukan bola kaca dengan berat 20 gr dan d= 2,5cm,
r = 1,25 cm.
t 1 + t 2 + t 3 3 , 24+ 3 , 46+3 , 23
t= = =3 , 31 det
3 3
s 80
Vm= = =24 , 17
t 3 , 31 cm/det
2 . r2 g 2. ( 1 , 25 )2 ( 10 ,14 ) 31 ,69
η= ( f −f )=
0
( 2 , 52−0 , 89 ) = ( 1, 63 ) =0 , 24 poise
9 . Vm 9 ( 24 , 17 ) 217 , 53
- Waktu yang diperlukan besi berat 43,50 gr dan d = 2,2 cm, r = 1,1 cm.
t 1 +t 2 +t 3 1 , 24+1 , 18+1 ,11
t= = =1 ,176 det
3 3
s 80
Vm= = =68 , 02
t 1 , 176 cm/det
2
2. r 2 g 0 2. ( 1 ,10 ) ( 10 ,14 ) 24 ,54
η= ( f −f )= ( 7 ,80−0 ,89 )= ( 6, 91 )=0,28 poise
9 .Vm 9 ( 68 , 02 ) 612 , 18
- Waktu yang diperlukan kelereng berat 4,5 gr dan d = 1,6 cm, r = 0,80 cm.
t1+ t2+ t3 2 , 80+2 , 92+2 ,71
t= = =2 , 81 det
3 3
s 80
Vm= = =28 , 47
t 2 , 81 cm/det
2 . r2 g 2. ( 0 , 80 )2 ( 10 , 14 )
η= ( f −f )=
0
( 7 , 80−0 ,89 )=0 , 35 poise
9 . Vm 9 ( 28 , 47 )
44
Tabel Rata-rata Perhitungan Dari Percobaan I
Ralat Mutlak :
N=
η√
( η−η )2
( η−1 )
=
√
0 , 01065
3(3−1)
=0 , 042
G 0 , 042
I= ×100 %= ×100 %=0 , 061 %
: η 0 , 173
Ralat Nisbi
Ralat Mutlak :
N=
√
( η−η )2
η ( η−1 )
=
√
0 , 00095
3 ( 3−1 )
=0 , 012
G 0 ,012
I= ×100 %= ×100 %=0 ,081 %
: η 0 , 157
Ralat Nisbi
44
Keseksamaan : K = 100% - 0,081 % = 99,91 %
Ralat Mutlak :
N=
√ ( η−η )2
η ( η−1 )
=
√0 , 0062
3 ( 3−1 )
=0 , 032
G 0 , 032
I= ×100 %= ×100 %=0 ,110 %
: η 0 , 290
Ralat Nisbi
KESIMPULAN :
a. Faktor yang mempengaruhi kekentalan / viskositas zat cair antara lain :\
- Suhu
44
- Rapat massa dari zat cair
- Bentuk dan volume zat cair
b. Gambar gaya-gaya yang bekerja sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam
cairan :
Ff FA
Keterangan : FA = Gaya ke atas (gaya Archimedes)
Fg = Gaya gesekan ( hokum Stokes )
W = Gaya berat benda ( bola )
Dimana :
F A =G πηrV η = Koefisien gesekan ( N det/M2)
V W
r = Jari- jari bola ( M )
W = Kelajuan bola ( M/det )
44
KECEPATAN SUARA DI UDARA
I. TUJUAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara.
2. Menera bilangan getar garpu tala.
II. PERALATAN
1. Tabung resomansi dengan perlengkapan 1 set.
2. Garpu tala standart 1 buah.
3. Garpu tala yang akan ditera.
III. TEORI
Bila sumber suara digetarkan dalam suatu kolam udara yang satu ujungnya
tertutup dan ujung yang lain terbuka, maka keadaan “Resonansi” diperoleh
hubungan :
L=( 2 m+1 ) 1 /4. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. ... .. .. ...... .. ... .. .. . . ( 1 )
L=( ( 2m+1 ) /4 )× ( V /f ) .. . .. .. . .. .. ...... ..... .. .. . .. . ( 2 )
Yang mana :
L : Panjang kolom udara
l : Panjang gelombang udara
V : Kecepatan suara di udara
f : Frekuensi suara di udara
m : 0, 1, 2, 3, …………………………( tergantung keadaan
resonansi)
44
Gambar percobaan :
c
Keterangan gambar :
Dalam percobaan ini, kolom udara berupa tabung silinder kecil yang
kedudukannya dapat dirubah sesuai dengan panjang kolom udara yang
diperlukan.Sebagai sumber getaran dari percobaan ini dipergunakan garpu yang
mempunyai bilangan getaran standart.Bilamana garpu tala digetarkan di ujung
tabung yang terbuka, maka tepat di ujung tabung yang terbuka, maka tepat di
ujung tabung tidak terjadi “perut”. Oleh karena itu diperlukan koreksi panjang
kolom udara sebesar ( e ), sehingga :
L = L – e ……………………….. ( 3 )
Yang mana : L = panjang kolom udara yang sebenarnya dan persamaan ( 2 )
menjadi :
V ( 4−e )
L= m+
2f 4f ………………………………( 4 )
Bila harga L, f, m diketahui, maka kalau dibuatkan grafik L = f (m) untuk
bermacam – macam harga =m, V, e ditentukan, atau bila : L, V , m diketahui,
harga (f) dan ( e ) dapat ditentukan.
44
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara
Ambillah garpu tala standart yang bilangan getarnya diketahui.
Getarkan garpu tala tersebut di atas tabung silinder kecil.
Angkatlah tabung kecil perlahan – lahan bersamaan dengan garpu tala
yang telah digetarkan ( usahakan jarak c tetap ), sehingga diperoleh
kolom udara yang dapat menimbulkan resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah
L setipa terjadi resonansi ( pada bunyi terkeras ).
Catatlah tekanan udara dan temperature kamar.
2. Menera bilangan getar garpu tala
Getarkan garpu tala yang akan ditera di atas kolom udara ( ingat
dalam menggunakan garpu tala ).
Aturlah permukaan air agar diperoleh kolom udara yang dapat
menimbulkan resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah setipa harga L’ dari
setiap resonansi tersebut.
44
ANALISA DATA ( F-5 )
PERCOBAAN I
Diketahui : Lo : 21 cm = 0,21 m
m : 1 cm
L1 : 19 cm = 0,19 m f = 426 Hz
e : L1 – Lo = 0,19 – 0,21 = - 0,02 m
Maka :
L1 =
V
2f
m+
V
4f
−e( )
V V
( )
0,19= 1+ +0,02
2. 426 4.426
V V
0,19= + +0,02
852 1704 ¿289,68=3V¿V1=96, 56m/det¿¿¿
V V 2
0,19= + +
852 1704 100
2V V 1704¿
0,19= + +34, 08¿
1704 1704 ¿
PERCOBAAN II
Diketahui : Lo :21 cm = 0,21 m
m : 1 cm
L1 :23 cm = 0,23m f = 288Hz
e : L1 – Lo = 0,23 – 0,24= - 0,02 m
Maka :
44
L1 =
V
2f
m+
V
(
4f
−e )
0 , 23=
V
2. 288
1+
V
(
4 . 288
+0 , 02 )
2V V 23 ,04
0 , 23= + +
1152 1152 1152
264 ,96=3 V −23 ,04
264 ,96 +23 , 04=3V
V 2=96 m /det
PERCOBAAN III
44
L1 =
V
2f
m+
V
(
4f
−e )
0 ,23=
V
2. 341
1+
V
(
4.341
−0 , 02 )
2V V 27 ,28
0 ,23= + −
1364 1364 1364
0 ,23 .1364=3 V −27 ,28
313 , 72=3 V −27 ,28
341=3 V
V 3=113 ,67 m /det
KESIMPULAN :
Ralat perhitungan :
Pengukuran V ( V −V ) ( V −V )2
1 96,56 -5,57 30,44
2 96 -6,077 36,93
3 113,67 11,593 134,39
44
Ralat Mutlak :
Δ=
√ 201 ,76
3 ( 3−1 )
=5 , 799
Δ 5 , 799
I= ×100%= ×100%=5 , 681
: V 102,077
Ralat Nisbi
V=V±Δ
V = 102,077 – 5,799 = 96,278 m/det
44
TUGAS PENDAHULUAN.
KECEPATAN SUARA DI UDARA
PERCOBAAN (F-5)
1. Persamaan :
L' =
V
2f
. m+(V
4f
−e )
mempunyai bentuk grafik L '
Fungsi ( m ).
m=0 . .. . .. .. . .. .. . L' 1= (
V
4f
−e )
L '3
L '2
m=1 .. . .. .. . .. .. . . L ' 21=
2 V
(
2 f 4f
−e )
L '1 V
m=2 . .. .. . .. .. .. . . L ' 3 = +2
2f
V
4f (
−e )
12 13
44
2. Gambar bentuk gelombang yang ada dalam kolom udara (pipa organa
tertutup)
Pada gelombang menghasilkan nada dasar :
44
LENSA DAN FOTOMETER
I. TUJUAN
1. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa.
2. Menentukan jarak titik api lensa positif dan lensa negatif.
3. Menentukan intensitas cahaya dari lampu listrik.
II. PERALATAN
1. Sumber cahaya dan perlengkapannya 1 set.
2. Lensa positif 1 buah.
3. Lensa negatif 1 buah.
4. Layar 1 buah.
5. Fotometer dan perlengkapannya 1 set.
6. Lampu yang akan ditera 2 buah.
7. Lampu standart 1 buah.
III. TEORI
1. Diantara sebuah benda dan layar ( jarak keduanya dibuat tetap ). Kita
tempatkan : Sebuah lensa positif. Bila lensa tersebut kita geser – geserkan
sepanjang garis beda layar, maka akan terdapat “ Dua kedudukan’’ lensa
yang memberikan bayangan yang jelas pada layar ( gambar 1). Bayangan
yang satu diperbesar ( lensa di A ). Sedang yang lain diperkecil ( lensa
B ).
Gambar 1.
C A B
44
Keterangan :
A dan B : Lensa cembung
C : Sumber cahaya dan benda berbentuk kasa.
D : Layar
Dengan mengetahui besarnya jarak antar kedudukan lensa di A dan di B
( h ) dan jarak antara benda dari layar ( L ) maka dapat ditentukan
besarnya titik api lensa (fp).
Dan persamaannya adalah :
L2 −h2
fp=
4 L …………………….( 1 )
2. Diantara sebuahbenda dan layar ditempatkan lensa positif sedemikian
rupa sehingga bayangan benda terletak pada layar. Bila kemudian kita
tempatkan sebuah lensa negatif diantara lensa positif dan layar, maka
“bayangan’’ lensa positif akan menjadi benda (objek) dari lensa negatif.
Bayangan oleh lensa negatif dapat ditangkap lagi pada layar dengan
menggeser geser kedudukan layar tersebut ( Gambar 2 ).
+ -
E D
A B C
Keterangan : D : Layar
E : Sumber cahaya dan benda berbentuk kaca.
44
Bila kita meletakkan sebuah layar diantara 2 sumber cahaya
dan terletak pada satu garis lurus, maka setiap sumber cahaya akan
memberikan fluks cahaya (F) pada layar. Dalam percobaan ini sumber
cahayanya adalah lampu listrik dan layar adalah “ fotometer’’ ( Gambar 3
). Dengan mengatur letak fotometer dan galfanometer menunjukkan
“skala nol’’ Fluks cahaya” yang diterima fotometer dari 2 buah lampu
listrik adalah sama.
Gambar 3.
D
L1 ds dx
L2
-
44
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. Untuk percobaan 1
a. Susunlah peralatan dilandaskan optis yang telah disediakan.
Catatlah kedudukan benda dan layar serta ukuran diameter benda.
b. Geser – geserkan lensa tersebut sepanjang landasan optis. Sehingga
diperoleh bayangan yang jelas dan diperbesar pada layar.
44
ANALISA DATA ( F-6 )
34 cm
44
Diperkecil
116 cm 116 cm
27,2 cm
116
43 6
44
Jadi :
1 1 1 ma
1
f c b c
n1 1 1 7,5..43
1
f 16, 57 16,
n1 57 + 322,5 + 57,16
. 1291,5
1 ,4cm
f ( 57,16
. ) 912
n1 1
0,71 c
f 1,40 m
n
Diperkecil
116
80.5 33.5 2
Jadi :
44
1 1 1 ma
1
f c b c
n1 1 1 1,5 80,5
1
f 2 33,5 2
n1 33,5 + (1,5.80,5) + ( 33,5.2) 221,25
,
3,30cm
f 33,5.2 67
n1 1
0,303 cm
f 3,30
n
44
dx 2
Ix= . Is
ds 2
dx 2
1 752 5625
Ix 1 = . Is= 2 ×25= ×25=83 ,66 Watt
ds 2 41 1681
1
dx
2
2 622 3844
Ix 2 = . Is= 2
×25= ×25=32, 96 Watt
ds 2 54 2916
2
PERCOBAAN (F6)
Data Percobaan I
Susunan Diameter Sifat Diameter A-B L Keterangan
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 6 cm 34 116 cm Nyata
+,+ 2,5 cm Pengecilan 1 cm 27,2 Terbalik
Data Percobaan 2
Susunan Diameter Sifat Diameter A B C
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 7,5 cm 43 57 cm 16 cm
+,+ 2,5 cm Pengecilan 1,5 cm 80,5 33,5 cm 2 cm
KESIMPULAN :
1. Pembentukan bayangan oleh lensa tergantung pada :
- Jarak antara lensa 1 dan lensa 2
- Jarak antara benda dan lensa
2. Dari pembentukan bayangan pada layar dapat ditentukan :
- Jarak titik api
- Intensitas cahaya dari lampu listrik
TUGAS PENDAHULUAN
44
LENSA DAN FOTOMETER
PERCOBAAN ( F-6 )
F2 F F1 F1 F2 F3
Bayangan tepat berada di titik fokus 3, sifat bayangan adalah :
- Nyata
- Terbalik
- Diperbesar
2. Gambar jalannya sinar
+ -
D E
A B
44
INDEKS BIAS DAN ZAT CAIR
I. TUJUAN
1. Menentukan jarak titik api lensa.
2. Menentukan jari-jari kelengkungan bidang lensa.
3. Menentukan indeks bias lensa.
4. Menentukan indeks bias zat cair.
II. PERALATAN
1. Lensa bi- convec 1 buah.
2. Cermin datar 1 buah
3. Jarum berbentuk garpu 1 buah.
4. Statip 1 buah
5. Cairan ( air )
III. TEORI
Gambar percobaan
1. Pada gambar di atas, bayangan jarum dibentuk oleh susunan optis dari
lensa dan cermin akan dapat dilihat dari atas. Bila jarum digeser-geserkan
sepanjang statip akan diperoleh suatu kedudukan tertentu, yang mana
bayangan jarum nampak sama besar dengan jarum. Pada keadaan ini,
jarak antara jarum dan lensa sama dengan jarak titik api lensa tersebut.
2. Jika cermin diambil, bidang bawah lensa akan bekerja sebagai cermin
cekung terhadap sinar-sinar yang datangnya dari atas ( gambar 2 ). Bila
(p) adalah jarak antara lensa dengan jarum pada kedudukan dimana jarum
44
bayangan jarum yang dibentuk oleh susunan lensa dari bidang bawah
lensa sama dengan besarnya jarum, maka :
R 1=( P 1. f ) / ( f −P1 ) …………………………(1) dan
n=( ( f . ( P 1+ P 2 ) )−P 1. P 2 ) / ( ( f . ( P 1+ P 2 ) )−( 2. P 1. P2 ) ……….. (2)
Yang mana :
f = Jarak titik api lensa
R1 = Jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa
P1 = Harga (p) bila jari-jari kelengkungan bidang bawah.
P2 = Harga (p) yang diperoleh bila lensa dibalik.
n = Indeks bias lensa.
3. Bila di atascermin kita teteskan zat cair, kemudian di atas tetesan tersebut
kita letakkan lensa, maka akan terbentuk susunan optis, yaitu : lensa
biconvec, lensa planconcaf (cairan) dan cermin seperti terlihat pada
gambar 3.
Jika jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa adalah(R1) maka indeks bias
cairan adalah :
n1 =f . ( P 1−f 1 ) /f 1 . ( P 1−f )
Dimana (f1) adalah jarak titik api gabungan antara lensa dengan cairan yang
dapat diperoleh dari kedudukan jarum yang menimbulkan bayangan yang
sama besarnya seperti gambar 1.
44
6. Setelah selesai percobaan nomor : 1 sampai 5, letakkan cermin di atas
meja, teteskan air di atasnya kemudian letakkan lensa di atas cairan
tersebut. Kerjakan seperti percobaan nomor : 1 sampai 3. Lakukan
pengamatan sebanyak 5x.
7. Balikan lensa kemudian lakukan seperti nomor 6.
44
ANALISA DATA (F-7)
b. Lensa Cekung
Diketahui : f = 24,5 cm P1 = 24 cm P2 = 6,8 cm
f ( P1 + P2 )−P1 . P2 24 ,5 ( 24+ 6 , 8 )−( 24×6 ,8 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 24 ,5 ( 24+ 6 , 8 )−2 ( 24×6 , 8 )
Jadi :
44
754 ,6−163,2
= =1,38
754 ,6−326, 4
KESIMPULAN :
44
TUGAS PENDAHULUAN
INDEKS BIAS LENSA PAN ZAT CAIR
PERCOBAAN F-7
F1
Cermin ditetesi zat cair dan datasnya diletakkan lensa maka akan
terbentuk suatu susunan optis yaitu lensa biconcave, plan conveks dan
cermin.
2. Gambar jalannya sinar pada pembentukkan bayangan pada gambar 1,2, dan 3.
44
3. Pembuktian persamaan 1,2 dan 3.
P1 . f f −P1
R1 = P1 = . R1
f −P 1 …………………(1) f
f ( P1 −f ' )−P1 . P2 f −P1
n= P1 = . R1
f ' ( P1 −P2 ) −2 P 1 . P2 f
Jadi
P1 . P2 P1 + P2
n= f 1=
2 P1 −P2 Maka f +f
Dibuktikan dengan persamaan 2 ke persamaan 3
f ( P1 −f ' ) fP 1 −f ' fP P .P
n= = = = 1 2
f ' ( P1 −P2 ) f ' P1 −f ' P 2 f ' P1 2 P1 . P2
Maka F
F1 = ½ F dibuktikan dengan persamaan 3 ke persamaan 1
P1 . f P 1−2 f '
R1 = =
f −P 1 2 f '−P1 Terbukti
44
berlawanan, kebalikannya jika sinar melintasi maka akan menjauhi garis
tinjauan.
TETAPAN PEGAS
I. TUJUAN
Menentukan besarnya harga tetapan pegas.
II. PERALATAN
1. Ember kecil 1 buah
2. Anak timbangan dan perlengkapannya 1 set
3. Pegas 2 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Statip dengan perlengkapannya 1 set
6. Timbangan standart 0-50 gram 1 set
III. TEORI
1. Cara statis :
Bila suatu pegas dengan tetapan pegas (K) diberi beban (W), maka ujung
pegas tersebut akan mengalami pergeseran (X) yang sesuai dengan
persamaan :
m.g = k. x ………………………………( 1 )
2. Cara dinamis :
Bila pegas yang diberi beban tadi diberi simpangan terhadap kedudukan
setimbangnya, kemudian dilepaskan maka : beban, pegas, ember, akan
mengalami getaran ‘harmonis’ dan didapat hubungan :
T=2p/m/2k ……………………………..( 2 )
Yang mana :
44
m = massa beban
g = percepatan gravitasi bumi
T = waktu getar
Catatan :
Dalam keadaan beban kosong, persamaan (2) masih tetap berlaku, sebab
ember yang digunakan dapat dianggap sebagai beban.
Bila digunakan bermacam beban, didapatkan hubungan :
[(
W 1 =W 2 T 2 −T
2 02 ) /(T 12−T )]
2
Yang mana :
W1 = berat kedua pembebanan tanpa pegas dan ember
W2= berat pembebanan kesatu tanpa pegas dan ember
T1 = waktu getar pembebanan kesatu
T2 = waktu getar pembebanan kedua
To = waktu getar untuk beban kosong
44
7. Hitunglah skala penunjukkan rata – rata untuk setiap berat bebandan
pertambahan panjang pegas yang dihasilkannya.
Percobaan 1
Diketahui : m1 = 100 gr m4 = 250 gr
m2 = 150 gr m5 = 300 gr
m3 = 200 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.
44
Ralat perhitungan tetapan pegas
No K ( K− K ) ( K− K )2
1 338 27,42 751,86
2 304,2 -6,38 40,70
3 289,71 -20,88 435,97
4 316,87 6,22 38,69
5 304,2 -6,38 40,70
Ralat Mutlak :
m=
√n ( n−1 )
=
√
( K−K )2 1307 , 92
5(5−1)
=8 , 08
m 8 , 08
I= ×100 %= ×100 %=2 , 60 %
Ralat Nisbi : K 310 ,58
Keseksamaan : K = 100% -2,60 % = 97,40 %
K=k±m
Percobaan 2
Diketahui : m1 = 250 gr m4 = 150 gr
m2 = 220 gr m5 = 100 gr
m3 = 170 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.
44
170×10 ,14
K 3= =383 , 1 K 4 =150×10 , 14 =380 , 3
4,5 4
100×10 ,14
K 5= =338
3
No K ( K− K ) ( K− K )2
1 338 -24,24 587,58
2 371,8 9,56 91,39
3 383,1 20,86 435,14
4 380,3 18,06 326,16
5 338 -24,24 587,58
Ralat Mutlak :
m=
n (√n−1 )
=
√
( K−K )2 2027 , 85
5(5−1)
=10 , 07
m 10 , 07
I= ×100 %= ×100 %=2, 77 %
: K 362 ,24
Ralat Nisbi
K=k±m
Percobaan 3
1.a. Menentukan tetapkan pegas dengan cara dinamis
Diketahui : m1 = 150 gr
m2 = 200 gr
m3 = 250 gr
l 2π
T= K=
15 T
44
6 , 68 2 .3 ,14
T 1= =0 , 45 K 1= x 0,15=2 , 09
15 0, 45
7 , 39 2. 3 ,14
T 2= =0 , 49 K 2= x 0 , 20=2 , 56
15 0 , 49
8 , 65 2.3 , 14
T 3= =0 , 58 K 3= x 0, 25=2 , 70
15 0 ,58
No K ( K− K ) ( K− K )2
1 2,09 -0,36 0,1296
2 2,56 0,11 0,0121
3 2,70 0,25 0,0625
Ralat Mutlak :
m=
√
( K−K )2 0 , 2042
n ( n−1 )
=
3(3−1)√=0 , 18
m 0,18
I= ×100 %= ×100 %=7 ,35 %
: K 2 ,45
Ralat Nisbi
K=k±m
No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,45 -0,05 0,0025
2 0,49 -0,01 0,0001
44
3 0,58 0,08 0,0064
Ralat Mutlak :
m
√ 0 , 09
3(3−1)
=0 , 039
m 0, 039
I= ×100 %= ×100 %=7 ,80 %
: T 0, 50
Ralat Nisbi
Percobaan 4
1.a. Menentukan tetapkan pegas dengan cara dinamis
Diketahui : m1 = 250 gr
m2 = 200 gr
m3 = 150 gr
6 , 27 2 .3 ,14
T 1= =0 , 418 K 1= x 0,25=3 , 76
15 0 ,418
6 , 89 2.3,14
T 2= =0 , 46 K 2= x 0,2=2,73
15 0,46
7 , 86 2.3,14
T 3= =0 ,524 K 3= x 0,15=1,8
15 0,524
No K ( K− K ) ( K− K )2
1 3,76 1 1
2 2,73 -0,03 0,0009
3 1,80 -0,96 0,9216
44
Rata – rata ( K ) =2, 76 ∑ ( K −K )2= 1,9225
Ralat Mutlak :
m=
√ 1, 9225
3 ( 3−1 )
=0 ,57
m 0 ,57
I= ×100 %= ×100 %=20 ,65 %
: K 2, 76
Ralat Nisbi
K=k±m
No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,418 -0,049 0,002401
2 0,46 -0,007 0,000049
3 0,524 0,057 0,003249
Ralat Mutlak :
m=
√ 0 , 0056
3 ( 3−1 )
=0 , 031
m 0 ,031
I= ×100 %= ×100 %=6 , 64 %
: T 0 , 467
Ralat Nisbi
44
KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan dan perhitungan
1. Cara statis
Ketetapan pegas akan berkurang bila beban bertambah sebab pegas
mengalami pertambahan panjang.
2. Cara dinamis
Ketetapan pegas akan bertambah besar bila beban bertambah, karena
waktu yang digunakan pegas untuk bergetar semakin besar.
TUGAS PENDHULUAN
TETAPAN GAS
PERCOBAAN ( F10 )
1. Pembuktian Persamaan :
m
T =2
K
Dimana : m = massa
g = percepatan gravitasi
t = waktu getaran
Bukti :
W =2 f
44
W 1 2
f = ........................ = =T
2 f W
K=m. W 2
22 42
=m. , maka: K =m 2
T T
Karena :
f =K . y
42
=m. 2 . y
T
42
T 2=m. .y
T2
m. y
T=2 ..............................f =K . y
K.y
m. y m
T =2 , makaT =2
K.y K
Bukti : T2.W = 42.m.x
T 2−T
2 02
W 1=W 2
T 2−T 2
1 0
X–0: T2.W = 0
X–1: T2.W = 42.m.x-c
m
T =2 T =( T 1 −T 0 )
mg /x
mx
=2
mg ( T 12 −T 0 2 ) W 1 =C
mx
T 2=4 2
mg ( T 12−T 0 2) W 1 =( T 22−T 02 ) W 2
44
4 2 mx
=
mg
W 1 =W 2
( T 22−T 02)
T 2 −T
Sehingga : 1 02
2. Susunan Pegas
- Seri
1 K 1+ K 2
=
F Kwt K 2 + K 2
- Paralel
3. Getaran Harmonis
Adalah suatu getaran yang terjadi karena suatu benda / body yang diberi
simpangan terhadap kedudukan setimbang, kemudian dilepaskan sehingga
membentuk getaran harmonis.
44
Percobaa I0 I m Σ I-
n m m
1 18 10 10 3
0 0
2 20 50 15 5
0
3 15 22 50 20 7
0 Io I m Σm I-m
4 23 50 25 8 22 100 100 3
0 23 50 150 4
5 25 50 30 1 19 23,5 50 170 4,5
0 0 25 50 220 6
26,5 50 250 7,5
44
BAB III
Penutup
44
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dengan mengucap Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah
SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
merupakan manifestasi kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kami
ucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam berkonsultasi tanya jawab dan bantuan lainnya yang berkaitan dengan
laporan fisika ini.
Praktikum fisika merupakan sarana dalam menunjang penelaahan
pelajaran fisika dan ilmu fisika itu sendiri merupakan dasar mempelajari
keilmuan teknik lainnya.
Oleh karena itu sangatlah penting diadakan praktikum fisika,
sehingga dalam pencapaian disiplin ilmu keteknikan yang lainnya dapat
mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
2. Saran – saran
Dalam penyusunan laporan praktikum fisika ini kami dapat
menunjukkan pengalaman sangat berharga. Sudah selayaknya kami ikut
menyumbang apa – apa yang telah kami dapatkan dalam penyusunan laporan
ini.
Saran kami bagi para pembaca yang ingin menyusun laporan serupa adalah :
Terlebih dahulu perdalam mata kuliah fisika, sehingga mengerti benar
praktikum yangakan dilaksanakan.
Perbanyaklah konsultasi terhadap dosen pembimbing, sehingga bila
terdapat kesalahan / kesulitan dalam mengerjakan dapat segera dibetulkan.
Sebelum asistensi pelajarilah terlebih dahulu apa yang dikerjakan dan
persiapkan pertnyaan bila ada kesulitan.
Jangan menunda waktu, segera selesaikan laporan tersebut.
44
Tahu waktu dan tempat bila mengajukan asistensi kepada dosen
pembimbing.
44