PENDAHULUAN
2. Menyiapkan mental. Perawat atau pemberi asuhan sebelum berkomunikasi dan memberi
asuhan keperawatan dan pelayanan sosial kepada lansia terlebih dahulu sudah harus siap mental ,
yaitu :
a. Menyadari bahwa akan menghadapi situasi yang sulit
b. Mengingat bahawa lansia yang mengalami penurunan daya ingat mungkin menderita demensia
c. Siap untuk ”tidak dihargai”
d. Mengabaikan nalar
e. Kemarahan Anda sebaiknya disalurkan ke tempat lain
f. Memfokuskan pada saat yang menyenangkan
g. Menghindari menganggap bahwa lansia selalu membuat ulah
h. Mengupayakan selalu mengembangkan rasa humor
i. Menghargai diri sendiri
j. Bila perlu menggunakan jasa respite care
c. Hindari kesendirian :
• Cari hobi atau aktivitas yang disukai
• Aktif dalam kegiatan rohani atau sosial
• Menjalin komunikasi dengan orang yang dianggap masih produktif dalam berpikir
Penyakit demensia Alzheimer membutuhkan penanganan yang ”menyeluruh” dan melibatkan
lingkungannya. Lingkungan tersebut meliputi kerabat dan sahabat yang terdiri dati seluruh
anggota keluarga, orang dekat atau teman yang peduli dan menaruh minat dalam lansia.
Perawat bertanggung jawab terhadap kebutuhan lansia sehari-hari :
1. Makan
a. Penuhi kebutuhan eliminasi sebelum makan
b. Kurangi kebisingan ruangan dan pengalih perhatian
c. Singkirkan benda-benda yang tidak perlu
d. Gunakan piring yang polos
e. Beri satun alat makan dan satu macam makanan
f. Ingatkan cara makan
g. Sajikan makanan dalam potongan kecil agar tidak tersedak
h. Ingatkan pasien untuk makan secara perlahan
i. Perhatikan pasien bila tidak dapat membedakan rasa panas atau dingin
j. Bila kesulitan menelan, konsultasikan ke dokter
k. Beri tahu tahap-tahap makan ( mulai dari memegang sendok sampai memasukkan makanan ke
mulut)
2. Mandi
a. Siapkan air mandi, handuk, pakaian pengganti sebelum mandi
b. Periksa suhu air
c. Pasang pengaman/pegangan
d. Coba mandikan dengan shower
e. Pakai spon
f. Jaga privasinya
g. Beri tahukan apa yang akan Anda lakukan
h. Bilalansia menolak mandi coba tawarkan lagi beberapa waktu kemudian
i. Izinkan lansia melakukan tindakan tanpa bantuan
j. Pertahankan tentang keselamatan
3. Berpakaian dan berhias
a. Susun pakaian yang akan dipakai sesuai urutan
b. Gunakan pakaian yang nyaman dan dapat dicuci
c. Pilih pakaian yang mudah dipakai (hindari menggunakan kancing), lebih baik yang
menggunakan karet
d. Sebaiknya pakaian berkancing belakang bila pasien sering membuka pakaiannya
4. Eliminasi
a. Kesulitan defekasi harus di konsultasikan ke dokter
b. Buat jadwal teratur ke toilet (mis: 3 jam sekali, sesudah makan, sebelum makan)
c. Perhatikan tanda yang menunjukkan adanya keinginan ke toilet (mis: mondar-mandir atau
menarik-narik retsluiting)
d. Pastikan ia cukupmendapat cairan karena dehidrasi dapat menyebabkan gejala demensia
Alzheimer menjadi lebih buruk dan mencegah konstipasi
e. Kurangi zat cai dan makanan bergas sesudah makan malam
f. Pastikan makanan mengandung serat (sayuran dan buah-buahan)
g. Tandai pintu toilet dengan tulisan yang menyolok dengan huruf besar atau gambar/simbol
h. Biarkan toilet terbukas ehingga mudah ditemukan
i. Usahakan lantai kamar mandi di cat warna yang berbeda
j. Singkirkan ember, pot, dan benda yang menerupai dudukan toilet
k. Hindari sikap mempermalukan atau memarahi lansia
l. Pastikan pakaian mudah dibuka
m. Sediakan pispot di samping tempat tidur (bila perlu)
Lansia demensia Alzheimer mudah bingung terhadap suara atau warna yang berlainan, dan bila
berada dalam lingkungan yang menakutkan timbul perasaan yang berlebihan. Semua ini dapat
membuat marah dan mencemaskan untuk menciptakan pearsaan aman dan senang bagi lansia,
perawat harus :
1. Berfokus pada pencegahan
a. Berusaha mencegah masalah
b. Kecelakaan dapat terjadi bla seseorang terlalu diburu-buru
c. Beri waktu yang cukup
d. Jika lansia seorang perokok, awasi pemakaian rokok dan korek
2. pertahankan keamanan dan keselamatan
a. Pasang pintu di atas tangga dan alat untuk pegangan
b. Pasang kunci pada lemari tempat alat-alat berbahaya (pisau, alat pembersih)
c. Pasang penutup pada kenop pintu sehingga menghalangi lansia keluyuran
d. Ciptakan suasana sederhana. Keluarkan semua perabotan/mebel yang tidak perlu serta Segala
macam yang mengacaukan pikiran termasuk perhiasan
e. Simpan barang yang sering dipakai selalu di tempat yang sama
f. Keluarkan barang-barang yang dapat menyebabkan kebingungan (mis: krim cukur berdekatan
dengan pasta gigi)
g. Sigkirkan barang yang berbahaya, termasuk tanaman beracun
h. Singkirkan benda-benda kecil yang dapat ditelan dan simpan semua alat-alat yang tajam
i. Pastikan kabel listrik berada dalam keadaan aman
j. Sediakanpenerangan yang cukup. Pakai lampu yang tidak mudah jatuh. Pasang lampu malam
ditempat tidur, di gang, dan di kamar mandi.
k. Pastikan ada penerangan yang cukup dan hindarti bayang-bayang sehingga dapat
mengakibatkan persepsi yang salah dari lansia
l. Amankan dapur. Pindahkan kenop oven bila kompor tidak dipakai. Simpan alat-alat dapur
dengan aman
m. Ciptakan kamar tidur yang aman. Sediakan bangku untuk duduk. Pastikan alat pengatur suhu
pada alat pemanas air telah diturunkan untuk menghindari kebakaran. Lantai harus selalu kering
dan gunakan keset antiselip agar tidak tergelincir . keluarkan kunci dari pintu kamar mandi
A. Simpulan
Tehnik komunikasi pada lansia dengan reaksi penolakan harus disertai pengetahuan
perawatan lansia baik fisik, psikologis, biologis dan spiritual. Klien lansia dengan reaksi
penolakan tidak menyadari adanya ancaman pada kesehatannya, karena itu model komunikasi
yang sesuai adalah model Leary.
B. Saran
Dalam tehnik komunikasi model Leary terdapat dua dimensi yang bertentangan, diharapkan
perawat dapat menyesuaikan situasi bagaimana seharusnya dia bertindak. Jika klien dalam
puncak penolakan maka perawat harus mengobservasi pikiran-pikiran klien, jika klien lansia
kooperatif maka perawat dapat berfungsi sebagai teman dan guru serta tempat mencurahkan
perasaan klien.
DAFTAR PUSTAKA