Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

SEISMOLOGI TG3111

MODUL KE – 04
PENENTUAN HIPOSENTER

Oleh:
Ega Nugraha 119120025

Asisten :

Remon 12117119
Lisa Safitri 118120013
Dea Dahlila 118120022
Rosmawati 118120044
Alexander Victoria 118120105
M Rafly Abdillah Noorie 118120168

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon : (0721) 8030188, Email: pusat@itera.ac.id,Website: http://www.itera.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM

Yang bertanda tangan di bawah ini, Asisten pembimbing mata kuliah Seismologi
menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :

NAMA : EGA NUGRAHA


NIM : 119120025
JURUSAN : TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
PROGRAM STUDI : TEKNIK GEOFISIKA
JUDUL MODUL : PENENTUAN HIPOSENTER

Telah menyelesaikan Laporan Praktikum sebagai syarat kelulusan Praktikum Mata Kuliah
Seismologi dengan baik dan benar.

Lampung Selatan, 26 November 2021

Disetujui Oleh,
Asisten Pembimbing

Nama : Alexander Victoria


NIM. 118120105

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................. 2
BAB 2 PENGOLAHAN DATA ........................................................................................ 3
2.2 Langkah Pengerjaan ............................................................................................. 3
2.3 Alat Dan Bahan Praktikum ................................................................................... 3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 5
3.1 Hasil ...................................................................................................................... 5
3.2 Pembahasan .......................................................................................................... 6
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................................. 8
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8
4.2 Saran ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabang geofisika yang paling berkembang adalah seismologi, yaitu ilmu tentang
gempa bumi dan getaran pada tanah. Seismologi juga merupakan studi mengenai
gelombang yang menjalar dipermukaan atau didalam bumi yang terutama disebabkan oleh
adanya energi yang terlepas pada saat terjadi pergerakan lempeng yang mengakibatkan
gempa bumi (Karyadi, D. 2008).
Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang dapat disebabkan oleh buatan
atau akibat kegiatan manusia maupun akibat peristiwa alam. Gempa bumi juga merupakan
sebuah fenomena alam yang terjadi karena lapisan tanah di bawah permukaan tanah
bergeser secara mendadak. Ketika getaran itu sampai ke permukaan bumi kita akan
merasakan guncangan atau pergerakan tanah yang intensitasnya beragam mulai dari getaran
lunak, membuat kita limbung, bahkan hingga mengakibatkan hancurnya bangunan kokoh.
Kuat atau lemahnya getaran tergantung kekuatan sumber dan jarak titik fokus gempanya.
Guncangan itu sebenarnya berupa gelombang-gelombang yang menjalar menjauhi titik
fokus gempa kesegala arah di bumi (Pujianto, 2007).
Ada beberapa gelombang yang terbentuk saat gempa yaitu dibedakan menjadi
gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan terbagi dua yaitu
gelombang primer (Wave-P) dan gelombang sekunder (Wave-S). Gelombang P memiliki
kecepatan rambat paling besar dibandingkan dengan gelombang seismik yang lain serta
dapat merambat melalui medium padat, cair dan gas. Gelombang S memiliki cepat rambat
yang lebih lambat bila dibandingkan dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada
medium padat saja. Sedangkan gelombang permukaan ada dua jenis yaitu gelombang love
dan gelombang rayleigh. Gelombang love merupakan gelombang permukaan yang menjalar
dalam bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S horizontal yang
penjalarannya paralel dengan permukaannya. Gelombang rayleigh merupakan gelombang
permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus dengan permukaan dan arah
penjalarannya (Ratih, A. 2005).
Parameter fundamental dari sebuah gempa bumi adalah hiposenter (longitude, latitude,
dan kedalaman) dan origin time. Pada kasus penentuan hiposenter, penentuan lokasi
hiposenter dan origin time dilakukan secara bersamaan. Hiposenter direpresentasikan
dengan koordinat Cartesian (x,y,z). Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam

1
penentuan hiposenter. Metode-metode tersebut diklasifikasikan menjadi metode grafis dan
metode kalkulasi (Tim penyusun, 2021).
Dengan demikian praktikan perlu memahami tentang seismologi dan penentuan
hiposenter agar ketika terjadi suatu gempa bumi nanti, penulis dapat mengetahui apa saja
yang dihasilkan dari gempa tersebut seperti untuk menentukan hiposenter gempa dengan
menggunakan metode grafis dan kalkulasi.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan pada praktikum kali ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menentukan lokasi gempa dengan menggunakan diagram wadati
untuk kasus tiga lingkaran.
2. Mahasiswa dapat menentukan lokasi titik hiposenter dengan menggunakan metode
grafis dan metode kalkulasi.
3. Mahasiswa dapat menentukan lokasi hiposenter dengan menggunakan metode geiger.
4. Mahasiswa dapat mengetahui parameter-parameter yang menyebabkan suatu gempa
dapat terjadi.

2
BAB 2
PENGOLAHAN DATA

2.1 Langkah Pengerjaan


Berikut adalah langkah kerja pada praktikum ini :
1. Persiapkan alat dan bahan yang telah ditentukan seperti pensil, jangka, penghapus, pena
(minimal dua warna), mistar, kalkulator, laptop, microsoft word, microsoft excel, dan
mouse.
2. Menentukan nilai X, Y, Z dari ke empat stasiun yang sudah di picking pada modul
sebelumnya.
3. Mencari nilai Ti, To, Xo, Yo, dan Zo berdasarkan rumus yang ada di modul, gunakan
Vp sebesar 6m/s.
4. Mengkonversikan nilai yang telah dicari kedalam bentuk matriks A dan matriks B,
sesuai dengan petunjuk yang ada di modul praktikum.
5. Menghitung matriks A dan B beserta mencari nilai error.
6. Menghitung nilai m dengan menggunakan rumus ; M = [A^T A]^-1 [A^T B]
7. Lakukan iterasi sebanyak dua kali.
8. Setelah didapatkan hasil perhitungan data secara manual dan Ms. Excel, kemudian
masukan pada tabel dibawah ini.

9. Analisis hasil yang didapatkan.

2.2 Alat Dan Bahan Praktikum


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini :
1. Pensil.
2. Jangka.
3. Penghapus.
4. Pena (minimal dua warna).
5. Mistar.
6. Kalkulator.
7. Laptop/PC.
3
8. Microsoft word.
9. Microsoft excel.
10. Mouse.

4
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
1. Tabel Pengolahan Data

2. Tabel Pengolahan Data Nilai dx, dy, dz, Nilai x, y, z Dan Nilai Error Dari Semua Iterasi
a. Pada Iterasi 1
dx -1126.99 x -1016.503 error 1.1087
dy -889.806 y -897.684 error 0.99122
dz -1315.2 z -1315.365 error 0.99987

b. Pada Iterasi 2
dx -354.75 x -1371.253 error 0.2587
dy 65.65798 y -832.0261 error 0.07891
dz 261.8754 z -1053.489 error 0.24858

c. Pada Iterasi 3
dx -145.458 x -1516.71 error 0.0959
dy -163.366 y -995.3917 error 0.16412
dz 335.3538 z -718.1354 error 0.46698

3. Tabel Proses Manual Metode Geiger

C O (Nilai Ti) O-C


0.01272226 4.04569699 4.03297
0.026075645 5.81169699 5.78562
0.031084702 2.88769699 2.85661
0.054245792 2.51969699 2.46545

C O O-C
1.666666667 9.28 7.61333
3.726779962 8.65 4.92322

5
3.2 Pembahasan
Pada percobaan praktikum tentang penentuan hiposenter, dilakukan penentuan lokasi
gempa dengan menggunakan diagram wadati untuk kasus tiga lingkaran, kemudian
menentukan lokasi titik hiposenter dengan menggunakan metode grafis dan metode
kalkulasi, lalu menentukan lokasi hiposenter dengan menggunakan metode geiger.
Sehingga dengan dilakukannya hal tersebut, dapat mengetahui parameter-parameter yang
menyebabkan suatu gempa dapat terjadi. Hiposenter adalah kedalaman atau titik fokus
suatu event gempa. Cara penentuan hiposenter ini dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu
metode grafis dan metode kalkulasi. Dengan demikian, didapatkan hasil dalam menentukan
lokasi hiposenter dengan tiga lingkaran yaitu terdapat dari 3 common chord tiga lingkaran,
tepatnya di titik intersection yang merupakan titik lokasi episenter gempa, dimisalkan titik
(E). Kemudian tarik garis tegak lurus dengan common chord yang melewati suatu titik,
misal titik E. Lalu jika dimisalkan titik intersection dari garis dengan setengah lingkaran
adalah H, maka jarak EH adalah kedalaman fokus gempa (focal depth). Dimana pada
laporan sementara didapatkan episenter gempa pada titik (E) dan kedalaman fokus gempa
(focal depth) yaitu 0,8 km. Pada praktikum ini, praktikan diminta untuk mencari titik
hiposenter dengan menggunakan metode kalkulasi. Metode kalkuasi terdiri dari asumsi
medium heterogen dan homogen. Untuk medium yang heterogen kita menggunakan metode
Geiger. Dalam penentuan hiposenter hal yang dilakukan dengan metode Geiger yaitu
mencari matriks A dan B. Matriks A didapat dengan selisih koordinat awal dan koordinat
stasiun dikali 2 dan matriks B dicari dengan kuadrat selisih koordinat awal dan koordinat
stasiun ditambah kecepatan gelombang P dikali selisih kuadrat waktu tiba gelombang P dan
waktu origin time yang kemudian dicari model (dx,dy,dz). Setelah itu, iterasikan agar
muncul nilai optimum sehingga nilai error yang dihasilkan kecil.
Kemudian, didapatkan hasil analisis dari 4 stasiun (WAN, WON, PAL, PEL). Dimana
didapatkan nilai Ti awal sebesar 4.0457, 5.8117, 2.8877, 2.5197. Nilai Xo sebesar 110.491,
nilai Yo sebesar -7.8783 dan nilai Zo sebesar -0.1668. Serta nilai Ti ahir sebesar 0.01792,
0.03106, 0.03118 dan 0.05465. Lalu, didapatkan nilai (dx, dy, dz), nilai (x, y, z) dan nilai
error dari semua iterasi. Dimana pada iterasi 1 nilai (dx, dy, dz) sebesar (-1126.99, -
889.806, -1315.2), nilai (x, y, z) sebesar (-1016.503, -897.684, -1315.365) dan nilai error
sebesar (1.1087, 0.99122, 0.99987). Pada iterasi 2 nilai (dx, dy, dz) sebesar (-354.75,
65.65798, 261.8754), nilai (x, y, z) sebesar (-1371.253, -832.0261, -1053.489) dan nilai
error sebesar (0.2587, 0.07891, 0.24858). Pada iterasi 3 nilai (dx, dy, dz) sebesar (-145.458,
-163.366, 335.3538), nilai (x, y, z) sebesar (-1516.71, -995.3917, -718.1354) dan nilai error
sebesar (0.0959, 0.16412, 0.46698). Lalu, didapatkan nilai O-C sebesar (4.03297, 5.78562,
6
2.85661, dan 2.46545). Serta nilai O-C yang telah ditentukan dengan t1 = 9.28 dan t2 = 8.65
yaitu 7.61333 dan 4.92322.
Pengaruh nilai Tp, To, Ti terhadap nilai dx, dy, dz, x, y, z yaitu semakin besar nilai Tp,
To, Ti maka nilai dx, dy, dz, x, y, z semakin besar begitupun sebaliknya. Namun dari hasil
analisis yang didapatkan hanya berlaku pada nilai (dx, dy, dz, x, y, z) iterasi 1. Sedangkan
pada iterasi 2 dan iterasi 3 sebaliknya dari hasil iterasi 1.
Pengaruh iterasi terhadap nilai error dan nilai yang didapatkan yaitu dimana pada hasil
yang didapatkan semakin banyak iterasi yang dilakukan nilai error-nya semakin kecil.
Namun pada hasil yang didapatkan pada iterasi 3 setelah diiterasi, justru nilai error dari (y
dan z) semakin naik. Dengan demikian, bahwa tidak semua melakukan iterasi nilai error-
nya makin turun atau lebih baik, tetapi bahkan bisa sebaliknya bahwa hasil error yang
didapatkan lebih buruk dari nilai aslinya, karena semakin banyak dilakukan iterasi, maka
nilai aslinya akan semakin berubah bahkan jauh dari nilai aslinya. Selain itu, pengaruh
iterasi terhadap nilai dx, dy, dz, x, y, z yaitu dimana semakin banyak diiterasi nilainya
semakin besar dari nilai aslinya begitupun sebaliknya.
Kemudian didapatkan nilai O-C, dimana nilai O-C berguna untuk menghitung travel
time residual yaitu dengan cara mengurangi waktu tempuh teramati (O) oleh waktu tempuh
teoritis (C). Dengan demikian bahwa nilai O dan C ini saling berkaitan untuk mendapatkan
nilai dari travel time residual.
Kelebihan dari metode grafis yaitu pencarian episenter gempanya lebih simple dan
mudah untuk dicari. Namun kekurangannya, kalau kasusnya lebih dari tiga stasiun atau
lebih dari 3 lingkaran sangat susah untuk menentukan episenternya karena semakin banyak
grafik lingkarannya semakin sulit dan butuh ketelitian yang baik. Sedangkan metode
kalkulasi kelebihannya yaitu mudah dalam menentukan skema atau ilustrasi gempanya dan
dapat menentukan lebih dari 3 stasiun gempa. Namun, dalam menentukan episenter atau
hiposenter gempanya membutuhkan perhitungan yang banyak terutama dalam proses
matriks invers.

7
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hiposenter adalah kedalaman atau titik focus suatu event gempa. Cara penentuan
hiposenter ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode grafis dan metode
kalkulasi. Kelebihan dari metode grafis yaitu pencarian episenter gempanya lebih
simple dan mudah untuk dicari. Namun kekurangannya, kalau kasusnya lebih dari tiga
stasiun atau lebih dari 3 lingkaran sangat susah untuk menentukan episenternya karena
semakin banyak grafik lingkarannya semakin sulit dan butuh ketelitian yang baik.
Sedangkan metode kalkulasi kelebihannya yaitu mudah dalam menentukan skema atau
ilustrasi gempanya dan dapat menentukan lebih dari 3 stasiun gempa. Namun, dalam
menentukan episenter atau hiposenter gempanya membutuhkan perhitungan yang
banyak terutama dalam proses matriks invers.
2. Dalam menentukan lokasi hiposenter dengan tiga lingkaran yaitu terdapat dari 3
common chord tiga lingkaran, tepatnya di titik intersection yang merupakan titik lokasi
episenter gempa, dimisalkan titik (E). Kemudian tarik garis tegak lurus dengan common
chord yang melewati suatu titik, misal titik E. Lalu jika dimisalkan titik intersection dari
garis dengan setengah lingkaran adalah H, maka jarak EH adalah kedalaman fokus
gempa (focal depth).
3. Metode kalkuasi terdiri dari asumsi medium heterogen dan homogen. Untuk medium
yang heterogen menggunakan metode Geiger. Dalam penentuan hiposenter hal yang
dilakukan dengan metode Geiger yaitu mencari matriks A dan B. Matriks A didapat
dengan selisih koordinat awal dan koordinat stasiun dikali 2 dan matriks B dicari dengan
kuadrat selisih koordinat awal dan koordinat stasiun ditambah kecepatan gelombang P
dikali selisih kuadrat waktu tiba gelombang P dan waktu origine time yang kemudian
dicari model (dx,dy,dz). Setelah itu, iterasikan agar muncul nilai optimum sehingga nilai
error yang dihasilkan kecil.
4. Dalam menentukan hiposenter gempa, memerlukan setidaknya tiga stasiun yang
merekam terjadinya gempa. Serta untuk mendekati titik hiposenter gempanya harus
melakukan iterasi sehingga error yang dihasilkan minimum. Dimana nilai error yang
didapatkan yaitu pada iterasi 1 nilai error sebesar (1.1087, 0.99122, 0.99987). Pada
iterasi 2 nilai error sebesar (0.2587, 0.07891, 0.24858). Pada iterasi 3 nilai error sebesar
(0.0959, 0.16412, 0.46698).
8
5. Metode Geiger dapat digunakan untuk menentukan posisi hiposenter terutama didaerah
gunung api atau daerah yang mempunyai jarak yang relative dekat antara sumber dan
receiver-nya. Pada praktikum ini didapatkan titik hiposenter gempanya (x,y,z) yaitu
pada iterasi 1 berada dititik nilai (x, y, z) sebesar (-1016.503, -897.684, -1315.365).
Pada iterasi 2 berada dititik nilai (x, y, z) sebesar (-1371.253, -832.0261, -1053.489).
Pada iterasi 3 berada dititik nilai (x, y, z) sebesar (-1516.71, -995.3917, -718.1354).
6. Secara umum parameter fundamental dari sebuah gempa bumi dapat terjadi adalah
hiposenter (longitude, latitude, dan kedalaman) dan origin time. Dimana, parameter
yang digunakan dalam metode kalkulasi adalah koordinat awal stasiun, koodinat awal
hiposenter, kecepatan gelombang P dan origin time yang didapatkan dari diagram
wadati.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil pada praktikum ini, praktikan menyarankan ketika menjelaskan
praktikum online jangan terlalu cepat agar bisa dipahami dan diikuti oleh praktikan, serta
praktikan menyarankan ketika pengolahan data pada praktikum ini terutama proses picking
harus lebih teliti apalagi kalau dalam gelombangnya banyak trace. Serta dalam proses
perhitungan invers matriks harus lebih teliti lagi dan lebih teliti dalam menentukan titik
episenter gempa yang harus sesuai dengan nilai yang ditentukan jangan asal garis atau asal
bikin lingkaran karena pasti mempengaruhi nilai yang didapatkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pujianto. 2007. Bahan Kuliah Perencanaan Struktur Tahan Gempa. Yogyakarta:


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Karyadi, D. 2008. Penentuan Pola Mekanisme Sumber Gempa Bumi Berdasarkan
Polarisasi Pertama Gelombang P(Gempa Bumi Bengkulu 12 September 2007).
Jakarta : Akademi Meteorologi dan Geofisika.
Ratih, A. 2005. Analisa Mekanisme Sumber Gempa Aceh 26 Desember 2004 Berdasarkan
Gerak Awal Gelombang P. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Tim Penyusun. 2021. Modul 4 Praktikum Seismologi : Penentuan Hiposenter. Teknik
Geofisika. Institut Teknologi Sumatera.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai