Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP-PRINSIPNYA

Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan

contoh tanah untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:

(i) Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan

Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya

dibandingkan dengan pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua

fasilitas pendukung seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu mudah

dikontrol. Perlengkapan baku, seperti timbangan, dan oven lebih siap

daripada di lapangan. Perlengkapan yang mahal dan canggih sering tidak

digunakan di lapangan, karena pertimbangan cuaca, pencurian dan

vandalisme, serta kerusakan alat akibat goncangan ketika diangkut.

Selain itu, penetapan di laboratorium dapat menghemat waktu

bekerja, contoh tanah dikumpulkan dari banyak lokasi yang berbeda, dan

ditetapkan secara berurutan. Dibalik keunggulan tersebut, tidak semua

sifat tanah dapat ditetapkan di laboratorium. Di dalam suatu penelitian

neraca air, misalnya, kadar air dan potensi air tanah lebih baik dilakukan

di lapangan karena intensitas pengamatan yang tinggi.

(ii) Kesalahan, keragaman, dan ketepatan

Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil

penelitiannya, apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar

ketepatan analisisnya, dan bagaimana keragaman datanya.

Untuk mengetahui hal tersebut perlu dikaji bagaimana data diperoleh dan

seberapa besar tingkat keyakinan terhadap nilai data yang diperoleh.

Aspek tingkat kepercayaan tidak terlepas dari prinsip dan metode

statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah untuk menerangkan

prinsip dasar statistik yang ada relevansinya dengan kesalahan dalam

pengamatan, dan jumlah pengamatan dari suatu pengukuran.

Pengukuran adalah kuantifikasi dari sesuatu yang dinilai, yang langsung

dapat menjawab pertanyaan khusus dalam suatu percobaan.


Implikasinya adalah kuantifikasi pada urutan-urutan kegiatan akan

menghasilkan resultan hasil pengukuran.

(iii) Keragaman tanah di lapangan

Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat

disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau

alami dan pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang

sifatnya internal berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi

yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik

tanah akibat dari proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa

tempat yang berdekatan cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak

berbeda jauh, yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon. Namun

demikian, tingkat kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala

pengamatan, misalnya negara, km, atau hanya beberapa mm saja.

Pengaruh luar terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan

tanah dan jenis penggunaan lahan dapat diuraikan menurut ruang dan

waktu. Pengolahan tanah, drainase, penutupan tajuk tanaman, dan bahan

pembenah tanah dapat secara nyata mempengaruhi variasi hasil

pengukuran baik menurut ruang maupun waktu. Sebagai contoh,

pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang berarti cenderung

mengurangi variasi berat isi tanah menurut ruang, namun, pengaruhnya

berubah menurut waktu akibat proses pemadatan.

Pengaruh ruang dan waktu terhadap sifat-sifat fisik tanah dapat

dituliskan sebagai berikut:

SP = f(x, y, z, t) (1)

dimana: SP adalah sifat fisik tanah apa saja, misalnya kelembapan tanah,

suhu, berat isi tanah. Simbol f diartikan sebagai fungsi dari; x, y, z adalah

koordinat Cartesian; dan t adalah waktu. Hal ini menunjukkan, bahwa

pengukuran satu sifat fisik tanah di lapangan harus mempertimbangkan

waktu dan posisi pengambilan contoh tanah, atau pengukuran sifat fisik

tanah tertentu. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
contoh tanah atau pengukuran sifat fisik tanah tertentu di lapangan, yaitu:

(1) waktu pengambilan contoh tanah (t); apakah contoh tanah atau

pengukuran dilakukan pada musim hujan atau kemarau, apakah sebelum

atau sesudah pengolahan tanah, dan seterusnya; (2) kedalaman

pengambilan contoh atau pengukuran (z); (3) posisi di antara barisan

tanaman (x); dan (4) posisi di dalam barisan tanaman (y).

Perbedaan nilai pengukuran yang disebabkan oleh faktor x, y, dan

z disebut sebagai variasi menurut ruang (spatial variability), sedangkan

perbedaan nilai pengukuran akibat pengaruh faktor t disebut sebagai

variasi menurut waktu (temporal variability).

(iv) Contoh tanah pewakil

Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam

pengambilan contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh

tingkat keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah

satu sifat fisik tanah yang heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah.

Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya beberapa sentimeter

bahkan milimeter. Jika nilai porositas tanah ditetapkan berdasarkan volume

contoh tanah yang kecil atau tidak memadai, maka sangat besar

kemungkinannya nilai porositas yang ditetapkan terlalu kecil atau terlalu

besar dari yang sebenarnya. Hal tersebut akan menyebabkan kesalahan

dalam menginterpretasi berbagai aspek tanah yang berkaitan dengan pori

tanah seperti perkolasi, pencucian, aliran permukaan, dan lain-lain. Volume

dan jumlah contoh tanah yang terlalu besarpun tidak diinginkan karena akan

menyulitkan dalam menanganinya yang akan mempengaruhi kualitas data.

Volume dan jumlah contoh tanah yang sedikit adalah yang baik, namun hasil

analisisnya mendekati kondisi sifat tanah sebenarnya, yang ditunjukkan oleh

perbedaan yang kecil antara hasil pengukuran satu dan lainnya (Peck, 1980).

Jumlah contoh tanah yang perlu diambil sebagai pewakil tergantung pada

sifat-sifat fisik tanah yang akan ditetapkan, berikut luasannya secara spasial

dan metode penetapan serta tingkat ketelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai