Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DALAM


MENANGGULANGI FAKTOR-FAKTOR DAN DAMPAK MASIF
KORUPSI

DOSEN PEMBIMBING
Nining Yurista Prawitasari -S.H, M.H

DISUSUN OLEH :
Pricely Anisa March Christtie 2021103162
Sela Rosinta Nainggolan 2021103180

Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


STIE MULYA PRATAMA
Jl. HM. Joya Martono No. Kav 5, RT.003/Rw.021 Margahayu, Kec. Bekasi Timur,
Kota Bekasi Jawa Barat 17113

T.A Ganjil 2021/2022


Daftar Isi

BAB I................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan......................................................................................................15
3.2. Saran................................................................................................................15
Daftar Pustaka...............................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancila sebagai
dasar Negara Dalam Menanggulangi Korupsi.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengertahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari korupsi
untuk negara dan faktor yang mempengaruhi terjadinya korupsi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh Sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkanan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bekasi, 16 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam konteks pemahaman terhadap upaya pemempertahankan nilai Pancasila,


perbuatan korupsi merupakan bentuk pengkhianatan dan pelanggaran terhadap smua sila
Pancasila. Berbagai dakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh smedia seolah-olah
merepresentasikan jati diri bangsa yang dapat dilihat dari budaya korupsi yang telah menjadi
hal yang biasa bagi smua kalangan, mulai dari bawah hingga kaum elite dan banyak kasus
korupsi yang sampai sekarnag tidak diketahui ujung pangkalnya. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadi yang paling
rendah maka jangan harap negara ini akan mampu mengejar ketertinggalan dibandingkan
negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Disamping itu semua korupsi
membawa dampak negative yang masif, cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran. Sekarang korupsi bukan lagi sebagai masalah baru dalam persoalan hukum dan
ekonomi, bahkan perkembangan masalah korupsi di Indonesia saat ini sudah demikian
parahna dan menjadi masalah yang sangat luar biasa karena sudah meningkatkan dan
menyebar keseluruh lapisan masyarakat
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, sumber dari segala sumber hukum.
Dengan mendasarkan pada esensi dan urgrensi pancsila masyarakat Indonesia. Hal ini dapat
dipergunakan untuk memberantas korupsi. Kita harus sadar dalam menanggulangi faktor-
faktor korupsi dan dampak masif yang terjadi akibat korupsi. Dengan demikia, semakin
pekanya masyarakat akan bahayanya korupsi dan sadar untuk tidak melakukannya lagi. Inti
dari smua permasalahan korupsi adalah kesadaran akan faktor-faktor yang mendorongnya
korupsi dan dampak masif yang akan terjadi, oleh karna itu kita harus menyadarkan diri dan
lingkungan agar korupsi dapat terberantas.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tantangan Pancasila sebagai dasar negara dalam menanggulangi


faktor-faktor penyebab korupsi dan dampak masif korupsi
2. Apa Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai dasar Negara ?
3. Apa saja faktor penyebab korupsi ?
4. Bagaimana dampak masif korupsi ?
BAB II

PEMBAHASAN

Korupsi adalah persoalan besar, pelik dan kronis dalam tubuh bangsa Indonesia
yang menyebabkan rakyat menderita dan perekonomian menjadi terguncang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode library research dengan
menggunakan buku yang sesuai dengan materi Pancasila dan korupsi. Korupsi dapat
terjadi karena adanya pengabaian terhadap lima sila dalam Pancasila. Untuk
mengatasinya maka diperlukan kesadaran massif dan kolektif untuk
mengimplementasikan nilai Pancasila dalam lingkungan keluarga, masyarakat, institusi
pendidikan dan negara. Unsur strategis ini dapat memainkan peranannya baik dalam
fungsi pencegahan maupun penindakan tindakan pidana korupsi. Dalam mengatasi
korupsi diperlukan apresiasi dan sanksi yang tegas sehingga keinginan memberantas
korupsi di Indonesia dapat tercapai

Indonesia mempunyai suatu sumber dan pandangan yang harus digunakan


sebagai pedoman dalam melakukan segala sesuatu yaitu Pancasila. Pancasila merupakan
ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia bukan hanya sebuah ideologi
tetapi, Pancasila merupakan prinsip yang harus di miliki oleh setiap warga negara
Indonesia. Dengan pengertian tersebut kita dapat memaknai bahwa dalam setiap
melakukan segala sesuatu kita harus berpegangan pada Pancasila yang merupakan
prinsip dasar negara kita. Jika kita melakukan suatu kegiatan dengan berdasarkan pada
Pancasila maka kehidupan antar masyarakat akan terjalin dengan sangat baik, begitu
juga dengan pemerintahan.

Dalam Pancasila terdapat lima sila yang dimana setiap sila-sila itu memiliki arti
yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang satu yaitu menciptakan dan mewujudkan cita-
cita negara Indonesia. Tantangan Pancasila sebagai dasar negara dalam menanggulangi
korupsi, Seperti yang telah dijelaskan bahwa korupsi merupakan salah 1 penyelewangan
yang marak terjadi di Indonesia. Tindakan tersebut bukan hanya melanggar aturan
negara tetapi hal itu juga telah melanggar ideologi dan prinsip terhadap Pancasila.
Dengan menyelewengnya tindakan terhadap Pancasila hal tersebut akan membuat cita-
cita yang didambakan oleh negara dan bangsa lama kelamaan akan menjadi hancur.
Prilaku korupsi yang mencederai nilai pada bulir Pancasila sebagai berikut :

1. Sila pertama yang berbunyi “Ke-Tuhanan Yang Masa Esa” jika kita
melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah membohongi
Tuhan.
2. Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”.
Dengan melakukan korupsi, berarti sama saja telah melangggar sila
kedua ini karena telah melakukan tindakan yang memperlakukan
kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk mendapatkan hal yang
diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat orang lain
menjadi rugi karena tindakan korupsi tersebut .
3. Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Korupsi merupakan
tindakan yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat sehingga
hal tersebut akan membuat rakyat merasa menjadi terintimidasi dan tidak
peduli lagi terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Lama kelamaan, hal ini akan membuat Indonesia menjadi tidak
harmonis.
4. Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyahwarataan Dan Perwakilan” dengan
melakukan tindakan korupsi berarti kita juga telah melanggar sila
keempat, dengan korupsi itu sama saja telah melakukan tindakan dengan
keputusan sendiri dan hal itu tidak baik karena dalam menentukan dan
melakukan segala sesuatu haruslah berdasarkan keputusan bersama
karena Indonesia sangat menjunjung tinggi musyawarah. Jika melakukan
tindakan korupsi berarti sama saja telah meremehkan kekuatan
musyawarah dan hal itu akan membuat negara menjadi terpecah belah.
5. Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” Dengan tindakan korupsi menunjukan ketidakadilan antar
pemerintah dan masyarakat. Bukan hanya itu juga ketidakadilan terhadap
negara sendiri karena telah menggunakan sesuatu yang bukan haknya
untuk dijadikan kenikmataan bagi diri sendiri tanpa memikirkan tujuan
awalnya hal tersebut dilakukan.
Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara Sebagaimana dipahami bahwa Pancasila
secara legal formal telah diterima dan ditetapkan menjadi dasar dan ideologi negara
Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara
merupakan milik bersama akan memudahkan semua stakeholder bangsa dalam
membangun negara berdasar prinsip-prinsip konstitusional. pancasila sebagai dasar
negara menurut pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan, merupakan sumber dari segala
sumber hukum negara.

Mahfud M.D. (2011: 23-25) menegaskan bahwa penerimaan Pancasila sebagai dasar
negara membawa konsekuensi diterima dan berlakunya kaidah-kaidah penuntun dalam
pembuatan kebijakan negara, terutama dalam politik hukum nasional. Pancasila sebagai
dasar negara itulah lahir sekurang-kurangnya 4 kaidah penuntun dalam pembuatan
politik hukum atau kebijakan negara lainnya, yaitu sebagai berikut:

a) Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
b) Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
hukum) sekaligus.
c) Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
bukanlah penganut liberalisme, melainkan secara ideologis menganut
prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan titik berat
pada kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
d) Kebijakan umum dan politik hukum harus didasarkan pada prinsip
toleransi beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama
sehingga tidak boleh melahirkan kebijakan atau politik hukum yang
berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu atas nama apapun,
tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang hampa agama sehingga
setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai oleh ajaran
berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.

Rumusan Pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat Indonesia


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila Pancasila merupakan satu
kesatuanyang integral, yang saling mengandaikan dan saling mengunci. Ketuhanan
dijunjung tinggidalam kehidupan bernegara, tetapi diletakkan dalam konteks negara
kekeluargaan yang egaliter, yang mengatasi paham perseorangan dan golongan, selaras
dengan visi kemanusiaanyang adil dan beradab, persatuan kebangsaan, demokrasi
permusyawaratan yang menekankan consensus, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia

Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara Soekarno melukiskan urgensi Pancasila


bagi bangsa Indonesia secara ringkas tetapi meyakinkan, sebagai berikut: Pancasila
adalahWeltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu alat pemersatu bangsa
yang juga. pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan
segala penyakityang telah dilawan berpuluh-puluh tahun, yaitu terutama imperialisme.
Perjuangan suatu bangsa, perjuangan melawan imperialisme, perjuangan mencapai
kemerdekaan, perjuangansesuatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri. Tidak
ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara
perjuangan sendiri, mempunyaikarakteristik sendiri. Oleh karena itu, pada hakikatnya
bangsa sebagai individu mempunyaikepribadian sendiri.

Kedudukan Pancasila sebagai sumber dari sumber hukum sudah selayaknya


menjadi ruh dari berbagai peraturan yang ada di Indonesia. PembukaanUndang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditegaskan dalam Alinea keempat
terdapat kata “berdasarkan” yang berarti, Pancasila merupakan dasar negara kesatuan
Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwanilai-
nilai Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk
danmenyelenggarakan negara, termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti perilaku para
penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah negara, harus
sesuai dengan perundang-undanganyang mencerminkan nilainilai Pancasila. Apabila
nilai-nilai Pancasila diamalkan secarakonsisten, baik oleh penyelenggara negara
maupun seluruh warga negara, maka akanterwujud tata kelola pemerintahan yang baik.
Pada gilirannya, cita-cita dan tujuan negaradapat diwujudkan secara bertahap dan
berkesinambungan.

Salah satu persoalan mendasar bangsa ini adalah masih maraknya perilaku
koruptif dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara oleh para
penyelenggara negara selaku pelayan masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara belum
mampu menjadi pedoman dalam menuntun para penyelenggara negara dalam
mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur atau masyarakat sejahtera
sebagaimana amanat UUD 1945. Penyebab terjadinya korupsi terdapat 2 faktor yaitu :

1. Faktor penyebab internal, disebabkan oleh kepribadian dalam diri aspek


yang mempengaruhi sebagai berikut :

a) Sifat tamak atau rakus manusia


Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah
berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk
memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu
datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus.
b) Moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman
setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi
kesempatan untuk itu.
c) Gaya hidup yang konsumtif
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seseong
konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan
pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk
melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu
kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.

2. Faktor penyebab eksternal, disebabkan oleh lingkungan aspek yang


mempengaruhi sebagai berikut :
a) Aspek Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini
dapat dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis
para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan
mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti penyuapan dan
politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi.
b) Aspek Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek
perundang-undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Ini
bisa meliputi aturan yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan yang
tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir, hingga sanksi
yang terlalu ringan
c) Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum
behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara
kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits
pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan
dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
d) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
korupsi. Selain rendahnya gaji pegawai, banyak aspek ekonomi lain
yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, diantaranya adalah
kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan faktor kesempatan
bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan
kroninya. Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak
pendapat menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar masalah
korupsi. Namun, kenyataannya korupsi juga dilakukan oleh orang
yang sudah kaya. Ini membuat korupsi sebenarnya bukan disebabkan
oleh kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh
korupsi.
e) Faktor organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat.
Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di mana korupsi terjadi
biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang
atau kesempatan untuk terjadinya korupsi.

Dampak masif korupsi, ketika korupsi terjadi dampaknya menjalar hampir


keseluruh sendi kehidupan. Terpapar langsung atau tidak, korupsi memiliki efek yang
merajalela ke seluruh aspek sebuah negara. Berikut dampak masif korupsi yang
merongrong berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegera :

1. Dampak Ekonomi
Transparansi Internasional Indonesia (TII) mencatat kalau uang
rakyat dalam praktek APBN dan APBD menguap oleh perilaku
korupsi. Sekitar 30-40 persen dana menguap karena dikorupsi, dan
korupsi terjadi 70 persennya pada pengadaan barang dan jasa oleh
pemerintah. Menurut penelitian mauro (1995), hubungan koruptif dan
ekonomi memiliki korelasi negatife dengan :

a) Tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi


Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan
ekoonimi dan investasi dalam negeri. Penanaman modal yang
dilakukan oleh pihak dalam negeri (PMDN) dan asing (PMA)
yang semestinya bisa digunakan untuk pembangunan negara
menjadi sulit sekali terlaksana, karena permasalahan
kepercayaan dan kepastian hukum dalam melakukan investasi,
selain masalah stabilitas.
b) Penurunan produktivitas
Program peningkatan produksi dengan berbagai upaya seperti
pendirian pabrik-pabrik dan usaha produktif baru atau untuk
memperbesar kapasitas produksi untuk usaha yang sudah ada
menjadi terkendala. Penurunan tingkat produktivitas ini juga
akan permasalahan yang lain seperti tingginya PHK, dan
meningkatkan angka pengangguran.

c) Rendahnya kualitas Barang dan Jasa bagi publik


Korupsi menimbulkan berbagai kekacauan didalam sektor
public dengan mengalihkan investasi public ke proyek-proyek
yang lain yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak.
Pada akhirnya korupsi berakibat menurunkan kualitas barang
dan jasa bagi public dengan cara mengurangi syarat-syarat
keamanan bangunan, material produksi, kesehatan, lingkungan
hidup,atau aturan lainnya. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur, dan menambahkan
tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
d) Menurunkan pendapatan negara dari sektor pajak
Pajak berfungsi sebagai stabilitas harga sehingga dapat
digunakan untuk mengendalikan inflasi, di sisi lain pajak juga
mempunyai fungsi redistribusi pendapatan. Pajak sangat penting
bagi kelangsungan pembangunan Negara dan kesejahteraan
masyarakat.
e) Meningkatnya Hutang Negara
melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal
digunakan untuk kegiatan yang produktif sehingga mampu
untuk mengembalikan hutangnya namun apabila hutang
digunakan untuk menutup defsit yang terjadi, hal ini akan
semakin memperburuk keadaan.

2. Dampak Sosial dan Kemiskinan masyarakat


Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat bagi masyarakat
miskin, kRrupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa dan saling
bertaut satu sama lain pertama, dampak langsung yang dirasakan oleh
orang miskin yakni semakin mahalnya harga jasa berbagai pelayanan
publik,rendahnya kualitas pelayanan, dan juga sering terjadinya
pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan vital seperti air,
kesehatan, dan pendidikan .kedua, dampak tidak langsung terhadap
orang miskin yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk
kepentingan pribadi dan kelompok, yang seharusnya diperuntukkan
guna kemajuan sektor sosial dan orang miskin, melalui pembatasan
pembangunan, yang secara tidak langsung ini dampak ini memiliki
pengaruh kepada langgengnya kemiskinan.
3. Dampak Korupsi terhadap Birokrasi Pemerintah
Aparat hukum yang semestinya menyelesaikan masalah dengan
adil dan tanpa adanya unsur pemihakan, seringkali harus mengalahkan
integritasnya dengan menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau
apapun untuk memberikan kemenangan.
4. Dampak Korupsi terhadap Politik dan Demokrasi
Konstituen didapatkan dan berjalan karena adanya suap yang
diberikan oleh calon-calon pemimpin partai, bukan karena simpati atau
percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya. Korupsi yang
menyandera pemerintahan akan menghasilkan konsekuensi menguatnya
plutokrasi (sistem politik yang dikuasai pemilik modal/kapitalis).
BAB III

PENTUTUP

3.1 Kesimpulan

Korupsi adalah salah satu tindakan atau penyakit berbahaya dalam kehidupan

masyarakat Indonesia karena sudah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan

bangsa Indonesia baik masyarakat atas maupun bawah, masuk ke dalam struktur

pemerintahan baik eksekutif, legislative dan yudikatif. Dengan adanya korupsi dapat

menghambat pembangunan sosial, ekonomi, memperlemah karakter bangsa dan

menghasilkan banyak dampak negatif lainnya. Usaha untuk menghadapi korupsi,

rakyat Indonesia harus kembali memperkuat dan menginternalisasikan nilai

Pancasila dalam kepribadian dan sikap kesehariannya. Setiap orang beragama pasti

menolak perbuatan korupsi karena merusak nilai keadilan dan keadaban sebagai

makhluk Tuhan yang memiliki nilai kemanusiaan untuk tidak mudah merampas hak

orang lain. Korupsi juga membuat rakyat tidak percaya kepada pemimpinnya

sehingga jelas melanggar sila keempat. Dengan adanya korupsi pula sisi keadilan

sosial masyarakat Indonesia terusik karena menciptakan kesenjangan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia yang menjauhkan kita dari cita-cita negara adil dan Makmur

sebagaimana mimpi para pendiri bangsa ketika mendeklarasikan negara Indonesia.

3.2 Saran

a. Perlu adanya pengkajian lebih mendalam tentang upaya pemberantasan

korupsi di Indonesia agar mendapatkan informasi yang lebih akurat.


b. Sikap untuk menghindai korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini dan

pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

c. Perlu adanya nilai nilai Pancasila agar dapatt mengetahui dampak dari

sisi korupsi sebagai tantangan yang ada.


Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai